Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
GELOMBANG STASIONER

DISUSUN OLEH:
INDAH PUSPITA AULIA
KELAS : XI IPA 3

DIBIMBING OLEH:
NURMALA, S.t

SMA NEGERI 1 WOHA


TAHUN AJARAN 2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ gelombang stasioner”.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk Untuk mengetahui perkembanagan
dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari – hari dan dalam bidang
teknologi modern, yang lebih khusus lagi dalam mengukur kedalaman laut.. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata, namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait, baik moril maupun
materil.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi peningkatan mutu selanjutnya.

Bima, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pegantar ..................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Gelombang Stasioner ............................................................................................. 3
B. Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas ..............................................................
C. Gelombang stasioner pada ujung terikat ................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang
tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet
dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh
perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar.
Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan
penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas
gelombang periodik dan gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa
disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori,
yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat
perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam
gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara
transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya
atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah
energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan
gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang
luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan
oleh perbedaan suhu pada air laut.
Tapi mungkin juga akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang
melalui medium zat gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat
dimungkinkan partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang.
Walau perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa
partikel medium ikut berpindah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gelombang stasioner?
2. Bagaimana Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas?
3. Bagaimana Gelombang stasioner pada ujung terikat?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang gelombang stasioner
2. Untuk menjelaskan tentang Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas
3. Untuk menjelaskan tentang Gelombang stasioner pada ujung terikat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gelombang Stasioner
Adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah – ubah antara nol sampai
nilai maksimum tertentu. Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang
stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.
Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 ke
titik P adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari
titik 0 menuju titik P setelah gelombang mengalami pemantulan adalah(l+x)/v , kita dapat
mengambil persamaan dari gelombang dating dan gelombang pantul sebagai berikut:
y1= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang,
y2= A sin 2π/T (t- (l+x)/v+ 1800) untuk gelombang pantul

sehingga untuk hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul di titik P yang
berjarak x dari ujung terikat adalah sebagai berikut:

y = y1+ y2
=A sin 2π (t/T- (l-x)/λ)+ A sin2π(t/T- (1+x)/λ+ 1800 )
Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) - cos 1/2 (A-B)

Menjadi:
y= 2 A sin (2π x/λ ) cos 2π (t/T - l/λ)
y= 2 A sin kx cos (2π/T t - 2πl/λ)

Rumus interferensi
y= 2 A sin kx cos (ωt- 2πl/λ)

Keterangan :
A = amplitude gelombang datang atau pantul (m)
k = 2π/λ ( bilangan gelombang)
ω = 2π/T (rad/s)
l = panjang tali (m)
x = letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)
λ = panjang gelombang (m)
t = waktu sesaat (s)
Ap = besar amplitude gelombang stasioner (AP)
Ap = 2 A sin kx

Tempat simpul (S) dari ujung pemantulan


S=0,1/2 λ,λ,3/2 λ,2λ,dan seterusnya
=n (1/2 λ),dengan n=0,1,2,3,….

Tempat perut (P) dari ujung pemantulan


P= 1/4 λ,3/4 λ,5/4 λ,7/4 λ,dan seterusnya
=(2n-1)[1/4 λ],dengan n=1,2,3,….
Superposisi gelombang

Persamaan superposisi dua gelombang tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:


y1 = A sin ωt ; y2 = A sin (ωt+ ∆θ)
Kedua gelombang tersebut memiliki perbedaan sudut fase sebesar Δθ
Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah:
y = 2 A sin(ωt+ ∆θ/2) cos(∆θ/2)

Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.


Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.

B. Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas


Perhatikan gambar gelombang berjalan berikut :
Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami pembalikan
fase. Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:
y1=A sin 2π/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang dating
y2=A sin2π/T (t- (l+x)/v) untuk gelombang pantul

y = y1 + y2
= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) + A sin 2π/T (t- (l+x)/v)
y = 2 A cos kx sin2π(t/T- 1/λ)

Rumus interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas,
adalah:
y=2 A cos 2π (x/λ) sin2π(t/T- l/λ)

Dengan:
As=2A cos2π(x/λ) disebut sebagai amplitude superposisi gelombang pada pemantulan ujung
tali bebas.

Ap = 2 A cos kx adalah amplitudo gelombang stasioner.


1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum, yang secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:

Ap maksimum saat cos⁡〖(2π x)/( λ)〗= ±1 sehingga

x= (2n) 1/4 λ,dengan n = 0,1,2,3,…….


2) Simpul gelombang terjadi saat amplitudo gelombang minimum, ditulis sebagai
berikut:
Ap minimum saat cos(2π x)/( λ)=0 sehingga
x= (2n +1) 1/4 λ,dengan n = 0,1,2,3,……..
C. Gelombang stasioner pada ujung terikat

Perhatikan gambar gelombang berjalan berikut :

Persamaan gelombang datang dan gelombang pantul dapat ditulis sebagai berikut:
y1= A sin2π (t/T- (l-x)/λ) untuk gelombang dating
y2= A sin2π (t/T- (l+x)/λ) untuk gelombang pantul

'Superposisi gelombang datang dan gelombang pantul di titik q akan menjadi:


y = y1 + y2
y=A sin 2π (t/T- (l-x)/λ) - A sin2π(t/(T ) – (l+x)/λ)

Dengan menggunakan aturan pengurangan sinus,


sinα - sinβ = 2 sin1/2 (α-β) cos1/2 (α+β)

Persamaan gelombang superposisinya menjadi


y = 2 A sin 2π(x/λ) cos2π (t/T- l/λ)

Amplitudo superposisi gelombangnya adalah:


As = 2A sin2π(x/λ)
Dengan As adalah amplitudo gelombang superposisi pada pemantulan ujung terikat.
1. Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum,
karenanya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Ap=2 A sin 2π/λ x
Ap maksimum terjadi saat sin 2π/λ x= ±1 sehingga
x= (2n+1) 1/4 λ,dengan n=0,1,2,3…….
2. Simpul gelombang terjadi saat amplitudonya minimum,
yang dapat ditulis sebagai berikut:
Ap=2 A sin(2π/λ) x
Ap minimum terjadi saat sin 2π/λ x = 0 sehingga
x = (2n) 1/4 λ,dengan n=0,1,2,3,…..

Contoh soal :
Seutas tali panjangnya 5 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak dan ujung lainnya
digetarkan dengan frekuensi 8 Hz sehingga gelombang merambat dengan kelajuan 3 ms-1.
Jika diketahui amplitude gelombang 10 cm, tentukanlah:
Persamaan simpangan superposisi gelombang di titik P yang berjarak 1 meter dari ujung
pemantulan.
Amplitude superposisi gelombang di titik P; dan
Letak perut gelombang diukur dari ujung pemantulan.

Penyelesaian:
Diketahui : l = 5 m; f= 8 Hz; v = 3 ms-1; A=10cm = 0,1 m;
λ= v/(f )= 3/(8 ) m,dan T=1/f=1/8 s
a. Persamaan simpangan di titik P, satu meter dari ujung pemantulan.
y = 2 A cos 2π(x/λ) sin 2π (t/T-l/λ)
= 2(0,1) cos2π(1/(3/8)) sin2π(t/(1/8)- 5/(3/8))
= 0,2cos16π/3 sin(16 πt-80π/3)meter

b. Amplitudo superposisi gelombang di titik P ( x = 1m).


As = 2 A cos 2π (x/λ) = 2 (0,1) cos2π(1/(3/8))
= 0,2cos (16π/3) = 0,2 cos(4 4/3 π)
= 0,2cos(4/3 π) = 0,2 cos 2400 = 0,2(-1/2) = -0.1 m
tanda (–)menunjukkan di titik P simpangannya ke bawah.

c. Letak perut gelombang dari ujung pemantulan.


x= (2n) 1/4 λ,dengan n=0,1,2,3…
x= 3/32 m,x=3/16 m,x=3/8m, …..
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah – ubah antara nol sampai
nilai maksimum tertentu. Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang
stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.
Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 ke
titik P adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari
titik 0 menuju titik P setelah gelombang mengalami pemantulan adalah(l+x)/v , kita dapat
mengambil persamaan dari gelombang dating dan gelombang pantul sebagai berikut:
y1= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang,
y2= A sin 2π/T (t- (l+x)/v+ 1800) untuk gelombang pantul
Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami
pembalikan fase. Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:
y1=A sin 2π/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang dating
y2=A sin2π/T (t- (l+x)/v) untuk gelombang pantul
Persamaan gelombang datang dan gelombang pantul dapat ditulis sebagai berikut:
y1= A sin2π (t/T- (l-x)/λ) untuk gelombang dating
y2= A sin2π (t/T- (l+x)/λ) untuk gelombang pantul

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.instafisika.com/2015/04/kelas-xii-gelombang-stasioner.html

Anda mungkin juga menyukai