Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

OLEH :
Jon Faizal
A. Kompetensi Dasar
3.2 Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik
pemisahan serta kegunaannya
4.2 Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Menjelaskan kegunaan minyak bumi.
3.2.2 Menjelaskan dampak penggunaan bahan bakar.
3.2.3 Mengemukakan cara penanggulangan dari dampak penggunaan bahan
bakar.
4.2.1 Menyimpulkan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi beserta kegunaannya
4.2.2 Mempresentasikan gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari
minyak bumi dan gas alam
A. Hasil Olahan Minyak Bumi

Pelu
Ben
Plas
Miny
Bahan
Minya

Lili
LPG
Minya
Aspa
Sola
penerba
tana
Bum
b
Dari skema diatas kita dapat melihat hasil-hasil dari proses destilasi

baka
minyak mentah. Diantaranya yaitu :

as
nk
1. LPG : Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang
gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana

(keros
n
(C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang
dicairkan
2. Bahan bakar penerbangan : Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur
yang digunakan sebagai bahan bakar persawat terbang.
m
u
B
y
n
(B
th
So
rLeu
yb
in
M
p
skA
la
P
3. Bensin : Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang
peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.
4. Minyak tanah (kerosin) : Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai
hasil penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada
bensin; minyak tanah; minyak patra.
5. Solar : Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu
produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang
diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
6. Pelumas : Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan
diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi
sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan
7. Lilin : Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang
diselimuti oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah
paraffin
8. Minyak bakar : Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak
tetapi belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri.
Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak
bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel
9. Aspal : Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering
juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya.
10. Plastik : Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk,
lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik
selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah
diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan
(degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex,
Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-
fax), polivinil asetat.
B. Dampak Penggunaan Minyak Bumi

Apakah ada dampak penggunaan


bahan bakar?

Ini gambar apa?

Minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya
di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia
(Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena
alam seperti perembesan minyak dan tarpit adalah bukti bahwa minyak bumi bisa
ada secara natural.
1. Pemanasan global

Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon


dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu
bara, pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di
atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya
revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari
sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan
global. Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan
tanaman atau apa saja yang terdapat dalam rumah kaca. Tanaman atau
material apa saja yang mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan
radiasi infra merah (gelombang panas) yang akan diserap kaca dan
meradiasikannya ke dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan suhu. Keadaan
tersebut merupakan gambaran pengaruh sinar matahari terhadap suhu
permukaan bumi. Di atmosfer yang bertindak sebagai kaca adalah gas rumah
kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida (CO2), uap air (CO), metana
(CH4) dan senyawa golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut berfungsi sebagai
selimut yang C dan jika tanpa GRK,menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
sekitar 15 C.suhu permukaan bumi diperkirakan mencapai -25.
2. Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur
minyak. Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi
minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier
untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal
dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas
pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.
3. Pencemaran Air

Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak


menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena
kapal tangker itu bocor, maka minyak mentah yang ada di dalamnya akan
keluar dan jatuh keair sehingga mengakibatkan pencemaran air.
4. Pencemaran Udara

Penggunaan bahan bakar fosil jika pembakarannya tidak sempurna


dapat menimbulkan pencemaran udara yang berupa partikulat atau gas dapat
membahayakan kesehatan manusia atau kestabilan bumi. Berikut beberapa
pencemaran yang mungkin terjadi :
a. Pengotor dalam bahan bakar
Batubara mengandung sedikit belerang dan saat dibakara akan
menghasilkan SO2 dan meninggalkan abu yang mengandung oksida-oksida
logam.
b. Bahan Aditif
Untuk menaikkan bilangan oktan dalam bensin ditambahkan zat-zat
additive yang pembakarannya menghasilkan PbBr2 sebagai pencemar udara
karena dapat merusak ginjal, otak dan hati.
c. Karbon dioksida (CO2)
CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor sebenarnya tidak berbahaya
bagi manusia, namun peningkatan suhu permukaan bumi (efek rumah kaca)
atau pemanasan global yang berpengaruh pada iklim dan pencairan es di kutub
d. Karbon Monoksida (CO)
Pembakaran yang berlangsung tidak sempurna selain menghasilkan
CO2 juga menghasilkan CO dan Jelaga. CO beracun dan dapat menimbulkan
rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika CO masuk dalam
darah melalui pernafasan dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah
membentuk karbosihemoglobin sehingga menghalangi darah membawa
oksigen ke seluruh tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen yang dapat
menimbulkan kematian yang diawali rasa lemas.
e. Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil khususnya batu bara adalah
SO2 dan SO3. Jika SO2 terhisap dalam pernafasan membentuk asam sulfit
yang akan merusak jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit. Sedangkan jika
yang terhisap SO3 akan membentuk asam sulfat yang berbahaya. Jika oksida
belerang larut dalam hujan akan menyebabkan hujan asam.
f. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Dalam silinder bunga api listrik menyebabkan sedikit nitrogen bereaksi
dengan oksigen membbentuk NO dan setelah keluar dari knalpot NO bereaksi
dengan udara (oksigen) membentuk NO2.
N2 + O2 2NO(g)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sebenarnya NO dan NO2 tidak beracun secara langsung tetapi NO
bereaksi dengan bahan pencemar lain menimbulkan asap kabut atau Smog
yang dapat menimbulkan iritasi pada mata dan saluran pernafasan. Smog juga
mengurangi daya pandang dan tanaman menjadi rumah kayu.
5. Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam dengan pH (derajat keasaman)
sekitar 5,7. Jika air hujan mempunyai pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab hujan asam
Air hujan mencapai pH 5,7 (normal) dikarenakan melarutkan gas CO2 di
udara

CO2(g) + H2O (l) H2CO3(aq)


Air hujan yang pH nya kurang dari 5,7 dikarenakan diudara banyak
mengandung pollutant : SO2, SO3 dan NO2 dengan reaksi sebagai
berikut :
SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq) (asam sulfit)
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq) (asam sulfat)
2NO2(g) + H2O(l) HNO2(aq) + HNO3(aq)

b. Dampak Hujan Asam


Hujan asam menimbulkan masalah lingkungan terutama tanaman,
biota air dan bangunan
1) Kerusakan hutan
Hujan asam dapat melarutkan unsure hara yang penting seperti
kallsium dan magnesium sehingga tanah bersifat asam yang tidak baik
bagi tumbuhan. Selain itu hujan asam membebaskan ion aluminium
yang merupakan racun bagi tanaman dan gas SO2 yang ada bersama
hujan asam dapat mematikan daun tumbuhan.
2) Kematian Biota Air
Hujan asam mengakibatkan air sungai dan danau bersifat asam yang
akan mematikan ikan dan tumbuhan air.
3) Kerusakan bangunan
Hujan asam dapat merusak bangunan. Bahan bangunan seperti batu
kapur, marmer dan beton sedikit banyak mengandung CaCO3 yang
akan larut dalam asam.

CaCO3(s) + 2HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Anda mungkin juga menyukai