Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Aspek utama dalam manajemen penerimaan daerah yang perlu mendapat
perhatiaan serius adalah pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD). PAD harus
menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi pelaksanaan otonomi daerah. Hal
ini menunjukkan bahwa PAD merupakan tolak ukur terpenting bagi kemampuan
daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah, sehingga PAD
mencerminkan kemandirian suatu daerah. PAD dapat berasal dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
PAD yang sah. PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan merupakan pendapatan yang berasal dari Perusahaan Daerah (PD) atau
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

BUMD memiliki peran dalam mewujudkan kemakmuran daerah dengan


memberikan kontribusi terhadap Penerimaan PAD baik dalam bentuk deviden
atau pajak. Tantangan meningkatkan PAD salah satunya dapat dijawab dengan
meningkatkan peran/kontribusi BUMD. Secara makro, peranan PD/BUMD
terhadap perekonomian daerah dapat diukur melalui kontribusi nilai tambahnya
terhadap pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan kemampuannnya
menyerap tenaga kerja. Dalam perkembangan dunia usaha, BUMD dihadapkan
tantangan yang berat. Sebagai wujud nyata dari investasi daerah, BUMD mau
tidak mau akan menghadapi persaingan yang semakin tinggi dengan masuknya
pasar global. Pilihannya adalah apakah BUMD tersebut harus tetap dengan
kondisinya saat ini atau mengikuti persaingan itu dengan melakukan perubahan
pada visi, misi, dan strategi bisnisnya.

BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Daerah. Terdapat dua bentuk BUMD, yaitu Perusahaan Umum Daerah adalah
BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu Daerah dan tidak terbagi atas
saham, dan Perusahaan Perseroan Daerah adalah BUMD yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau
paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?

2. Bagaimana dasar hukum Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?

3. Apakah fungsi dan peranan Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?

C. Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui pengertian Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?

2. Untuk mengetahui dasar hukum Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?

3. Untuk mengetahui fungsi dan peranan Badan Umum Milik Daerah (BUMD)?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Badan Umum Milik Daerah (BUMD)

BUMD merupakan aset penting bagi pemerintahan daerah untuk ikut serta
melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dan daerah. BUMD atau dulu
dikenal dengan istilah perusahaan daerah di Indonesia mulai ada pada zaman
Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie) dengan munculnya Provinciale-bedrijven,
Gemeetebedrijven yang diatur menurut ketentuan ICW (Indische Compabiliteit)
dan IBW (Indische Bedrijvenwet). Berkaitan dengan faktor sejarah berdirinya
Perusahaan Daerah sebelum berlakunya UU No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah adalah keberadaan UU No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Daerah.

BUMD merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Daerah. BUMD


adalah perusahaan yang didirikan, dimiliki, dikelola, dan diawasi oleh pemerintah
daerah. Dalam praktiknya, BUMD diatur oleh suatu Peraturan Daerah (Perda).
Adapun modal BUMD seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan dari
daerah.

BUMD merupakan perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan


pemerintah Daerah (Pemda) yang dipisahkan, kekayaan daerah yang dipisahkan
dapat diartikan sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum
yang semula pertanggungjawabannya melalui anggaran belanja daerah yang
kemudian setelah dipisahkan menjadi modal BUMD dan akan dipertanggung
jawabkan tersendiri. Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan
bahwa Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang modalnya untuk
seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan,
kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Oleh karena
BUMD merupakan perusahaan yang seluruh modalnya atau sebahagian
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, maka Perusahaan Daerah juga
merupakan BUMD.

Dalam menjalankan roda usahanya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


diamanahkan tiga misi penting, yaitu sebagai pelayan masyarakat (public
Servant), sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sebagai
Agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah (agent of development). BUMD
Bergerak dalam berbagai sektor, seperti jasa keuangan dan perbankan, jasa
pengelolaan, dan penyediaan air bersih serta berbagai bentuk jasa dan usaha
produktif lainnya.

B. Dasar Hukum Badan Umum Milik Daerah (BUMD)

Hukum dan pembangunan ekonomi memiliki hubungan yang tidak dapat


dipisahkan satu sama lain . Hukum berperan dalam melindungi, mengatur dan
merencanakan kehidupan ekonomi sehingga dinamika kegiatan ekonomi itu dapat
diarahkan kepada kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Dalam
perekonomian nasional, pelaku ekonomi penting di Indonesia dilakukan oleh
beberapa badan usaha yang dapat dikelompokkan sebagai BUMN, BUMS dan
BUMD. Ketiga badan usaha ini memiliki kekhasan, keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Namun ketiganya memiliki peran strategis dalam membangun
perekonomian nasional. BUMD misalnya, berperan dalam memberikan
sumbangsih pada perekonomian serta perintis kegiatan usaha. BUMD merupakan
aset penting bagi pemerintahan daerah untuk ikut serta melaksanakan
pembangunan ekonomi nasional dan daerah

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 merupakan nasionalisasi terhadap


perusahaan-peru-sahaan peninggalan kolonial Belanda sesuai dengan ketentuan
nasionalisasi dalam Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958. Makna yang
terkandung dalam ketentuan tersebut adalah adanya pelimpahan atau penyerahan
badan usaha dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Menindaklanjuti
hal tersebut maka lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang
Perusahaan Daerah sebagai awal berdirinya badan usaha milik pemerintah daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 3 Tahun
1998 tentang Bentuk Hukum BUMD, BUMD dibagi dalam dua bentuk yaitu
Perusahaan Daerah dan Perseroan terbatas, sehingga istilah Perusahaan Daerah
kembali muncul, dan jika dilihat dari penggunaan istilahnya, Permendagri Nomor
3 Tahun 1998 mengelompokkan Perusahaan Daerah sebagai salah satu bentuk
dari BUMD. Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengakibatkan dicabutnya dan tidak berlaku lagi beberapa peraturan
perundangan-undangan. Peraturan perundang-undangan tersebut antara lain
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, dan Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah.

Sesuai UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, pemerintah


daerah tidak harus memiliki BUMD, namun BUMD dapat menjadi pertimbangan
bagi daerah untuk menjadi sarana dalam rangka memberikan pelayanan bagi
masyarakat. BUMD dapat didirikan oleh pemerintah daerah dan pendiriannya
ditetapkan dengan Perda Pasal 331 angka 1 dan angka 2 UU PEMDA.
Berdasarkan UU PEMDA Pasal 331 angka 3, BUMD itu sendiri terbagi menjadi
dua jenis, yaitu perusahaan umum daerah (Perumda) dan perusahaan perseroan
daerah (Perseroda).

Perumda merupakan BUMD dimana keseluruhan modalnya dimiliki oleh


satu daerah saja dan tidak berbentuk saham. Perseroda merupakan BUMD dimana
modalnya terbagi dalam bentuk saham dimiliki oleh beberapa daerah. Dalam
pengelolaan Perumda maupun Perseroda diperlukan sebuah konsep pengelolaan
yang sesuai dengan karakteristik dan jenis BUMD Itu sendiri. Hal ini merupakan
tugas dari Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan dalam BUMD. Sesuai
dengan kewenangannya, setiap pemerintah daerah wajib menyelenggarakan
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
terutama pelayanan atas kebutuhan dasarnya.
Karakteristik BUMD secara garis besar memiliki sifat sosial dan sifat
komersil yang dikuatkan oleh pendapat dari M. Natzir Said yang menyatakan
bahwa BUMD disatu sisi bersifat komersil (Commercial Corporation) dan disisi
lain bersifat sosial (Social Service Corporation). Dengan demikian, sifat dualitis
ini perlu ditinjau dengan bentuk BUMD sesuai dengan lapangan Usahanya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017, telah dibedakan


tujuan umum dan tujuan khusus pendirian Badan Usaha Milik Daerah. Menurut
Pasal 8 dan Penjelasannya, pendirian badan Usaha Milik Daerah Perumda
diprioritaskan dalam angka menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi bagi pemenuhan hajat hidup
masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi daerah yang bersangkutan
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal
402 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan bahwa BUMD
yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Ketentuan ini kemudian
diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 Pasal 139 ayat (1)
yang menyatakan bahwa perusahaan Daerah yang telah didirikan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dapat diubah menjadi BUMD. Adanya
ketentuan tersebut, mengisyaratkan kepada pemerintah daerah untuk segera
melakukan penyesuaian terhadap bentuk hukum seluruh BUMD di daerahnya
masing-masing.

C. Fungsi dan Peranan Badan Umum Milik Daerah (BUMD)

BUMD didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962


tentang perusahaan Daerah dan bertujuan untuk turut serta melaksanakan
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya
dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan
mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam
perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Secara umum peranan perusahaan BUMD dalam kegiatan perekonomian


dan pembangunan daerah dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek, yaitu :

1. Peningkatan produksi;
2. Perluasan kesempatan kerja
3. Peningkatan pendapatan daerah.

Selain itu, BUMD memiliki berbagai fungsi dan peranan yang dibebankan
kepadanya, utamanya adalah:

1. Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan


pembangunan daerah
2. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah
3. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha
4. Memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik
5. Menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati swasta.

Secara khusus peran BUMD adalah sebagai salah satu sumber PAD di
daerah, maka tentu saja BUMD dituntut agar lebih profesional dan lebih efisien
dalam melaksanakan usahanya. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BUMD
berorientasi sekaligus pada kedua motive yaitu bidang bisnis (profit service) dan
pelayanan umum (public service), maka ukuran/kriteria peranannya dapat dilihat
dari:

1. Kedudukan dalam pasar (market share).

2. Sumbangan pada keuangan Pemerintah Daerah.

3. Sumbangan kepada kegiatan perekonomian dan pembangunan daerah.

Sedangkan untuk BUMD yang bergerak di bidang kemanfaatan umum


(publicutility), maka indikator keberhasilan tersebut akan tampak dari
kemampuannya dalam menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat baik
dalam kuantitas maupun kualitas yang memadai sebagai salah satu pelaku
ekonomi di daerah, BUMD tentunya diharapkan menjadi salah satu penggerak
bagi perekonomian daerah, antara lain melalui kegiatan usaha dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat baik berupa barang maupun jasa.

Kemampuan untuk bersaing dengan dunia usaha swasta akan menjadi


tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan peran tersebut, khususnya bagi
BUMD yang bergerak dalam bidang public service dan profit motive.Pendapatan
daerah Provinsi secara komulatif pada tahun anggaran 2012 didominasi berasal
dari transfer pusat yaitu 51%, selanjutnya 46% berasal dari PAD, dan 3% berasal
dari pendapat lainnya. Sedangkan, pendapatan daerah Kabupaten/Kota memiliki
dominasi transfer pusat yang lebih besar lagi. Di Kabupaten, dominasi transfer
pusat mencapai 87,1%, sedangkan di Kota mencapai 71,8% atau sebesar Rp58,83
triliun. Sementara itu pada PAD, target dari seluruh Kabupaten pada Tahun
Anggaran 2012 ini mencapai Rp22,64 triliun atau hanya sebesar 7% dari target
pendapatan daerah Kabupaten sedangkan di Kota, target PAD mencapai Rp14,56
triliun atau sebesar 17,8% dari pendapatan Kota.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

BUMD merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Daerah. BUMD


adalah perusahaan yang didirikan, dimiliki, dikelola, dan diawasi oleh pemerintah
daerah. Dalam praktiknya, BUMD diatur oleh suatu Peraturan Daerah (Perda).
BUMD memiliki berbagai fungsi dan peranan yang dibebankan kepadanya,
utamanya adalah Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan daerah, Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah,
Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha, Memenuhi kebutuhan
barang dan jasa bagi kepentingan publik, Menjadi perintis kegiatan dan usaha
yang kurang diminati swasta.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah untuk penelitian


selanjutnya penelitian berikutnya dapat mempergunakan seluruh teknik
pengumpulan data yang ada. Selain pengumpulan data di basis data, teknik
wawancara dan kuesioner dapat dipergunakan sehingga lebih mempermudah
dalam proses pengumpulan data penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/4724529/pengertian-bumd-ciri-ciri-
bentuk-peran-kelebihan-dan-kelemahannya

https://notarylaw.journal.ulm.ac.id/index.php/nolaj/article/download/
22/15#:~:text=BUMD%20dapat%20didirikan%20oleh
%20pemerintah,perusahaan%20perseroan%20daerah%20(Perseroda)

https://banten.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/06/PERANAN-BUMD-
SEBAGAI-SALAH-SATU-SUMBER-PENDAPATAN-DAERAH.pdf

https://www.academia.edu/38633362/Makalah_Badan_Usaha_Milik_Daerah

Anda mungkin juga menyukai