Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

Tentang
PERISTIWA AWAL SETELAH KEMERDEKAAN

DISUSUN OLEH:
SOMA RAMADINA
KELAS : IX – 4

DIBIMBING OLEH:
IBU EMIYATI, S.Pd

SMP NEGERI 1 WOHA


TAHUN AJARAN 2018 / 2019
1. Dirumuskannya Teks Proklamasi

Setelah dari Rengasdengklok, Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta dan segera
melakukan pertemuan untuk membahas persiapan Proklamasi kemerdekaan. Pertemuan itu
dilakukan di kediaman Laksamana Maeda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor
Penghubung Angkatan Laut Jepang.
Di sana Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo, Mbah Diro dan B.M. Diah melakukan
rapat untuk menentukan isi teks Proklamasi. Setelah disepakati mengenai isi teks Proklamasi
kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang menjadi wakil bangsa Indonesia
sebab mereka memiliki pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia.
Setelah itu, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks Proklamasi. Dari
awal rapat yang dimulai sejak dini hari pada 17 Agustus 1945, akhirnya baru diselesaikan
pada pukul 04.00 pagi saat teks Proklamasi selesai diketik dan ditandatangani. Berikut ini isi
teks Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik:

Teks Proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangi oleh Soekarno
dan Hatta (dok. Wikipedia)
2. Pembacaan Teks Proklamasi

Soekarno yang didampingi Hatta saat membacakan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945
(dok. Wikipedia)
Pembacaan teks Proklamasi dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di kediaman
Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (Jl. Proklamasi) pada pukul 10.00 pagi. Para
tokoh perjuangan serta rakyat Indonesia berkumpul untuk menyaksikan teks Proklamasi
dibacakan dan melihat pengibaran bendera Merah Putih.
Setelah Soekarno yang didampingi Hatta membacakan teks Proklamasi, bendera Sang Saka
Merah Putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati juga dikibarkan oleh Suhud dan Latief
Hendradiningrat. Saat pengibaran bendera para hadirin yang datang pun menyanyikan
Indonesia Raya.
Indonesia pun dinyatakan telah merdeka dari penjajahan dengan perjuangan tak kenal
menyerah dari para pahlawan. Meskipun banyak menghadapi kendala dan argumen akhirnya
para tokoh bisa mempersatukan diri karena memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin merdeka.
3. Jepang Menyerah Kepada Sekutu dan Dibentuknya BPUPKI dan PPKI

Kekalahan Jepang kepada Sekutu di Perang Dunia Kedua ditandai setelah dijatuhkannya bom
atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Berita
kekalahan Jepang pun disambut baik oleh para rakyat Indonesia untuk segera
memproklamasikan diri dan segera bebas.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Cosakai didirikan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia dengan dipimpin oleh Radjiman
Wedyodiningrat. Setelah itu BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dan dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.
Pada 12 Agustus 1945 perwakilan Jepang, Marsekal Terauchi, bertemu dengan pimpinan
PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi memberitahukan
bahwa Jepang akan memberikan Indonesia kemerdekaan. Namun, Sutan Syahrir medesak
Soekarno dan Hatta agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan karena berpikir
hadiah kemerdekaan tersebut hanyalah tipu muslihat Jepang saja.
4. Peristiwa Rengasdengklok

Golongan pemuda dan golongan tua dari para pejuang dulu sempat memiliki argumen panas
menanggapi kapan seharusnya Proklamasi dilakukan. Golongan muda seperti Sutan Syahrir,
Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni selalu mendesak agar Proklamasi segera dilakukan. Mereka
ingin mendapatkan kemerdekaan dengan perjuangan sendiri dan bukannya karena hadiah dari
Jepang.
Pada 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok. Para pemuda ingin kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta agar segera
memproklamasikan kemerdekaan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Mereka meyakinkan
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan itu adalah saat yang tepat untuk segera
merdeka.
Ahmad Subardjo pun datang ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta serta
memberi keyakinan kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan dilakukan tapi tak boleh
tergesa-gesa. Ia juga menyebutkan bahwa Proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945
selambat-lambatnya pukul 12.00 siang.
5. Perjanjian Renville

Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang


ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang
Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan
ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for
Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin.


Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir
Wijoyoatmojo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
6. Agresi Militer Belanda II

Seiring dengan penyerangan terhadap bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal
19 Desember 1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan, bahwa
Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap
semua wilayah Republik di Jawa dan Sumatera, termasuk serangan terhadap
Ibukota RI, Yogyakarta, yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II
telah dimulai. Belanda konsisten dengan menamakan agresi militer ini sebagai
"Aksi Polisional".

Penyerangan terhadap Ibukota Republik, diawali dengan pemboman atas


lapangan terbang Maguwo, di pagi hari. Pukul 05.45 lapangan terbang Maguwo
dihujani bom dan tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang dan 9 pesawat
Kittyhawk. Pertahanan TNI di Maguwo hanya terdiri dari 150 orang pasukan
pertahanan pangkalan udara dengan persenjataan yang sangat minim, yaitu
beberapa senapan dan satu senapan anti pesawat 12,7. Senjata berat sedang dalam
keadaan rusak. Pertahanan pangkalan hanya diperkuat dengan satu kompi TNI
bersenjata lengkap. Pukul 06.45, 15 pesawat Dakota menerjunkan pasukan KST
Belanda di atas Maguwo.

Anda mungkin juga menyukai