Anda di halaman 1dari 4

aadsdgrAKUNTANSI UNTUK BUMD

BUMD sebagai pusat laba

Di era reformasi keuangan daerah, dalam entitas Pemerintah Daerah dibentuk berbagai pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi dalam suatu entitas yang
dipimpin oleh manager yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban manager tersebut
dilakukan dengan dinilainya manager tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Bila pusat
pertanggungjawaban tersebut berupa pusat laba, maka manager pusat pertanggungjawaban
tersebut dinilai berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan investasi yang
ditananamkan oleh entitas induknya. BUMD atau Perusda merupakan contoh pusat laba dalam
entitas Pemerintahan Daerah.

BUMD atau perusahaan daerah (Perusda) didirikan oleh Pemerintahan Daerah sebagai pusat
laba. Artinya, BUMD merupakan unit organisasi dalam tubuh PEMDA yang didirikan untuk
menghasilkan pendapatan bagi PEMDA yang mendirikan, dan prestasi BUMD tersebut diukur
berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan nilai investasi yang sudah
dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai investor. Dengan demikian, di samping wajib
menyusun laporan keuangan, PEMDA suatu Provinsi/Kabupaten/Kota juga menjadi pemakai
laporan keuangan entitas lain, yaitu BUMD/Perusda di lingkungannya.

Hal ini dapat dilihat dari aspek teori keagenan (agency theory). Teori keagenan adalah teori
hubungan principal dengan agen. Dalam hubungan tersebut principal (misalnya, rakyat yang
diwakili oleh DPRD) mempercayakan pengelolaan kekayaannya kepada agen (misalnya,
pemerintahan daerah/Gebernur/Bupati/Walikota). Jadi, dalam konteks teori keagenan tersebut,
Pemerintahan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dapat bertindaksebagai agen maupun sebagai
prinsipal. Sebagai agen, PEMDA bertugas mengelola dana prinsipal yakni rakyat yang diwakili
oleh DPRD. Sebaliknya, sebagai prinsipal, PEMDA menyerahkan pengelolaan kekayaannya
kepada BUMD yang bertindak sebagai agen. Dalam kedudukannya sebagai prinsipal, PEMDA
harus mampu menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh agennya, yakni Perusda.

Oleh karena BUMD atau Perusahaan Daerah (Perusda) tersebut merupakan perusahaan swasta,
maka akuntansi yang ada pada BUMD adalah akuntansi sektor private (swasta). Contoh Perusda
adalah Perusahaan Daerah Air Minum, Percetakan Negara, Bank Pembangunan Daerah, dan
lain-lain. Dalam bagian selanjutnya dicontohkan kasus pendirian sebuah Perusda oleh PEMDA
suatu kebupaten beserta proses akuntansinya hingga dihasilkan laporan keuangan.

• Pengertian akuntansi BUMD

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh
pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam peraturan pemerintahan No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Jadi, akuntansi BUMD adalah suatu proses mencatat, mengklafikasikan, meringkas, mengelolah
dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan untuk
perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang digunakan oleh orang yang
menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan keputusan serta tujuan lainnya.

Dasar Hukum

Sesungguhnya usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari hasil badan usaha milik
daerah (BUMD) telah berjalan sejak lama. BUMD tersebut dibentuk berdasarkan.

• UU No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang diperkuat oleh UU.

• No.5 Tahun 1974 tntang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah (Nota Keuangan dan
RAPBN, 1997/1998).

• UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

• UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.


• Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia no.44 tahun 2005 tentang tata cara
penyertaan dan penataanusahaan Modal Negara pada BUMN dan PT.

Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Negara:

• Didirikan berdasarkan peraturan daerah (perda).

• Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah atas
pertimbangan DPRD.

• Masa jabatandireksi selama empat tahun.

• Bertujuan memupuk pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan daerah.

Contoh BUMD:

• Bank Pengembangan Daerah (BPD).

• Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

• Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota).

• Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH).

Tujuan dibentuknya BUMD tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui
pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggarakan kemanfaatan umum dan peningkatan
penghasilan pemerintahan daerah.

Dapat dikemukakan lebih lanjut bahwa BUMD itu berdasarkan kategori sasarannya dapat
dibedakan dua golongan, yaitu:

• Perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum dan,

• Perusahaan daerah untuk tujuan peningkatan daerah dalam PADnya.

Badan Usaha Milik daerah (BUMD) memiliki kedudukan sangat penting dan strategis dalam
menunjang pelaksanaan menunjang pelaksanaan otonomi. Oleh karena itu, BUMD perlu
dioptimalkan pengelolaannya agar bener-bener menjadi kekuatan ekonomi yang handal sehingga
dapat berperan aktif, baik dalam mejalankan fungsi dan tugasnya maupun sebagai kekuatan
perekonomian daerah.

Laba dari BUMD diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli
Daerah. Otonomi daerah memberikan konsekkuensi yang cukup besar bagi peran Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) dalam menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sesungguhnya usaha
dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari BUMD telah berjalan sejak lama sebelum UU
tentang otonomi daerah disahkan. Untuk mencapai sasaran tujuan BUMD sebagai salah satu
sarana PAD, perluadanya upaya optimalkan BUMD yaitu dengan adanya peningkatan
professional baik dari segi manajemen. Sumber daya manusia sarana dan prasarana yang
memadai kedudukan yang sejajarnya dengan kekuatan sektor perekonomian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai