Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alda Agnesia

Kelas : B

NIM : 1810111066

BUMN, BUMD, YAYASAN DAN KOPERASI

BUMN (Badan Usaha Miliki Negara) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN / Badan Usaha Milik
Negara ini dinaungi secara langsung oleh pemerintah, maka memiliki peranan besar yang tidak
hanya untuk mensejahterakan masyarakat saja namun juga untuk meningkatkan pendapatan
negara.

Ciri-ciri BUMN adalah sebagai berikut:

1) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara


2) Sebagai sumber pemasukan negara
3) Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
4) Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan perusahaan
5) Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
6) Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan
7) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik brupa bank maupun nonbank
8) Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan RI No. 19 Tahun 2003 yang tidak hanya
membahas pengertian BUMN saja namun juga dijelaskan bentuk-bentuk BUMN di Indonesia.
BUMN dibedakan menjadi dua jenis yaitu Badan Usaha Perseroan (Persero) dan Badan Usaha
Umum (Perum).

1. Badan Usaha Perseroan (Persero)


Jenis BUMN ini memiliki modal paling sedikit atau minimal 51% dari total modal badan
usaha dimana sisanya bisa berasal dari pihak lain. Badan ini diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 12 (1998) dimana sebagian besar sahamnya harus dimiliki oleh
Negara. Contoh perusahaan negara yang berbentuk perseroan (PT) antara lain : PT Pos
Indonesia, PT PLN, PT Telkom, GIA (Garuda Indonesia Airways), PT BNI, PT Pelni, PT Aneka
Tambang, PT KAI, dan lain-lain.
2. Badan Usaha Umum (Perum)
Berbeda dengan Persero, Badan Usaha Umum memiliki modal yang sepenuhnya berasal
dari negara. Perum tidak membagi perusahaan berdasarkan saham-saham dan
kepemilikan sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Namun, dalam visi dan misinya,
Perum memiliki tujuan untuk melakukan penyertaan modal dalam usaha lain atas
persetujuan menteri. Meskipun modal berasal dari negara, namun pengelolaannya
terpisah dari kekayaan negara. Contoh perusahaan umum antara lain: Perum Pegadaian,
Perum Perumahan Umum Nasional (Perumnas), dan Perum Dinas Angkutan Motor
Republik Indonesia (Damri).

BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah ) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh
pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam peraturan pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Sebagian besar bahkan secara keseluruhan
modal BUMD berasal dari negara, yang diambil dari pendapatan masing-masing daerah. Jadi,
BUMD bisa dikatakan sebagai cabang dari BUMN. Peranannya sangat penting dalam
mengoperasikan dan mengembangkan bidang ekonomi daerah dan nasional.

Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:

1) Diatur dan didirikan pemerintah daerah


2) Modal berasal dari kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan
3) Bertujuan untuk melayani kepentingan umum dan mencari keuntungan
4) Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh DPRD

Bentuk-bentuk BUMD berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, yaitu:

1. Perusahaan Umum Daerah


Perusahaan daerah yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah dan tidak terbagi
atas saham.
2. Perusahaan Persero daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya
dimiliki oleh daerah.

Contohnya dari BUMD adalah Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), Perusahaan Daerah Pasar
(PD Pasar), PT. Bank DKI, dan lain-lain.
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
dalam mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota.

Persyaratan mendirikan yayasan yaitu harus dengan akta notaris yang selanjutnya
dilakukan permohonan pengesahan kepada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Kemenkumham), serta diumumkan di dalam berita negara republik Indonesia (BNRI).
Permohonan pengesahan badan hukum yayasan dilakukan dengan bantuan dari notaris yang
berwenang melalui sistem administrasi badan hukum yang dilakukan secara online.

Dalam UU Yayasan, menentukan bahwa organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan
pengawasnya. Hal ini jelas ditegaskan pada Pasal 2 UU Yayasan yang menyebutkan bahwa organ
yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan pengawasannya.

1. Pembina yayasan
Organ pembina yayasan diciptakan sebagai pengganti dari pendiri. Hal ini disebabkan di
dalam kenyataannya nanti, pendiri yayasan pada suatu saat tidak ada sama sekali, yang
diakibatkan karena pendiri meninggal dunia atau mengundurkan diri.
2. Pengurus yayasan
Pengurus yayasan adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.
Pengurus yayasan tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan sebagai pembina dan
pengawas sekaligus. Larangan perangkapan jabatan ini dimaksudkan agar menghindari
kemungkinan tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggung jawab antara pembina,
pengurus dan pengawas yang dapat merugikan kepentingan yayasan atau pihak yang lain.
3. Pengawas yayasan
Pengawas yayasan adalah organ dari masing masing yayasan. UU Yayasan mengatur
adanya suatu badan pengawas atau pengawas di dalam suatu yayasan, yang bersifat
internal yayasan itu sendiri. Pengawas mengawasi serta memberi nasihat kepada
pengurus. Pengawas tidak boleh merangkap sebagai pembina atau pengurus sekaligus.

Dalam ketentuan Pasal 26 UU Yayasan diatur mengenai kekayaan Yayasan / modal yayasan.
Kekayaan yayasan dapat berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan di dalam bentuk uang
atau barang. Selain kekayaan tersebut, kekayaan yayasan dapat diperoleh juga dari sumbangan
atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, hibah wasiat dan perolehan lainnya yang tidak
bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Negara juga dapat memberikan bantuan kepada yayasan, sesuai dengan ketentuan pada
Pasal 27 UU Yayasan. Bantuan negara untuk yayasan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
terdapat di dalam Pasal 34 UUD 1945.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan
pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan
penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat
(1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi,
koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya
ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut
terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota,
maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi
dan kaidah-kaidah ekonomi.

Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Menurut UU RI No. 17 Tahun 2012,
berikut ini adalah jenis koperasi di Indonesia :

1) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah jenis koperasi dimana para anggotanya terdiri dari para
produsen, baik itu produk barang maupun jasa. Jenis koperasi ini menyediakan bahan
baku dan menjual barang-barang dari anggotanya dengan harga yang pantas. Contohnya,
koperasi peternak lebah dimana produk yang dijual adalah madu dan makanan olahan
dari madu.
2) Koperasi Konsumsi
Pengertian koperasi konsumen adalah koperasi yang dibentuk dan diperuntukkan bagi
konsumen barang dan jasa. Koperasi ini umumnya menjual berbagai produk kebutuhan
sehari-hari seperti di toko kelontong. Beberapa contoh koperasi konsumsi adalah
koperasi karyawan (KOPKAR), koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi
siswa/ mahasiswa, dan lain-lain.
3) Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah jenis koperasi yang kegiatannya fokus pada layanan atau jasa kepada
para anggota koperasi dan masyarakat. Beberapa contoh layanan yang disediakan oleh
koperasi jasa adalah jasa angkutan, jasa asuransi.
4) Koperasi Simpan Pinjam
Jenis koperasi ini juga disebut dengan koperasi kredit. Koperasi simpan pinjam dibentuk
untuk mengkomodasi kegiatan simpan-pinjam bagi para anggota. Anggota koperasi dapat
meminjam dana dalam jangka pendek kepada koperasi dengan syarat yang mudah dan
bunganya rendah.
5) Koperasi Serba Usaha (KSU)
Pengertian koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyediakan beberapa layanan
sekaligus kepada para anggotanya. Misalnya, selain menyediakan jasa simpan pinjam,
koperasi ini juga dapat menjual berbagai kebutuhan konsumen.
Dalam kegiatan operasionalnya, seluruh koperasi di Indonesia menggunakan prinsip-
prinsip berikut ini:
 Keanggotaan koperasi sifatnya terbuka dan sukarela.
 Proses pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis.
 Pembagian sisa hasil usaha (SHU) harus mengedapankan rasa keadilan sesuai
dengan kinerja dari masing-masing anggota.
 Pemberian balas jasa kepada anggota disesuaikan dengan modal anggota
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai