Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DESKRIPTIF KURIKULUM 2013

Kelompok 9
Dina Anggraini (06101181823014)

Gusti Nurfajriah (06101181823017)

Alda Elpa Ariani (06101181823018)

Rizki Amalia (06101181823019)

Rachmi Khusnul K. (06101281823032)

Dosen Pengampuh : Dra. Bety Lesmini, M.SC.ED


Dr. Iceng Hidayat, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
ANALISIS DESKRIPTIF KURIKULUM 2013

Menurut Sukmadinata, analisis deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang


bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena - fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena ini dapar berupa bentk, aktivitas, perubahan,
karakterisktik, hubungan, kesamaan, perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dan kelompok subjek yang diteliti.
Analisisi deskriptif kurikulum 2013 bertujuan untuk menilai atau mengetahui tingkat
keefektifan pembelajaran kurikulum 2013 atau penguasaaan pendidik dalam pengajaran
kurikulum 2013. Analisis deskriptif pada kurikulum 2013 ini membutuhkan data dari
lapangan secara langsung contohnya sekolah SMA, kita bisa menganalissis deskriptif pada
siswa dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan wawancara secara langsung pada
siswa dan menyebarkan angket untuk mengetahui deskriptif siswa pada suatu sekolah.

Dalam analisisi deskriptif Kurikulum 2013, kami melakukan analisis deskriptif dengan
mencari sumber referensi dari jurnal Analisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 Ditinjau
Proses Dalam Pembelajaran Biologi Kelas X Di Sma Negeri 1 Krangkeng

Nama sekolah : SMA N 1 Krangkeng


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :X
Metode Penelitian : Analisis Deskriptif

Hasil Analisis Deskriptif


1. Perencanaan pembelajaran berupa RPP yang disusun oleh guru
RPP yang disusun guru telah memenuhi sebagian besar indikator dalam
Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang standar proses. RPP yang disusun guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan pembelajaran Biologi dengan pendekatan saintifik yang
merupakan penekanan dari kurikulum 2013. Penyusunan RPP yang dilakukan guru
biologi SMA Negeri 1 Krangkeng melalui MGMP Biologi Sekolah. Semua guru Biologi
SMA Negeri 1 Krangkeng terdiri atas 3 orang bersama - sama menyusun RPP kurikulum
2013. Hal tersebut dilakukan untuk mengefektifkan waktu sehingga RPP dapat cepat selesai
sebagaimana sesuai dengan Permendikbud No.103 tahun 2014 menjelaskan pengembangan
RPP dapat dilakukan guru secara mandiri atau secara bersama - sama melalui MGMP di
dalam suatu sekolah tertentu dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk
kepala sekolah.
Permendikbud No.65 tahun 2013 menjelaskan terdapat perubahan paradigma
pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu.. Perubahan paradigma
pembelajaran membuat guru merancang pembelajaran dalam RPP agar siswa memperoleh
pengalaman belajar sehingga mampu menemukan sendiri konsep materi yang dipelajari.

2. Rumusan indikator dan rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP


Rumusan indikator terdapat dalam RPP yang disusun guru Biologi SMA Negeri 1
Krangkeng sudah menggunakan kata kerja operasional tetapi hanya mencakup tingkat
pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari contoh
rumusan indikator pada RPP yang disusun guru Biologi SMA Negeri 1 Krangkeng adalah
“mengidentifikasi upaya - upaya penanggulangan limbah dan pencemaran lingkungan”. Kata
kerja operasional yang digunakan adalah “mengindentifikasi” . Kata mengidentifikasi
merupakan kata kerja operasional yang dapat diamati. Guru dapat meminta siswa untuk
mengidentifikasi suatu materi secara langsung dengan metode praktikum. Dengan
demikian, dari rumusan indikator tersebut dapat digunakan instrumen penilaian
menggunakan penilaian lembar portofolio untuk mengukurnya.
Rumusan tujuan pembelajaran terdapat dalam RPP yang disusun guru Biologi SMA
Negeri 1 Krangkeng memenuhi kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur
berupa memuat proses dan hasil tetapi belum mencakup sikap, keterampilan dan
mengakomodasi pengembangan karakter. Hal ini dapat dilihat dari contoh rumusan tujuan
pembelajaran pada RPP yang disusun guru Biologi SMA Negeri 1 Krangkeng adalah
“membuat produk daur ulang limbah kertas”. Rumusan tujuan pembelajaran tersebut telah
memuat adanya suatu proses dengan melakukan praktikum dan memuat hasil yang
diharapkan yaitu siswa dapat membuat sebuah produk daur ulang limbah kertas.Seharusnya
tujuan pembelajaran memuat proses dan hasil agar dapat memproyeksikan apa yang
harus dicapai dan dikuasai siswa. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas
memudahkan guru dalam memilih metode pembelajaran, media pembelajaran, dan teknik
penilaian.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran harus memperhatikan karakterisitik
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar melalui telaah kata kerja operasional yang
digunakan. Penggunaan kata kerja operasional pada kompetesi penguasaan konsep atau
prinsip akan berbeda dengan kata kerja operasional kemampuan operasioanl atau prosedural.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran merupakan hal yang penting dalam RPP
karena apabila serangkaian indikator dan tujuan pembelajaran dalam satu kompetensi dasar
sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
Dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan
ranah pengetahuan atau keterampilan siswa saja, tetapi harus memfasilitasi siswa
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap termasuk karakter.

3. Materi pembelajaran yang disusun oleh guru Biologi SMA Negri 1


Krangkeng
Materi pembelajaran terdapat dalam RPP yang disusun guru Biologi SMA Negeri 1
Krangkeng belum bisa dibedakan antara fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses menjelaskan materi pembelajaran
harus dirinci menjadi materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Dengan
mengetahui jenis materi yang akan dipelajari siswa, maka guru akan mendapatkan
kemudahan pada saat mengajarkannya. Cara mudah untuk menentukan materi berupa
fakta, konsep, prinsip atau prosedur adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

4. Kegiatan pembelajaran biologi pada siswa SMA Negeri 1 Krangkeng


Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan
pendahuluan yang dilakukan oleh guru Biologi SMA Negeri 1 Krangkeng berjalan cukup
baik. Kegiatan pendahuluan yang perlu diperhatikan guru adalah apresiasi dan motivasi.
Apresiasi pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru Biologi SMA Negeri 1
Krangkeng masih terbatas hanya pertanyaan - pertanyaan yang terkait materi, terdapat
juga beberapa pertemuan yang tidak disampaikannya apresiasi dan motivasi dalam
pembelajaran. Pemberian apresiasi dan motivasi siswa penting dilakukan agar siswa
tertarik untuk mempelajari lebih jauh mengenai materi yang disampaikan. Melalui
apresiasi dan motivasi, siswa akan memperoleh pengetahuan atau konsep - konsep awal dan
ketertarikan terhadap materi. Apresiasi dan motivasi yang dilakukan secara baik
memudahkan siswa ketika masuk kedalam kegiatan inti pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru biologi SMA Negeri 1
Krangkeng telah menggunakan dengan baik semua media dan sumber belajar seperti
media power point, gambar, buku paket, lembar kerja, dan lingungan sekitar. Guru memilih
media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sehingga tidak semua sumber dan media pembelajaran
digunakan guru dalam setiap pertemuan. Proses pembelajaran membutuhkan berbagai
media dan sumber belajar sebagai alat bantu guru untuk menjelaskan materi dan
mengembangkan karakter siswa.
Gambar - gambar yang menarik dan obyek nyata dapat merangsang siswa untuk
ingin tahu lebih banyak karena siswa merasa tertarik. Penggunaan buku paket dan lembar
kerja akan mengembangkan karakter mandiri sehingga siswa dapar mengerjakan tugas dari
guru dengan mandirI. Lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapar mengembangkan
karakter peduli lingkungan dan rasa ingin tahu pada siswa karena siswa akan mengetahui
pentingnya menjaga lingkungan dan melihat objek - objek biologi secara langsung.
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru biologi SMA Negeri
1 Krangkeng telah berjalan cukup baik. Kegiatan penutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam ketika pembelajaran selesai. Ketika pembelajaran praktikum di kelas,
guru telah memberikan tugas kepada siswa dan mengucapkan salam. Selain itu, guru
memberikan umpan balik kepada siswa terhadap proses dan hasil pembelajaran dengan cara
memberikan penguatan terhadap materi dan memberikan pujian kepada siswa karena
telah bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Terkadang guru tidak memberikan
kesimpulan akhir pada materi yang telah disampaikan. Hal ini terjadi karena waktu yang
melebihi batas mengajar dan pada kegiatan praktikum pada saat membuat produk tidak
diberikan kesimpulan akhir.
Di dalam hasil analisis deskriptif kali ini dapat ditarik kesimpulan, guru masih
melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar yang diambil dari kemampuan kognitif peserta
didik. Umumnya penilaian afektif dan psikomotor peserta didik dilakukan dengan teknik
observasi, namun belum menggunakan instrumen penilaian yang autentik. Temuan tersebut
belum sejalan dengan implementasi penilaian dalam pembelajaran seperti yang diharapkan.
Pada Kurikulum 2013, secara jelas menekankan penggunaan instrumen seperti lembar
pengamatan untuk teknik observasi yang dilaksanakan guru (Sunarti dan Rahmawati,
2014:9).
Penilaian sikap berdasarkan kurikulum 2013 dilaksanakan melalui teknik observasi,
penilaian diri, dan penilaian teman sejawat dengan menggunakan instrumen berupa daftar cek
atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik, sedangkan cara jurnal ialah berupa catatan.
Namun pada jurnal yang di analisis di akhir kegiatan pembelajaran guru hanya memberikan
tugas kepada siswa, dimana kegiatan tersebut merupakan kemampuan kognitif. Pada proses
pembelajarannya ilmu sains tidak terlepas dari kegiatan pengamatan dan eksperimen yang
sangat membutuhkan sikap tertentu seperti tanggung jawab dan kejujuran ketika
mengumpulkan dan menganalisis data. Oleh karena itu, guru sangat dianjurkan untuk dapat
mengembangkan instrumen penilaian sikap perserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Pengembangan instrumen penilaian afektif secara nyata dibutuhkan pendidik dalam rangka
mengoptimalisasi hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran, terlebih lagi untuk mata
pelajaran sains.

Sumber Referensi
Rachmawati, S, Novianti, M dan Nurul, A. 2016. Analisis Pelaksanaan Kurikulum
2013 Ditiinjau dari Standar Proses dalam pembelajaran biologi kelas X di
SMA Negeri 1 Krangkeng. Jurnal Sains dan Pendidikan Sains . 5 (2) : 156 -
164.
Nufus, S. H. Abdul Gani. Suhendrayatna. 2017. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN SIKAP BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN
KIMIA SMA. Jurnal Pendidikan SainS Indonesia. 5(1):44-51.

Anda mungkin juga menyukai