Anda di halaman 1dari 18

SMAN6BANDUNG

Jl. Pasir Kaliki No.51, Arjuna, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat
40172
"Mengolah Potensi, Mewujudkan Prestasi"

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA


“ RADIASI BENDA HITAM “

oleh :
KELOMPOK 4
1. Abureza Bachtiar
2. Anisa Noorlela
3. Annisa Rahmi Kurniadi
4. Dessy Julia
5. Dhika Kamesywara
6. Mochamad Subarkah
7. Remifa Berliana Putri
8. Shalih Jayadiprana

KELAS XII MIPA 2


SMAN6BANDUNG
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Izin-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika
dengan Judul “RADIASI BENDA HITAM”. Shalawat serta Salam Kami Curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Beserta Keluarga, Sahabat, dan Kita selaku Umatnya hingga Akhir
Zaman.
Laporan ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititpkan
kepada Kelompok Kami. Laporan ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun
dengan penuh kesabaran dan atas Pertolongan-Nya Kami mencoba untuk menyelesaikan
Laporan ini.
Laporan ini memuat tentang “RADIASI BENDA HITAM”, tema yang akan dibahas
di Laporan ini sengaja dipilih oleh Kami untuk dipelajari lebih dalam. Butuh waktu yang
cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan ini
dengan baik.
Kami selaku Penyusun dapat melaksanakan Praktikum dengan Baik sehingga
mendapatkan data-data yang kami butuhkan untuk dijadikan Laporan meski Laporan ini
masih mempunyai Kekurangan, Kami selaku Penyusun mohon Kritik dan Saran Guru
Pembimbing.

Tim Penyusun

Kelompok 4

SMAN6BANDUNG II
DAFTAR ISI

SMAN6BANDUNG III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya manusia dapat melihat warna dikarenakan pantulan cahaya terhadap
benda tersebut kepada mata manusia, namun pada Benda Hitam (tidak memantulkan cahaya)
jika dipanaskan akan menyebabkan cahaya berpijar pada permukaan benda, itu menunjukan
adanya aktifitas Radiasi Elektromagnetik. Hal tersebut membuat manusia ingin mengetahui
lebih dalam akan hal ini sehingga dikaji dalam bahasan Radiasi Benda Hitam.
Pada awal Abad 19, banyak ilmuwan mencoba melakukan penelitian dan
mengembangkan tentang hal ini, hasil percobaan menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi
ketika suatu Benda mencapai keadaan Setimbang maka akan memancarkan cahaya yang
tersebar pada permukaan Benda tersebut dan menghasilkan Radiasi yang saat itu dikaji dalam
Termodinamika.
Hasil percobaan menyebutkan hal tersebut bergantung oleh Suhu bukan pada
Komposisi penyusun Benda tersebut setelah dikaji oleh para ilmuwan bahwa Benda Hitam
dapat memancarkan Radiasi dan menghasilkan pijaran cahaya pada permukaannya,
muncullah Beberapa Teori mengenai Radiasi Benda Hitam ini diantaranya Hukum Steffan-
Boltzmann dan Pergeseran Wien yang dapat mengukur dan menjelaskan Besarnya Daya
Radiasi dan juga Berpijarnya Warna pada Benda yang tidak memantulkan Cahaya akibat
Suhu yang diterima oleh Benda Hitam tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1) Mengapa Benda Hitam disebut “Benda Hitam”

2) Apa yang menyebabkan Benda Hitam memancarkan Radiasi

3) Bagaimana cara mengukur Intensitas dan Daya yang dipancarkan dari Benda Hitam
menggunakan Hukum Stefan-Boltzmann

4) Bagaimana pengaruh Suhu terhadap Energi dan Warna yang dipancarkan

5) Pengaplikasian Radiasi Benda Hitam dalam Kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan dan Manfaat


Untuk mengetahui mengapa Benda Hitam terlihat Buram terhadap Mata Manusia, apa
yang menyebabkan Benda Hitam Beradiasi, dan untuk mengetahui pengaruh Suhu terhadap
Energi yang dipancarkan oleh Benda Hitam terhadap Lingkungan Sekitarnya, serta dapat
Mengaplikasikan Radiasi Benda Hitam dalam Kehidupan Sehari-hari.

SMAN6BANDUNG 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Benda Hitam
Manusia dapat melihat Warna dikarenakan Cahaya yang dipantulkan suatu Benda
kepada Mata manusia. Namun jika manusia melihat Warna hitam, itu dikarenakan Benda
tersebut tidak memantulkan Cahaya apapun kepada Mata manusia. Benda tersebut dinamakan
Benda Hitam, Benda Hitam dapat memancarkan Radiasi yang disebut Radiasi Benda Hitam.
Benda Hitam merupakan Benda yang menyerap seluruh Radiasi yang diterima (Tidak
memantulkan cahaya apapun). Secara teori dalam Fisika Klasik, Benda Hitam harus
memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang mungkin, karena energi benda dapat
diukur melalui hal tersebut. Meskipun namanya Benda Hitam tidaklah harus selalu Hitam
karena dia juga memancarkan energi. Jumlah dan jenis Radiasi yang dipancarkannya
bergantung pada suhu Benda Hitam tersebut.
Radiasi Benda Hitam merupakan Radiasi Elektromagnetik yang terjadi di dalam atau
sekitar benda saat ada proses pelepasan dari Benda Hitam, sehingga Radiasi Panas yang
dilepaskan spontan oleh banyak benda dapat diperkirakan sebagai Radiasi Benda Hitam.
Energi yang diradiasikan adalah inframerah (Tak kasat mata Manusia) Namun semakin tinggi
suhu yang didapat oleh Benda tersebut, maka lama kelamaan akan memancarkan Cahaya.
Untuk menghitung Intensitas dan Daya yang dipancarkan dari Sumber Cahaya dan
Energi yang berasal dari Benda Hitam tersebut kita dapat Menggunakan Hukum Stefan-
Boltzmann.

2.2 Radiasi Benda Hitam


Setiap waktunya semua Benda Memancarkan Energi sebagai akibat oleh suhunya,
Setiap Benda memancarkan Radiasi Panas, tetapi umumnya manusia dapat melihat sebuah
Benda bukan dari pancaran Radiasi melainkan dari Pantulan cahaya, Benda baru dapat dilihat
berwarna jika suhunya melebihi 1000K sehingga membuat Benda terlihat berpijar.
Tidak semua Benda dapat memancarkan Energi yang sama, dikarenakan adanya
Emisivitas yang beragam pada masing-masing Benda. Seperti halnya Benda Hitam yang
memiliki Emisivitas mendekati 1, semakin kasar dan hitam Benda tersebut maka Emisivitas
nya akan semakin mendekati 1, semakin reflektif suatu benda maka Emisivitas nya
mendekati 0.
Emisivitas merupakan ukuran kemampuan suatu Benda untuk meradiasikan energi
yang diserap nya, untuk Benda Hitam sempurna, energi yang diradiasikan sama dengan
energi yang diserapnya (e=1), energi yang diserap Benda ini kemudian diteliti oleh Josef
Stefan dan menemukan sebuah ketentuan yang berbunyi “Daya total per satuan luas yang
dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu Benda Hitam panas adalah sebanding
dengan pangkat empat dari suhu absolut nya”.

SMAN6BANDUNG 5
Sehingga di dapat Rumus :
𝐼 = 𝜎 𝑇4
Untuk benda panas yang bukan Benda Hitam memenuhi hukum yang sama dengan
pengecualian emisivitas yang lebih kecil daripada 1 sehingga :
𝐼 = 𝑒 𝜎 𝑇4
𝑃
𝐼= = 𝑒 𝜎 𝑇4
𝐴
𝑃 = 𝑒 𝜎 𝐴 𝑇4
Untuk :
I = Intensitas Radiasi (watt/𝑚2 )
P = Daya Radiasi (watt)
e = Emisivitas (0 < 𝑋 ≤ 1)
𝜎 = Tetapan Stefann-Boltzmann (5,67 𝑥 10−8 𝑊𝑚−2 𝐾 −4)
T = Suhu Mutlak (K)
A = Luas permukaan Benda (𝑚2 )
Kemudian Ludwig Boltzmann secara teoritis menurunkan hukum yang diungkapkan Josef
Stefan dari gabungan termodinamika dan persamaan Maxwell sehingga dikenal sebagai
Hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi “Jumlah energi yang dipancarkan per satuan
permukaan sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan
pangkat empat temperatur termodinamikanya”.

2.3 Pergeseran Wien


Wilhelm Wien melakukan penelitian terhadap perubahan warna Benda Hitam yang
dipanaskan. Perubahan warna tersebut menunjukan intensitas maksimum pancaran radiasi
termal pada panjang gelombang yang berbeda.
Seperti halnya saat Benda Hitam tersebut memancarkan radiasi yang rendah, mata
manusia tidak dapat melihat pijaran cahaya karena panjang gelombang tersebut berada pada
daerah Inframerah, namun seiring dinaikannya suhu, maka akan terjadinya pergeseran Warna
dan pemendekan panjang Gelombang sehingga menjadi Tampak bagi mata manusia.
Wilhelm Wien dalam hasil pengamatan spektrum cahaya yang dipancarkan pada
berbagai Suhu benda menyatakan bahwa panjang gelombang radiasi cahaya yang
dipancarkan berbanding terbalik dengan suhu benda tersebut. Sehingga pendapat bahwa
Radiasi Benda Hitam bergntung pada Suhu bukan pada Komposisi Benda tersebut semakin
kuat.

SMAN6BANDUNG 6
Wien merepresentasikan penelitiannya dengan grafik yang menunjukan hubungan
Intensitas Radiasi terhadap Panjang Gelombang, yang juga dikenal sebagai Grafik Distribusi
Spektrum Gelombang.

Dapat dilihat pada gambar, posisi kurva dengan Suhu lebih Tinggi berada di atas
kurva dengan Suhu lebih Rendah. Dapat disimpulkan bahwa kurva dengan Suhu lebih Tinggi
memiliki Intensitas maksimum yang lebih Tinggi.
Dapat dilihat juga, posisi kurva dengan Suhu lebih Tinggi berada di sebelah kiri kurva
dengan Suhu lebih Rendah. Itu menunjukan bahwa kurva dengan Suhu lebih
Tinggi/Intensitas Radiasi lebih tinggi memiliki panjang gelombang yang lebih Pendek
sehingga dapat dilihat oleh manusia.
Dari hasil penelitian Wien tersebut menyatakan bahwa Intensitas Radiasi bergeser
kearah Panjang Gelombang yang lebih pendek saat temperature benda tersebut semakin
tinggi, sehingga Panjang Gelombang Radiasi saat intensitasnya maksimum berbanding
terbalik dengan Suhu mutlak benda tersebut.

SMAN6BANDUNG 7
Gejala pergeseran puncak intensitas maksimum dari hasil percobaan tersebut
diformulasikan oleh Wien dengan Hukum Pergeseran Wien dengan persamaan berikut :
𝜆𝑚 𝑇 = 𝐶
Dengan :
𝜆𝑚 = Panjang Gelombang pada Intensitas Maksimum
𝑇 = Temperature mutlak (K)
𝐶 = Tetapan Pergeseran Wien (2,9 𝑥 10−3 𝑚𝐾)
Sehingga dapat disimpulkan Jika Temperature mutlak sebuah benda semakin naik,
maka Panjang Gelombang akan semakin turun, begitupun sebaliknya, jika temperature Benda
turun saat memancarkan radiasi, maka Panjang Gelombang akan semakin panjang.
Karena penelitian tersebut, maka manusia dapat memperkirakan suhu sebuah Benda
hanya dengan melihat Warna yang terpancar dari permukaan Benda tersebut dan dengan cara
dihitung.

SMAN6BANDUNG 8
BAB III
PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan

1) 3 Buah Lampu Bohlam


2) 2 Buah Ember (1 Berwarna Putih, 1 Berwarna Gelap(Hitam))
3) 2 Buah Termometer Raksa
4) Kaca Plastik Transparant Berbentuk Persegi
5) Rangkaian Listrik
Dalam Praktikum kami, kami langsung menggunakan alat yang telah kakak
kelas kami rancang dengan bahan di atas.

3.2 Cara Kerja

1) Ukur suhu awal ruangan menggunakan termometer raksa


2) Sambungkan kabel ke dalam stopkontak
3) Putar saklar untuk mengatur intensitas cahaya
4) Tekan saklar untuk menyalakan lampu dalam
5) Amati dan tulis suhu selama 5 menit sekali
6) Jika sudah mencapai suhu maksimal, maka lampu dimatikan
7) Matikan saklar untuk melihat penurunan suhu
8) Amati dan tulis suhu penurunannya selama 5 menit sekali
9) Ulangi langkah tersebut untuk percobaan pada lampu tengah dan lampu
dalam+lampu tengah
10) Lepaskan kabel dari stopkontak

SMAN6BANDUNG 9
3.3 Data Praktikum

Berikut data yang kami dapat dari Praktikum :

 Lampu Dalam saja yang menyala.

Lampu Dalam
(Ember Hitam)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎 ) t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 )
𝟐
−2
0 33/306 1,59x10 1,74x10−1 0 65/338 1,76x10−2 1,92x10−1
5 51/324 1,68x10−2 1,84x10−1 5 49/322 1,67x10−2 1,83x10−1
10 60/333 1,73x10−2 1,79x10−1 10 42/315 1,64x10−2 1,79x10−1
15 63/336 1,74x10 −2 −1 15 38/311 1,62x10−2 1,76x10−1
1,90x10
20 64/337 1,75x10−2 1,91x10−1 20 36/309 1,60x10−2 1,75x10−1
25 65/338 1,76x10−2 1,92x10−1 25 35/308 1,60x10−2 1,75x10−1
30 65/338 1,76x10 −2 −1 30 34/307 1,60x10−2 1,74x10−1
1,92x10

Lampu Dalam
(Ember Putih)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
𝟐
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎 ) t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 )
0 31/304 0 0 0 68/341 0 0
5 48/321 0 0 5 56/329 0 0
10 58/331 0 0 10 45/318 0 0
15 62/335 0 0 15 40/313 0 0
20 65/338 0 0 20 36/309 0 0
25 67/340 0 0 25 34/307 0 0
30 68/341 0 0 30 33/306 0 0

 Lampu Luar saja yang menyala

Lampu Luar
(Ember Hitam)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎 ) t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 )
𝟐

0 30/303 1,57x10−2 1,72x10−1 0 34/307 1,59x10−2 1,74x10−1


5 32/305 1,58x10−2 1,73x10 −1 5 33/306 1,58x10−2 1,73x10−1
10 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1 10 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1
15 34/307 1,59x10−2 1,74x10−1 15 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1
20 34/307 1,59x10−2 1,74x10 −1 20 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1
25 34/307 1,59x10−2 1,74x10−1 25 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1
30 34/307 1,59x10−2 1,74x10−1 30 32/305 1,58x10−2 1,73x10−1

SMAN6BANDUNG 10
Lampu Luar
(Ember Putih)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
𝟐
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎 ) t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 )
0 30/303 0 0 0 32/305 0 0
5 30/303 0 0 5 32/305 0 0
10 30/303 0 0 10 31/304 0 0
15 30/303 0 0 15 31/304 0 0
20 31/304 0 0 20 30,5/303,5 0 0
25 31/304 0 0 25 30/303 0 0
30 32/305 0 0 30 30/303 0 0

 Lampu Luar dan Dalam yang menyala


Lampu Luar & Dalam
(Ember Hitam)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
𝟐
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎 ) t(menit T(C)/(K P(watt) I(watt/𝒎𝟐
) ) )
0 30/303 1,57x10−2 1,72x10−1 0 67/340 1,77x10−2 1,93x10−1
5 50/323 1,68x10−2 1,83x10−1 5 50/323 1,68x10−2 1,83x10−1
10 59/332 1,72x10−2 1,88x10−1 10 40/313 1,63x10−2 1,78x10−1
15 63/336 1,74x10−2 1,91x10−1 15 38/311 1,62x10−2 1,77x10−1
20 65/338 1,76x10−2 1,92x10−1 20 35/308 1,60x10−2 1,75x10−1
25 66/339 1,76x10−2 1,92x10−1 25 34/307 1,59x10−2 1,74x10−1
30 67/340 1,77x10−2 1,93x10−1 30 33/306 1,58x10−2 1,73x10−1

Lampu Luar & Dalam


(Ember Putih)
Kenaikan Suhu Penurunan Suhu
t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 ) t(menit) T(C)/(K) P(watt) I(watt/𝒎𝟐 )
0 29/302 0 0 0 69/342 0 0
5 46/319 0 0 5 54/327 0 0
10 56/329 0 0 10 43/316 0 0
15 62/335 0 0 15 40/313 0 0
20 65/338 0 0 20 35/308 0 0
25 67/340 0 0 25 34/307 0 0
30 69/342 0 0 30 32/305 0 0

Dalam data yang kami dapat, kami masukkan ke dalam Hukum Stefan-Boltzmann
untuk menghitung masing-masing Daya dan Intensitas Radiasi pada Benda, Untuk Benda
Hitam kami asumsikan emisivitas = 1 untuk memudahkan perhitungan, dan untuk Benda
Putih kami asumsikan emisivitas = 0. Dikarenakan kaca dalam alat kami merupakan Benda
Bening (Cahaya diteruskan tidak dipantulkan) maka kami tidak menambahkan Variabel
tersebut kedalam Perhitungan kami dikarenakan tidak adanya radiasi yang terpantul kembali
yang mengakibatkan perubahan variabel dalam lingkungan praktikum.

SMAN6BANDUNG 11
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam percobaan tersebut, kami melakukan 3 kali percobaan yang berbeda. dari 3
Lampu yang ada dalam alat, pertama kami hanya menyalakan Lampu Dalam saja, kedua
hanya menyalakan Lampu Luar saja, dan terakhir menyalakan Kedua Lampu, sehingga
didapat Data seperti di atas.

 Lampu Dalam saja yang menyala.


Pada saat percobaan Lampu Dalam saja yang menyala, data menunjukan bahwa
Lingkungan di dalam Ember berwarna putih terlihat lebih cepat naik suhunya dibandingkan
dengan Ember berwarna hitam. Hal itu disebabkan oleh kemampuan Ember berwarna hitam
yang memiliki kemampuan Radiasi Benda Hitam. Yaitu dengan menyerap semua Radiasi
yang terjadi di sekitar nya terhadap Benda tersebut sehingga cahaya yang datang dari lampu
sebagian besar diserap oleh Benda tersebut dan tidak dipantulkan langsung (meskipun kami
mengasumsikan emisivitas = 1, nilai emisivitas sebenarnya adalah dibawah 1).

Sedangkan dalam Ember yang berwarna putih, sebagian besar cahaya yang datang
dari lampu akan dipantulkan dan terus memantul didalam Ember berwarna putih yang bisa
kita sebut sebagai Efek Rumah Kaca sehingga menyebabkan Lingkungan sekitar lebih panas
dengan cepat dibandingkan dengan Ember berwarna hitam yang memerlukan waktu untuk
mengubah energy yang diserap menjadi kalor yang nantinya akan diradiasikan, sedangkan
pada Ember Putih hanya sebagian kecil cahaya yang diserap (meskipun kita mengasumsikan
emisivitas = 0, nilai emisivitas sebenarnya adalah mendekati 0)
Berdasarkan Data diatas yang kami dapat, kami lalu menggunakan Hukum Stefan-
Boltzmann untuk menghitung Daya dan Intensitas Radiasi Benda Hitam. Hasil yang kami
dapat bahwa Daya dan Intensitas yang didapat Benda Hitam tersebut nilainya sangatlah kecil,
dan untuk Benda yang berwarna Putih nilainya 0 itu karena kami asumsikan emisivitas nya =
0, bila kami asumiskan emisivitas nya ada, maka hasilnya akan lebih kecil dibandingkan
dengan Benda Hitam tersebut.

SMAN6BANDUNG 12
Daya dan Intensitas Radiasi yang didapat Benda tersebut sangatlah kecil dikarenakan
Suhu yang Rendah pula karena hanya menggunakan bola Lampu, itulah sebabnya kita tidak
melihat pijaran cahaya keluar dari Benda Hitam tersebut dikarenakan panjang gelombang
hanya bergeser sedikit lebih pendek dan masih berada dalam kisaran Gelombang Inframerah.

 Lampu Luar saja yang menyala.


Pada saat percobaan Lampu Luar saja yang menyala, data menunjukan bahwa
Lingkungan di dalam Ember berwarna putih terlihat lebih lambat naik suhunya dibandingkan
dengan Ember berwarna hitam. Hal itu disebabkan oleh kemampuan Ember berwarna hitam
yang memiliki kemampuan Radiasi Benda Hitam. Yaitu dengan menyerap semua Radiasi
yang terjadi di sekitar nya terhadap Benda tersebut sehingga cahaya yang datang dari lampu
sebagian besar diserap oleh Benda tersebut dan tidak dipantulkan langsung (meskipun kami
mengasumsikan emisivitas = 1, nilai emisivitas sebenarnya adalah dibawah 1).
Sedangkan dalam Ember yang berwarna putih, sebagian besar cahaya yang datang
dari lampu akan dipantulkan dan sedikitnya radiasi yang diserap oleh Ember berwarna putih
menyebabkan Lingkungan sekitar lebih dingin dibandingkan dengan Ember berwarna hitam
yang menyerap radiasi lebih banyak dan mengubahnya menjadi radiasi panas yang kemudian
mempengaruhi suhu di dalam ember hitam tersebut. Sedangkan pada Ember Putih hanya
sebagian kecil radiasi yang diserap dan sisanya terpantulkan kembali jadi sedikitnya radiasi
yang dipancarkan kembali (meskipun kita mengasumsikan emisivitas = 0, nilai emisivitas
sebenarnya adalah mendekati 0)
Berdasarkan Data diatas yang kami dapat, kami lalu menggunakan Hukum Stefan-
Boltzmann untuk menghitung Daya dan Intensitas Radiasi Benda Hitam. Hasil yang kami
dapat bahwa Daya dan Intensitas yang didapat Benda Hitam tersebut nilainya sangatlah kecil,
dan untuk Benda yang berwarna Putih nilainya 0 itu karena kami asumsikan emisivitas nya =
0, bila kami asumiskan emisivitas nya ada, maka hasilnya akan lebih kecil dibandingkan
dengan Benda Hitam tersebut.

 Lampu Luar dan Dalam yang menyala.


Pada saat percobaan Lampu Luar dan Dalam yang menyala data menunjukan bahwa,
Lingkungan di dalam Ember berwarna putih kenaikan suhu diawal lebih lambat dari pada
Ember hitam namun suhu maksimal lebih besar pada Ember putih. Hal itu disebabkan oleh
kemampuan Ember hitam yang memiliki kemampuan Radiasi Benda Hitam. Yaitu dengan
menyerap semua Radiasi yang terjadi di sekitarnya terhadap Benda tersebut sehingga cahaya
yang datang dari lampu luar dan dalam diserap oleh Benda tersebut dan tidak di pantulkan
langsung (meskipun kami mengamsumsikan emisivitas = 1, nilai emisivitas sebenarnya
adalah dibawah 1).

Sedangkan dalam Ember yang berwarna putih. Sebagian besar cahaya yang datang
dari lampu akan dipantulkan dan sedikit radiasi yang diserap oleh Ember putih memyebabkan
Lingkungan sekitar lebih dingin dibandingkan dengan Ember hitam yang menyerap radiasi

SMAN6BANDUNG 13
lebih banyak dan mengubahnya menjadi radiasi panas yang kemudian mempengaruhi suhu
didalam Ember hitam tersebut. Sedangkan pada Ember putih hanya sebagian kecil radiaso
yang diserap dan sisanya terpantulkan kembali jadi sedikitnya radiasi yang dipancarkan
kembali (meskipun kita mengasumsukan emisivitas = 0 emisivitas sebenernya adalah
mendekati 0)
Berdasarkan Data diatas yang kami dapat, kami lalu menggunakan Hukum Stefan
Boltzmann untuk menghitung Daya dan Intensitas Radiasi Benda Hitam. Hasil yang kami
dan untuk benda yang berwarna putih nilainya 0 itu karena kami asumsikan emisivitasnya =
0, bila kami asumsikan emisivitasnya ada, maka hasilnya akan lebih kecil dibandingkan
dengan benda hitam tersebut.

SMAN6BANDUNG 14
BAB V
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Gejala Pemanasan Global (efek rumah kaca)
Penyebab dari pemanasan global adalah peningkatan gas rumah kaca
(greenhouse effect). Efek rumah kaca meningkatkan suhu bumi rata rata 1 derajat
sampai dengan 5 derajat celcius. Analogi sederhana untuk menggambarkan efek rumah
kaca adalah ketikan kita memarkir mobil ditempat parkir terbuka pada siang hari.
Ketika kita kembali ke mobil di sore hari, biasanya suhu didalam mobil lebih panas di
bandingkan suhu diluar. Karena sebagian energi panas dari matahari telah diserap
oleh kursi,dash board dan karpet mobil.ketika benda benda tersebut melepaskan energi
panas tersebut, tidak semuannya dapat keluar melalui jendela tetapi sebagian di
pantulkan kembali. Penyebabnya adalah perbedaan panjang gelombang sinar matahari
yang memasuki mobil dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh banyak
dibandingkan energi yang dapat keluar. Akibatnya kenaikan bertahap pada suhu di
dalam mobil. Seandainya tidak ada atmosfer, energi sinar matahari yang sampai ke
bumi akan mampu memanaskan bumi hingga mencapai suhu 800 derajat celcius di
daerah khatulistiwa

Termos
Prisip kerja termos didalam botol ada lapisan perak untuk mencegah perpindahan
kalor secara radiasi. Lapisan

SMAN6BANDUNG 15
BAB VI
KESIMPULAN

SMAN6BANDUNG 16
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

[1] Kanginan, Marthen. 2015. “FISIKA”. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama
[2] https://www.wikipedia.org/

[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Benda_hitam

[4] Planck, Max, "On the Law of Distribution of Energy in the Normal Spectrum".
Annalen der Physik, vol. 4, p. 553 ff (1901).

[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_benda-hitam

SMAN6BANDUNG 17
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Kesetimbangan_termodinamik

[7] https://id.wikipedia.org/wiki/Inframerah

[8] https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_elektromagnetik

[9] https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_termal

[10] https://blog.ruangguru.com/pergeseran-wien-pada-radiasi-benda-hitam

[11] https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/radiasi-benda-hitam

[12] http://kafeastronomi.com/materi-3/radiasi-benda-hitam

[13] http://fisika12.blogspot.com/2010/08/radiasi-benda-hitam.html

[14] http://andikablogaddres.blogspot.com/2015/06/fisika-astronomi_3.html

[15] http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/wien.html

[16] https://blog.ruangguru.com/pergeseran-wien-pada-radiasi-benda-hitam

[17] http://termosulastri.blogspot.com/2015/04/hukum-pergeseran-wien.html

[18] https://ardra.biz/hukum-pergeseran-wien/

[19] https://tienkartina.wordpress.com/2011/01/11/pergeseran-wien-radiasi-benda-hitam/

[20] http://www.academia.edu/18020127/Hukum_Pergeseran_Wien

SMAN6BANDUNG 18

Anda mungkin juga menyukai