Anda di halaman 1dari 39

BADAN USAHA (BUMN, BUMS, BUMD, KOPERASI, DAN MANAJEMEN BADAN

USAHA)

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


1. Pengertian BUMN
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya
b. Mengejar keuntungan
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
2. Peran BUMN Dalam Perekonomian
Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, disebutkan bahwa secara
umum peran BUMN adalah memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
selanjutnya lebih rinci diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang
merupakan tugas konstitusional bagi seluruh komponen dan seluruh kekuatan
ekonomi nasional baik melalui regulasi sektoral maupun melalui kepemilikan
negara terhadap unit-unit usaha tertentu dengan maksud untuk memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN memiliki peranan sebagai
berikut:
a. Berperan menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN
dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/atau perintis dalam sektor-sektor
usaha yang belum diminati pihak swasta.
b. BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan
pengembangan usaha kecil dan koperasi.
c. BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signiikan
dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi.
Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada
hampir seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perikanan,
perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan
telekomunikasi, transportasi, listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi.
3. Bentuk BUMN
Menurut Undang-undang No.19 Tahun 2003, terdapat dua jenis BUMN, yaitu:
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero merupakan BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. Contoh BUMN persero diantaranya adalah
PLN, PT KAI, dan Bank Mandiri. Ciri-ciri persero antara lain sebagai berikut:
 Badan hukum perdata berbentuk PT
 Hubungan usaha diatur berdasarkan hukum perdata
 Dipimpin oleh seorang direksi
 Pemerintah berperan sebagai pemegang saham
 Sebagian atau seluruh modal merupakan kekayaan negara yang dipisahkan
 Bertujuan memupuk keuntungan
 Tidak memiliki fasilitas negara
 Pegawai berstatus pegawai perusahaan swasta.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perum merupakan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham. Maksud dan tujuan berdirinya perum adalah
menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Contoh
perum diantaranya yaitu pegadaian dan perum bulog. Ciri-ciri Perusahaan
Umum adalah sebagai berikut:
 Berbadan hukum
 Hubungan usaha diatur berdasarkan hukum perdata
 Seluruh modal milik pemerintah dari kekayaan yang dipisahkan
 Bergerak di bidang jasa vital
 Bertujuan melayani kepentingan umum
 Dibolehkan memupuk keuntungan
 Dipimpin seorang direksi
 Pegawai berstatus pegawai perusahaan negara
 Mempunyai nama, kekayaan, dan kebebasan sendiri
 Laporan tahunan disampaikan kepada pemerintah.
4. Kekuatan Dan Kelemahan BUMN
Adapun keunggulan BUMN diantaranya:
a. Beroperasi pada bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak
b. Menyediakan barang dan jasa publik untuk pelayanan masyarakat
c. Memperoleh jaminan modal dari pemerintah
Adapun kelemahan BUMN adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya eisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional
b. Manajemen kurang profesional
c. Penentuan keputusan lambatnyat karena panjangnya birokrasi dalam pemutusan
keputusan perusahaan
d. Seringkali sulit memperoleh keuntungan bahkan terkadang perusahaan BUMN
mengalami kerugian

BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)

A. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


1. Pengertian BUMD
Landasan operasional yang digunakan BUMD adalah Undang-undang
Nomor 5 tahun 1962 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 tahun
2017. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017,
Badan Usaha Milik Daerah yang disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian modalnya dimiliki oleh daerah.
Adapun menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962, perusahaan daerah
adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang
seluruh modalnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Adapun yang dimaksud dengan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah kekayaan
daerah yang berasal dari APBD untuk dijadikan penyertaan modal daerah pada
BUMD. Setiap daerah baik tingkat pemerintah kota/kabupaten maupun provinsi
dapat mendirikan BUMD. Pendirian BUMD diatur dalam peraturan daerah (perda).
Tujuan didirikannya Badan usaha milik daerah, yaitu:
a. Memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah
b. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,
karakteristik, dan potensi daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola
perusahaan yang baik
c. Memperoleh laba atau keuntungan
2. Peran BUMD Dalam Perekonomian
a. Sumber pendapatan daerah
b. Penyedia barang dan/ atau jasa bagi kebutuhan masyarakat
c. Membuka lapangan pekerjaan bagi daerah
3. Bentuk BUMD
Menurut Undang-undang Nomor 54 tahun 2017 pasal 5, Jenis BUMD terdiri dari:
a. Perusahaan perseroan daerah
BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh 1 (satu) daerah.
b. Perusahaan umum daerah
BUMD yang seluruh modalnya dimiliki satu daerah dan tidak terbagi atas
saham.
4. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD
Kegiatan usaha BUMD pada umumnya adalah usaha yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, diantaranya sebagai berikut.
a. Transportasi Umum
Masyarakat tentu memerlukan jasa transportasi yang dapat mempermudah
mobilisasinya di masyarakat, sehingga pemerintah daerah mengembangkan
BUMD dalam bidang transportasi, Contohnya di Jakarta terdapat Transjakarta
dan di Kota Bandung terdapat Trans Metro Bandung (TMB)
b. Persediaan Air Bersih
Air bersih menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat di suatu daerah, sehingga
setiap Kabupaten atau Kota dipastikan memiliki BUMD yang mengelola air
bersih bagi masyarakatnya yang dikenal Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). PDAM merupakan salah satu unit usaha rnilik daerah, yang bergerak
dalarn distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap
provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan
perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan
dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusaliaan air
minum yang dikelola negara secara modem sudah ada sejak zaman penjajahan
Belanda pada tahun 1920-an dengan nama Waterleiding sedangkan pada
pendudukan Jepang perusaliaan air minum dinamai Suido Syo.
c. Penyediaan Pasar
Pasar menjadi tempat bertemunya masyarakat penjual dan masyarakat pembeli
untuk selling berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya. Keberadaan pasar
sangat penting agar masyarakat bisa dengan mudah menemukan barang yang
menjadi kebutuhan hidupnya maupun barang yang akan dip'erjualbelikannya.
Hampir setiap provinsi kabupaten atau kota memiliki perusahaan daerah yang
mengelola pasar di daerahnya. Seperti di Jakarta terdapat PD. Pasar Jaya yang
mengelola pasar tradisional di wilayah Jakarta, di Makasar terdapat PD. Pasar
Makasar, di Surabaya terdapat PD. Pasar Surya Surabaya, di Kota Bandung
terdapat PD. Pasar Bermartabat, dan sebagainya.
d. Jasa Perbankan
Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi atau perantara antara masyarakat
yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, baik untuk
kegiatan produktif atau usaha maupun untuk kebutuhan konsumtif. Oleh karena
pentingnya peran bank, maka setiap pemerintah provinsi mendirikan Bank
Pembangunan Daerah (BPD). Contohnya di Jakarta terdapat Bank DKI, di Jawa
Barat terdapat Bankjabar dan Banten (BJB), di Sumatra Barat terdapat Bank
Sumbar, di Papua terdapat terdapat Bank Papua, di Bah terdapat Bank Bali, di
Sulawesi Selatan terdapat Bank Sulselbar, dan sebagainya.
5. Kekuatan Dan Kelemahan BUMD
BUMD memiliki keunggulan dan kelemahan yang sama dengan BUMN. Adapun
keunggulan BUMD diantaranya:
a. Beroperasi pada bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak
b. Menyediakan barang dan jasa publik untuk pelayanan masyarakat
c. Memperoleh jaminan modal dari pemerintah
Adapun kelemahan BUMD adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya eisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional
b. Manajemen kurang profesional
c. Penentuan keputusan lambatnyat karena panjangnya birokrasi dalam pemutusan
keputusan perusahaan
d. Seringkali sulit memperoleh keuntungan bahkan terkadang perusahaan BUMD
mengalami kerugian

BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS)

A. Pengertian BUMS
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) merupakan badan usaha yang seluruh modalnya
dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan utama berdirinya BUMS adalah mencari keuntungan
pribadi bagi pemiliknya, tetapi keberadaan BUMS memberikan dampak yang baik bagi
perekonomian karena BUMS memberikan pajak bagi negara. Dengan tingginya hasil
usaha dari BUMS maka pajak yang dibayarkan pada pemerintah juga akan semakin
tinggi hal ini berdampak pada pendapatan pemerintah yang akan meningkat.
B. Perbedaan Perusahaan Swasta dan BUMS
Aspek Perusahaan Swasta BUMS
Kepemilikan Individu atau kelompok Pemerintah atau negara
individu
Pendanaan Pemilik, investor, atau Anggaran pemerintah,
pinjaman penjulan saham, dan
pinjaman pemerintah
Tujuan Keuntungan Pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat
Orientasi Kepentingan pemegang Kepentingan umum dan
saham dan peningkatan fungsi sosial
nilai
Pengelolaan Ikuti prinsip tata kelola Tunduk pada kebijakan
perusahaan pemerintah
Keuntungan Lebih besar dan risiko Digunakan untuk
dan Risiko lebih tinggi pengembangan publik dan
risiko lebih rendah
Pengelolaan Diatur oleh manajemen Diatur oleh peraturan dan
Kepegawaia dan pemilik kebijakan pemerintah
n

C. Peran BUMS Dalam Perekonomian


Tujuan utama BUMS adalah mencari keuntungan. Selain untuk mencari keuntungan,
BUMS memiliki peranan yang sangat besar untuk perekonomian. Adapun peranannya
sebagai berikut:
a. Sebagai penggerak perekonomian
b. Membantu meningkatkan kinerja ekonomi nasional di berbagai sektor pembangunan
c. Mengurangi kemiskinan
d. Menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
e. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran dengan membuka kesempatan
kerja baru
f. Membantu pemerintah dalam mengelola dan mengusahakan kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi yang tidak dapat ditangani oleh BUMN
g. Membantu pemerintah dalam pendapatan negara dengan membayar pajak
h. Mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
D. Bentuk BUMS
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) terdiri dari empat jenis yakni, perusahaan
perseorangan, perseroan Terbatas (PT), firma, dan CV.
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang didirikan oleh seseorang dan
modalnya berasal dari harta pribadi. Mendirikan perusahaan perseorangan sangatlah
mudah karena tidak perlu membuat akta pendirian. Contoh dari perusahaan ini
adalah usaha rumah makan dan laundry.
b. Firma (Fa)
Firma adalah persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dengan nama
dan modal bersama. Perskutuan ini juga dikelola secara bersama-sama. Karena
pemilik dan pelaksana usaha ini bersama, maka setiap kebijakan yang ditetapkan
juga harus mempertimbangkan kepentingan para pemilik. Apabila nanti perusahaan
memperoleh keuntungan dan kerugian, kedua belah pihak sama-sama
menanggungnya.
c. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer didirikan oleh beberapa orang, dalam persekutuan ini
pendiri dibagi menjadi sekutu aktif (Komplementer) dan sekutu pasif (Komanditer).
Sekutu aktif adalah sekelompok orang yang mengelola badan usaha, sedangkan
sekutu pasif adalah sekelompok orang yang hanya menyerahkan modal dan tidak
turut campur dalam pengelolaan usaha.
d. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahan yang didirikan oleh beberapa orang,
berbadan hukum, dan modalnya berbentuk saham. Pemilik modal terbesar dalam
suatu PT memiliki pengaruh yang besar dan akan mendapatkan laba usaha yang
paling besar dibandingkan pemilik modal lain
e. Joint venture
Joint venture adalah kerjasama dari beberapa perusahaan yang berasal dari berbagai
negara kemudian menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan
ekonomi. Joint venture harus memiliki badan hukum PT atau Perseroan Terbatas
dalam bidang Industri. Joint venture dipimpin oleh Dewan Direktur yang dipilih
oleh para pemegang saham.
E. Kekuatan Dan Kelemahan BUMS
Badan usaha milik swasta memiliki keunggulan diantaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan pendapatan nasional
b. Membuka lapangan pekerjaan
c. Meningkatkan penerimaan pajak nasional
d. Cepat dalam mengambil keputusan dalam perusahaan
e. Penyedia barang dan jasa kebutuhan masyarakat
Disamping itu, badan usaha milik swasta juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan
yang dimiliki oleh badan usaha milik swasta adalah sebagai berikut:
a. Terlalu mementingkan laba sehingga kurang memperhatikan lingkungan
b. Kesulitan mendapatkan modal
F. Tahapan Mendirikan Usaha Dalam BUMS
a. Mengurus Akta Pendirian
Mengurus akta pendirian merupakan salah satu syarat kelengkapan untuk
membangun BUMS. ada beberapa syarat yang harus disediakan ketika mengurus
akta pendirian seperti nama, jenis perusahaan, wilayah pembangunan,tujuan
pendirian firma, struktur organisasi perusahaan, dan surat permohonan izin
pemberian kuasa.
b. Mengurus Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat keterangan domisili perusahaan tersebut diberikan kepada kelurahan atau
kecamatan pada daerah perusahaan didirikan.
c. Mendaftar Wajib Pajak
Setiap perusahaan wajib memiliki NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak agar
memudahkan proses pembayaran pajak secara rutin. Begitu juga dengan pendiri
perusahaan.
d. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri
Permohonan pendaftaran diberikan kepada pengadilan negeri yang terdapat di
wilayah perusahaan didirikan.
e. Mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan
Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan atau yang bisa disingkat dengan SIUP
diberikan kepada kantor dinas perdagangan pada wilayah setempat.
f. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan
Permohonan tanda daftar perusahaan atau TDP diberikan kepada kota/kabupaten
setempat. Persyaratan lain yang perlu dilengkapi seperti fotokopi akta pendirian
firma yang sudah dibawa ke pengadilan negeri, fotokopi KTP dan NPWP para
pendiri perusahaan, Fotokopi NPWP perusahaan, fotokopi SIUP atau izin usaha
lainnya.
G. Penggabungan Badan Usaha
Penggabungan badan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha.Penggabungan
entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternative perluasan secara internal melalui
akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali
memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.Lebih singkatnya
penggabungan usaha adalah usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan
cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu
kesatuan ekonomi.
KOPERASI
A. Koperasi
1. Sejarah Koperasi
Koperasi di Indonesia lahir dari sistem kapitalisme yang menyengsarakan
kehidupan rakyat. Adanya penderitaan dan kemiskinan tersebut, mendorong
seseorang yang bernama Raden Aria Wiria Atmaja yang berasal dari Purwokerto
untuk mendirikan sebuah bank untuk membantu kehidupan rakyat dan membantu
pegawai negeri yang terjerat hutang rentenir dengan bunga tinggi pada tahun 1896.
Pada saat itu, Raden Aria Wirya Atmaja mendirikan sebuah bank untuk pegawai
negeri yang diberi nama Bank Pertolongan Tabungan. Sistem yang dipakai adalah
dengan mengadopsi sistem koperasi kredit dari Jerman. Setelah beberapa lama, bank
tersebut diubah menjadi koperasi.
Pada Tahun 1908, Raden Soetomo melalui Budi Utomo berusaha
mengembangkan koperasi. Akan tetapi, usaha tersebut tidak berhasil karena tidak
mendapatkan dukungan dari rakyat. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap koperasi. Pada tahun 1913, Serikat Dagang Islam
(SDI) yang kemudian berganti nama menjadi Serikat Islam (SI), menjadi pelopor
berdirinya koperasi industri kecil dan kerajinan. Koperasi ini pun tidak bertahan
lama disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena masih rendahnya
pendidikan, kurangnya penyuluhan koperasi, dan sedikitnya pimpinan koperasi pada
saat itu.
Setelah itu, perkembangan koperasi di Indonesia menunjukan tanda-tanda
yang menggembirakan. Pada Tahun 1939, koperasi di Indonesia tumbuh pesat
mencapai 1712 unit koperasi. Dari sekian banyak jumlah koperasi, sebanyak 172
terdatar di pemerintah dengan jumlah anggota mencapai 14.134 orang. Pada
Tanggal 12 Juli 1947, untuk pertama kalinya gerakan koperasi di Indonesia
mengadakan kongres koperasi pertama di Kota Tasikmalaya, tanggal tersebut
kemudian diperingati sebagai hari lahirnya koperasi. Koperasi kembali terombang-
ambing setelah Indonesia menerapkan sistem demokrasi liberal pada periode 1945-
1967.
2. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari cooperation, co yang artinya bersama dan operation
artinya adalah usaha atau kerja. Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992,
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Pengertian lain tentang koperasi dikemukakan oleh Mohammad Hata
sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa koperasi didirikan
sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya.
Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, koperasi berkedudukan sebagai soko guru
perekonomian nasional yaitu sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang dasar Tahun 1945 pasal 33 ayat
1.
3. Landasan dan Asas Koperasi
Sebagai soko guru perekonomian, koperasi harus memiliki landasan yang kuat.
Adapun landasan koperasi Indonesia meliputi:
a. Landasan Idiil
Berdasarkan Undang-undang koperasi No. 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa
landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Pancasila merupakan jiwa dan
pandangan hidup negara, bangsa, dan masyarakat Indonesia. Pancasila juga
merupakan nilai-nilai unsur yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Landasan Struktural
Landasan struktural koperasi adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi
“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”. UUD 1945 merupakan aturan pokok organisasi negara RI yang
berdasarkan Pancasila. Dalam UUD 1945 terdapat berbagai ketentuan yang
mengatur berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia dalam bernegara.
c. Landasan Operasional
Landasan operasional merupakan aturan kerja yang harus diikuti dan ditaati
anggota, pengurus, dan pengawas dalam menjalankan tugas di koperasi.
Landasan operasional tersebut terdiri atas UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga. Dalam kegiatannya,
koperasi berlandaskan atas asas kekeluargaan dan gotong royong.
4. Tujuan Koperasi
Rasanya belum lengkap kalau hanya membahas pengertian, sejarah, fungsi koperasi,
tetapi tidak membahas tujuan koperasi itu sendiri. Berikut tujuan-tujuan koperasi.
b. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
c. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
d. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang
adil dan makmur
e. Menjadi soko guru dalam perekonomian nasional.Membantu produsen dengan
memberikan penawaran harga yang relatif lebih tinggi.
f. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih
terjangkau.
g. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro
dan kecil.
5. Ciri-Ciri Koperasi
Ciri-ciri koperasi adalah :
a. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.
b. Keanggotaan atas kesadaran anggotanya dan tanpa paksaan.
c. Kegiatan dilakukan berdasarkan gotong royong jadi ciri-ciri koperasi.
d. Dijalankan oleh anggota dan untuk anggota.
e. Kerugian ditanggung bersama-sama dan keuntungan dibagi sama besarnya
setiap anggota.
f. Rapat aggota adalah kekusaan tertinggi dalam koperasi.
6. Prinsip Koperasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi berpedoman pada nilai-nilai luhur.
Dari nilai-nilai tersebut tercipta prinsip-prinsip yang mendarah daging dalam
pengelolaan koperasi. Menurut Undang-undang No.25 Tahun 1992, prinsip koperasi
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasiaan
g. Kerjasama antar koperasi
Dua prinsip koperasi terakhir dilakukan dalam rangka mengembangkan koperasi
agar koperasi lebih maju dan berkembang.
7. Fungsi dan Peran Koperasi
a. Fungsi Koperasi
Didirikannya koperasi tentu memiliki tujuan dan fungsi. Di bawah ini akan kita
bahas apa saja fungsi dan tujuan dari didirikannya koperasi.
1) Membangun dan Mengembangkan
Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus mengembangkan
potensi dan kemampuan anggotanya secara khususnya dan masyarakat
secara umum. Demikian juga, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi rakyat.
2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Fungsi kedua dari koperasi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin
meningkat akan memberikan manfaat bagi perekonomian.
3) Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan
Fungsi ketiga dari koperasi, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi
kerakyatan. Fungsi ini bisa dikatakan sebagai pondasi kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan menjadikan koperasi sebagai
sokogurunya.
4) Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional
Fungsi keempat dari koperasi, yaitu mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional dengan menggunakan asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
b. Peran Koperasi
Menurut Undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi memiliki peranan yang
sangat penting untuk perekonomian Indonesia. Adapun peranannya adalah
sebagai berikut:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
8. Jenis Koperasi
Setiap koperasi memiliki jenis dan lapangan usaha yang berbeda-beda. Jenis
koperasi yang berkembang di Indonesia sebagai berikut:
a. Berdasarkan bentuknya
1) Koperasi primer
Koperasi yang beranggotakan orang per orang dengan jumlah minimal 20
orang. Contohnya adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan koperasi pegawai.
2) Koperasi sekunder
Koperasi yang beranggotakan badan hukum koperasi. Untuk membentuk
koperasi sekunder diperlukan minimal tiga koperasi yang sudah berbadan
hukum. Contohnya, Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO) yang
beranggotakan Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di Indonesia.
b. Berdasarkan lapangan usaha
1) Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang melaksanakan
kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam.
2) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyalurkan barang-barang
konsumsi kepada para anggota dengan harga layak dan murah serta berusaha
membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk keperluan anggota.
3) Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya orang-orang yang
mampu menghasilkan barang. Seperti koperasi peternak susu sapi di
Pangalengan Jawa Barat.
9. Perangkat Organisasi Koperasi
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, perangkat organisasi koperasi
terdiri dari:
a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
anggota dihadiri oleh seluruh anggota koperasi. Terdapat beberapa hal yang
disepakati di dalam rapat anggota, diantaranya yaitu:
1) Penetapan anggaran dasar koperasi
2) Kebijakan umum di bidang organisasi manajemen dan usaha koperasi
3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta
pengesahan laporan keuangan koperasi
5) Pembagian sisa hasil usaha
b. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dipilih dari dan
oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Adapun masa jabatan pengurus
koperasi adalah selama 5 tahun. Pengurus mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut:
1) Mengelola koperasi dan usahanya
2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi
3) Menyelenggarakan rapat anggota
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban laporan tugas
c. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas
juga bertanggung jawab terhadap rapat anggota. Adapun tugas pengawas
koperasi antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi
2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas harus merahasiakan hasil
pengawasannya terhadap pihak ketiga.
10. Permodalan Koperasi
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 41, modal koperasi terdiri
dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri koperasi terdiri dari:
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok merupakan simpanan yang dibayarkan oleh anggota pada saat
mendatar menjadi anggota koperasi.
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan anggota setiap
periode tertentu bisa perminggu atau perbulannya. Baik simpanan pokok
ataupun simpanan wajib bisa diambil kembali oleh anggota ketika anggota
tersebut mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.
c. Dana cadangan
Dana cadangan diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha (SHU) dan digunakan
untuk menutup kerugian koperasi apabila diperlukan.
d. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang diterima dari pihak lain
yang bersifat pemberian dan tidak mengikat
Adapun modal pinjaman koperasi bersumber dari:
a. Anggota
b. Koperasi lainnya
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi surat hutang lainnya
e. Sumber lain yang sah
11. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Salah satu pembeda antara koperasi dengan badan usaha lainnya yaitu adanya
Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
pasal 45. SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan
dan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh
anggota terhadap koperasi. Selain itu, SHU juga digunakan untuk pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat
anggota.
SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
a. SHU jasa modal
Perhitungan diambil dari seluruh simpanan yang dimiliki oleh anggota. Adapun
rumusnya yaitu:
simpanan anggota yang bersangkutan
SHU Jasa Modal= x % SHU untuk jasa modal
total simpanan seluruh anggota
b. SHU jasa anggota / jasa usaha
Perhitungan sisa hasil usaha yang diberikan kepada anggota berdasarkan:
1) Jasa pinjaman
pinjaman anggota yang bersangkutan
SHU Jasa Pinjaman= x % SHU untuk jasa pinjaman
total pinjaman seluruh anggota
2) Jasa pembelain anggota
pembelian anggota yang bersangkutan
SHU Jasa Penjualan= x % SHU untuk jasa penjualan
total omzet koperasi
12. Prosedur Pendirian Koperasi
a. mengadakan rapat pendirian yang dihadiri para pendiri.
Dalam rapat tersebut perlu dibahas beberapa hal pokok dalam pendirian koperasi, sebagai
berikut:
a. Nama Koperasi
b. Nama Pendiri
c. Alamat tetap atau kedudukan koperasi
d. Jenis Koperasi
e. Jangka waktu berdiri
f. Maksud dan tujuan
g. Keanggotaan koperasi
h. Perangkat organisasi koperasi
i. Modal koperasi
j. Besaran setoran simpanan pokok dan wajib
k. Bidang dan kegiatan usaha koperasi
l. Pengelolaan
m. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
n. Perubahan Dasar Anggaran
o. Ketentuan pembubaran dan penyelesaian
p. Sanksi
q. Peraturan khusus
Poin-poin di atas perlu dicatat dalam berita acara rapat untuk dituangkan dalam
rancangan anggaran dasar.
b. Mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian koperasi.
Mengacu pada Permenkumham No.14/2019 Pasal 11 tentang Pengajuan
Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi, berikut ini adalah tata cara
permohonan pengesahan akta pendirian koperasi.
1) Pemohon mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian koperasi
kepada Menteri Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum (Dirjen AHU).
2) Diajukan melalui Sistem Administrasi Badan Hukum
3) Permohonan dimuat dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
4) Permohonan diajukan paling lama setelah 60 hari, terhitung setelah tanggal
akta pendirian ditandatangani.
5) Permohonan dilakukan dengan mengisi format pengesahan akta pendirian
koperasi.
Perlu diperhatikan, permohonan yang melebihi jangka waktutidak dapat
diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM. Pemohon harus mengajukan
kembali sesuai poin-poin ketentuan di atas.
Adapun, khusus untuk koperasi sekunder, perlu menambahkan lampiran-
ampiran sebagai berikut:
1) Surat kuasa koperasi primer atau koperasi sekunder calon anggota koperasi
sekunder baru
2) Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer atau sekunder calon
anggota koperasi
3) Lampiran NPWP aktif dari koperasi primer atau sekunder calon anggota.
c. Pengesahan koperasi
Menteri Hukum dan HA menerbitkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan
akta pendirian Koperasi pada saar permohonan diterima. Keputusan Menteri
akan disampaikan kepada pemohon secara elektronik. Adapun, pengesahan
koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia diselenggarakan oleh Menteri
Koperasi dan UKM. Keputusan pengesahan akta pendirian koperasi ini akan
dicatat dalam buku daftar umum koperasi Kementerian Koperasi dan UKM dan
salinannya akan diberikan kepada dinas provinsi/kabupaten/kota sesuai tempat
koperasi. Sebagai catatan, notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri
keputusan menteri dengan menggunkan kertas berwarna putih ukuran F4 atau
folio dengan berat 80 gram.

MANAJEMEN BADAN USAHA

A. Pengertian Manajemen
Menurut G. R. Terry Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. Manajemen adalah wadah
di dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum
kebenarannya. Sedangkan menurut Mary Parker Follet, manajemen berarti sebuah seni
atau kemampuan seseorang atau kelompok dalam mengelola, mengatur, dan
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, atau pendelegasian tugas untuk mencapai
tujuan bersama dalam organisasi.
Berdasarkan pengertian manajemen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan sebuah ilmu yang mengatur sumber daya manusia atau
mengelola segala sesuatu agar berjalan secara efektif dan eisien. Individu atau
pelakunya disebut dengan manajer.
B. Unsur-Unsur Manajemen dan Tingkatan Manajemen
a. Unsur-unsur Manajemen
1) Man atau Manusia
Unsur manajemen yang pertama adalah manusia. Kedudukan dari manusia di
dalam unsur manajemen adalah yang paling utama. Selain itu, di dalam sistem
operasinya, unsur manusia juga terbilang begitu krusial. Dalam hal ini, manusia
adalah sumber daya yang sangat diperlukan untuk memimpin, menggerakkan
karyawan atau bawahan serta mengerahkan tenaga dan pikiran agar dalam
keberlangsungan suatu lembaga.
2) Material atau Bahan
Unsur material atau bahan ini adalah bahan baku yang dibutuhkan dalam
menjalankan suatu proses bisnis. Ketika keberadaan bahan baku tak tersedia
dengan baik atau akses untuk bisa mendapatkan bahan baku sangat sulit, maka
secara otomatis dapat mengakibatkan turunnya kinerja proses produksi. Kondisi
ini juga akan mempengaruhi proses bisnis yang sedang kalian jalankan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, bahan baku yang
digunakan dalam bisnis harus diseleksi dengan ketat agar bisa mendapatkan
kualitas yang terbaik.
3) Machine atau Mesin
Mesin juga menjadi salah satu unsur manajemen yang begitu penting. Mesin
bisa diartikan sebagai peralatan yang digunakan oleh suatu lembaga atau
instansi. Dimana mesin bisa memberikan dukungan terhadap lancarnya proses
menuju tujuan yang diinginkan oleh perusahaan atau suatu bisnis yang sedang
dijalankan. Adanya mesin juga akan membuat bahan baku untuk diproses agar
menjadi sebuah produk dengan kualitas tinggi. Itu artinya, mesin dapat
mempercepat dan mempermudah suatu pekerjaan sehingga bisnis yang sedang
dijalankan akan menjadi lebih efisien dari segi waktu, uang maupun tenaga.
4) Money atau Uang
Berikutnya, ada uang yang juga menjadi salah satu unsur manajemen. Dalam hal
ini, uang bisa diartikan sebagai unsur penting yang mendasari dari semua
kegiatan bisnis seperti kegiatan manajemen agar bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Semua proses pekerjaan yang akan diberlangsungkan akan
membutuhkan uang. Misalnya seperti membeli peralatan, perlengkapan serta
beberapa hal lain yang dibutuhkan untuk bisnis maupun perusahaan.
5) Method atau Metode
Metode juga menjadi salah satu bagian dari unsur manajemen. Metode sendiri
adalah unsur manajemen yang akan digunakan untuk mengatur proses
berjalannya prosedur kegiatan. Adanya metode dalam kegiatan bisnis akan
sangat membantu seluruh proses yang diperlukan. Selain itu, metode juga bisa
menjadikan proses dalam kegiatan bisnis akan menjadi lebih efisien.
6) Market atau Pasar
Market atau pasar merupakan unsur manajemen yang berikutnya. Sama seperti
unsur manajemen lainnya, unsur pasar keberadaannya begitu penting terutama
bagi perusahaan atau sebuah bisnis yang sedang berjalan.
7) Minutes atau Waktu
Terakhir, ada unsur waktu yang merupakan aset paling berharga yang juga
memerlukan adanya penonjolan dari proses perencanaan manajemen. Dalam
sebuah bisnis, kalian harus bisa memperhitungkan waktu dengan seefektif
mungkin.
b. Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi dibedakan dari tiga golongan yaitu sebagai
berikut:
1) Top Management
Top Management atau manajemen puncak merupakan level tertinggi dalam
tingkatan manajemen. Top Manajemen bertanggung jawab atas semua
kebijakan, strategi, dan jalannya suatu perusahaan. Dalam kegiatannya, top
manajemen akan lebih banyak menggunakan kerja otak daripada kerja fisik.
adapun tugas top manajemen diantaranya yaitu menyusun visi misi perusahaan,
menyusun kebijakan dan strateginya, dan menjalin hubungan dengan pihak
diluar perusahaan. Contohnya yaitu :general manager, CEO (Chief Executive
Oicer), presiden direksi, dan dewan direksi.
2) Middle Management
Middle Management atau manajemen menengah bertanggung jawab terhadap
manajemen puncak. Dalam kegiatannya, tingkatan manajemen ini akan
menggunakan kerja otak dan kerja isik secara seimbang. Tugasnya antara lain
mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana yang sudah disusun
sebelumnya. Contohnya yaitu: kepala departemen dan manajer cabang.
3) Lower Management
Lower Management adalah tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi.
Dalam kegiatanya, level manajemen ini akan lebih banyak menggunakan kerja
isik dibandingkan dengan kerja otak. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
lower management yaitu melakukan pengambilan keputusan,
mengkomunikasikan rencana, memotivasi karyawan, dan menetapkan prestasi
yang layak diterima oleh karyawan. Contohnya yaitu: mandor, supervisor, dan
kepala seksi.
C. Fungsi Manajemen
Secara umum, terdapat empat fungsi manajemen, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi pertama dari manajemen suatu organisasi. Fungsi ini
akan dibuat atau dilakukan di awal kegiatan untuk menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Fungsi ini juga meliputi perumusan dan penyusunan apa saja yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan, menentukan strategi dan program kerja yang akan
dilakukan serta kebijakan yang akan diterapkan. Pada tahap perencanaan, juga harus
ditentukan sumber daya apa saja yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pada tahapan ini, bisa juga menerapkan konsep 5W + 1 H, meliputi:
1) What
Apa yang akan dibuat atau dilakukan. Meliputi penetapan sebuah tujuan.
2) Why
Mengapa kita harus mencapai tujuan tersebut.
3) Where
Berkaitan dengan dimana kita akan mengerjakan pekerjaan tersebut.
4) When
Kapan kegiatan atau tujuan tersebut akan dilakukan.
5) Who
Siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.
6) How
Bagaimana cara yang ditempuh untuk melakukan suatu kegiatan atau cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
b. Perorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan sebuah proses atau kegiatan membagi dan
mengalokasikan pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-masing individu.
Pengorganisasian melibatkan pemberian wewenang maupun tanggung jawab,
mengalokasikan sumber daya yang terdapat di organisasi maupun perusahaan dan
juga menentukan bagaimana individu atau kelompok akan dikoordinasikan. Fungsi
ini identik dengan struktur organisasi. Dengan kata lain, fungsi ini merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan pembagian pekerjaan agar tujuan bisa dicapai.
Pengorganisasian sangat penting dalam sebuah organisasi maupun perusahaan,
supaya dapat menempatkan setiap orangnya sesuai dengan tugas dan
kemampuannya. Selain itu, tidak ada penumpukan pekerjaan karena setiap orang
sudah dibagi tugasnya masing-masing.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi ini menggerakkan agar semua anggota kelompok bekerja secara efektif dan
eisien sesuai dengan tugasnya masing-masing agar tujuan organisasi dapat dicapai.
Fungsi ini juga memiliki arti melakukan tindakan untuk memberikan pengaruh dan
menggerakan orang untuk bekerja dengan sendirinya dan penuh kesadaran. Dalam
penerapan fungsi actuating, pimpinan perusahaan tidak hanya menggerakan, akan
tetapi memberikan arahan, motivasi, dan semangat kepada setiap individu yang ada
di dalam organisasi tersebut. Fungsi ini identik dengan leadership (kepemimpinan)
dan ini menjadi bagian yang sangat penting dalam proses manajemen.
d. Pengawasan (Controlling)
Salah satu fungsi yang penting dalam manajemen adalah fungsi pengawasan. Fungsi
ini akan menilai apakah yang sudah direncanakan berjalan dengan baik atau tidak,
apakah ada yang harus diperbaiki untuk evaluasi dan perbaikan kedepannya.
Dengan kata lain, pengawasan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
mengendalikan atau mengawasi setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi
atau perbaikan.
D. Bidang Manajemen
Terdapat empat bidang manajemen. Masing-masing bidang ini memiliki tugas yang
berbeda. Adapun keempat bidang tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengatur
jalannya proses produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Manajemen
produksi juga meliputi bagaimana mengatur berbagai input atau faktor produksi
supaya hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang ditetapkan. Kegiatan
yang terdapat dalam manajemen produksi meliputi penentuan input atau bahan baku
yang akan digunakan, penentuan alat-alat atau teknologi apa yang digunakan, dan
juga penentuan metode produksi, serta melakukan pengawasan selama
berlangsungnya proses produksi.
b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kegiatan pengaturan proses penyampaian produk dari
produsen kepada konsumen agar berjalan secara efektif dan eisien. Kegiatan dalam
manajemen pemasaran meliputi pemilihan segmentasi pasar atau memilih konsumen
yang akan dituju, menganalisis kesempatan atau peluang pasar, menentukan cara
promosi usaha, dan mengelola usaha pemasaran agar produk yang dihasilkan bisa
dikenal oleh masyarakat. Tujuan adanya manajemen pemasaran diantaranya yaitu
memperbanyak konsumen dan memperluas pasar bagi kemajuan usaha suatu
perusahaan.
c. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan pengaturan dalam usaha pencarian dan
pemanfaatan dana agar berjalan secara efektif dan eisien. Manajemen keuangan
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menyediakan dana dalam rangka
memenuhi kegiatan perusahaan. Terdapat dua kegiatan utama yang merupakan
fungsi manajemen keuangan. Pertama yaitu fungsi mendapatkan dana atau
bagaimana cara memperoleh dana. Sedangkan fungsi yang kedua yaitu bagaimana
dana tersebut digunakan dan dikelola secara efektif dan eisien.
d. Manajemen Personalia
Manajemen personalia disebut juga manajemen sumber daya manusia. Menurut
Hasibuan, manajemen personalia merupakan ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan eisien untuk membantu terwujudnya tujuan
perusahaan dan karyawan. Dengan kata lain, manajemen personalia berkaitan
dengan pengurusan sumber daya manusia atau karyawan dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh manajemen personalia diantaranya
yaitu perekrutan karyawan, kegiatan pengembangan meliputi pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan, pemberian kompensasi atau pengaturan pemberian upah,
serta kegiatan penyusunan program keselamatan, kesehatan, dan pelayanan
karyawan, serta pemutusan hubungan kerja.

PENDAPATAN NASIONAL DAN KESENJANGAN EKONOMI

PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah suatu bentuk tolak ukur yang dipakai untuk
memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperolah gambaran tentang
perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Singkatnya,
pendapatan nasional adalah suatu alat ukur untuk menentukan tingkat perekonomian
suatu negara. Dengan bahasa yang lebih sederhana, pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu Negara dalam kurun waktu tertentu
yang biasanya satu tahun. Dalam pengertian lain, pendapatan nasional juga dapat
diartikan sebagai nilai total output akhir suatu negara dari semua barang dan jasa baru
yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem
pembukuan yang digunakan pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi
negara dalam periode waktu tertentu.
B. Manfaat Pendapatan Nasional
a. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional
Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada peningkatan
dari laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami kemajuan
atau kemunduran. Sehingga, bisa dilakukan evaluasi ke depannya.
b. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian antar negara.
Dari sini bisa dilihat mana saja negara yang masuk kategori negara maju dan
berkembang. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, berarti negara tersebut
semakin maju.
c. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara
Kita bisa lihat suatu negara mendapatkan pendapatan paling tinggi dari sektor mana,
apakah pertanian atau industri.
d. Menjadi landasan perumusan kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengetahui tingkat perekonomian negaranya, maka bisa
dilakukan evaluasi terkait dengan kebijakan agar bisa ditingkatkan lagi.
e. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
f. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap
pendapatan nasional
Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara
atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
g. Mendapat Informasi Soal Tingkat Kemakmuran Masyarakat
Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan
nasional. Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara
tersebut mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi
tersebut, seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di
lingkungan masyarakat tersebut.
h. Membantu Pemerintah untuk Melakukan Evaluasi dan mengukur Perubahan yang
Terjadi
Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara
akan langsung tahu bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu akan
membantu pemerintahan negara tersebut, terutama saat melakukan evaluasi nanti.
Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi yang
sudah mereka lakukan selama ini.
C. Komponen atau Konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional memiliki beberapa konsep. Setiap konsep memiliki kegunaan
masing-masing dalam penghitungan pendapatan nasional. Adapun konsep pendapatan
nasional diantaranya sebagai berikut.
a. Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (PDB/ GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau gross domestic product adalah nilai total dari
barang dan jasa yang diproduksi di sebuah negara. Tidak masalah jika produksi
tersebut dihasilkan oleh warga negara asing, asalkan orang tersebut berada di
wilayah suatu negara, maka produksinya dihitung sebagai produk domestik bruto.
Produk domestik bruto inilah yang dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan
(produksi, penerimaan, dan pengeluaran).
b. Produk Nasional Bruto/ Gross National Product (PNB/ GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau gross national product adalah nilai moneter dari
output yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara. Berbeda dengan PDB yang
menghitung semua output yang dihasilkan warga negara yang berada di dalam
negeri (domestik dan asing), PNB hanya menghitung output yang dihasilkan oleh
warga negara tersebut baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar
negeri tanpa memperhitungkan output yang dihasilkan warga negara asing. Adapun
menghitung PNB menggunakan rumus:
PNB = PDB + (PWNI – PWNA )
Keterangan:
PNB = Produk Nasional Bruto
PDB = Produk Domestik Bruto
PWNI = Pendapatan faktor produksi warga negera di luar negeri
PWNA = Pendapatan faktor produksi warga negara asing di dalam negeri
c. Produk Nasional Neto/ Net National Product (PNN/NNP)
Produk Nasional Neto (PNN) atau net national product adalah nilai moneter dari
produk nasional bruto dikurangi dengan penyusutan (depresiasi). Formula untuk
menghitung PNN yaitu :
PNN = PNB - penyusutan
d. Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (PN/ NNI)
Pendapatan Nasional neto (PN) atau net national income merupakan produk
nasional neto (PNN) dikurangi dengan pajak tidak langsung dan ditambahkan
dengan subsidi. Mengapa pajak tidak langsung harus dikurangi? Sebab pajak tidak
langsung bukan merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi.
Sedangkan subsidi nilainya ditambahkan karena merupakan balas jasa yang diterima
pemilik faktor produksi tetapi tidak termasuk ke dalam penghitungan PNN. Contoh
dari pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan nilai, cukai, dan materai.
Formula untuk menghitung pendapatan nasional neto yaitu :
PN = PNN – pajak tidak langsung + subsidi
e. Pendapatan Perseorangan / Personal Income (PP/PI)
Pendapatan Perseorangan (PP) atau personal income merupakan semua pendapatan
yang diterima oleh semua individu atau rumah tangga di suatu negara secara
kolektif. Tidak semua pendapatan dibagikan karena ada beberapa komponen yang
ditahan dan tidak dihitung dalam pendapatan. Pendapatan perseorangan dapat
dihitung dengan rumus :
PI = PN – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseroan) +
transfer payment
f. Pendapatan Disposabel / Disposable Income (PD/ DI)
Pendapatan Disposabel (PD) atau disposable income merupakan pendapatan yang
siap untuk digunakan oleh masyarakat setelah dikurangi dengan pajak langsung.
Contoh pajak langsung yaitu pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, dan
pajak kendaraan bermotor.
PD = PI – pajak langsung
D. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Penghitungan pendapatan nasional merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menghitung pendapatan nasional suatu negara. Penghitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi atau nilai
tambah, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan penerimaan.
a. Pendekatan Produksi Atau Nilai Tambah
Dengan menggunakan metode produksi, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh faktor produksi selama satu
periode tertentu.
Dalam menentukan nilai tambah, total biaya output ekonomi harus dikurangi
dengan biaya barang setengah jadi yang digunakan untuk memproduksi barang jadi.
Pengurangan biaya barang setengah jadi tersebut harus dilakukan agar tidak
menimbulkan penghitungan ganda (double counting). Penghitungan pendapatan
nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan rumus :
¿(P ¿ ¿ 1 x Q 1)+(P ¿ ¿ 2 x Q2)+… (P n x Qn)+¿ ¿ ¿
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= Harga barang ke-1
Pn= Harga barang ke-n
Q1= Jenis barang ke-1
Qn= Jenis barang ke-n
b. Pendekatan Pengeluaran
Dengan menggunakan metode pengeluaran, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh para pelaku atau
rumah tangga ekonomi. Pelaku ekonomi yang dimaksud terdiri dari rumah tangga
konsumen, produsen, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.
Pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen adalah konsumsi
yang dilakukan masyarakat, sedangkan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga produsen adalah investasi perusahaan. Pengeluaran yang dilakukan oleh
pemerintah berupa pemenuhan barang publik, pemberian gaji dan subsidi yang
disebut dengan government expenditure atau pengeluaran pemerintah. Sedangkan
untuk pengeluaran masyarakat luar negeri adalah kegiatan ekspor dan impor.
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dapat dihitung
dengan rumus :
Y = C + I + G + (X - M)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi masyarakat
I = Investasi perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah/government expenditure
X = Ekspor
M = Impor
c. Pendekatan Penerimaan
Dengan menggunakan metode penerimaan, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan semua balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor–faktor produksi.
Faktor-faktor produksi tersebut terdiri dari sumber daya alam, sumber daya
manusia, modal, dan kewirausahaan. Sedangkan balas jasa yang diterima pemilik
faktor produksi adalah upah, sewa, bunga modal, dan laba.
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan dapat dihitung
dengan rumus :
Y=w+r+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
w = wage (upah)
r = rent (sewa)
i = interest (bunga modal)
p = proit (laba)
E. Pendapatan Nasional Nominal dan Riil
PDB adalah nilai total output dalam perekonomian. Output (barang dan jasa) yang
dihasilkan tentu banyak bentuknya. Misalkan ada padi, ada jagung, ada konstruksi
hingga jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tentu berbeda.
Perhitungan PDB tidak didasarkan pada semisal satuan berat dari output yang
dihasilkan tersebut. PDB justru dihitung berdasarkan nilai uangnya.
Pembedaan PDB riil dan PDB nominal ini terkait dengan cara perhitungan nilai
PDB. Karena PDB dihitung nilai uangnya, maka harus ada satuan harga yang
digunakan. Misalkan padi dan jagung yang dihasilkan tentunya berupa barang, untuk
menghitungkan nilai uang tentu harus mengkalikan antara kuantitas yang dihasilkan
dengan harga barangnya. Persoalan penentuan harga barang ini yang memunculkan
pembedaan antara PDB nominal dan PDB riil.
Pengertian PDB nominal adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan
jasanya diukur berdasarkan harga pada saat ini. Adapun pengertian PDB riil adalah
produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan tahun tertentu
sebagai tahun tahun dasar. Dari konsep PDB riil dan nominal ini yang menjadi titik
perbedaan yaitu pada tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan.
Perbedaan penggunaan tahun sebagai dasar perhitungan akan membuat nilai barang
dan jasa yang dihitung akan berbeda pula. Harga barang pada tahun 2020 dengan harga
barang pada tahun 2010 tentu akan berbeda. Oleh karenanya, ketika menghitung PDB
dengan harga pada tahun yang berbeda akan menghasilkan perbedaan nilai PDB.
Berdasarkan hal demikian, kita melakukan memisahkan PDB riil dan PDB nominal.
Dari pengertian diatas kita dapat memahami bahwa pada perhitungan PDB nominal
yang dijadikan acuan adalah harga barang atau jasa pada tahun berjalan atau tahun
sekarang. Misalkan perhitungan PDB tahun 2020 untuk komoditas padi. Maka nilai
PDB secara nominal untuk padi akan digunakan harga padi pada tahun 2020.
Sedangkan pada PDB riil akan menghitung nilai PDB dengan berdasarkan harga
tahun dasar. Tahun dasar disini maksudnya yaitu tahun tertentu yang dijadikan sebagai
acuan harga. Misalkan pada perhitungan PDB riil di Indonesia sekarang, tahun dasar
yang digunakan yaitu tahun 2010. Artinya ketika menghitung nilai PDB riil untuk tahun
2020 maka kuantitas barang akan dikalikan dengan harga barang tersebut pada tahun
dasar yang 2010. Contohnya komoditas kedelai, perhitungan PDB riil untuk kedelai
tahun 2020 akan dihitung dari kuantitas kedelai dikalikan dengan harga kedelai tahun
2010.
Dari kedua jenis perhitungan tersebut terlihat perbedaan antara PDB riil dan PDB
nominal. Pada contoh-contoh diatas kita melihat bahwa PDB nominal dihitung dari
harga barang pada tahun terbaru. Sedangkan PDB riil dihitung dari harga barang pada
tahun dasar yang dijadikan acuan.
F. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita adalah ukuran pendapatan dari rata-rata jumlah penduduk
yang ada di suatu daerah atau wilayah geograis. Pendapatan per kapita juga dapat
menjadi tolok ukur atau evaluasi standar hidup di suatu daerah. Pendapatan per kapita
untuk suatu negara dihitung dengan membagi pendapatan nasional negara tersebut
dengan jumlah penduduknya.
Manfaat dari menghitung pendapatan per kapita yang paling umum adalah untuk
memastikan kekayaan suatu daerah atau sebaliknya. Misalnya, pendapatan per kapita
sebagai sumber data yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memberi
peringkat daerah terkaya di Indonesia dan juga untuk menghitung pendapatan rata-rata
masyarakat.
Pendapatan per kapita juga dapat menilai keterjangkauan harga rata-rata di
daerah. Daerah dengan harga yang tinggi, biasanya memiliki pendapatan per kapita
yang tinggi pula. Untuk melihat keberagaman pendapatan per kapita di Indonesia kalian
dapat membuka situs BPS dan carilah berapa pendapatan per kapita di daerah tempat
kalian tinggal.
Data pendapatan per kapita dapat juga dimanfaatkan oleh pengusaha untuk
menentukan daerah atau wilayah yang akan dijadikan sasaran pasarnya. Jika di suatu
daerah memiliki populasi dengan pendapatan per kapita yang tinggi tentunya akan
menguntungkan produsen, karena hal itu menunjukkan masyarakatnya memiliki
pendapatan yang tinggi. jika orang-orang memiliki banyak uang maka mereka akan
lebih banyak melakukan konsumsi.
G. Distribusi Pendapatan Nasional
Ketimpangan pendapatan dapat terjadi akibat tidak meratanya distribusi pendapatan.
Distribusi pendapatan menjelaskan dan menilai bagaimana pemerataan pendapatan di
suatu negara. Menurut Bank Dunia ketimpangan pendapatan merupakan dimensi
penting untuk mengukur kesejahteraan negara karena implikasinya pada kemampuan
untuk mengurangi kemiskinan. Dibandingkan dengan indikator lain, ketimpangan
pendapatan menjadi aspek kesejahteraan yang penting karena juga melihat distribusi
pendapatan berdasarkan dari berbagai golongan masyarakat dan tidak hanya fokus pada
satu kelompok masyarakat saja.
Distribusi yang tidak merata di suatu negara akan menciptakan ketimpangan
distribusi pendapatan. Untuk mengetahui ketimpangan distribusi pendapatan dapat
digunakan indikator yaitu koefisien gini (gini ratio) dan kurva lorenz.
a. Koefisien Gini
Koeisien gini atau indeks gini merupakan ukuran dari distribusi pendapatan.
Teori koeisien gini dikembangkan oleh ahli statistik dari Italia bernama Corrado
Gini pada tahun 1912. Tidak hanya mengukur distribusi pendapatan, koeisien gini
juga digunakan untuk mengukur ketidaksetaraan ekonomi dan mengukur distribusi
kekayaan di suatu populasi.
Nilai dari koeisien gini berkisar di angka 0 (0%) hingga 1 (100%). Jika angka
koefisien gini mendekati angka nol (0) maka pendapatan terdistribusi secara merata,
tetapi semakin mendekati angka satu menunjukkan pendapatan tidak terdistribusi
secara merata. Koefisien gini memang digunakan sebagai alat ukur dari distribusi
pendapatan, tapi tidak menjadikan sebagai ukuran mutlak pendapatan atau kekayaan
negara. Sebuah negara yang memiliki pendapatan yang tinggi dengan negara yang
berpendapatan rendah bisa saja memiliki nilai koeifsien gini yang sama. Hal
tersebut dapat terjadi apabila kedua negara tersebut distribusi pendapatannya sama.
b. Kurva Lorenz
Kurva lorenz adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara persentase
pendapatan dengan persentase penerima pendapatan selama kurun waktu tertentu,
dan biasanya berbagai negara mengukurnya dalam waktu setahun. Kurva Lorenz
akan disertai angka kemiringan 1 yang disimbolkan dengan garis diagonal. Semakin
jauh kurva dari garis diagonal, maka distribusi pendapatan tidak merata, sebaliknya
jika kurva mendekati garis diagonal maka distribusi pendapatan merata.

KESENJANGAN EKONOMI

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan ekonomi adalah kondisi tidak seimbang yang
terjadi di masyarakat berdasarkan aspek ekonomi, dimana aspek ekonomi dapat terlihat dari
tidak seimbangnya pendapatan masyarakat. Di satu daerah bisa terdapat kelompok
masyarakat yang memiliki pendapatan yang sangat tinggi, bahkan di atas rata-rata, tetapi
ada juga kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan rendah di bawah rata-rata dan
tinggal di daerah yang sama.
Kesenjangan ekonomi dapat terjadi karena adanya perbedaan batas kemampuan inansial
yang besar antara kelompok pendapatan tinggi dengan kelompok pendapatan rendah. Tentu
saja ini bukan merupakan hal yang baik bagi suatu negara, sebab besarnya kesenjangan
inansial antara kelompok pendapatan tinggi dengan kelompok pendapatan rendah
menunjukkan masih tingginya ketimpangan ekonomi yang terjadi di negara tersebut.
Kesenjangan ekonomi dapat memicu timbulnya kemiskinan di masyarakat. Adapun
penyebab kesenjangan ekonomi diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyebab Kesenjangan Ekonomi
a. Kondisi Demografi
Kondisi demograi berkaitan dengan kependudukan. Kondisi penduduk di satu
daerah dengan daerah lainnya tentulah berbeda, baik itu dari segi jumlah, komposisi,
dan persebaran. Kondisi penduduk yang semakin beragam antara penduduk di
perkotaan dan di pedesaan tentu saja akan menghasilkan masalah yang semakin
kompleks.
Komposisi penduduk juga sangat menentukan kesenjangan ekonomi. Komposisi
penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang berada pada usia produktif.
Daerah dengan komposisi penduduk yang berada pada usia produktif lebih banyak
tentu akan berbeda dengan daerah yang jumlah penduduk produktifnya lebih sedikit.
Persebaran penduduk juga menjadi masalah, di mana persebaran tidak merata.
Contohnya, karena merasa Pulau Jawa memberikan peluang untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak, maka banyak masyarakat yang pergi mencari pekerjaan di
Pulau Jawa sehingga terjadi persebaran penduduk yang cenderung hanya terpusat di
Pulau Jawa.
b. Kondisi Pendidikan
Pendidikan adalah elevator bagi masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Meski memiliki kurikulum yang sama, tetapi setiap daerah tidak memiliki
kualitas yang sama dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
fasilitas maupun mutu pendidikan. Perbedaan kondisi pendidikan akan
menghasilkan perbedaan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat menjadi salah satu modal dalam menghasilkan standar ekonomi
yang tinggi bagi masyarakat.
c. Pendapatan yang Tidak Merata
Tingkat pendapatan atau upah di setiap daerah berbeda-beda. Hal ini dapat
menyebabkan kesenjangan ekonomi sebab masyarakat di daerah perkotaan atau
daerah industri akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan upah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan masyarakat di daerah pedesaan. Tingkat pendapatan ini
akan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup dari setiap individu. Dengan
memperoleh pendapatan yang tinggi, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan semakin tinggi, sedangkan tingkat upah yang rendah akan
membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Pembangunan yang Tidak Merata
Pembangunan yang merata merupakan salah satu langkah negara untuk
mengurangi kesenjangan ekonomi. Salah satu contoh bentuk pembangunan yang
dilakukan pemerintah adalah pembangunan infrastruktur. Jika pembangunan
infrastruktur dilakukan dengan baik, maka ketercapaian pembangunan ekonomi
yang merata akan lebih mudah dicapai. Apabila pembangunan infrastruktur
dilakukan dengan merata, maka masyarakat di setiap wilayah dapat melakukan
kegiatan ekonomi dengan efisien.
Rendahnya kemampuan pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi,
akan mengakibatkan rendahnya pendapatan yang akan mereka terima. Rendahnya
pendapatan menjadi pemicu ketidakmampuan masyarakat memenuhi kebutuhannya,
sehingga akan timbul permasalahan kesenjangan ekonomi di masyarakat.
e. Kurangnya Lapangan Kerja
Kesejahteraan masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan
kerja. Sempitnya lapangan kerja akan memunculkan pengangguran di masyarakat.
Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan
maksimal. Bayangkan apabila tenaga kerja yang tidak terserap adalah kepala
keluarga di usia produktif, hal ini tentu akan berdampak tidak hanya pada satu
individu melainkan pada satu keluarga.
Tingginya angka pengangguran juga disebabkan karena jumlah angkatan kerja
yang terlalu tinggi di satu wilayah, sedangkan lapangan kerja yang tersedia di
daerah tersebut sangat minim. Rendahnya kualitas dari sumber daya manusia juga
menjadi penyebab masyarakat kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya. Dapat saja terjadi, lapangan kerja luas, tetapi kompetensi yang
dibutuhkan tidak tersedia di masyarakat. Jika di suatu daerah tidak mampu
menciptakan lapangan kerja, maka kesenjangan ekonomi dapat semakin besar.
2. Solusi Mengatasi Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi memiliki dampak pada kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab
itu, diperlukan langkah-langkah yang solutif dalam mengatasi hal tersebut. Solusi
mengatasi kesenjangan ekonomi dapat dilakukan dengan mengidentiikasi akar
penyebabnya. Jika akar penyebabnya berbeda, maka solusinya juga akan berbeda.
Misalnya, jika penyebab kesenjangan ekonomi berkaitan dengan pendidikan yang tidak
merata maka solusinya membuat suatu kebijakan agar pendidikan menjadi rata, begitu
pun dengan aspek lainnya.
Mengatasi kesenjangan ekonomi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,
melainkan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya dibutuhkan
sinergi dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Adapun solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi antara lain sebagai berikut.
a. Pendidikan
Sebagaimana penyebab kesenjangan ekonomi adalah pendidikan yang tidak merata,
maka solusi mengatasi kesenjangan ekonomi adalah meningkatkan kualitas
pendidikan yang merata. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan salah
satu faktor yang penting untuk memperkuat pondasi perekonomian.
b. Infrasturktur
Pembangunan infrastruktur dapat mengurangi kesenjangan ekonomi. tidak dapat
dipungkiri adanya infrastruktur yang tidak merata menyebabkan lambatnya
pengiriman barang di berbagai daerah sehingga meningkatkan biaya produksi. Salah
satu pembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi kesenjangan adalah dengan
pembangunan pelabuhan, sehingga kegiatan mengirim dan menerima barang akan
dilakukan dengan cepat.
c. Subsidi
Pemberian subsidi yang tepat sasaran kepada masyarakat dapat menjadi solusi bagi
masalah kesenjangan ekonomi. Subsidi dari pemerintah dapat berupa bantuan secara
langsung, maupun bantuan dalam bentuk modal alat kepada masyarakat, agar dapat
meningkatkan kegiatan ekonominya. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong
pendapatan di daerah sehingga kesenjangan ekonomi dapat teratasi.

INDEKS HARGA DAN INFLASI

INDEKS HARGA
A. Pengertian Indeks Harga
Kenaikan harga berbagai komoditas di masyarakat secara umum diukur dari hasil
pencatatan harga komoditas di berbagai kota di Indonesia. Tugas ini dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan dilakukan setiap bulan dengan menggunakan
angka indeks. Angka indeks adalah suatu angka relative yang dinyatakan dalam
persentase dan biasanya untuk kesederhanaan lambang persentasenya dihilangkan.
Terdapat beberapa macam angka indeks, namun pada modul ini hanya akan dibahas
tentang Indeks Harga. Indek harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga untuk satu macam
barang maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau
berlainan.
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil perhitungan indeks harga, yaitu :
1. Jika indeks harga > 100 berarti harga mengalami kenaikan (terjadi inflasi).
2. Jika indeks harga < 100 berarti harga mengalami penurunan (terjadi deflasi).
3. Jika indeks harga = 100 berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
Contoh :
Bila harga barang tahun 2014 sebesar Rp8.000,00 per kilogram, kemudian pada tahun
2015 naik menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada
tahun 2015 dapat dihitung sebagai berikut :
= 10.000/8.000 x 100 = 125
Jadi harga barang pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 25%.
B. Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Dalam menyusun indeks harga perlu dirumuskan tentang apa yang akan diukur,
bagaimana cara mengukur, dan untuk apa pengukuran tersebut dilakukan. Penyusunan
indeks harga dalam ekonomi bertujuan antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk atau barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini mengandung
maksud sebagai berikut:
a. Indeks harga grosir dapat menggambarkan secara tepat tentang tren
perdagangan.
b. Indeks harga diterima petani dapat menggambarkan kemakmuran di bidang
agraria.
2. Sebagai pedoman bagi kebijakan dan administrasi perusahaan.
3. Indeks harga dapat dipergunakan sebagai deflator, maksudnya bahwa pengaruh
perubahan harga dapat dihilangkan dengan cara membagi nilai tertentu dengan
indeks harga yang sesuai. Proses ini dinamakan proses deflasi dan pembaginya
disebut deflator.
4. Indeks harga dapat dipakai sebagai pedoman bagi pembelian barang-barang.
Maksudnya adalah harga barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks
harga eceran atau indeks harga grosir agar dapat diukur efisiensi pembelian barang-
barang yang bersangkutan.
5. Indeks harga barang-barang konsumsi merupakan pedoman untuk mengatur gaji
buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa inflasi.
C. Macam-Macam Indeks Harga
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indeks harga yang umum digunakan
untuk menggambarkan pergerakan harga. Dengan kata lain, IHK adalah indeks yang
mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada harga eceran barang dan jasa
yang diminta konsumen dari waktu ke waktu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat. IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang memberikan
informasi mengenai harga barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen.
Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam perubahan harga beli di tingkat
konsumen (purchasing cost) dari sekelompok tetap barang dan jasa (fixed basket)
yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat.
2. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks harga yang menggambarkan tingkat
perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data dapat memanfaatkan
perkembangan harga produsen sebagai indikator dini harga grosir maupun harga
eceran. Selain itu dapat juga digunakan untuk membantu penyusunan neraca
ekonomi (PDB), distribusi barang, margin perdagangan, dan sebagainya. IHP
dikelompokkan ke dalam sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, dan
Industri Pengolahan.
3. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa IHPB adalah harga indeks yang
menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan
besar/grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah,
Komoditas tersebut merupakan produksi dalam negeri ataupun yang diekspor dan
komoditas yang berasal dari impor.
4. Indeks harga yang diterima (It) dan dibayar petani (Ib)
Indeks harga yang diterima (It) yaitu indeks harga yang berhubungan dengan
pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima petani,
atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil
produksi petani.
Sedangkan Indeks harga yang dibayar petani (Ib), yaitu indeks harga yang
meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi
pertaniannya atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan
rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun
kebutuhan untuk proses produksi pertanian.
Dari perhitungan indeks harga yang diterima petani dan dibayar petani, maka
dapat ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan angka
perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang
dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu
indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP maka semakin
sejahtera tingkat kehidupan petani.
5. Indeks harga saham
Indeks harga saham yaitu indeks harga yang mengukur perubahan harga saham
di pasar modal, yang terdiri dari :
a. Indeks Harga Saham Individu (IHSI) adalah indeks harga masing-masing saham
yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks semua saham yang
tercatat sebagai komponen perhitungan indeks
D. Metode Perhitungan Indeks Harga
Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan beberapa metode. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pilihan yang tepat agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan
hasilnya dapat dipercaya. Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka
indeks yaitu:
a. Indeks Harga Agregatif Sederhana atau Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang
(simple aggregative methode).
b. Indeks Harga Agregatif Tertimbang

Untuk lebih jelasnya, perhatikan pembahasan berikut ini.


a. Indeks Harga Agregatif Sederhana (Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang).
Metode ini sangat sederhana, indeks harga dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rumus : Keterangan :
IA = Indeks harga agregatif tidak ditimbang

IA=
∑ Pn x 100 Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
∑P o
Po = harga pada tahun dasar

Contoh :
Macam Harga Kuantitas
Barang 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2014 2015
A 200,00 300,00 50 unit 100 unit
B 300,00 350,00 100 unit 100 unit
C 500,00 500,00 200 unit 250 unit
D 1.000,00 850,00 300 unit 450 unit
E 200,00 300,00 150 unit 100 unit
Σ 2.200,00 2.300,00 1.000 unit
800 unit

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2015 adalah:
2.300
IA= x 100=104 ,55
2.200
Jadi, harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,55%.

b. Indeks Harga Agregatif Tertimbang


Penghitungan indeks harga agregatif tertimbang dapat dilakukan dengan beberapa
metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan berikut ini.
1) Metode Laspeyres (IL)
Indeks Laspeyres adalah indeks harga tertimbang dengan kuantitas barang pada
tahun dasar (Qo ) sebagai faktor penimbangnya. IL dihitung dengan rumus:
Rumus : Keterangan :
IL = Angka Indeks Laspeyres

IL=
∑ (P ¿ ¿ n . Qo) Pn¿ = Harga pada tahun yang
∑ ( Po .Q o ¿) x 100 ¿dihitung indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qo = Kuantitas pada tahun dasar

Untuk lebih jelasnya tetang penghitungan angka indeks Laspeyres, perhatikan


contoh di bawah ini.
Maca Harga (Rp) Kuantitas
m 2014 ( 2015 ( 2014 2015 Pn .Q o Po . Qo (Rp)
Barang Po ¿ Pn ¿ (Q¿¿ o)¿ (Q¿¿ n)¿ (Rp)

A 200,00 300,00 50 unit 100 unit 15.000,00 10.000,00


B 300,00 350,00 100 unit 100 unit 35.000,00 30.000,00
C 500,00 500,00 200 unit 250 unit 100.000,00 100.000,00
D 100,00 50,00 300 unit 450 unit 15.000,00 30.000,00
E 200,00 300,00 150 unit 100 unit 45.000,00 30.000,00
Σ 210.000,00 200.000,00

Berdasarkan data di atas, maka indeks Laspeyres (IL) dapat dihitung sebagai
berikut.
210.000
IL= x 100=105 ,00
200.000
Berarti pada tahun 2015 telah terjadi kenaikan harga sebesar 5%.

2) Metode Paasche (IP)


Indeks Paasche adalah indeks harga tertimbang dengan kuantitas barang pada
tahun yang diukur (Qn) sebagai faktor penimbangnya. IP dihitung dengan
rumus:
Rumus : Keterangan :
IP = Angka Indeks Paasche

IP=
∑ (P ¿ ¿ n . Qn ) Pn¿ = Harga tahun yang dihitung
∑ (Po . Qn ¿) x 100 ¿angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung
angka indeksnya

Berikut adalah contoh penghitungan angka indeks tertimbang dengan metode


Paasche.
Macam Harga (Rp) Kuantitas
Barang 2014 2015 2014 2015 Pn .Q n (Rp) Po . Qn (Rp)
( Po ¿ ( Pn ¿ (Q¿¿ o)¿(Q¿¿ n)¿
A 200,00 300,00 50 unit 100 unit 30.000,00 20.000,00
B 300,00 350,00 100 unit 100 unit 35.000,00 30.000,00
C 500,00 500,00 200 unit 250 unit 125.000,00 125.000,00
D 100,00 50,00 300 unit 450 unit 22.500,00 45.000,00
E 200,00 300,00 150 unit 100 unit 30.000,00 20.000,00
Σ 242.500,00 240.000,00

Berdasarkan datadi atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai berikut.
242.500
IP= x 100=101 ,04
240.000
Berarti pada tahun 2015 terjadi kenaikan harga sebesar 1,04%.
Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu kelemahan sebagai
berikut.
- Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan
lebih besar (over estimate), karena pada umumnya harga barang cenderung
naik, sehingga kuantitas barang yang diminta mengalami penurunan. Dengan
demikian besarnya Qo akan lebih besar dari pada Qn.
- Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan
cenderung lebih rendah (underestimate), karena dengan naiknya harga akan
menyebabkan permintaan turun, sehingga Qn lebih kecil dari pada Qo .
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara
mengintegrasikan angka indeks tersebut, yaitu dengan menggunakan metode
indeks Drobisch and Bowley. (ID), Indeks Irving Fisher (IF), dan Indeks
Marshal Edgewarth (IM).
3) Metode Drobisch and Bowley (ID)
Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Rumus : Keterangan :
ID = Indeks Drobisch and Bowley
IL+ IP IL = Indeks Laspeyres
ID=
2 IP = Indeks Paasche

Contoh soal: Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche,


pada soal di atas dapat dihitung besarnya indeks Drobisch Bowley sebagai
berikut.
105 , 00+101 , 04
ID= =103 ,02
2
Berarti terdapat kenaikan harga 3,02% pada tahun 2015.
4) Metode Irving Fisher (IF)
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan angka
indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara
mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Rumus : Keterangan :
IF = Angka indeks Irving Fisher
IF= √ IL+ IP IL = Indeks Laspeyres
IP = Indeks Paasche
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, maka dapat
dihitung besarnya indeks Irving Fisher sebagai berikut.
IF= √ 105 , 00+101 , 04 = 103,00
Berarti terdapat kenaikan harga 3,00% pada tahun 2015.
5) Metode Marshal Edgewarth (IM)
Menurut metod ini, angka indeks dihitung dengan cara menggabungkan
kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n, kemudian mengalikannya dengan
harga pada tahun dasar atau harga pada tahun n.
Rumus : Keterangan :
IM = Indeks Marshal Edgewarth

ℑ=
∑ ( P ¿ ¿ o +Qn) Pn Qo ¿
= Jumlah kuantitas pada
∑ (Q o . Qn ¿ )P o x 100 ¿tahun dasar
Qn = Jumlah kuantitas tahun
yang dihitung
Po = Harga pada tahun dasar
Pn = Harga pada tahun yang
dihitung

Untuk lebih jelasnya, perhatikan data pada tabel dibawah ini agar kamu dapat
mencari angka indeks Marshal Edgewarth.
Macam Harga (Rp) Kuantitas
(Q o +Q n ) (Q o +Q n )
Barang 2014 2015 2014 2015
(Po ) (Pn ) (Qo ) (Qn ) Pn Po
A 200,00 300,00 50 unit 100 unit 45.000,00 30.000,00
B 300,00 350,00 100 unit 100 unit 70.000,00 60.000,00
C 500,00 500,00 200 unit 250 unit 225.000,00 225.000,00
D 100,00 50,00 300 unit 450 unit 37.500,00 75.000,00
E 200,00 300,00 150 unit 100 unit 75.000,00 50.000,00
Σ 452.500,00 440.000,00

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks Marshal Edgewarth dapat dihitung
sebagai berikut.
452.500
ℑ= x 100=102, 84
440.000
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 2,84% pada tahun 2015.

c. Angka indeks rantai


Angka indeks rantai adalah perhitungan angka indeks dengan menggunakan tahun
sebelumnya sebagai tahun dasar. Misalnya menghitung angka indeks tahun 2013
tahun dasarnya 2012, angka indeks tahun 2014 tahun dasarnya 2013, angka indeks
tahun 2015 tahun dasarnya 2014, dan seterusnya.
Contohnya:
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Harga Rp 500,00 Rp 600,00 Rp 700,00 Rp 800,00 Rp 900,00
Indeks rantai dapat dihitung sebagai berikut :
500
- Indeks tahun 2011 = x 100=100 , 00
500
600
- Indeks tahun 2012 = x 100=120 , 00
500
700
- Indeks tahun 2013 = x 100=116 ,67
600
800
- Indeks tahun 2014 = x 100=114 , 29
700
900
- Indeks tahun 2015 = x 100=112 , 50
800

INFLASI

A. Pengertian Inflasi dan Cara Menghitung Inflasi


a. Pengertian Inflasi
Menurut Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id), inflasi adalah kecenderungan
naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus
menerus di dalam suatu perekonomian. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri
meningkat, maka inlasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa
tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inlasi dapat juga
diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Secara umum kondisi inlasi terjadi jika:
1) Terjadi Kenaikan Harga
Ketika harga mengalami kenaikan, maka akan mengakibatkan jumlah peredaran
uang naik, jumlah peredaran uang yang semakin naik, akan mengakibatkan
berkurangnya nilai uang.
2) Bersifat Umum
Maksudnya adalah kenaikan harga terjadi pada semua barang. Apabila kenaikan
harga terjadi hanya pada satu atau dua jenis barang itu belum termasuk inlasi.
Dengan kata lain, inlasi harus menggambarkan kenaikan harga sejumlah besar
barang dan jasa yang dipergunakan atau dikonsumsi dalam suatu perekonomian.
3) Berlangsung Secara Terus-menerus
Kenaikan yang bersifat umum belum akan menimbulkan inlasi, jika terjadinya
hanya sesaat. Oleh karena itu, perhitungan inlasi dilakukan dalam rentang waktu
minimal bulanan. Sebab, dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga
bersifat umum dan terus menerus atau tidak. Apabila kenaikan harganya hanya
rentang harian, belum termasuk kategori inlasi. Perhitungan inlasi di Indonesia
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
b. Cara Menghitung Inflasi
Salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menghitung laju inflasi adalah
dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu:
IHKn−IHKo
Laju Inflasi= x 100
IHKo
Keterangan:
IHKn = Indeks harga pada tahun yang ditanyakan
IHKo = Indeks harga pada tahun sebelumnya
B. Penyebab Inflasi
a. Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi ini disebabkan karena adanya tarikan permintaan barang dan jasa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kapasitas produksi. Dengan kata lain, penawaran
barang lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya yang pada akhirnya
menjadikan harga semakin tinggi. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan
harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang harihari besar
keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru).
b. Kenaikan Biaya (Cost Push Inflation)
Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Misalnya disebabkan adanya
kenaikan bahan bakar ataupun kenaikan upah tenaga kerja. Selain itu, faktor yang
menyebabkan terjadinya cost push inlation yaitu depresiasi nilai tukar, adanya
peningkatan hargaharga komoditas yang diatur oleh pemerintah, dan terjadinya
kekurangan stok akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
C. Jenis-Jenis Inflasi
a. Berdasarkan penyebabnya terdapat dua jenis inlasi, yaitu:
1. Tarikan permintaan (demand pull inlation)
2. Kenaikan biaya produksi (cost push inlation)
b. Berdasarkan tingkat keparahan, inlasi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Inflasi ringan (di bawah 10%)
2. Inflasi sedang (antara 10% s.d. 30%)
3. Inflasi berat (antara 30% s.d. 100%)
4. hiperinfflasi (di atas 100%)
c. Berdasarkan asalnya, inlasi terdiri dari:
1. Inflasi domestik atau inflasi dalam negeri (domestic inlation).
Jenis inlasi ini dapat terjadi karena deisitnya anggaran belanja negara yang
diatasi dengan mencetak uang baru. Ketika pemerintah mencetak uang baru,
maka akan mengakibatkan jumlah peredaran uang naik sehingga nilai uang
menjadi semakin turun.
2. Inflasi luar negeri (import inlation).
Jenis inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang impor, karena adanya
kenaikan harga di negara asal barang tersebut diproduksi.
D. Dampak Inflasi
Perekonomian suatu negara pada dasarnya masih membutuhkan inlasi dalam tingkat
yang wajar sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tingkat
inlasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Oleh sebab itu, inlasi sangat penting untuk dikendalikan sebab tingkat inlasi
yang tinggi dan berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan
dapat merusak perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Adapun dampak
inlasi secara umum diantaranya:
a. Turunnya nilai mata uang,
b. Turunnya pendapatan riil masyarakat sehingga standar hidup masyarakat juga
mengalami penurunan,
c. Ketidakpastian bagi pelaku usaha,
d. Menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, produksi, dan
distribusi sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
e. Selain memberikan dampak umum, inlasi juga bisa memberikan dampak
khusus. Pada tingkat inlasi tinggi, inlasi akan memberikan pengaruh yang sangat
buruk bagi perekonomian. Namun pada tingkat inlasi tertentu, inflasi dapat
menguntungkan beberapa pihak dengan syarat tingkat inlasi berada pada
kategori ringan. Adapun pihak yang bisa diuntungkan maupun dirugikan oleh
inlasi antara lain:
 Penabung
 Pemberi pinjaman (kreditur)
 Pemilik pendapatan tetap
 Produsen
E. Cara Mengatasi Inflasi
Terdapat beberapa kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi inlasi,
diantaranya yaitu:
a. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
memengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Kebijakan moneter
yang dapat digunakan untuk mengatasi atau mengendalikan laju inlasi yang semakin
tinggi adalah dengan pengurangan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun
kebijakan moneter yang bisa diterapkan yaitu:
1) Menaikan tingkat suku bunga
2) Menjual surat berharga
3) Menaikan cadangan kas (GWM)
4) Pemberlakuan kredit ketat
5) Moral suasion
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan iskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
memengaruhi penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan iskal
yang dapat digunakan untuk mengatasi dan mengendalikan laju inlasi yang semakin
tinggi adalah dengan cara meningkatkan tarif pajak dan mengurangi pengeluaran
atau anggaran pemerintah.
c. Kebijakan Lainnya
Dalam mengatasi atau mengendalikan laju inlasi, tidak hanya kebijakan moneter
dan kebijakan iskal yang dapat digunakan oleh pemerintah, tapi juga bisa
menerapkan kebijakan yang lain. Berikut adalah kebijakan lainnya yang dapat
digunakan:
1) Meningkatkan produksi atau menambah jumlah barang di pasar.
2) Memberlakukan kebijakan penetapan harga tertinggi untuk jenis barang tertentu.
F. Teori Inflasi dan Deflasi
a. Teori Inflasi
1) Teori Kuantitas
Teori kuantitas berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh peningkatan jumlah
uang yang beredar di dalam ekonomi yang dapat disebabkan oleh kebijakan
moneter yang longgar, seperti pencetakan uang oleh bank sentral Menurut teori
ini, harga barang dapat naik jika kecepatan perpindahan uang berlansung secara
cepat dan turunnya transaksi barang produksi secara nasional.
2) Teori Keynes
Teori Keynes, yang dikembangkan oleh ekonom John Maynard Keynes,
menyoroti peran permintaan agregat dalam menyebabkan inflasi. Menurut
Keynes, inflasi terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan di dalam
ekonomi) melebihi kapasitas produksi ekonomi. Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan permintaan agregat meliputi peningkatan pengeluaran
pemerintah, peningkatan investasi swasta, atau kebijakan moneter yang longgar.
Baca juga: Teori Permintaan Uang Keynes.
3) Teori Strukturalis
Teori strukturalis menekankan bahwa inflasi bisa disebabkan oleh
ketidakseimbangan struktural dalam ekonomi, seperti kelangkaan bahan baku
atau biaya produksi yang meningkat karena faktor-faktor seperti upah atau harga
energi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan inflasi menurut teori strukturalis
termasuk kenaikan harga bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, atau
perubahan dalam struktur pasar.
b. Teori Deflasi
1) Teori Permintaan
Deflasi terjadi ketika permintaan agregat di ekonomi menurun secara signifikan.
Ini bisa disebabkan oleh penurunan pengeluaran konsumen atau investasi yang
signifikan, yang kemudian mengakibatkan penurunan harga barang dan jasa.
2) Teori Utang
Deflasi bisa juga dipicu oleh kondisi ekonomi di mana utang yang tinggi
membuat konsumen dan perusahaan berhutang kesulitan membayar utang
mereka. Kondisi ini bisa mengarah pada penurunan pengeluaran, menurunkan
permintaan agregat, dan akhirnya memicu deflasi.
3) Teori Teknologi
Deflasi juga bisa disebabkan oleh inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi
produksi secara signifikan, sehingga menyebabkan penurunan harga barang dan
jasa.
4) Teori Kepercayaan
Deflasi bisa juga dipicu oleh sentimen negatif dalam ekonomi, di mana
konsumen dan perusahaan mengharapkan harga akan terus turun di masa depan.
Hal ini dapat menyebabkan penundaan pembelian dan investasi, menurunkan
permintaan agregat dan mengakibatkan deflasi.
G. Kurva Phillips
Kurva Phillips

Bentuk kurva Phillips memiliki kemiringan yang negatif, yang menunjukkan adanya
hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Hal ini menandakan bahwa inflasi
rendah dan pengangguran rendah tidak dapat dicapai secara bersamaan, yang berarti
bahwa jika perekonomian ingin mencapai kesempatan kerja yang tinggi (pengangguran
rendah), sebagai konsekuensinya harus bersedia menanggung beban inflasi yang tinggi.
Gambar di atas menunjukkan trade-off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran. Pembuat kebijakan dapat memanipulasi permintaan agregat untuk
memilih kombinasi inflasi dan pengangguran pada kurva ini, yang disebut Kurva
Phillips Jangka Pendek.
Hasil penelitian Phillips diadopsi oleh ekonom aliran Keynesian untuk menjelaskan
trade-off antara tingkat inflasi dan pengangguran. Hubungan inflasi dan pengangguran
dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis kurva AD–AS.

Kurva AD-AS

Gambar di atas merupakan analisis AD–AS dalam perekonomian jangka pendek.


Faktor produksi sebagian bersifat tetap (fixed input). Oleh karena itu, pertambahan
penawaran agregat (AS) tidak bisa mengimbangi pertambahan permintaan agregat
(AD). Pada situasi seperti ini, pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek selalu diikuti
oleh inflasi.
Kita asumsikan bahwa kesempatan kerja memiliki hubungan yang tetap dengan
tingkat output, dalam artian bertambahnya output akan menambah kesempatan kerja.
Apabila jumlah tenaga kerja adalah tetap, maka pertambahan kesempatan kerja akan
mengurangi pengangguran. Kurva phillpis menunjukkan tentang hubungan antara
inflasi (P) dengan pengangguran (U), di mana ketika inflasi naik maka pengangguran
akan berkurang, begitupun sebaliknya. Kurva Phillips diturunkan berdasarkan analisis
jangka pendek, sehingga disebut juga dengan Kurva Phillips Jangka Pendek (Short Run
Phillips Curve).

Anda mungkin juga menyukai