HUKUM KOMERSIAL
(BUMD)
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD CHUSNUL KHITAM, M.Ap
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Ekonomi ini dengan baik
dan tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang BUMD
(Badan Usaha Milik Daerah). Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu
menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan Makalah ini. Atas perhatian dan
waktunya, kami sampaikan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian BUMD .............................................................................................
2.2 Ciri – ciri BUMD ................................................................................................
2.3 Bentuk dan Tujuan BUMD ................................................................................
2.4 Fungsi, Peranan dan Contoh BUMD .................................................................
2.5 Kelebihan dan Kekurangan BUMD ...................................................................
PENDAHULUAN
Akuntansi Untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) perlu diketahui oleh
pemerintah daerah, dimana modal perusahaan berasal dari kekayaan pemerintah daerah
yang dipisahkan. Kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan sebagai kekayaan daerah
yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula pertanggungjawabannya melalui
anggaran belanja daerah, kemudian dipisahkan menjadi modal Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah daerah.
Sebagai badan usaha, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbagi menjadi dua
kelompok usaha, yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari keuntungan (profit
oriented) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberi pelayanan (service). Jika
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari keuntungan mengacu ke mekanisme atau
harga pasar, maka Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberi pelayanan berfokus ke
penyediaan layanan bagi konsumen, sehingga bisa meraih keuntungan dari pelayanan yang
diberikan. (Warta, 2015).
Pada umumnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam menjalankan usahanya
dibebankan pada tiga misi, yaitu sebagai pelayanan publik, sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD), dan juga sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun,
dalam perkembangan saat ini kinerja BUMD masih rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya
campur tangan politis dalam aktivitas perusahaan dan
sifat kegiatan yang tidak dikelola dengan benar sebagai usaha bisnis. Usaha dan
kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari hasil Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
telah berjalan sejak lama. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut dibentuk
berdasarkan UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang diperkuat oleh UU No.
5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Nota Keuangan dan RAPBN,
1997/1998). Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut adalah untuk
melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat,
penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah
(Sholiha, 2015).
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum dan itu bergerak dalam berbagai
bidang usaha, yaitu jasa keuangan dan perbankan (BPD dan Bank Pasar), jasa air bersih
(Perusahaan Daerah Air Minum) serta perusahaan daerah yang menyediakan berbagai jasa
dan usaha produktif lainnya pada industri, perdagangan dan perhotelan, pertanian-
perkebunan, perparkiran, percetakan, dan lain-lain.
1
4. Apakah fungsi, peranan dan contoh dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
5. Bagaimana Kelebihan dan kelemahan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?
BAB II
PEMBAHASAN
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan badan usaha yang dibentuk oleh
pemerintah daerah, yang diharapkan berperan penting dalam penyediaan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat di daerah. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) semestinya
menjadi kekuatan ekonomi daerah karena, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hadir sebagai
penggerak pembangunan ekonomi dan menjadi instrumen mempercepat pembangunan
daerah (Warta,2015).
Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah tersebut adalah untuk memberikan
manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya, menyelenggarakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu bagi
pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi Daerah yang
bersangkutan berdasarkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 54 tahun 2017).
2
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.
Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.
Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD di pengadilan.
Persero (Badan Usaha Perseroan). BUMN ini paling sedikit harus memiliki modal
sebesar 51 persen dari keseluruhan total modalnya. Sedangkan 49 persennya bisa dimiliki
oleh pihak lainnya. Jadi negara harus mendominasi kepemilikan saham BUMN. Regulasi ini
berlandaskan pada Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998. Biasanya pendirian Persero
atas usulan dari Presiden, tapi dijalankan sepenuhnya oleh Menteri. Sesuai pada peraturan
yang sudah ditetapkan. Sebagian besar dari pekerja di Persero adalah PNS (Pegawai Negeri
Sipil), yang memiliki tanggung jawab langsung pada negara.
Perum (Badan Usaha Umum). Modal BUMN ini keseluruhannya ditanggung oleh
negara. Jadi Perum sepenuhnya milik pemerintah, dan tidak membagikan perusahaan
dalam bentuk saham. Akan tetapi badan usaha ini tetap memiliki tujuan guna menyertakan
modal di dalam usaha lain dengan persetujuan Menteri yang berwenang. Walaupun
modalnya dari negara, tetapi sistem pengelolaannya dipisahkan dari kekayaan negara.
Tujuan BUMN
Pengelolaan BUMN selalu berpedoman pada terwujudnya kemakmuran rakyat. Oleh
karena itu, berbagai tujuan dirancang agar harapan itu bisa terealisasi dengan baik. Nah,
apa sajakah tujuan dari pendirian BUMN/ Berkontribusi untuk pertumbuhan serta
perkembangan ekonomi secara nasional. Memberikan tambahan pendapatan atau
kekayaan negara. Guna mendapatkan keuntungan finansial. Sebagai pihak yang memiliki
tanggung jawab terhadap penyediaan barang dan jasa berkualitas, agar kebutuhan
masyarakat bisa terpenuhi. Sebagai pionir berbagai kegiatan usaha, khususnya yang tidak
ditekuni oleh koperasi atau pihak swasta. Memberikan partisipasi dalam pembimbingan dan
bantuan bagi masyarakat, koperasi dan pengusaha ekonomi lemah.
Contoh BUMD
Contoh badan usaha yang dikelola daerah antara lain BPD (Bank Pembangunan
Daerah), Perusahaan Daerah Angkutan Kota (seperti Bus Kota, Trans Jakarta, Trans Jogja),
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan masih banyak lagi contoh BUMD lainnya.
Nah, dari berbagai penjabaran di atas maka bisa disimpulkan kalau BUMD memiliki berbagai
ciri khusus, dibandingkan dengan BUMN. Apa sajakah ciri-cirinya?
BUMD didirikan dan diawasi oleh pemerintah daerah.
Pemerintah mempunyai kekuasaan absolut, karena sebagai pemegang hak kekayaaan
usahanya.
Pemerintah daerah menguasai seluruh atau sebagian besar modal BUMD.
BUMD dipimpin oleh seorang direksi yang bisa diangkat dan diberhentikan kepala daerah
(bupati, walikota atau gubernur).
Segala risiko yang terjadi pada BUMD ditanggung secara penuh oleh pihak
pemerintah.
Sebagai penyumbang kas atau sumber pendapatan daerah bahkan negara.
Sebagai instrumen penting guna pengembangan ekonomi di daerah dan nasional.
Tidak semata-mata mencari keuntungan, karena laba harus dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat. Jadi tujuan BUMD tidak untuk mengumpulkan keuntungan sebesar
mungkin tapi dengan modal sekecil mungkin.
Pemegang saham BUMD adalah pemerintah.
BUMD bisa menghimpun dana atau keuangan dari berbagai pihak seperti lembaga
perbankan dan non bank.
4
e. Modal berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan
f. Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah atau daerah
Kelemahan
a. Pengelolaan BUMD sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan daerah.
b. Sebagian besar aturan (birokrasi) dapat menghambat pengembangan BUMD.
c. Pengelolaan BUMD secara ekonomis sulit untuk dipertanggungjawabkan.
d. Pengelolaan BUMD kurang efisien sehingga sering mengalami kerugian.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kedua badan usahabaik BUMN dan BUMD meupakan badan usaha yang dimiliki oleh
pemerintah. BUMN merupakan badan usaha milik negara sedangkan BUMD merupakan
badan usaha milik daerah. Secara umum tujian keduanya sama yaitu untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat. kedua badan usaha ini juga telah di atur dalam undang-
undang syarat pendirian serat pemegang sahamnya dan syarat-syarat yang lain. Oleh karena
itu mari sama-sama kita dukung BUMN dan BUMD untuk memajukan sehingga juga akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesiasecara umum dan daerahnya sekacara kusus.
3.2 SARAN
Mari kita tingkatkan mutu pelayanan dari BUMN dan BUMD ini, karena banayak sekali
BUMN dan BUMD ini yang pelayanannya kepada masyarakat asal-asalan. Sebaiknya
pemerintah harus melakukan pengawasan secara ketat terhadap BUMN dan BUMD ini
karena sering sekali terjadi praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Kita sebagai masyarakat
juga harus ikut dalam melakukan pengawasan terhadap BUMN dan BUMD ini
DAFTAR PUSTAKA
Kasella, Salsabila Rahmawati and adityawarman. 2017. Sistem Akuntansi Persediaan Barang
pada PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas. Universitas Diponegoro.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Peraturan Pemerintah Tentang Badan Usaha Milik Daerah.