Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kelompok

FISIKA KUANTUM

RADIASI BENDA HITAM

OLEH

KELOMPOK I (SATU)

ANJELI APRILIA : A1K1 17 003


IMA : A1K1 17 009
JUMRIAH : A1K1 17 012
ADITYA HENDRAWAN : A1K2 16 001

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang berjudul
“Radiasi Benda Hitam”. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah pada
Rasulullah Muhammad SAW.

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangannya.


Oleh karena itu, kami mengharap kepada para pendidik khususnya dan para pembaca
umumnya untuk memberikan saran dan kritik, dalam rangka penyempurnaan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

Kendari, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... ……… 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Radiasi Benda Hitam ......................................................................................... 3

B. Hukum Stefan-Boltzmann ................................................................................. 7

C. Hukum Pergeseran Wien ................................................................................... 10

D. Hukum Rayleigh-Jeans ...................................................................................... 11

E. Teori Planck ....................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................... 16

B. Saran ..................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benda yang panas akan memancarkan radiasi elektromagnetik.
Penyelidikan atas spektrum radiasi yang dipancarkan benda panas merupakan
titik awal menuju pada pemahaman konsep gelombang partikel. Jika benda
dipanaskan, maka suhu benda akan meningkat dan terlihat cahaya yang
berwarna-warni pada permukaannya. Terlihatnya cahaya warna-warni tersebut
menunjukan terjadinya radiasi elektromagnetik. Ketika itu fenomena tersebut
dikaji dalam bahasan termodinamika dan elektrokinetik. Dalam keadaan
setimbang maka benda spektrum frekuensi dan panjang gelombang yang
dikaitkan dengan perubahan panjang gelombang dan waktu. Untuk dapat
menghitung emisi benda tersebut muncullah konsep benda hitam.
Banyak ilmuan yang mencoba melakukan penelitian dan
mengembangkan teori tentang radiasi benda hitam seperti munculnya teori
Stefan-Boltzman, Hukum pergeseran Wien, hingga Hukum Reyleigh-Jeans dan
Teori Planck.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Radiasi Benda Hitam?
2. Bagaimana penjelasan Hukum Stefan—Boltzman mengenai Radiasi Benda
Hitam?
3. Bagaimana penjelasan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda
Hitam?
4. Bagaimana penjelasan Hukum Rayleigh-Jeans mengenai Radiasi Benda
Hitam?
5. Bagaimana penjelasan Teori Planck mengenai Radiasi Benda Hitam?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan Radiasi Benda Hitam
2. Menjelaskan Hukum Stefan-Boltzman
3. Menjelaskan Hukum Pergeseran Wien
4.Menjelaskan Hukum Rayleigh-Jeans
5. Menjelaskan Teori Planck

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Radiasi Benda Hitam


Warna hitam merupakan suatu warna yang menyerap seluruh cahaya atau
sinar yang jatuh mengenainya sehingga menyebabkan benda tersebut panas.
Contohnya adalah ketika kalian memakai baju atau kaos yang berwarna hitam
pada siang hari, tentu sangat panas. Peristiwa ini disebut dengan radiasi benda
hitam. Sebaliknya, kita akan lebih nyaman memakai baju berwarna gelap atau
hitam pada malam hari. Hal ini dikarenakan permukaan benda berwarna gelap
atau hitam mudah memancarkan kalor daripada benda yang berwarna lain. Jadi,
benda yang permukaannya gelap atau hitam akan mudah menyerap kalor dan
mudah pula memancarkannya.
Pancaran cahaya pada benda yang dipanaskan disebut sebagai radiasi
termal. Radiasi termal pada permukaan benda dapat terjadi pada suhu berapa
pun. Radiasi termal pada suhu rendah tidak dapat kita lihat karena terletak pada
daerah inframerah. Selain dapat memancarkan radiasi, permukaan bahan juga
dapat menyerap radiasi. Kemampuan bahan untuk menyerap radiasi tidak sama.
Semakin mudah bahan menyerap radiasi, semakin mudah pula bahan itu
memancarkan radiasi. Bahan yang mampu menyerap seluruh radiasi disebut
sebagai benda hitam(black body).
Radiasi benda hitam yaitu jenis radiasi elektromagnetik termal yang
terjadi pada sekitar atau di dalam benda dalam keadaan kesetimbangan
termodinamika dengan lingkungannya atau ketika terdapat proses pelepasan
dari benda hitam. Sedangkan benda hitam adalah benda yang buram dan tidak
bisa memantulkan cahaya.
Benda hitam didefinisikan sebagai benda di mana radiasi yang jatuh akan
diserap seluruhnya (tidak ada yang dipantulkan). Benda hitam sempurna sukar
didapatkan jelaga yang sangat hitam masih mempunyai daya pantul meskipun kecil

3
sekali. Suatu lubang kecil pada sebuah dinding berongga daoat dianggap sebagai benda
hitam sempurna.

Gambar 1. Seberkas Sinar Mengenai Lubang pada


Dinding Berongga

Sinar yang masuk pada dinding berongga dengan lubbang kecil sinar
akan dipantulkan berkali-kali oleh dinding berongga dan setaip kali dipantulkan
intensitasnya selalu berkurang (karena sebagaian sinar diserap dinding) sampai
suatu saat energinya kecil sekali (hamper nol). Jadi dapat dikatakan bahwa sinar
yang mengenai lubang tidak keluar lagi, itulah sebabnya lubang ini dinamakan
Benda Hitam. Semakin kecil lubbang semakin mirip dengan benda hitam
sempurna (karena semakin sedikit peluang keluarnya sinar tersebut). Pada saat
benda hitam dipanaskan atau benda berongga dipanaskan misalnya suhu T
maka dinding sekeliling rongga akan memancarkan radiasi dan memantulkan
sebagian radiasi yang dating (dan menyerap sisanya).
Peristiwa penyerapan dan pemancaran oleh tiap-tiap bagian dinding
berongga akan berlangsung terus menerus hingga terjadi kesetimbangan termal.
Pada keadaan seimbang termal suhu bagian dinding yang sudah sama besar
sehingga radiasi yang dipancarkan sama dengan energy yang diserapnya, dalam
keadaan ini di dalam rongga dipenuhi oleh gelombang-gelombang yang
dipencarkan oleh tiap titik pada dinding respon. Radiasi dalam rongga ini
bersifat uniform.

Pertanda pertama yang menunjukan bahwa gambaran gelombang klasik


tentang radiasi elektromagnet (yang berhasil baik menerapkan percobaan

4
Young dan Hertz pada abad kesembilan belas dan yang dapat dianalisis secara
tepat dengan persamaan Maxwell) tidak seluruhnya benar, tersimpulkan dari
kegagalan teori gelombang untuk menerangkan spektrum radiasi termal yang
diamati—jenis radiasi electromagnet yang dipancarkan berbagai benda semata-
mata karena suhunya. Teori gelombang juga ternyata gagal menjelaskan hasil
percobaan lain yang segera menyusul, seperti percobaan yang mempelajari
pemancaran elektron dari permukaan logam yang disinari cahaya (efek foto
listrik), dan hamburan cahaya oleh elektron-elektron (efek Compton).

Gambar 2. Pengukuran Spektrum Radiasi Termal.


Piranti Prisma Digunakan untuk Memisahkan
Berbagai Panjang Gelombang yang dipancarkan
Benda.

Susunan percobaan khasnya diperlihatkan pada Gambar 2. Sebuah objek


dipertahankan bersuhu T1. Radiasi yang dipancarkan objek ini kemudian
diamati dengan suatu peralatan yang peka terhadap panjang gelombang radiasi.
Sebagai contoh, zat perantara dispersive (penyebaran cahaya) seperti prisma
dapat digunakan untuk pengamatan ini karena panjang gelombang berbeda yang
menembusinya akan teramati pada sudut  yang berbeda pula. Dengan
menggerakan detector bukanlah suatu titik geometris (akan sangat tidak
efektif!), tetapi mengapit suatu selang sudut d pada  , atau yang setara
dengan ini, dalam selang d pada  . Besaran ini kita sebut intensitas radiant R,

5
sehingga hasil percobaannya adalah deretan nilai R d sebanyak nilai 
berbeda yang kita pilih untuk diukur. Apabila setelah selesai, kita mencoba
untuk merajah data ini sebagai fungsi dari  , maka hasilnya akan tampak mirip
seperti yang ada pada Gambar 1.2. Bila percobaannya kemudian kita ulangi
tetapi dengan menaikan suhu T2 menjadi lebih tinggi, maka kita akan
memperoleh hasil seperti yang tampak pada gambar.

Dengan mengulangi percobaan ini berkali-kali, maka kita simpulkan dua


sifat penting radiasi termal berikut:

1. Intensitas radian total terhadap seluruh panjang gelombang berbanding


lurus suhu T berpangkat empat; karena intensitas total tak lain adalah luas
daerah di bawah kurva-kurva intensitas radian pada Gambar 1.2, maka kita
dapat menulis:

 0
Rd  T 4
(1)
Di mana telah kita perkenalkan tetapan banding  . Persamaan (1) disebut
hukum Stefan dan  dikenal sebagai tetapan Stefan-Boltzman. Dari
sejumlah percobaan seperti yang dilukiskan pada Gambar 1.2, nilai tetapan
 didapati sebesar:
σ  5,6703x10 8 W/m 2 .K 4 (2)
2. Panjang gelombang di mana masing-masing kurva mencapai nilai
maksimumnya, yang kita sebut maks (walaupun ia bukanlah suatu panjang
gelombang maksimum), menurun jika suhu pemancar dinaikkan, ternyata
sebanding dengan kebalikan suhu, sehingga  maks  1/T . Dari percobaan
didapati bahwa nilai tetapan bandingnya adalah:
 maks T  2,898 x 10 -3 m.K
(3)

6
Hasil ini dikenal sebagai hukum pergeseran Wien; istilah ”pergeseran”
merujuk ke kenyataan bahwa puncak kurva intensitas bergeser jika suhu
diubah.
B. Hukum Stefan-Boltzman
Pada tahun 1859, Gustav Kirchoff membuktikan suatu teorema yang
sama pentingnya dengan teorema rangkaian listrik tertutupnya ketika ia
menunjukkan argumenj berdasarkan pada termodinamika bahwa setiap benda
dalam keadaan kesetimbangan termal dengan radiasi daya yang dipancarkan
adalah sebanding dengan daya yang diserapnya. Untuk benda hitam, teorema
kirchoff dinyatakan:
( Rf = J ( f ,T ) (4)
Dengan J (f,T) adalah suatu fungsi universal (sama untuk semua benda)
yang bergantung hanya pada f , frekuensi cahaya, dan T, suhu mutlak benda.
Persaman ini menunjukkan bahwa daya yang dipancarkan persatuan luas
persatuan frekuensi oleh suatu benda hitam bergantung hanya pada suhu dan
frekuensi cahaya dan tidak bergantung pada sifat fisika dan kimia yang
menyusun benda hitam, dan ini sesuai dengan hasil pengamatan. Perkembangan
selanjutnya untuk memahami karakter universal dari radiasi benda hitam datang
dari ahli fisika Austria, Josef Stefan (1835-1893) pada tahun 1879. Ia
mendapatkan secara eksperimen bahwa daya total persatuan luas yang
dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas, Itotal
(intensitas radiasi total), adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Karena itu, bentuk persamaan empiris hukum Stefan ditulis sebagai
berikut :
Itotal = ∫Rf df =σT4 (5)

7
Keterangan :
Itot = intensitas (daya persatuan luas) radiasi pada permukaan benda hitam
pada esmua frekuensi.
Rf = intensitas radiasi persatuan frekuensi yang dipancarkan oleh benda
hitam.
T = suhu mutalak benda.
σ = tetapan Stefan-Boltzmann, yaitu _ = 5,67 × 10-8 W m-2 K-4.

untuk benda panas yang bukan benda hitam akan memenuhi hukum yang sama
hanya diberi tambahan koefisien emisivitas, e, yang lebih kecil dari 1
Pada tahun 1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang
dipancarkan oleh benda hitam. Dia menyatakan bahwa energi radiasi tiap detik
itu sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian ,
Ludwig Boltzman menurunkan rumus yang sama. Persamaan yang didapat dari
hubungan ini dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzman, yang berbunyi : energi
yang dipancarkan oleh suatu permukaan dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan
waktu (Q/t) sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlak permukaan (T4). Secara matematika dapat di tulis :
T2

= = T4 (6)

Tetapan s (dibaca sigma) dikenal dengan sebagai tetapan Stefan-


Boltman dalam satuan SI mempunyai nilai :

=5,67 x 10-8Wm-2K-2 (7)

Tidak semua benda dapat dianggap benda hitam. Oleh karena itu,
diperlukan modifikasi pada pada persamaan, sehingga dapat digunakan pada
setiap benda. Jadi persamaan Stefan-Bolzman untuk setiap benda dapat ditulis :

= = T4 (8)

8
Keterangan :
P = Daya radiasi/energi kalor tiap sekon (w/m2)
Q = Kalor/panas yang di radiasikan (kalori).
1 kal = 4,2 Joule
e = Emisitas
S= 5,67 x 10-8 Wm-2K-4
A = Luas permukaan benda (m2)
T4= Suhu mutlak (K-4)
W = Energi radiasi kalor (Joule)
t = Waktu selama benda meradiasi (sekon)

Contoh soal :
1. Sebuah pelat baja tipis berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm,
dipanaskan dalam suatu tungku sehingga suhunya mencapai 727o tentukan
energi radiasi kalor setiap sekon !
Penyelesaian :
Diketahui :

A= Luas permukaan atas dan bawah = 2(10 cm)2 = 0,02 m2, e = 1

T= 727 +273 = 1000 K

Ditanyakan : W = . . . ?

Jawab

W= T4

W = (1) (5,67 x 10-8) (0,02) (1000)4 = 1134 Joule.

2. Energi listrik menjadi energi kalor.


Kawat spiral lampu pijar luas permukaan 50 mm2, suhunya 1127o, 60% dari
energi listrik yang dihantarkan pada lampu diradiasikan dalam bentuk kalor,
dan kawat pijar bersifat seperti benda hitam. Berapa ampere arus yang mengalir

9
dalam lampu yang dihubungkan dengan stop kontak (bertegangan 220 Volt) ,
agar lampu tersebut dapat berfungsi ?
Penyelesaian :
Diketahui :
A= 50 mm2 = 50 x 10-6 m2, T (1127+273) = 1400 K, e = 1
60% daya listrik menjadi radiasi kalor
Ditanyakan : I = . . .?
Jawab
P= T4
P= 1 x 5,67 x 10-8 x 50 x 10-6 x (1400)4
P= 10,89 Watt
P listrik = 10,89/60%= 10,89/0,60 = 18,15 W
P listrik = V.i = 200 x i= 10,15 ® i = 18,15/220 = 0,0825 A

C. Hukum Pergeseran Wien


Model klasik lain diusulkan Wilhelm Wien pada tahun 1900. Model ini
dibuat dengan menganggap benda hitam seperti sebuah selinder berisi radiasi
benda hitam (gelombang elektromagnetik). Dinding selinder bersifat pemantul
sempurna dan piston dapat bergerak turun-naik. Radiasi ini mampu memberikan
tekanan pada piston (mirip dengan tekanan gas pada piston). Dengan ekspansi
adiabatic-isotermik, kita dapat menghitung usaha yang dilakukan oleh tekanan
radiasi ini sebagai fungsi intensitas. Wien berhasil menghitung distribusi
intesitas sebagai fungsi panjang gelombang untuk suhu tertentu ia memperoleh
rumus berikut:
A  e / T
I  e (9)
5
Dengan rumus ini Wien mampu menjelaskan kurva I  sebagai fungsi  pada
panjang gelombang pendek, namun gagal menjelaskan pada panjang gelombang

10
panjang. Hasil ini menunjukan bahwa radiasi elektromagnetik tidak dapat
dianggap sesederhana seperti proses termodinamika
Hukum Wien: Hubungan panjang gelombang maks dengan suhu benda
diamati oleh Wien. Pengamatannya memberikan hasil bahwa panjang
gelombang maksimum berbanding terbalk dengan suhu benda T.
1
 maks  b (10)
T
Dengan b merupakan tetapan yang pembanding besarnya diperoleh dari hasil
eksperimen.

D. Hukum Rayleigh-Jeans
Lord Rayleigh dan James Jeans mengusulkan suatu model untuk
menerangkan bentuk kurva. Mereka menganggap bahwa muatan-muuatan di
dinding (permukaan) benda berongga dihubungkan oleh semacam pegas. Ketika
suhu benda dinaikkan, muatan-muatan ini mendapatkan energy kinetiknya
untuk bergetar. Dengan bergetar berarti muatan berubah-ubah kecepatannya
(positi-nol-negatif-nol-positif…dst) lihat Gambar 3 dengan kata lain muatan
selalu mendapatkan percepatan setiap saat. Muatan yang dipercepat selalu
mendapatkan percepatan setiap saat. Muatan yang dipercepat inilah uang
menimbulkan radiasi benda hitam.

Gambar 3.

Dengan model ini Reyleigh dan Jeans menurunkan rumus intesitas I radiasi
benda hitam untuk panjang gelombang tertentu. Mereka mendapatkan

11
2ckT
I  (14)
4
Dengan k=1,38x10-23J/K adalah konstanta Boltzman.
Model yang diusulkan oleh Reyleigh dan Jeans ini berhasil menerangkan kurva
spektrum intesitas radiasi benda hitam pada panjang gelombang yang besar,
namun gagal untuk panjang gelombang yang kecil.
Gambar 5 melukiskan perhitungan Reyleigh—Jeans dibandingkan
dengan hasil eksperimen. Terlihat bahwa pada panjang gelombang pendek,
ramalan teori Rayleigh—Jeans gagal total. Rumus Reyleigh—Jeans
meramalkan bahwa pada   0, intesitas I    , ini sangat bertentangan
sekali dengan hasil eksperimen.

Gambar 5

E. Teori Planck
Max Planck pada tahun 1900 juga menurunkan rumus untuk radiasi
benda hitam dan ia berhasil secara spektakuler menerangkan bentuk kurva I
sebagai fungsi  . Gambar 3 melukiskan bagaimana akuratnya hasil perhitungan
Planck ini. Pada panjang gelombang rumus Planck mendekati rumus Reyleigh-Jeans.

12
Gambar 4. Teori Planck
Dalam menurunkan teorinya ini Planck memakai anggapan seperti Reyleigh-
Jeans yaitu dengan menganggap radiasi yang dihasilkan oleh muatan atau
molekul yang bergetar. Di samping itu ia menambah dua asumsi (anggapan)
yang sangat berani dan controversial mengenai osilasi molekul-molekul pada
dinding benda berongga.
1. Molekul-molekul yang berisolasi akan memancarkan energy diskrit (tidak
kontinu). E yang diberikan dengan rumus:
E  nhf (11)
Dengan n merupakan bilangan bulat positif yang dinamakan bilangan
kuantum dan f adalah frekuensi getaran molekul-molekul ini. Energy dari
molekul dikatakan terkuantisasi dan keadaaan-keadaan di mana energy
diperbolehkan dimanakan keadaan kuantum.
2. Molekul memancarkan atau menyerap energy dalam satuan-satuan energy
yang diskrit yang dinamakan kuanta (belakangan disebut foton). Tiap foton
mempunyai energy sebesar
E  hf (12)
Molekul akan memancarkan atau menyerapkan energy hanya ketika ia beruabah
keadaan kuantumnya. Jika ia tetap pada suatu keadaan kuantum tidak ada energy
yang dipancarkan atau diserap. Dengan asumsinya yang berani dan radikasl ini,
Planck berhasil mempelopori tebukanya cabang baru fisika yaitu mekanika
kuantum.
Planck mengemukakan bahwa sebuah atom yang bergetar hanya
dapat menyerap atau memancarkan energi kembali dalam bentuk buntelan-

13
buntelan energi (kuanta). Jika energi kuanta berbanding lurus dengan
frekuensi radiasi maka bila energi frekuensinya meningkat energinya akan
turut pula menjadi besar, tetapi karena satupun gelombang yang dapat
memiliki energi melebihi kT maka tidak ada gelombang berdiri yang energi
kuantumnya lebih besar dari kT. Ini secara efektif membatasi intensitas
radian frekuensi tinggi (panjang gelombang pendek) dan dengan demikian
memecahkan persoalan bencana ultraviolet. Planck menemukan cara
membuat sekecil mungkin probabilitas menemukan satu mode getaran
berenergi lebih besar daripada kT.
Dalam teori planck, setiap osilator dapat memancarkan atau menyerap
energi hanya dalam jumlah yang merupakan kelipatan bulat dari suatu
energy dasar Ɛ,
E = nƐ dimana n = 1,2,3,…….
n menyatakan jumlah kuanta. Selanjutnya, energi setiap kuanta ini
ditentukan oleh frekuensi menurut
Ɛ = hv
h adalah suatu tetapan banding, yang sekarang dikenal sebagai tetapan
planck. Berdasarkan anggapan ini, spektrum intensitas radian yang dihitung
planck adalah
R (λ) = ( C/4) (8Ω/ λ4) ( (hc/λ) 1/ ehc/λkT-1).

Gambar 4 Fungsi Planck Berimpit secara


Sempurna dengan Data Pengamatan.

14
Anggapan Planck tentang kediskretan energy getaran memberi hasil yang
menggantikan energy rata-rata kT. Rumus Planck dapat digunakan untuk
menurunkan hukum Stefan dan hukum pergeseran Wien dan ternyata
penurunan hukum Stefan dari rumus planck memberikan hubungan tetapan
Stefan-Boltzmann dan tetapan planck berikut.
2 5 k 4
  (13)
15c 2 h 3
Dimana h = 6,626 x 10-34 J.s ketika planck mengumumkan hasil
temuannya ini didepan salah satu pertemuan himpunan fisikawan Jerman
pada tahun 1900 tidak ada kegemparan yang dirasakan dalam dunia teori
fisika yang telah mapan pada saat ittu. Malahan planck sendiri tidak percaya
bahwa ia telah melakukan sesuatu yang besar dan menilai pekerjaannya
semata-mata merupakan suatu penjelasan ad hoc belaka bagi suatu gejala
fisika. Barulah lima tahun kemudian, Einstein dalam analisisnya terhadap
efek fotoelektrik memperlihatkan bahwa temuan Planck bukanlah semata-
mata suatu keingintahuan yang berkaitan dengan rongga radiasi belaka
tetapi ternyata adalah suatu sifat mendasar gelombang electromagnet yang
membuka jalan menuju cara baru yang tidak terduga sebelumnya dalam
melihat alam fisika.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang akan menyerap
seluruhradiasi yang jatuh ke dirinya (tidak ada yang dipantulkan). Radiasi benda
hitam berasal dari ketika benda berongga dipanaskan dan kemudian menyerap
danmemantulkan radiasi. Radiasi ini berlangsung terus menerus hingga
mencapaikeseimbangan termal, radiasi ini disebut radiasi benda hitam. Ada
beberapa Hukum dan Teori yang menjelaskan tentang radiasi bendahitam,
seperti sebagai berikut:
1. Hukum Stefan– Boltzmann, yang menyatakan bahwa walaupun suhu benda
sama, benda akan tetap memancarkan gelombang elektromagnetik dengan
berbagai macam gelombang. Total radiasi meningkat secara tajam dari pada
peningkatan suhu benda. Secaramatematis besar radiasi yang memancar dari
sebuah benda sebandingdengan pangkat empat dari suhunya.
2. Hukum Pergeseran Wien, yang menyatakan bahwa jika benda
padatdipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi, benda akan
tampakmemijar dan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berada
pada spektrum cahaya tampak. Jika benda terus dipanaskan, intensitasrelatif
dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah-ubah.
3. Hukum Rayleigh– James, yaitu ini muatan– muatan di sekitardinding benda
berongga dihubungkan oleh semacam pegas. Ketikasuhu benda dinaikkan,
pada muatan timbul energi kinetik sehinggamuatan bergetar, dan getaran
tersebut menimbulkan percepatan yangselanjutnya menimbulkan radiasi.
4. Teori Planck yang mempunyai dua kesimpulan yaitu yang pertama,Sebuah
osilator tidak dapat mempunyai energi, tetapi hanya energi-energi yang
diberikan. Sedangkan yang kedua, Osilator– osilator tidak meradiasikan

16
energi secara kontinu, tetapi hanya dalam “loncatan-loncatan” atau kuanta
(quanta).
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Mempersiapkan referensi buku/jurnal mengenai materi yang dibahas pada
makalah.
2. Anggota kelompok harus bisa bekerja sama untuk membuat makalah atau
karya tulis ini secara kompak.
3. Penulis harus bisa menerima saran dan kritik dari pembaca makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Krane S. Kenneth. 2014. Fisika Modern. Jakarta : Universitas Indonesia


Kustija, Jaja. 2015. Modul Fisika Modern
(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195
912311985031-JAJA_KUSTIJA/MODUL_V_fisika_modern.pdf) di Unduh
Tanggal 13 Oktober 2020.
Purwanto, Agus. 2005. Fisika Kuantum. Yogyakarta : Gaya Media

18

Anda mungkin juga menyukai