Anda di halaman 1dari 18

BAB 8

PENGUKURAN KINERJA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
 Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui
alat ukur finansial & nonfinansial.
Maksud pengukuran kinerja sektor publik:
 Membantu memperbaiki kinerja pemerintah
 Digunakan untuk pengalokasian sumber daya & pembuatan keputusan
 Mewujudkan pertanggungjawaban publik & memperbaiki komunikasi
kelembagaan
TUJUAN DAN MANFAAT PENGUKURAN KINERJA

Tujuan sistem pengukuran kinerja:


 Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.
 Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial.
 Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence.
 Alat mencapai kepuasan individu maupun kolektif yang rasional.
(Mardiasmo, 2002)
Manfaat pengukuran kinerja:
 Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
 menilai kinerja.
 Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
 Memonitor & mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya
 dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk
 memperbaiki kinerja.
 Dasar memberikan reward & punishment secara objektif yang diukur
 dengan ukuran kinerja yg disepakati.
 Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
 Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
 Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
 Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. (Mardiasmo, 2002)
INFORMASI YG DIGUNAKAN UNTUK
PENGUKURAN KINERJA

INFORMASI FINANSIAL
 Penilaian kinerja finansial dilakukan dengan menganalisisvarians antara
kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Setelah analisis varians
dilanjutkan dengan mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya
varians tersebut (apa, siapa/bagian mana, kenapa, dan bagaimana).
Keterbatasan analisis varians diantaranya adalah kesulitan menetapkan
batasan besarnya varians.
INFORMASI NON-FINANSIAL
 Informasi non-finansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas
proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang
komprehensif dan banyak dipakai/dkembangkan di berbagai organisasi
adalah Balanced Scorecard.
Pengukuran dengan Balanced Scorecard melibatkan aspek:
 Perspektif Finansial
 Perspektif Kepuasan Pelanggan
 Perspektif Efisiensi Proses Internal
 Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
 Jenis informasi non-finansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key
variable) atau key success factor/key result factor/pulse point. Variabel kunci
adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesuksesan organisasi.
 Karakteristik variabel kunci:
 Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan & keagalan organisasi
 Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat
 Perubahannya tidak dapat diprediksi
 Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
 Dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate)
PERANAN INDIKATOR KINERJA DALAM
PENGUKURAN KINERJA

 Faktor keberhasilan  utama adalah suatu area yang mengindikasikan


kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan
preferensi manajerial dengan memperhatikan variable kunsi financial
dan nonfinansial pada kondisi tertentu.
 Indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat
dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial
maupun non-finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit
bisnis.
Penentuan indikator kinerja perlu dipertimbangkan komponen berikut :

 Biaya pelayanan (cost of service) : Indikator biasanya diukur dalam bentuk biaya
unit.
 Penggunaan (utilization) : Indikator penggunaan membandingkan antara supply of
service (pelayanan yang ditawarkan) dengan public demand (permintaan publik)
  Kualitas dan Standar pelayanan (quality and standards): Indikator kualitas dan
standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit diukur.
 Cakupan pelayanan (coverage) : Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan
apabila terdapat kebijakan atau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk
memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
 Kepuasan (satisfaction) : Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak
pendapat secara langsung.
Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for
Money

 Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah.
 Istilah “ukuran kinerja“ (mengacu pada penilaian kinerja secara langsung) pada
dasarnya berbeda dengan istilah “indikator Kinerja“ (mengacu pada penilaian
kinerja secara tidak langsung).

 Mekanisme menentukan indikator kinerja:


o Sistem perencanaan dan pengendalian
o Spesifikasi teknis dan standardisasi
o Kompetensi teknis dan profesionalisme
o Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
o Mekanisme SDM
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain:
 Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi;
 Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan;
 Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial;
 Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan;
 Untuk menunjukkan standar kinerja;
 Untuk menunjukkan efektivitas;
 Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang
paling baik untuk mencapai target sasaran; dan
 Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk
dilakukan penghematan biaya.
Pengukuran kinerja Value For
Money
 Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas.
 Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input
value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
 Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan inputyang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/inputyang dikaitkan dengan standard kinerja
atau target yang telah ditetapkan.
 Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.
Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

Pengukuran Ekonomi,
 Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan (input) yang
gunakan. Pertanyaan yang diajukan adalah:
 Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang dianggarkan?,
 Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan?
 Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?.
Pengukuran Efisiensi
 Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
 Cara perbaikan terhadap efisiensi adalah:
 Meningkatkan output pada tingkat input yang sama,
 Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
 Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
 Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Pengukuran Efektifitas
 Efeketivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya
yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
 Pengukuran Outcome
 Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat atau
mengukur kualitas output terhadap dampak yang dihasilkan.
 Pengukuran outcome memiliki 2 peran:
 Peran Retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu.
 Peran Prospektif, terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Dalam
peran ini, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi
sumber daya publik.

 Estimasi Indikator Kinerja,


 Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target kinerja yang
ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut  didasarkan pada
perkembangan cakupan layanan atau indicator kinerja.

Anda mungkin juga menyukai