Tentang
BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KETUA KELOMPOK : ANDINI FITRIANI
ANGGOTA :
1. FADILATUNNISA 6. SYAMSUL RIZAL
2. M. RAYYAN PERKASA 7. PUTRA GUNAWAN
3. AHMAD 8. DESI INDAH PERMATA
4. M. RAMDANI 9. M. RISKI
5. NADYA AL-ZAHRA 10. FITRATUNNISA
DIBIMBING OLEH:
IBU NINING SUHARNI, S.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Ekonomi ini
dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang BUMD (Badan Usaha
Milik Daerah). Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah
wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan Makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian BUMD ..................................................................................
B. Ciri – ciri BUMD .....................................................................................
C. Bentuk dan Tujuan BUMD .....................................................................
D. Fungsi, Peranan dan Contoh BUMD .....................................................
E. Kelbihan dan Kekurangan BUMD ..........................................................
A. Latar belakang
Akuntansi Untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) perlu diketahui oleh
pemerintah daerah, dimana modal perusahaan berasal dari kekayaan pemerintah
daerah yang dipisahkan. Kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan sebagai
kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula
pertanggungjawabannya melalui anggaran belanja daerah, kemudian dipisahkan
menjadi modal Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan akan
dipertanggungjawabkan kepada pemerintah daerah.
Sebagai badan usaha, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbagi menjadi
dua kelompok usaha, yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari
keuntungan (profit oriented) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberi
pelayanan (service). Jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari
keuntungan mengacu ke mekanisme atau harga pasar, maka Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) yang memberi pelayanan berfokus ke penyediaan layanan bagi
konsumen, sehingga bisa meraih keuntungan dari pelayanan yang diberikan.
(Warta, 2015).
Pada umumnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam menjalankan
usahanya dibebankan pada tiga misi, yaitu sebagai pelayanan publik, sebagai
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan juga sebagai agen pendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, dalam perkembangan saat ini kinerja BUMD
masih rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya campur tangan politis dalam aktivitas
perusahaan dan
sifat kegiatan yang tidak dikelola dengan benar sebagai usaha bisnis. Usaha
dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari hasil Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) telah berjalan sejak lama. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut
dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang
diperkuat oleh UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah
(Nota Keuangan dan RAPBN, 1997/1998). Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui
pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum dan
peningkatan penghasilan pemerintah daerah (Sholiha, 2015).
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum dan itu bergerak dalam
berbagai bidang usaha, yaitu jasa keuangan dan perbankan (BPD dan Bank Pasar),
jasa air bersih (Perusahaan Daerah Air Minum) serta perusahaan daerah yang
menyediakan berbagai jasa dan usaha produktif lainnya pada industri, perdagangan
dan perhotelan, pertanian-perkebunan, perparkiran, percetakan, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
2. Apakah ciri – ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
3. Bagaimana bentuk dan tujuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
4. Apakah fungsi, peranan dan contoh dari Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD)?
5. Bagaimana Kelebihan dan kelemahan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
2. Untuk mengetahui ciri – ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
3. Untuk mengetahui bentuk dan tujuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
4. Untuk mengetahui fungsi, peranan dan contoh dari Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan kelemahan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD)
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan BUMN
Pengelolaan BUMN selalu berpedoman pada terwujudnya kemakmuran rakyat.
Oleh karena itu, berbagai tujuan dirancang agar harapan itu bisa terealisasi dengan
baik. Nah, apa sajakah tujuan dari pendirian BUMN/
Berkontribusi untuk pertumbuhan serta perkembangan ekonomi secara
nasional.
Memberikan tambahan pendapatan atau kekayaan negara.
Guna mendapatkan keuntungan finansial.
Sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap penyediaan barang
dan jasa berkualitas, agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
Sebagai pionir berbagai kegiatan usaha, khususnya yang tidak ditekuni oleh
koperasi atau pihak swasta.
Memberikan partisipasi dalam pembimbingan dan bantuan bagi masyarakat,
koperasi dan pengusaha ekonomi lemah.
2. Tujuan BUMD
Pastinya pendirian BUMD dengan mengedepankan pemenuhan segala kebutuhan
masyarakat di berbagai bidang. Bisa saja karena bidang tersebut belum diminati
oleh pihak swasta, atau belum tersentuh secara maksimal oleh swasta atau
memang harus dikelola sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Berikut ini beberapa
tujuan dari pendirian BUMN.
Berperan sebagai sumber pendapatan atau penerimaan daerah serta
negara. Selain itu, memiliki tujuan juga dalam mengembangkan tingkat
perekonomian masyarakat.
Memberikan keuntungan finansial bagi daerahnya masing-masing.
Memberikan berbagai manfaat melalui penyediaan barang atau jasa yang
kualitasnya tinggi. Sehingga bisa memadai guna memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Sebagai perintis kegiatan usaha atau bisnis, yang pada umumnya belum bisa
dilakukan oleh koperasi ataupun pihak swasta.
Senantiasa memberikan pembimbingan dan membantu masyarakat,
lembaga koperasi dan penguasa yang termasuk dalam golongan ekonomi
lemah.
Memiliki kontribusi dalam pembangunan daerah, agar mampu memberikan
pelayanan prima kepada seluruh masyarakat.
3. Contoh BUMD
Contoh badan usaha yang dikelola daerah antara lain BPD (Bank Pembangunan
Daerah), Perusahaan Daerah Angkutan Kota (seperti Bus Kota, Trans Jakarta,
Trans Jogja), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan masih banyak lagi contoh
BUMD lainnya.
Nah, dari berbagai penjabaran di atas maka bisa disimpulkan kalau BUMD memiliki
berbagai ciri khusus, dibandingkan dengan BUMN. Apa sajakah ciri-cirinya?
BUMD didirikan dan diawasi oleh pemerintah daerah.
Pemerintah mempunyai kekuasaan absolut, karena sebagai pemegang hak
kekayaaan usahanya.
Pemerintah daerah menguasai seluruh atau sebagian besar modal BUMD.
BUMD dipimpin oleh seorang direksi yang bisa diangkat dan diberhentikan
kepala daerah (bupati, walikota atau gubernur).
Segala risiko yang terjadi pada BUMD ditanggung secara penuh oleh pihak
pemerintah.
Sebagai penyumbang kas atau sumber pendapatan daerah bahkan negara.
Sebagai instrumen penting guna pengembangan ekonomi di daerah dan
nasional.
Tidak semata-mata mencari keuntungan, karena laba harus dimanfaatkan
untuk kesejahteraan rakyat. Jadi tujuan BUMD tidak untuk mengumpulkan
keuntungan sebesar mungkin tapi dengan modal sekecil mungkin.
Pemegang saham BUMD adalah pemerintah.
BUMD bisa menghimpun dana atau keuangan dari berbagai pihak seperti
lembaga perbankan dan non bank.
Kelemahan
a. Pengelolaan BUMD sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan daerah.
b. Sebagian besar aturan (birokrasi) dapat menghambat pengembangan BUMD.
c. Pengelolaan BUMD secara ekonomis sulit untuk dipertanggungjawabkan.
d. Pengelolaan BUMD kurang efisien sehingga sering mengalami kerugian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kedua badan usahabaik BUMN dan BUMD meupakan badan usaha
yang dimiliki oleh pemerintah. BUMN merupakan badan usaha milik negara
sedangkan BUMD merupakan badan usaha milik daerah. Secara umum tujian
keduanya sama yaitu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. kedua
badan usaha ini juga telah di atur dalam undang-undang syarat pendirian serat
pemegang sahamnya dan syarat-syarat yang lain. Oleh karena itu mari sama-
sama kita dukung BUMN dan BUMD untuk memajukan sehingga juga akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesiasecara umum dan daerahnya
sekacara kusus.
B. SARAN
Mari kita tingkatkan mutu pelayanan dari BUMN dan BUMD ini, karena
banayak sekali BUMN dan BUMD ini yang pelayanannya kepada masyarakat
asal-asalan. Sebaiknya pemerintah harus melakukan pengawasan secara ketat
terhadap BUMN dan BUMD ini karena sering sekali terjadi praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme. Kita sebagai masyarakat juga harus ikut dalam
melakukan pengawasan terhadap BUMN dan BUMD ini
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Peraturan Pemerintah Tentang Badan Usaha Milik Daerah.