Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA

GOLONGAN IA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Helda Anggraini (06101281823072)


2. Leni Dwi Apriani (06101181823062)
3. Lussi Widya Ningsih (06101281823063)
4. Melita Julita (06101181823009)
5. Sakinah Aprilia (06101381823035)

Dosen Pengasuh : Drs.M. Hadeli L,M.Si.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan, Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki kurang. Oleh karena itu,
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada


pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, kepada Pak Drs.M. Hadeli
L,M.Si. selaku dosen pengampuh mata kuliah KimiaUnsur Golongan Utama, serta teman-
teman yang memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian kepada penulis,baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang Setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan sebuah bantuan ini sebagai
ibadah. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya dan pembaca
umumnya dan semoga hasil makalah ini dapat turut serta dalam membangun peningkatan
mutu Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Indralaya, 20 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………....i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….....ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….………….1

BAB II Pembahasan

2.1 Struktur Unsur…………………………………………………………………….............6


2.2 Sifat Fisika dan Kimia……………..………………………………………………………9
2.3 Reaksi dan Senyawa……………………………………………………………………...13
2.4 Cara Pembuatan…..………………………………………………………….…………..17
2.5 Kegunaan Dalam Kehidupan Manusia dan Lingkungan…………………….…………..17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...…………..24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...25
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, non logam, semi logam, dan gas mulia. Beberapa usur logam dan non logam,
dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan beberapa unsur logam dan non logam meningkat dengan berkembang pesatnya
industri, baik sebagai alat, bahan dasar,maupun sumber energi.

Pada tabel periodik unsur,terdapat Sembilan puluh macam unsur alam dan beberapa unsur
buatan. Unsur merupakan suatu zat sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unsur
yang sederhana. Unsur memiliki karakteristik yang berbeda dengan unsur lainnya. Beberapa
unsur berwujud padat,cair,dan gas. Seperti yang telah diketahui dalam sistem periodik unsur
terdapat delapan bagian yaitu IA(alkali),IIA(alkali
tanah),IIIA,IVA,VA,VIA,VIIA(halogen),VIIIIA(gas mulia),dan juga terdapat golongan
transisi yaitu golongan IB-VIIIB. Namun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah unsur-
unsur pada golongan IA(alkali).

Unsur-unsur alkali (golongan IA) terdiri atas logam Litium (Li),Natrium (Na),Kalium
(K),Rubidium (Rb),Cesium (Cs),Dan Fransium (Fr). Logam-logam alkali ini memiliki sifat
fisik dan sifat kimia yang berbeda pada setiap unsurnya. Logam-logam pada golongan IA
susah ditemukan dalam keadaan bebas di alam,tetapi biasanya ditemui sebagai ion positif
dalam senyawa ion karena unsur-unsur tersebut memiliki energi ionisasi yang relatif rendah.

Ketersediaan logam alkali di alam relatif tinggi. Natrium dan Kalium masing-masing
memiliki kelimpahan di alam sebesar 2,4% dan 2,6%. Litium,Rubidium,dan Cesium
memiliki kelimpahan yang lebih rendah sedangkan Fransium kelimpahannya paling sedikit
diantara unsur yang ada pada golongan IA ini karena bersifat radioaktif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana struktur dan sifat-sifat dari unsur-unsur golongan IA?
1.2.2 Apa saja reaksi yang terjadi pada setiap unsurnya?
1.2.3 Bagaimana cara pembuatan unsur-unsurnya?
1.2.4 Apa kegunaan setiap unsur pada golongan IA dalam kehidupan manusia dan
lingkungan.

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui struktur,sifat fisika dan sifat kimia unsur-unsur golongan IA
1.3.2 Dapat menjelaskan reaksi yang terjadi pada setiap unsur-unsur golongan IA
1.3.3 Dapat menjelaskan cara pembuatan unsur-unsur golongan IA
1.3.4 Mengetahui kegunaan unsur-unsur golongan IA dalam kehidupan manusia dan
lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Unsur Golongan IA


1. Litium (Li)
Litium berasal dari bahasa Yunani: lithos, yang berarti "batu". Ini adalah logam alkali
lunak berwarna putih keperakan. Di bawah kondisi standar, ini adalah logam paling ringan
sekaligus unsur padat yang paling ringan. Litium sangat reaktif dan mudah terbakar, serta
disimpan dalam minyak mineral. Ketika dipotong sehingga bagian dalamnya terbuka, ia
menunjukkan kilau logam, tetapi udara lembab menodainya dengan cepat menjadi kusam
abu-abu keperakan, lalu membentuk noda hitam. Litium tidak pernah terdapat sebagai unsur
bebas di alam, tapi hanya sebagai senyawa (biasanya ionik), seperti mineral pegmatit yang
dulunya merupakan sumber utama litium. Ia hadir dalam air laut dan biasanya diperoleh dari
air asin, karena kelarutannya sebagai ion. Logam litium diisolasi secara elektrolisis dari
campuran litium klorida dan kalium klorida.
Inti atom litium bergetar pada ketidakstabilan, karena dua isotop litium stabil yang ditemukan
di alam memiliki energi ikatan paling rendah per nukleon dari semua nuklida stabil.

2. Natrium (Na)
Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Na dan
nomor atom 11. Ini adalah logam lunak, putih keperakan, dan sangat reaktif. Natrium adalah
logam alkali, berada pada golongan 1 tabel periodik, karena memiliki satu elektron di kulit
terluarnya yang mudah disumbangkannya, menciptakan atom bermuatan positif—kation
Na+. Satu-satunya isotop stabil adalah 23Na. Logam bebasnya tidak terdapat di alam, tapi
harus dibuat dari senyawanya.. Di antara banyak senyawa natrium lain yang berguna,
natrium hidroksida (lindi, bahasa Inggris: lye) digunakan dalam pembuatan sabun, dan
natrium klorida (garam dapur) adalah zat pencair es dan nutrisi untuk hewan termasuk
manusia.

3. Kalium (K)
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K dan
nomor atom 19. Dari bahasa Neo-Latin kalium. Ia pertama kali diisolasi dari potas [en], abu
tanaman, asal nama bahasa Inggrisnya. Dalam tabel periodik, kalium adalah salah satu
logam alkali. Semua logam alkali memiliki satu elektron valensi di kelopak elektron
terluarnya, yang mudah dilepaskan untuk membentuk ion bermuatan positif – sebuah kation,
yang jika bergabung dengan anion membentuk garam. Kalium di alam hanya terdapat pada
garam ionik. Unsur kalium adalah logam alkali, lunak, berwarna putih keperakan yang
teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi hebat dengan air, menghasilkan panas yang
cukup untuk menyalakan hidrogen yang dipancarkan dalam reaksi dan terbakar dengan api
berwarna ungu. Ia ditemukan terlarut dalam air laut (yaitu 0,04% kalium berdasarkan berat),
dan merupakan bagian dari banyak mineral.
Kalium secara kimiawi sangat mirip dengan natrium, unsur sebelumnya pada golongan 1
tabel periodik. Mereka memiliki energi ionisasi pertama yang sama, yang memungkinkan
setiap atom melepaskan satu-satunya elektron terluarnya. Kalium alami terdiri dari tiga
isotop, yang salah satunya, 40K bersifat radioaktif. Jejak 40K ditemukan di semua kalium,
dan ini adalah radioisotop yang paling umum dalam tubuh manusia.

4. Rubidium (Rb)
Rubidium (Rb), unsur kimia dari Grup 1 (Ia) dalam tabel periodik, kelompok logam
alkali. Rubidium adalah logam urutan kedua yang paling reaktif dan sangat lembut, dengan
kilau putih keperakan. Rubidium ditemukan (1861) secara spectroscopically oleh ilmuwan
Jerman Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff dan dinamai sesuai dengan dua garis merah
yang menonjol dari spektrumnya. Rubidium dan cesium sering ditemukan bersama-sama di
alam. Akan tetapi rubidium lebih tersebar luas dan jarang membentuk mineral alami;
ditemukan hanya sebagai pengotor dalam mineral lainnya, hingga 5 persen pada mineral
seperti lepidolite, pollucite, dan karnalit. Sampel air garam juga telah dianalisis dan terbukti
berisi rubidium hingga 6 bagian per juta.

Dalam proses produksi komersial utama rubidium, sejumlah kecil rubidium diperoleh
dari campuran logam alkali karbonat yang tersisa setelah garam lithium diekstrak dari
lepidolite. Terutama kalium karbonat yang mengandung sekitar 23 persen rubidium dan 3
persen cesium karbonat.

Ada 24 isotop rubidium. Isotop rubidium yang ditemukan secara alami ada dua, 85Rb
dan 87Rb. Rb-87 terkandung sebanyak 27.85% dalam rubidium alami dan isotop ini
merupakan pemancar beta dengan paruh waktu 4.9 x 10 10 tahun. Rubidium cukup
radioaktif sehingga ia dapat mengekspos photographic film dalam 30 sampai 60 hari.
Rubidium membentuk empat oksida: Rb 2O, Rb2O2, Rb2O3, Rb2O4.

5. Cesium (Cs)
Cesium merupakan salah satu unsur yang ditemukan menggunakan alat spektroskopi.
Penemuan unsur ini dilakukan oleh seorang ahli kimia Jerman bernama Robert Bunsen dan
temannya Fustov Kirchhoff pada tahun 1859. Bunsen dan Kirchhoff melakukan penelitian
terhadap sampel mineral yang diambil dari sumber mata air. Sampel tersebut kemudian
dipanaskan dan mereka berhasil melihat spektrum sinar dari unsur natrium, kalium, litium,
kalsium dan strontium. Unsur-unsur ini telah ditemukan sebelumnya. Setelah Bunsen dan
Kirchhoff membuang semua unsur yang sudah ditemukan sebelumnya dari sampel yang
mereka teliti, mereka terkejut karena berhasil menemukan dua garis biru dari spektrum sinar
yang belum diketahui sebelumnya. Ternyata, spektrum itu berasal dari unsur yang belum
diketahui saat itu. Bunsen kemudian menyarankan untuk memberi nama unsur tersebut
dengan Cesium yang dalam bahasa Latin berarti “langit biru.

Sesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Cs (dari nama
Latinnya, Caesium) dan nomor atom 55. Unsur kimia ini merupakan logam alkali yang lunak
dan berwarna putih keemasan, yang adalah salah satu dari lima unsur logam berwujud cair
pada atau sekitar suhu ruangan. Penggunaan paling terkenal unsur kimia ini adalah dalam
jam atom.
Dalam kristalografi, sistem kristal kubik (atau isometrik) adalah sistem kristal di mana
sel satuan berada dalam sebuah bentuk kubus. Sistem ini merupakan sistem yang paling
sederhana dan paling umum yang ditemukan pada kristal dan mineral. Struktur kristal dari
Cesium adalah kubus perpusat badan.

Gambar: Kristal Kubus Berpusat Badan

Struktur kristal kubus berpusat badan (BCC): (a) gambaran model bola pejal sel satuan
BCC, (b) Sel satuan BCC digambarkan dengan bola padat kecil, (c) Sel satuan BCC yang
berulang dalam padatan kristalin

a. Logam–logam dengan struktur BCC mempunyai sebuah atom pada pusat kubus dan
sebuah atom pada setiap titik sudut kubus
b. Sel satuan BCC mempunyai dua (2) buah atom, yang diperoleh dari jumlah delapan
seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya plus satu atom pada pusat kubus (8 1/8
+ 1).
c. Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu sama lain sepanjang diagonal ruang.
Hubungan panjang sisi kristal BCC, a, dengan jari-jari atomnya, R, diberikan sebagai
berikut:

6. Fransium (Fr)
Fransium adalah logam radioaktif yang berat dan tidak stabil dengan waktu paruh
maksimal hanya 22 menit. Unsur Ini memiliki titik lebur rendah (27 oC, 81 oF) dan, jika
cukup banyak dapat terakumulasi, cairan itu akan menjadi cair di ruangan yang hangat.
Fransium adalah unsur terlangka kedua di kerak bumi selain astatine. Kurang dari tiga puluh
gram Fransium ada di Bumi pada waktu tertentu.

Fransium adalah yang paling tidak elektronegatif dari semua unsur, oleh karena itu logam
alkali paling reaktif secara kimia. Sayangnya, tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
menunjukkannya bereaksi dengan air, unsur ini dibuat dalam jumlah kecil dalam akselerator
partikel. Secara teori, reaksinya dengan air akan lebih keras daripada cesium dan sangat keras
daripada natrium.Fransium yang telah dipelajari paling akhir di Stony Brook University, New
York. Para ilmuwan di sana menjebak hingga sepuluh ribu atom Fransium sekaligus
menggunakan sinar laser di medan magnet untuk mengukur sifatnya.

Isotop Fransium, dengan jumlah massa berkisar antara 200 sampai 232, paling sering
mengalami peluruhan alfa atau beta. Berikut adalah beberapa contoh jalan peluruhan
Fransium:
Fransium-223 adalah isotop terpanjang yang pernah ada. Unsur ini memiliki waktu paruh 22
menit. Ini dapat memancarkan partikel alfa (inti helium) membentuk astatine-219 atau
partikel beta untuk membentuk radium-223 (Partikel beta adalah elektron yang dipancarkan
dari nukleus saat neutron berpindah ke proton.)

Sebuah nukleus memancarkan partikel beta (elektron) dan antineutrino. Hasil dari ini
adalah bahwa neutron di dalam nukleus berubah menjadi proton. Bila elemen 87 pada tabel
periodik (Fransium) melakukan hal ini, proton ekstra berarti bahwa ia menjadi elemen 88
(radium).Fransium-221 memiliki waktu paruh 5 menit yang dapat memancarkan partikel alfa
untuk membentuk partikel astatine-217 atau beta menjadi radium-221. Fransium-216
memiliki waktu paruh 0,7 mikrodetik. Unsur ini bisa memancarkan partikel alfa untuk
membentuk astatine-212 atau positron untuk membentuk radon-216.Fransium-212 memiliki
waktu paruh 19 menit. Ini dapat memancarkan partikel alfa untuk membentuk astatine-208
atau menangkap elektron orbital untuk membentuk radon-212. (Selama penangkapan elektron
orbital, nukleus menangkap salah satu elektron atom dan memancarkan neutrino.)

2.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia


1. Litium
a. Sifat Fisika
1) Simbol : Li
2) Penampilan : Putih perak
3) Fase : padat
4) No. Atom :3
5) Golongan :1
6) Blok :s
7) Periode :2
8) Konfigurasi elektron : [He]2𝑠1
9) Titik lebur : 453,69 K
10) Titik didih : 1615 K
11) Kalor peleburan : 3,00 kJ/mol
12) Bilangan oksidasi : +1
13) Densitas : 0,808 g/𝑐𝑚3
14) Kerapatan : 0,534 g/𝑐𝑚3

b. Sifat Kimia
Litium dapat mengapung dipermukaan air dan kemudian berekasi dengan cepat
membentuk larutan basa kuat LiOH dan melepaskan gas hidrogen. Litium merupakan
satu-satunya unsur logam alkali yang tidak membentuk ion negatif, Li-, baik dalam
larutan maupun dalam keadaan padatan.
Litium secara kimia bersifat reakstif, dapat dengan mudah kelihangan satu dari tiga buah
elektron yang dimilikinya, membentuk senyawa-senyawa yang mengandung Li+.
Banyak diantara senyawa litium berbeda dalam hal kelarutan dengan senyawa-senyawa
yang dibentuk oleh unsur logam alkali lainnya.
Misalnya, litium karbonat {Li2CO3} jauh lebih larut di dalam air dingin dibandingkan
air panas. Sementara, senyawa karbonat unsur alkali lainnya, misalnya natrium karbonat
{Na2CO3} jauh lebih larut di dalam air panas ketimbang air dingin.

2. Natrium
a. Sifat Fisika

1) Simbol : Na
2) Volume Atom : 23.7 cm3/mol
3) Massa Atom : 22.9898
4) Titik Didih : 1156 K
5) Massa Jenis : 0.91 g/cm3
6) Konduktivitas Listrik : 20.1 x 106 ohm-1cm-1
7) Elektronegativitas : 0.93
8) Konfigurasi Elektron : [Ne]3s1
9) Konduktivitas Panas : 141 Wm-1K-1
10) Potensial Ionisasi : 5.139 V
11) Titik Lebur : 371 K
12) Bilangan Oksidasi :1
13) Kapasitas Panas : 1.23 Jg-1K-1
14) Entalpi Penguapan : 98.01 kJ/mol

b. Sifat Kimia
1) Reaktif
2) Bereaksi dengan air
3) Bereaksi dengan hidrogen
4) Bereaksi dengan oksigen

3. Kalium
a. Sifat Kimia Dan Fisika
Kalium adalah logam lunak berwarna keperakan ketika pertama kali dipotong, tetapi
dengan cepat akan teroksidasi sehingga berwarna kusam. Untuk menghindari oksidasi,
kalium biasanya disimpan dalam minyak atau gemuk.
Kalium cukup ringan sehingga mengapung dalam air. Saat terkena air, unsur ini akan
bereaksi dengan melepaskan hidrogen disertai api berwarna ungu.
Massa atom : 39,0983
Wujud : padat
Titik leleh : 63,4 oC, 336,5 K
Titik didih : 765,6 oC, 1038,7 K
Elektron : 19
Proton : 19
Neutron pada isotop yang paling melimpah : 20
Konfigurasi electron : 2,8,8,1
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Densitas pada 20oC : 0,862 g / cm3

4. Rubidium
a. Sifat Fisika

1) Simbol : Rb
2) Nomor atom : 37
3) Bilangan Oksidasi : +1
4) Warna : Putih Keperakan
5) Konfigurasi elektron : (Kr) 5s1
6) Massa atom relatif (Ar) : 85,47
7) Jari-jari atom : 2,47
8) Kerapatan (g/mL) : 1,532
9) Titik Didih (°C) : 688°C
10) Titik Leleh (°C) : 38,89°C
11) Energi Ionisasi (kJ/mol) : 403,0
12) Keelektronegatifan : 0,82
13) Potensial reduksi (Volt) : -2,925

b. Sifat Kimia

Rubidium adalah unsur logam dari kelompok alkali yang bersifat lunak dan berwarna
putih keperakan. Pada saat tes nyala akan memberikan warna nyala yang berwarna biru.
Rubidium merupakan logam yang termasuk ke dalam logam yang paling reakif
5. Cesium
a. Sifat Kimia
1) Cesium memiliki massa atom yang lebih tinggi dan lebih elektropositif dari yang
lain (non-radioaktif).
2) Cesium adalah unsur kimia yang paling elektropositif stabil.
3) Cesium memiliki daya oksidasi sangat besar dalam golongan alkali. Itu
disebabkan jari-jari atom cesium sangat besar sehingga sangat mudah melepaskan
elektron.
4) Cesium merupakan reduktor (pereduksi) sangat kuat.
5) Atom cesium sangat mudah melepaskan elektron karena itu cesium sangat mudah
teroksidasi.
b. Sifat Fisika
Fase Solid
Titik leleh 301.59 K (24.44°C,
83.19°F)
Titik didih 944 K (671°C, 1240°F)
Titik kritis 1938 K, 9.4 mPa
Kalor peleburan 2.09 kJ/mol
Kalor penguapan 63.9 kJ/mol
Kapasitas kalor molar 32.210mol/K)

6. Fransium
a. Sifat Kimia
1) Merupakan unsur yang sangat elektropositi
2) Daya oksidasi sangat besar
3) Merupakan reduktor(pereduksi)sangat kuat
4) Dalam suhu kamar tidak berwujud padatan
5) Mudah bereaksi dengan air dan udara

b. Sifat Fisika
Lambang dan Golongan Fr, golongan I A

Warna: Putih keperakan (dugaan)

Massa atom: (223)

Bentuk: Padat

Titik leleh: 27 oC , 300 K

Titik didih 677 oC, 950 K

Electron: 87

Proton: 87

Neutron 136

Kulit elektron 2,8,18,32,18,8,1


Konfigurasi elektron [Rn] 7s1

Massa jenis 20 ˚C 1,873 g/cm

2.3 Reaksi dan Senyawa


1. Litium
b. Mudah bereaksi dengan air.
c. Reaksinya membentuk gas Hidrogen dan Litium Hidroksida dalam larutan akuatik.
c. Litium biasanya disimpan dalam perapat (bahasa Inggris: sealant) hidrokarbon,
seringnya petrolatum, karena reaktivitasnya dengan air. Meskipun logam alkali yang
lebih berat dapat disimpan dalam zat yang lebih padat, seperti minyak mineral, litium
tidak cukup padat untuk benar-benar terendam dalam cairan ini
d. Diudara yang lembab, Lithium dengan cepat bernoda membentuklapisan hitam Lithium
Hidroksida, Lithium Nitrida, dan Lithium karbonat yang merupakan hasil dari reaksi
sekunder antara LiOH dan Karbondioksida.
e. Ketika diletakkan pada nyala api, senyawa Lithium memberi nyala berwarna merah
crimson. Tapi, saat terbakar dengan kuat nyalaapi menjadi perak cemerlang.
f. Lithium memiliki hubungan diagonal dengan magnesium, unsur dengan jari-jari atom
dan ion yang sama. Kemiripan kimia antara kedua logam tersebut meliputi pembentukan
nitrida melalui reaksi dengan N2, pembentukan oksida (Li2O) dan peroksida (Li2O2) bila
dibakar di O2, garam dengan kelarutan yang mirip, serta ketidakstabilan termal karbonat
dan nitridanya.[16][20] Logam ini bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu tinggi
menghasilkan litium hidrida (LiH). Senyawa biner lainnya yang dikenal meliputi halida
(LiF, LiCl, LiBr, LiI), sulfida (Li2S), superoksida (LiO2), dan karbida (Li2C2). Banyak
senyawa anorganik lainnya diketahui di mana litium bergabung dengan anion
membentuk garam: borat, amida, karbonat, nitrat, atau borohidrida (LiBH4). Litium
aluminium hidrida (LiAlH4) umumnya digunakan sebagai reduktor dalam sintesis
organik.
g. Lithium mudah terbakar dan berpotensi meledak saat terkena udara dan terutama air.
h. Lithium adalah salah satu dari sedikit logam yang bereaksi dengan nitrogen pada kondisi
normal.
i. Beberapa pereaksi organolitium diketahui memiliki ikatan langsung antara atom karbon
dan atom litium, yang secara efektif membentuk karbanion. Ini adalah basa dan nukleofil
yang sangat kuat.
2. Natrium
Atom natrium memiliki 11 elektron, lebih banyak satu daripada konfigurasi gas mulia
neon yang sangat stabil. Oleh karena itu, dan katena energi ionisasi pertamanya yang
rendah pada 495,8 kJ/mol, atom natrium jauh lebih mudah kehilangan elektron terakhir
dan menjadi bermuatan positif daripada mendapatkan satu elektron untuk menjadi
bermuatan negatif. Proses ini membutuhkan sangat sedikit energi sehingga natrium
mudah teroksidasi dengan melepaskan elektron ke-11nya. Sebaliknya, energi ionisasi
kedua sangat tinggi (4562 kJ/mol), karena elektron ke-10 lebih dekat ke inti atom
daripada elektron ke-11. Akibatnya, natrium biasanya membentuk senyawa ionik sebagai
kation Na+.
Tingkat oksidasi natrium yang paling umum adalah +1. Ia umumnya tidak sereaktif
kalium tetapi lebih reaktif daripada litium. Logam natrium adalah reduktor kuat, dengan
potensial reduksi standar untuk pasangan Na+/Na adalah −2.71 volt meskipun kalium dan
litium memiliki potensial yang lebih negatif. Struktur natrium klorida, menunjukkan
koordinasi oktahedral di sekitar pusat Na+ dan Cl−. Kerangka ini hancur ketika dilarutkan
dalam air dan terbentuk kembali ketika air menguap.
Senyawa natrium yang paling penting adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na2CO3),
baking soda (NaHCO3), soda api (NaOH), natrium nitrat (NaNO3), di- dan tri-natrium
fosfate, natrium tiosulfat (Na2S2O3·5H2O), serta boraks (Na2B4O7·10H2O).
Natrium cenderung membentuk senyawa yang larut dalam air, seperti halida, sulfat,
nitrat, karboksilat dan karbonat. Spesies akuatik utama adalah kompleks akuo
[Na(H2O)n]+, di mana n = 4–8; dengan n = 6 menunjukkan data dari difraksi sinar X dan
simulasi komputer. Presipitasi langsung garam natrium dari larutan akuatik jarang terjadi
karena garam natrium biasanya memiliki afinitas tinggi terhadap air; kecuali natrium
bismutat (NaBiO3). Oleh karena itu, garam natrium biasanya diisolasi sebagai padatan
dengan penguapan atau melalui presipitasi dengan pelarut organik, seperti etanol;
sebagai contoh, hanya 0,35 g/L natrium klorida yang akan larut dalam etanol..
Kandungan natrium dalam jumlah besar dapat ditentukan dengan perlakuan
menggunakan uranil seng asetat sangat berlebih; heksa hidratnya,
(UO2)2ZnNa(CH3CO2)·6H2O mengendap dan dapat ditimbang. Sesium dan rubidium
tidak mengganggu reaksi ini, tapi kalium dan litium mengganggu. Konsentrasi natrium
yang lebih rendah dapat ditentukan dengan spektrofotometri serapan atom atau dengan
potensiometri menggunakan elektrode ion selektif.
Natrium larut dalam amonia dan beberapa amina menghasilkan larutan berwarna;
penguapan larutan ini meninggalkan film natrium berkilau metalik. Larutannya
mengandung kompleks koordinasi (Na(NH3)6)+, dengan muatan positif yang diimbangi
oleh elektrida (elektron sebagai anion); kriptan memungkinkan isolasi kompleks ini
sebagai padatan kristal. Banyak senyawa organonatrium yang telah dibuat. Mereka
berperilaku seperti sumber karbanion (garam dengan anion organik), karena polaritas
ikatan C-Na yang tinggi. Beberapa derivat yang terkenal termasuk natrium
siklopentadienida (NaC5H5) dan tritil natrium ((C6H5)3CNa). Oleh karena kation Na+
berukuran besar dan memiliki kekuatan polarisasi yang sangat rendah, ia dapat
menstabilkan radikal anion besar, aromatik, terpolarisasi, seperti pada natrium
naftalenida , Na+[C10H8•]−, sebuah reduktor kuat.
Natrium dan kalium membentuk KNa2 dan NaK . NaK adalah kalium 40-90% dan
berwujud cair pada suhu ambien. Ia adalah penghantar panas dan listrik yang sangat
baik. Paduan natrium-kalsium adalah produk sampingan dari produksi elektrolitik
natrium dari campuran garam biner NaCl-CaCl2 dan campuran terner NaCl-CaCl2-BaCl2.
Ketercampuran kalsium dengan natrium hanya sebagian. Dalam keadaan cair, natrium
bercampur sempurna dengan timbal. Terdapat beberapa metode untuk membuat paduan
natrium-timbal. Salah satunya adalah mencairkan keduanya bersama-sama dan yang
lainnya adalah mendepositkan natrium secara elektrolitik pada katoda timbal cair. NaPb3,
NaPb, Na9Pb4, Na5Pb2, dan Na15Pb4 adalah beberapa paduan natrium-timbal yang
diketahui. Natrium juga membentuk paduan dengan emas (NaAu2) dan perak (NaAg2).
Logam golongan 12 (seng, kadmium dan raksa diketahui membuat paduan dengan
natrium. NaZn13 dan NaCd2 adalah paduan dengan seng dan kadmium. Natrium dan
raksa membentuk NaHg, NaHg4, NaHg2, Na3Hg2, dan Na3Hg.

3. Kalium
1. Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen. Litium
bereaksi dengan lambat, sedangkan natrium bereaksi lebih hebat disertai panas yang
tinggi. Kalium, rubidium, dan sesium bereaksi semakin hebat disertai ledakan, jika
dimasukkan dalam air.
Logam alkali mudah bereaksi dengan air pada tangan serta menimbulkan api dan
ledakan. Reaksi
secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
2L(s) + 2H2O(l) → 2LOH(aq) + H2(g) (L = logam alkali)
Gas hidrogen yang terbentuk dalam reaksi di atas akan segera terbakar karena reaksinya
sangat eksoterm.
Reaksi berlangsung semakin hebat dengan pertambahan nomor atom dari Li ke Cs. Hal
ini disebabkan dalam satu golongan dari atas ke bawah jumlah kulit semakin banyak
sehingga semakin mudah melepaskan electron terluar yang nantinya digunakan untuk
berikatan dengan unsur atau senyawa lain.
Contoh reaksi logam alkali dengan air:
2Na(s) + H2O(l) --> 2NaOH(aq) + H2(g)
2. Reaksi dengan hydrogen
Logam alkali akan bereaksi dengan hidrogen ketika dipanaskan dan menghasilkan
senyawa hidrida. Hidrida merupakan senyawa ion yang hidrogennya mempunyai
bilangan oksidasi –1.
Reaksi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s)
Contoh 2Na(s) + H2(g) → 2NaH(s).
3. Reaksi dengan oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida (M2O), peroksida
(M2O2), dan superoksida (MO2).
4L(s) + O2(g) → 2L2O(s)
Jika oksigen berlebih natrium akan membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium,
dan sesium akan membentuk superoksida.
Contoh K(s) + O2(g) → KO2(s).
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
4Na(s) + O2(g) --> 2NaO(s)
Senyawa peroksida (O22- )
2M(s) + O2(g) --> M2O2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan peroksida
2K(s) + O2(g) --> K2O2(s)
Senyawa superoksida (O2-)
M(s) + O2(g) --> MO2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
Rb(s) + O2(g) --> RbO2(s)
Senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi melibatkan jumlah oksigen terbatas; sedangkan
senyawa peroksida dan superoksida diperoleh dari reaksi dengan jumlah oksigen
berlebih.
3. Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi dengan halogen membentuk senyawa halida. Persamaan umum
reaksi antara logam alkali (M) dengan halogen (X) sebagai berikut:
2M(s) + X2(g) --> 2MX(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan halogen:
2Li(s) + Cl2(g) --> 2LiCl(s) (Litium klorida)
4. Reaksi dengan asam encer
Reaksi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
2L + 2H+ → 2L+ + H2
Reaksi logam alkali dengan asam encer akan menimbulkan gas hidogen disertai ledakan.
Contoh 2Na(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2(g).

4. Rubidium
a. Reaksi
Seperti oksida logam alkali lainnya, Rb2O merupakan basa yang kuat. Maka dari itu,
Rb2O jika bersentuhan dengan air akan mengalami reaksi eksotermik yang
membentuk rubidium hidroksida.
Rb2O + H2O → 2 RbOH
Rb2O amat reaktif dengan air, sehingga senyawa ini dianggap higroskopik. Jika
dipanaskan, Rb2O bereaksi dengan hidrogen dan membentuk rubidium
hidroksida dan rubidium hidrida
Rb2O + H2 → RbOH + RbH
b. Senyawa
Rubidium oksida adalah senyawa kimia dengan rumus Rb2O. Rubidium oksida sangat
reaktif dengan air, sehingga senyawa ini diperkirakan tidak terdapat di alam. Kandungan
rubidium di dalam mineral sering dihitung dan dikutip dalam bentuk Rb2O. Nyatanya,
rubidium biasanya ada sebagai unsur (atau ketidakmurnian
dalam) silikat atau aluminosilikat. Rb2O merupakan senyawa padat yang berwarna
kuning.
5. Cesium
1. Reaksi dan Senyawanya
a. Dengan Oksigen
Cs + O2 → CsO2 CsO2 = superoksida

b. Dengan Halogen

2Cs + Br2 → 2CsBr CsBr = halida

c. Dengan Hidrogen
2Cs + H2 → CsH CsH = hidrida

d. Dengan Air (Reaksi ini dahsyat, logam cesium dapat menyala)


2Cs + 2H2O → 2CsOH + H2

e. Dengan Asam Encer


2Cs + 2H+ → 2Cs+ + H2 (Dapat terjadi ledakan)

f. Dengan Gas Amonia pada Suhu 400°C

2Cs + AlCl3 → 2CsNH2 + H2

6. Fransium
1. Reaksi dan Senyawa
197
Au + 18O → 210Fr + 5 n

2.4 Cara Pembuatan Unsur


1. Litium
Ekstraksi
Garam litium diekstraksi dari air di mata air mineral, kolam air asin, dan deposit air
garam. Litium hadir dalam air laut, namun metode ekstraksi yang layak secara komersial
belum dikembangkan. Sumber litium potensial lainnya adalah lindi dari sumur
geotermal, yang dibawa ke permukaan. Perolehan litium telah ditunjukkan di lapangan;
litium dipisahkan dengan filtrasi sederhana. Biaya proses dan lingkungan terutama
berasal dari sumur yang sudah beroperasi; dampak lingkungannya bisa jadi positif.
Litium umumnya dijual dalam bentuk senyawa litium karbonat, Li2CO3. Senyawa ini
umumnya diproduksi dari bijih litium atau dari air laut melalui serangkaian proses yang
berbeda. Penambahan asam klorida {HCl} kepada litium karbonat akan menghasilkan
litium klorida {LiCl}. Senyawa ini digunakan untuk memproduksi logam litium
menggunakan teknik elektrolisis. Litium klorida akan dicampur dengan kalium klorida
sehingga menghasilkan titik leleh yang rendah yaitu sekitar 400 – 420 degC. Tujuan
pencampuran ini adalah agar elektrolisis dapat berlangsung dalam suhu yang rendah.
Dengan metode ini, akan dihasilkan logam litium dengan kemurnian sekitar 97 persen.
Anoda yang digunakan untuk memproduksi litium dengan teknik elektrolisis ini adalah
grafit, sedangkan katodanya adalah baja. Litium murni yang terbentuk di katoda akan
mengambang di permukaan elektrolit yang digunakan. Litium ini tidak akan bereaksi
dengan udara luar karena permukaan logam dilindungi oleh lapisan tipis elektrolit.
Kemudian, logam litium tersebut akan dipisahkan dari sel elektrolisis dan kemudian
dituangkan ke dalam cetakan pada suhu yang lebih tinggi sedikit dari titik lelehnya,
sehingga ia akan terpisah dari elektrolit. Padatan logam litium kemudian dilelehkan
kembali sehingga zat-zat tak terlarut di dalam lelehan akan mengapung di permukaan
atau mengendap di dasar cetakan. Dengan begitu, mereka bisa dipisahkan. Pelelehan
kembali logam litium ini akan mengurangi jumlah kalium sebagai pengotoryang terdapat
dalam logam sehingga jumlahnya kurang dari 100 ppm. Logam litium yang dihasilkan
bisa di buat menjadi kawat atau lembaran untuk kemudian disimpan. Logam ini lebih
lunak dibandingkan timbal, tetapi lebih keras dibandingkan logam-logam unsur alkali
lainnya.
2. Natrium
Proses pembuatan natrium memiliki bahan dasar logam alkali yang diperoleh dari hasil
elektrolisis lelehan garam klorida dan pembuatan elektrolisis logam natrium dihasilkan
dari campuran lelehan NaCl dengan CaCl2, dalam hal ini CaCl2 memiliki kegunaan
untuk menurunkan titik leleh Nacl. Pada saat NaCl dengan CaCl2 cair disatukan dalam
sel down, kemudian diberi aliran listrik dan Ion Na+ akan direduksi menjadi sebuah
natrium yang sifatnya cair. Ion Cl- kemudian dioksidasi pada anoda yang kemudian
menghasilkan gas Cl2. Natrium cairkan dikeluarkan dari samping sel dan gas klor
dikeluarkan melalui bagian atas sebuah sel.
3. Kalium
Di alam Kalium/potasium tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas karena, melainkan
dalam bentuk senyawa karena terlalu reaktif. Kalium/potasium diperoleh secara
komersial dengan elektrolisis dari kalium hidroksida atau kalium klorida.
Logam kalium dibuat dengan elektrolisis campuran KCl dan CaCl2 cair.
Reaksi terjadi :
Katode : K+(l) + e  K(l)
Anode : 2Cl-(l)  Cl2(g) + 2e
Dapat juga dengan cara reduksi lelehan KCl dengan logam Na pada suhu 850°C.
KCl(l) + Na(s)  K(s) + NaCl(s)
Reaksi reduksi di atas merupakan kesetimbangan. Kalium yang terbentuk mudah
menguap. Sehingga dapat dikeluarkan dari sistem akibatnya kesetimbangan akan
bergeser kekanan sehingga pembentukan kalium berlangsung terus.
4. Rubidium
Pembuatan unsur Rubidium dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na
pada suhu tinggi, kemudian logamnya dimurnikan dengan destilasi. Rubidium tidak
dapat diperoleh dengan proses elektrolisis karena logam-logam yang terbentuk pada
anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu,
untuk memperoleh Rubidium dilakukan melalui metode reduksi. Proses yang dilakukan
untuk memperoleh logam ini, yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan
natrium.
5. Cesium
Cesium tidak dibuat secara normal di laboratorium seperti seolah-olah siap tersedia
secara komersial. Semua sintesa membutuhkan tahapan elektrolitik dan merupakan
sebuah proses yang sulit untuk menambahkan sebuah elektron pada ion lithium Cs yang
memiliki elektro negative yang sangat sedikit. Metoda pembuatan cesium tidaklah sama
seperti proses pembuatan sodium ataupun logam-logam alkali lainnya. Hal ini
dikarenakan logam cesium, sesaat terbentuk secara elektrolisis dari liquid cesium klorida
(CsCl) dapat dengan mudah terlarut ke dalam molten salt (garam cairnya).

Katoda: Cs- (l) + e → Cs (l)

Anode: Cl- (l) → ½ Cl2 (g) + e

Reaksi ini dibuat dengan mereaksikan logam sodium dengan cesium klorida panas cair.
Na + CsCl → Cs + NaCl
Ini merupakan reaksi kesetimbangan dan pada kondisi ini cesium sangat mudah menguap
dan hilang dari sistem dalam wujud relatif bebas dari pengotor, mengakibatkan reaksi
terus berlanjut. Cesium dapat dimurnikan dengan destilasi.
6. Fransium
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif. Fransium dihasilkan
ketika unsur radioaktif actinium meluruh melalui reaksi. Logam fransium dihasilkan dari
unsur aktinum dengan pemancaran sinar alpha (α). Logam fransium juga bisa dibuat
secara buatan dengan membombardir thorium dengan proton-proton.
Fransium dapat disintesa melalui reaksi nuklir:
197
Au + 18O → 210Fr + 5 n
Proses ini dikembangkan oleh Stony Brook Physics, menghasilkan isotop fransium
dengan massa 209, 210, dan 211,[21] kemudian diisolasi dengan magneto-optical
trap (MOT).[20] Kecepatan produksi sebuah isotop tertentu bergantung dari energi sinar
oksigen. Sebuah sinar 18O dari Stony Brook LINAC menghasilkan 210Fr pada target emas
dengan reaksi nuklir 197Au + 18O → 210Fr + 5n.

2.5 Kegunaan Dalam Kehidupan Manusia dan Lingkungan


1. Litium
a. Keramik dan kaca, Litium oksida banyak digunakan sebagai fluks untuk pengolahan
silika, menurunkan titik lebur dan viskositas material dan menyebabkan glasir dengan
peningkatan sifat fisika termasuk koefisien ekspansi termal yang rendah. Glasir yang
mengandung litium oksida digunakan untuk peralatan oven. Litium karbonat (Li2CO3)
umumnya digunakan dalam aplikasi ini karena akan berubah menjadi oksida pada
pemanasan.
b. Listrik dan elektronik, Baterai ion litium dapat menghasilkan daya sekitar 3 volt per
sel, dibandingkan dengan 2,1 volt yang dihasilkan oleh baterai asam timbal atau 1,5 volt
dari baterai seng-karbon . Baterai ion litium, yang dapat diisi ulang dan memiliki
densitas energi yang tinggi, jangan dikacaukan dengan baterai litium, yang merupakan
baterai sekali pakai (sel primer) dengan litium atau senyawanya sebagai anode. Baterai
isi ulang lainnya yang menggunakan litium antara lain baterai polimer ion litium, baterai
litium besi fosfat, dan baterai kawat nano.
c. Sabun litium atau gemuk litium, Litium hidroksida adalah basa kuat dan, ketika
dipanaskan dengan lemak, menghasilkan sabun yang terbuat dari litium stearat. Sabun
litium memiliki kemampuan mengentalkan minyak, dan digunakan untuk membuat
gemuk pelumas multiguna suhu tinggi.
d. Metalurgi, Litium (misalnya sebagai litium karbonat) digunakan sebagai aditif
pengecoran kontinu untuk meningkatkan fluiditas. Senyawa litium juga digunakan
sebagai aditif (fluks) untuk pasir cor untuk pengecoran besi demi mengurangi
penguraian. Litium (sebagai litium fluorida) digunakan sebagai aditif untuk peleburan
aluminium (proses Hall–Héroult). Bila digunakan sebagai fluks untuk pengelasan atau
solder, litium logam mempromosikan peleburan logam selama proses berlangsung dan
menghilangkan pembentukan oksida dengan menyerap ketakmurnian.
e. Pengelasan nano silikon, Litium telah ditemukan efektif dalam membantu
kesempurnaan lasan silikon nano dalam komponen elektronik untuk baterai listrik dan
perangkat lainnya.
f. Penggunaan kimia dan industri lainnya
1) Piroteknik
Senyawa litium digunakan sebagai pewarna piroteknik dan oksidator dalam kembang api
dan suar berwarna merah.
2) Pemurnian udara
Litium klorida dan litium bromida bersifat higroskopis dan digunakan sebagai
desikan untuk aliran gas. Litium hidroksida dan litium peroksida adalah garam yang
paling banyak digunakan di daerah terbatas, seperti di dalam pesawat antariksa dan kapal
selam, untuk menghilangkan karbon dioksida dan memurnikan udara. Litium hidroksida
menyerap karbon dioksida dari udara dengan membentuk litium karbonat, dan lebih
disukai daripada hidroksida alkali lainnya karena bobotnya yang ringan.
Litium peroksida (Li2O2) dengan adanya kelembaban tidak hanya bereaksi dengan
karbon dioksida untuk membentuk litium karbonat, tetapi juga melepaskan oksigen.
Beberapa senyawa yang disebutkan di atas, begitu juga litium perklorat, digunakan
dalam lilin oksigen yang memasok kapal selam dengan oksigen. Ini bisa juga termasuk
sejumlah kecil boron, magnesium, aluminium, silikon, titanium, mangan, dan besi.
3) Optik
Litium fluorida, yang dikristalkan secara artifisial, bersifat jernih dan transparan
sehingga sering digunakan untuk optik khusus pada aplikasi IR, UV dan VUV (UV
vakum).
4) Kimia organik dan polimer
Senyawa organolitium banyak digunakan dalam produksi polimer dan bahan kimia
berderajat kemurnian tinggi. Senyawa alkil litium adalah katalis/inisiator dalam
polimerisasi anionik olefin nonfungsional. Untuk produksi bahan kimia murni, senyawa
organolitium berfungsi sebagai basa kuat dan sebagai pereaksi untuk pembentukan ikatan
karbon-karbon. Beberapa senyawa populer termasuk litium aluminium hidrida (LiAlH4),
litium trietilborohidrida, n-butillitium dan tert-butillitium biasa digunakan sebagai basa
yang sangat kuat yang disebut superbasa.
5) Aplikasi militer
Litium metalik dan kompleks hidridanya, seperti Li[AlH4], digunakan sebagai aditif
berenergi tinggi pada propelan roket. Litium aluminium hidrida juga bisa digunakan
secara mandiri sebagai bahan bakar padat.
Peluncuran torpedo berbahan bakar litium
Litium hidrida yang mengandung litium-6 digunakan pada senjata termonuklir, sebagai
pembungkus bom.
g. Nuklir
Litium deuterida digunakan sebagai bahan bakar dalam peralatan nuklir Castle Bravo.
Litium deuterida merupakan pilihan bahan bakar nuklir untuk versi awal bom hidrogen..
Tritium berfusi dengan deuterium dalam reaksi fusi yang relatif mudah dicapai.
Meskipun detailnya tetap menjadi rahasia, litium-6 deuterida tampaknya masih
memainkan peran penting dalam senjata nuklir modern sebagai material fusi.
Litium fluorida, ketika diperkaya ke dalam isotop litium-7, membentuk konstituen dasar
campuran garam fluorida LiF-BeF2 yang digunakan dalam reaktor nuklir fluorida cair.
Litium fluorida secara kimia relatif stabil dan campuran LiF-BeF2 memiliki titik leleh
rendah. Selain itu, 7Li, Be, dan F adalah bagian dari sedikit nuklida dengan irisan
melintang tangkapan neutron termal yang tidak mencemari reaksi fisi di dalam reaktor
fisi nuklir.
Dalam konsep (hipotesis) pembangkit listrik tenaga fusi nuklir, litium akan digunakan
untuk menghasilkan tritium dalam reaktor pengungkungan magnetik menggunakan
deuterium dan tritium sebagai bahan bakar.
h. Kedokteran
Litium berguna dalam pengobatan gangguan bipolar. Garam litium juga dapat membantu
diagnosis terkait, seperti gangguan schizoafektif dan depresi berat siklik. Bagian aktif
dari garam ini adalah ion litium Li+. Mereka mungkin meningkatkan risiko
pengembangan anomali kardiak Ebstein pada bayi yang lahir dari wanita yang
mengonsumsi litium selama trimester pertama kehamilan.
Litium juga telah diteliti sebagai kemungkinan pengobatan untuk sakit kepala gugus.

2. Natrium
Natrium bermanfaat bagi tubuh manusia yakni, menyeimbangkan cairan didalam tubuh,
menyeimbangkan otot jantung, menyeimbangkan kondisi tubuh dan metabolisme dalam
tubuh dapat berjalan dengan baik, dan memperbaiki kerja saraf.
Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam persiapan
senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di gunakan untuk memperbaiki struktur
beberapa campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair.
Campuran logam natrium dan kalium, NaK, juga merupakan agen heat transfer
(transfusi panas) yang penting.

3. Kalium
Sebagian besar kalium (95%) digunakan sebagai pupuk dan sisanya digunakan untuk
membuat kalium karbonat (K2CO3) dan kalium hidroksida (KOH).
Kalium karbonat umum digunakan untuk membuat kaca terutama kaca televisi,
sedangkan kalium hidroksida digunakan untuk membuat sabun cair dan deterjen.
Kalium digunakan untuk membuat KO2 yang digunakan dalam masker gas. KO2 akan
bereaksi dengan uap air hasil pernafasan dan membebaskan gas oksigen. Di dalam tubuh.
K bersama Na diperlukan oleh sel saraf untuk mengirim sinyal – sinyal listrik. Gerakan
ion natrium dan Kalium dalam sel otak ini digunakan untuk mengukur gelombang otak.
Senyawa lain, kalium klorida digunakan dalam obat-obatan serta cairan infus saline.
Garam kalium lain juga digunakan dalam pembuatan roti, fotografi, penyamakan kulit,
serta untuk membuat garam iodize.

4. Rubidium
Rb memiliki potensial ionisasi yang rendah dan digunakan pada sel fotolistrik seperti
fotomultipuler, untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Rb juga digunakan
sebagai osilator untuk aplikasi seperti navigasi dan komunikasi militer. Rubidium
biasanya juga digunakan dalam industri pembuatan kembang api, gelas, dan keramik
untuk memberi warna ungu pada produk tersebut selain itu, rubidium juga digunakan
pada kondensasi Bose-Einstein, cairan bekerja di tabung vakum. Kemudian dapat
mendeteksi tumor otak karena radioaktivitas kecil. Rubidium juga sebagai bahan untuk
jenis kaca khusus. Produksi superoksida dengan pembakaran dalam oksigen. Studi
tentang saluran ion potassium dalam biologi. Uap rubidium telah digunakan untuk
membuat magnetometer atom. Saat ini, 87Rb digunakan bersamaan dengan logam alkali
lainnya dalam pengembangan magnetometer rotasi radial bebas (SERF). Penggunaan
potensial rubidium berada pada area mesin ion untuk kendaraan ruang angkasa dan
sebagai fluida dalam turbin uap.

5. Cesium
1) Minyak Eksplorasi
Arus terbesar akhir penggunaan caesium adalah di cesium formate berbasis cairan
pengeboran untuk industri minyak ekstraktif. Fungsi format cesium adalah untuk
mempertahankan tekanan.

2) Jam Atom
Cesium berbasis jam atom mengamati transisi elektromagnetik dalam struktur
hyperfine dari caesium-133 atom dan menggunakannya sebagai titik referensi

3) Tenaga Listrik dan Elektronik


Cesium uap generator termionik daya pengangkat rendah yang mengubah energi
panas menjadi energi listrik. Dalam converter tabung vakum dua elektroda, alat ini
menetralkan muatan ruang yang dibangun di dekat katoda untuk meningkatkan aliran
arus.

4) Cairan Sentrifugasi
Karena kepadatan yang tinggi, solusi cesium klorida (CsCl), sulfat (Cs2SO4), dan
trifluoroacetate (Cs (O2CCF3)) yang umumnya digunakan dalam biologi molekuler
untuk ultrasentrifugasi gradien densitas. Teknologi ini terutama diterapkan pada
isolasi partikel virus, sub-seluler organel dan fraksinya, dan asam nukleat dari sampel
biologis .

5) Dalam Bidang Kimia dan Penggunaan Medis


Aplikasi kimia relatif sedikit untuk cesium. Senyawa cesium digunakan untuk
meningkatkan efektivitas dari beberapa logam katalis-ion yang digunakan dalam
produksi bahan kimia, seperti asam akrilat, antrakuinon, etilen oksida, metanol,
anhidrida ftalat, stirena , metil metakrilat monomer, dan berbagai olefin. Hal ini juga
digunakan dalam konversi katalitik belerang dioksida ke trioksida belerang dalam
produksi asam sulfat.

6) Prognostications
Cesium juga telah dianggap sebagai fluida dalam suhu tinggi. Garam Cesium telah
dievaluasi sebagai reagen antishock. untuk digunakan setelah pemberian obat arsenik.
Karena efeknya pada irama jantung, namun logam ini kurang mungkin untuk
digunakan dibandingkan garam kalium atau rubidium. Garam cesium juga telah
digunakan untuk mengobati epilepsi.

6. Fransium
Secara komersial, tidak ada penggunaan untuk Fransium, karena kelangkaan dan
ketidakstabilannya. Unsur ini hanya digunakan untuk tujuan penelitian dibidang
biologi,kimia dan struktur atom. Fransium juga digunakan sebagai alat bantu diagnosa
potensial untuk macam kanker,namun hal ini dinilai tidak praktis.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada unsur-unsur golongan I A terdapat struktur,sifat fisika dan
sifat kimia dari masing-masing unsur, kemudian reaksi yang terjadi pada setiap unsur-
unsur golongan IA, dan cara pembuatan unsur-unsur golongan IA serta memiliki
kegunaan pada masing-masing unsur dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, T.2018.Sifat, Pembuatan, Kegunaan dan Sumber Dari Unsur
https://www.academia.edu/11373846/Unsur_Golongan_IA

https://www.academia.edu/30047778/MAKALAH_KIMIA_UNSUR-
UNSUR_GOLONGAN_UTAMA
https://www.amazine.co/28365/rubidium-rb-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-kimia-natrium/.
https://www.scribd.com/doc/300272776/Reaksi-Logam-Alkali

https://www.scribd.com/doc/128624071/Kimia-Anorganik-Rubidium-Rb

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/6272/Sejarah-Sifat-Kalium-Kegunaan-
Kalium-dan-Pembuatan-Kalium

Anda mungkin juga menyukai