NAMA KELOMPOK:
1. HENDRA
2. APRIANSYAH
3. ROFIQ
4. FEBI GUMELAR
5. KOKOM KOMARIAH
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak banyak diperdebatkan bahwa industri merupakan tulang punggung
perindustrian, sehingga terkadang pembangunan ekonomi identik dengan
industrialisasi. Yang sering menjadi permasalahan adalah bagaimana proses
industrialisasi dilaksanakan serta jenis industri apakah yang harus dipilih oleh suatu
negara. Industri kecil dan menengah, dimana sebagian besar masyarakat terlibat di
dalamnya, mengalami marginalisasi bahkan kehancuran. Di sisi lain, industri besar
dengan konglomeratisasinya ternyata memiliki kinerja ekonomi yang buruk, sehingga
perannya dalam perekonomian dipertanyakan.
Peran pemerintah yang diimplementasikan melalui BUMN ternyata tidak
optimal. Bahkan, seringkali BUMN justru menjadi tanggungan ekonomi-politik dari
pengusaha. Investasi pemerintah dalam manajemen BUMN merupakan kasus biasa di
Indonesia, terutama menyangkut pembagian peran antara pemerintah, swasta dan
koperasi.
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan
perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi
perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara
BUMN.
BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan
dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN
bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi
sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau
partai. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan
mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan
dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi
beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola
berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli
pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila
terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang
banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai
akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)?
2. Apa ciri – ciri BUMN?
3. Apa maksud dan tujuan dari BUMN?
4. Bagaimana visi dan misi BUMN?
5. Apa prinsip dalam pengelolaan BUMN?
6. Apa Peranan BUMN bagi Perekonomian Bangsa dan Negara?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang di maksud BUMN
2. mengetahui ciri-ciri BUMN
3. Menegtahui tujuan BUMN
4. Mengetahui visi misi BUMN
5. Mengetahui Prinsip dalam pengelolan BUMN
6. Mengetahui Peranan BUMN bagi Perekonomian Bangsa dan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang
bertujuan untukmenyediakanarang atau jasa bagi masyarakat. Berdasarkan PP No. 45
tahun 2005,BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaansecara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahka.
Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa
pengertian dari Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, dan
kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi
negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33
ayat 3 UUD 1945 menyatakan “Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini
merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan dalam perekonomian
negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang banyak bukan berarti memiliki,
namun mengandung arti memberi kekuataan tertinggi kepada negara untuk :
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan
2. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam
3. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan
hukum mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang
dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak perusahaan
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki
oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi
presiden No. 7 tahun 1967, perusahaan negaradiubah bentuknya menjadi BUMN dan
disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) ,
dan perusahaan perseroan (persero).