Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KURIKULUM 2013 SECARA NORMATIF

Kelompok 9

Dina Anggraini (06101181823014)


Gusti Nurfajriah (06101181823017)
Alda Elpa Ariani (06101181823018)
Rizki Amalia (06101181823019)
Rachmi Khusnul K. (06101281823032)

Dosen Pengampuh : Dra. Bety Lesmini, M.SC.ED


Dr. Iceng Hidayat, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
RANGKUMAN HASIL DISKUSI

A. Pengertian Normatif
Pengertian normatif adalah berpegang teguh pada norma, aturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, dalam hal ini topik buku teks yang digunakan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan metode analisis ini dapat mencari tahu
tentang materi pelajaran, kesesuaian pokok bahasan dan kelayakan isi dari sebuah buku
teks. Menganalisis dalam seni menguji, menelaah, dan meneliti buku teks dan
membandingkan dengan buku teks yang lain.

B. Kurikulum k-13 secara normatif


Kurikulum di Indonesia pada dasarnya dibentuk secara normatif, kurikulum dirancang
sedemikian rupa untuk memenuhi aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptual
dalam kurikulum. Sejak SD sampai dengan SMA, peserta didik selalu diajarkan dan
diberikan nila-nilai karakter moral. Ada hal lain yang minim dalam pendidikan di
Indonesia yaitu rasionalitas berpikir sehingga minimnya berpikir kritis dari peserta didik.
Hal ini dikarenakan kurikulum yang terlalu normatif atau dalam hal ini peserta didik hanya
mengikuti proses pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh gurunya sesuai dengan
norma-norma yang ada dalam kurikulum.
Pada kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk lebih aktif, berpikir kritis dan
mampu mengembangkan keterampilan dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013
masih bersifat normatif hanya saja pada sistem belajarnya yang saat ini sudah mengacu
pada kemampuan nalar yag tinggi atau Hight Thinking Order Skill (HOTS), sehingga
siswa dituntut untuk dapat menganalisa suatu topik dan mampu mengambill tindakan dari
suatu topik tertentu.
Kurikulum 2013 secara normatif terimplementasi di sekolah menengah baik itu SMA
maupun SMK. Namun dalam penerapannya kurikulum 2013 normatif lebih banyak
digunakan di sekolah menengah kejuruan hal ini karenakan ada beberapa berbedaan dalam
standar kelulusan dari siswa SMA dan SMK. Hal ini dikarenakan lulusan sekolah
menengah kejuruan lebih dipusatkan kepada nilai-nilai kehidupan dan kompetensi
keterampilan yang sesuai dengan standar industri.

C. Kurikulum 2013 Secara Normatif Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Implementasi kurikulum 2013 pada kelompok mata pelajaran normatif adalah suatu
proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas
pembelajaran yang dilakukan guru pada mata pelajaran normatif yang mencakup tiga
kegiatan pokok yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran agar peserta didik menguasai seperangkat kompetensi pembelajaran sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan. Inti dari kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dan dalam penyusunan RPP guru mata pelajaran normatif di SMK
menggunakan pedoman yang mengacu pada Permendikbud No.81 A tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum 2013 yang mencakup komponen seperti : data sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi
inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, alat pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dan penilaian.
Mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terbagi dalam
tiga kelompok yaitu: program produktif, adaptif, dan normatif. Kelompok mata pelajaran
normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi
pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun
makhluk social, baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia.
Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam
kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih
menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan
dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang
ada di dalamnya. Kelompok Mata Pelajaran normatif berlaku sama untuk semua program
keahlian. Adapun mata pelajaran tersebut terdiri atas : Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan
Seni Budaya.
Sebagai pendidik, tentunya guru memiliki tugas dan perannya masing-masing. Dalam
kurikulum 2013 secara normatif, pengembangan metode pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh seorang pendidik adalah memberikan keteladanan kepada peserta didik
dengan contoh kepribadian yang baik. Guru normatıf adalah guru yang memberikan
materi ajar yang bersifat normatif. Oleh sebab itu, siswa akan lebih mudah untuk
mengamalkan apa yang disampaikan dan dicontohkan oleh guru normatif dengan
pribadinya yang baik. Guru normatif harus selalu mengingatkan peserta didik bahwa
mereka adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa (kembali kepada fitrah). Hal ini dilakukan
untuk membangun pengertian yang mendalam bahwa manusia hidup di dunia ini dengan
aturan Tuhan, sehingga tidak boleh hidup seenaknya. Peserta didik hendaknya dipusatkan
akan nilai-nilai kehidupan dan apa-apa yang dibutuhkan sebagai lulusan SMK. Pemusatan
bisa dilakukan dengan mengingatkan peserta didik secara kontinu, memberikan hukuman
untuk sebuah pelanggaran, dan mengapresiasi peserta didik yang secara kontinu telah
dapat mengamalkan nilai-nilai keluhuran yang telah diajarkan. Guru normatif harus bisa
membangun motivasi yang kuat pada dıri peserta didik.

Referensi

Leopard. 2019. Guru Adaptif Normatif dan Produktif Memiliki Peran. (Online).
https://www.coursehero.com/file/p2p2emp/Guru-adaptif-normatif-dan-produktif-
memiliki-peran-tersendiri-dalam-tugasnya/. (Diakses pada tanggal 21 September
2020)

Santoso, A. dan Listyaningsih. 2015. Implementasi Kurikulum 2013 pada Kelompok Mata
Pelajaran Normatif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Ngawi. Kajian Moral
dan Kewarganegaraan. 02 (03) : 636-650.

Anda mungkin juga menyukai