Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I


NITROGEN DAN FOSFOR

Kelompok 5
Anggota:
- Jon Faizal (06101981722068)
- Fania Wahyu Utami (06101281722024)
- Yuni Hartati Eliya Rosa (06101181722029)
- Dian Novriana (06101181722009)
- Sri Wahyuningsih (06101181722018)
- Sy. Ummu Farwah (06101281722037)

Asisten: 1. Puspa Ayu Wardani


2. Ratih Ovalinda
3. Resta Sari Kurniawan
4. Selly Triani

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Judul Percobaan : Nitrogen dan Fosfor
II. Tanggal Percobaan : 19 Februari 2019
III. Tujuan Percobaan :
A. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami beberapa karakteristik nitrogen dan fosfor
B. Tujuan Umum
Setelah melakukan kegiatan laboratoris, mahasswa dapat menentukan
terbentuknya karakteristik (a) beberapa gas senyawa nitrogen, NH3, N2,
dan NO, dan (b) fosfina.

IV. Dasar Teori


Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan unsur
lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas
di atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada
bidang biologis sangatlah terbatas.
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa
proses penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi
nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi. Nitrogen sangatlah penting untuk
berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah komponen utama dalam
semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau
protein adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga
hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya
membawa hereditas. Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses konversi
seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi gas
nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena
itu nitrogen menjadi komponen penting dari produksi pangan. Kelimpahan atau
kelangkaan dari bentuk "tetap" nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif),
menentukan berapa banyak makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah.
Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena
mengalami fosforesens, unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor
atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan
nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel
hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah
reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung
dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis
senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang
ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur
dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan
tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.
Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.
Fosfat di perairan terdapat dalam keadaan terlarut, tersuspensi atau terikat
dalam sel. Secara kimia dapat berupa senyawa ortofosfat (senyawa monomer
seperti H2PO42– dan PO43– ), polifosfat (senyawa polimer antara lain
heksametafosfat (PO3)63–, pirofosfat P2O74–, tripolifosfat P3O105–) dan fosfat
organik (terikat dalam bahan organik dan tidak larut).
Nitrogen dan fosfor adalah golongan VA yang elektronegatif, dan
membentuk ikatan kovalen dengan unsur elektronegatif lainnya. Secara umum
keduanya memerlukan tiga electron untuk memenuhi aturan octet seperti NH3 dan
PH3. Nitrogen merupakan unsur pembentuk protein sebagai senyawa utama
dalam organism. Sedangkan fosfor dalam asam nukleat yang terdapat dalam inti
sel pembentuk kromosom.
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau
kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah
dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral.
Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi
fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada
dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor
merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm,
tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai
struktur seperti grafit – atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal
yang menghantarkan listrik. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat
anorganik (pada air dan tanah).

V. Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi 9. Larutan NaOH 2 M
2. Pembakar Bunsen 10. Larutan urea 0,2 M
3. Batang pengaduk 11. Asam asetat 5 M
4. Natrium nitrit padatan 12. Larutan FeCl3 0,1 M
5. Larutan NaNO2 0,2 M 13. Larutan KI 0,2 M
6. Kloroform 14. Lembaran Al dan pita Mg
7. Larutan AgNO3 0,1 M 15. Na3PO4 anhydrous-padatan
8. Larutan KCNS 0,1 M 16. HCL pekat dan indikator PP

VI. Prosedur Percobaan


1. Ke dalam tabung reaksi campurkan 0,1 gram kristal natrium nitrit,
sepotong kecil alumunium, dan 2 ml larutan NaOH 2 M, dan sumbat
tidak terlalu rapat dengan kertas untuk mengurangi kecepatan keluarnya
gas hasil kemudian panaskan. Identifikasi gas yang keluar dari hasil
pemanasan tersebut dengan membuka sumbat kertas dan (a) mengenali
baunya, (b) mendekatkan ujung batang pengaduk kaca (yang telha
dicelupkan kedalam HCl Pekat) ke atas mulut tabung, (c) mendekatkan
kertas lakmus merah basah oleh air pada mulut tabung, dan (d) menutup
mulut tabung dengan kertas yang telah dibasahi dengan indikator PP dan
mengamatinya. (Kerjakan dalam lemari asap)
2. Ke dalam larutan 1-2 ml natrium nitrit 0,2 m tambahkan beberapa tetes
asam asetat 5 M, kemudian tambahkan 1-2 ml larutan urea 0,2 M. Amati
reaksi yang terjadi, dan apabila reaksi telah berhenti tambahkan beberapa
tetes lautan FeCl3. Catat segala perubahan yang terjadi. Yakinkan hasil
amatan anda dengan membandingkan warna dari campuran beberapa
tetes larutan FeCl3 dan larutan urea dalam tabung rekasi lain.
3. Ke dalam larutan 1-2 ml natrium nitrit 0,2 M tambahkan 1-2 ml laruan
KI 0,2 M dan kemudian asamkan dengan beberapa tetes asam asetat.
Tambahkan 2 ml Kloroform, kocok baik-baik dengan emnutup mulut
tabung dengan ibu jari. Rasakan adanay tekanan gas dari dalam tabung,
biarkan tabung terbuka dan teliti ada tidaknya perbedaan warna gas pada
bagian dalam tabung dengan bagian mulut tabung, agar lebih jelas tabung
uji dberi latar belakang kertas warna putih. Catat pula warna larutan
kloroform.

VII. Hasil Pengamatan


No Perlakuan Pengamatan
1. NaNO2 + Al(s) + NaOH(aq) - Tercium bau amonia
(TB) (Abu-Abu) (TB) - Keluar asap setelah dimasukkan
Dipanaskan, dibau batang pengaduk yang sebelumnya
+ HCl pekat pada batang pengaduk telah dicelupkan HCl pekat
+ kertas lakmus merah - Kertas lakmus merah tidak berubah
+ kertas basah oleh indikator pp warna
- Kertas berubah warna menjadi ungu
2. NaNO2(aq) + CH3COOH(aq) Terjadi perubahan warna setelah
(TB) (TB) ditambahkan FeCl3 dari tidak
+ Urea
berwarna, terbentuk 2 lapisan warna,
(TB)
bagian atas warna coklat kemerahan,
+ FeCl3(aq)
bagian bawah kuning pucat
(Kuning)
3. NaNO2(aq) + KI(aq) + CH3COOH(aq) Ketika NaNO2 ditambahkan KI larutan
(TB) (TB) (TB) tidak berwarna dan tidak terjadi
+ CHCl3(aq) peubahan. Setelah ditambahkan asam
(TB) asetat terjadi perubahan warna menjadi
warna coklat kekuningan dibagian atas
larutan dan tidak berwarna bagian
bawah larutan. Selanjutnya setelah
ditambahkan CHCl3 terbentuk 2
lapisan warna bagian atas warna
orange/jingga dan warna magenta
dibagian bawah larutan. Terdapat
gelembung dibagian larutan berwarna
orange, terdapat tekanan gas pada
mulut tabung yang dirasakan oleh ibu
jari.

VIII. Persamaan Reaksi


1. NaNO2(s)+ Al(s) + OH-(aq)+ H2O(l) NH3 + [Al(OH)4]-
 Penambahan HCl pekat
NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
 Diletakkan lakmus dimulut tabung
H2O(l) + NH3(g) CH- + NH4+
2. NaNO2(s)+ CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + HNO3(aq)
 Penambahan degan urea
8NaNO2(aq) + 8CH3COOH(aq) + 6CO(NH2)2(aq) 3CO2(g) +
10N(g) + 6H2O(l) + 8CH3COONa(aq)

 Penambahan FeCl3
3CH3COONa(aq) + FeCl3(aq) FeCH3(COO)3(aq) + 3NaCl(aq)
3. 2NaNO3(aq) + 2KI(aq) + 4CH3COOH(aq) I2(g) + 2NO(g) + 2CH3COONa(aq)
+ 2CH3COOK(aq) + 2H2O(l)

IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai nitrogen dengan
tujuan untuk memahami beberapa karakteristik nitrogen. Pada prosedur percobaan
pertama, larutan yang digunakan natrium nitrit padatan, potongan alumunium,
dan lautan NaOH 2M. Semua larutan direaksikan di dalam tabung reaksi
kemudian sumbat tidak terlalu rapat dengan kertas untuk mengurangi keluarnya
gas hasil kemudian panaskan. Penggunaan logam aluminium memiliki peran
dalam pereduksi ion nitrit secara kuat dalam basa kuat sehingga dapat menjadi
amonia. Setelah dipanaskan kenali baunya, pada percobaan yang telah dilakukan,
bau yang dihasilkan berupa bau amonia. Kemudian masukkan batang pengaduk
kaca yang telah dicelupkan HCl pekat ke mulut tabung reaksi untuk mengetahui
apakah keluar gas. Akan tetapi pada pengamatan ini terjadi kesalahan prosedur
yang dilakukan, batang pengaduk oleh praktikan dicelupkan ke dalam tabung
reaksi bukan pada mulut tabung. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat gas yang
keluar setelah batang pengaduk dimasukkan.
Selanjutnya menutup mulut tabung reaksi dengan kertas lakmus merah,
pada pengamatan ini kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna.
Sedangkan secara teori, kertas lakmus tersebut akan berubah warna menjadi biru
menandakan larutan bersifat basa. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kesalahan
praktikan, pertama karena proses pemanasan larutan yang kurang hingga gas yang
dihasilkan tidak maksimal yang tidak cukup untuk menghasilkan perubahan
warna. Kedua karena larutan sampel telah terkontaminasi dengan senyawa lain.
Sebab sebelum pengamatan ini dilakukan, telah terjadi kesalahan prosedur pada
pengamatan sebelumnya yaitu mencelupkan batang pengaduk yang terdapat HCl
ke larutan sampel. Pengamatan terakhir yang dilakukan yaitu kertas saring yang
ditetesi dengan indikator PP, kertas putih tersebut berubah warna menjadi ungu
menandakan larutan bersifat basa.
Pada prosedur percobaan kedua, larutan yang digunakan natrium nitrit 0,2 M,
asam asetat 5 M, larutan urea 0,2 M, dan larutan FeCl3. Hasil yang didapatkan
adalah terjadi perubahan warna larutan setelah ditambahkan FeCl3, larutan
membentuk 2 lapisan warna, yang mana pada lapisan atas berwarna coklat
kemerahan dan lapisan kedua berwarna kuning pucat. Namun pengamatan ini juga
terjadi kesalahan prosedur, pengamatan ini seharusnya dilakukan dengan
membuat 2 larutan. Dimana larutan kedua berguna sebagai pembanding. Sehingga
hasil pengamatan yang didapatakan tidak terlalu maksimal.
Pada prosedur percobaan ketiga, larutan yang digunakan yaitu natrium nitrit
0,2 M, larutan KI 0,2 M, asam asetat dan kloroform. Ketika natrium nitrit
ditambahkan kalium iodida, tidak terjadi perubahan apapun, akan tetapi setelah
ditambahkan asam asetat ke dalam tabung reaksi dengan dikocok perlahan dan
menutup mulut tabung dengan ibu jari dihasilkan warna coklat kekuningan pada
bagian atas larutan dan bagian bawah tidak berwarna, setelah ditambahkan
kloroform dihasilkan dua fase atau dua lapisan, yang mana lapisan atas berwarna
orange/jingga dan lapisan bawah berwarna magenta. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan kepolaran dari kedua lapisan. Sehingga kedua lapisan yang terbentuk
tidak dapat menyatu. Dan juga terdapat gelembung pada lapisan larutan yang
berwarna orange. Serta adanya tekanan gas yang terasa pada saat tabung ditutup
dengan ibu jari. Gas ini dihasilkan dari reaksi senyawa yang dicampurkan.

X. Kesimpulan
1. Pada prosedur percobaan pertama, reaksi dari senyawa-senyawa sampel yang
dicampurkan menghasilkan NH3 berupa gas sehingga dapat tercium bau
amonia .
2. Perubahan warna pada kertas saring yang di tetesi indikator pp menjadi ungu
menunjukkan bahwa larutan bersifat basa.
3. Logam Al berperan dalam pereduksi ion nitrit sehingga menjadi amonia.
4. Pada prosedur percobaan ketiga, terbentuk dua fase/lapisan karena adanya
perbedaan kepolaran pada senyawa yang digunakan.
5. Larutan yang sudah direaksikan di tutup kertas pada mulut tabung untuk
mengurangi kecepatan keluarnya gas, karena larutan mudah teroksidasi.
DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, W. 2016. Laporan Kimia Anorganik. (Online). http://www.scribd.com/


document/323138643/laporan-kimia-anorganik. (Diakses pada tanggal 22
Februari 2019).

Cotton, F.A. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.

Gulo, F., dan Desi. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik I. Inderalaya:
Universitas Sriwijaya.

Prisanti, P. 2014. Laporan Praktikum Kimia Anorganik. (Online).


http://www.prisanti putri17.com/2014/10/23/laporan-praktikum-kimia-
anorganik/amp. (Diakses pada tanggal 22 Februari 2019).

Setiono, d. (1985). Vogel. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Warf, J.C. 1979. Kimia Anorganik. Jakarta: Universitas Hassanudin.


LAMPIRAN

Percobaan 1

Percobaan 2

Percobaan 3

Anda mungkin juga menyukai