Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERANAN BUMN BAGI PEREKONOMIAN BANGSA


DAN NEGARA

NAMA KELOMPOK:
1. HENDRA
2. APRIANSYAH
3. ROFIQ
4. FEBI GUMELAR
5. KOKOM KOMARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK


BANTEN RAYA
Jl. Raya Rangkasbitung Pandeglang No.16, Kabayan, Kec. Pandeglang,
Kabupaten Pandeglang, Banten 42212
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat
limpahan Rahmat dan pentunjuk-Nya penulis dapat menyelsaikan makalah dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam menyelsaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak - pihak yang telah membantu dan menyelsaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar makalah ini lebih bai dan meningkatkan pengetauan
bagi pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca
dan kita semua.

Pandeglang , 20 Juli 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak banyak diperdebatkan bahwa industri merupakan tulang punggung
perindustrian, sehingga terkadang pembangunan ekonomi identik dengan
industrialisasi. Yang sering menjadi permasalahan adalah bagaimana proses
industrialisasi dilaksanakan serta jenis industri apakah yang harus dipilih oleh suatu
negara. Industri kecil dan menengah, dimana sebagian besar masyarakat terlibat di
dalamnya, mengalami marginalisasi bahkan kehancuran. Di sisi lain, industri besar
dengan konglomeratisasinya ternyata memiliki kinerja ekonomi yang buruk, sehingga
perannya dalam perekonomian dipertanyakan.
Peran pemerintah yang diimplementasikan melalui BUMN ternyata tidak
optimal. Bahkan, seringkali BUMN justru menjadi tanggungan ekonomi-politik dari
pengusaha. Investasi  pemerintah dalam manajemen BUMN merupakan kasus biasa di
Indonesia, terutama menyangkut pembagian peran antara pemerintah, swasta dan
koperasi.
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan
perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi
perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara
BUMN.
BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan
dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN
bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi
sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau
partai. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan
mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan
dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi
beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola
berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli
pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila
terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang
banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai
akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)?
2. Apa ciri – ciri BUMN?
3. Apa maksud dan tujuan dari BUMN?
4. Bagaimana visi dan misi BUMN?
5. Apa prinsip dalam pengelolaan BUMN?
6. Apa Peranan BUMN bagi Perekonomian Bangsa dan Negara?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang di maksud BUMN
2. mengetahui ciri-ciri BUMN
3. Menegtahui tujuan BUMN
4. Mengetahui visi misi BUMN
5. Mengetahui Prinsip dalam pengelolan BUMN
6. Mengetahui Peranan BUMN bagi Perekonomian Bangsa dan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang
bertujuan untukmenyediakanarang atau jasa bagi masyarakat. Berdasarkan PP No. 45
tahun 2005,BUMN adalah  badan  usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaansecara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahka.
Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa
pengertian dari Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, dan
kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi
negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33
ayat 3 UUD 1945 menyatakan “Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini
merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan dalam perekonomian
negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang banyak bukan berarti memiliki,
namun mengandung arti memberi kekuataan tertinggi kepada negara untuk :
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan  dan  
pemeliharaan
2. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam
3. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan
hukum mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang
dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak perusahaan
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki
oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi
presiden No. 7 tahun 1967, perusahaan negaradiubah bentuknya menjadi BUMN dan
disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) ,
dan perusahaan perseroan (persero).

B. Ciri – Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


1. Badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
2. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan
oleh pemerintah.
3. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah.
4. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
usaha.
5. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
6. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan
negara.
7. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang
banyak.

C. Maksud dan Tujuan BUMN


Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN
tidak lain adalah sebagai berikut:
a) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
b) Mengejar keuntungan.
c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
d) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
e) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
D. Visi dan Misi BUMN
Dibawah pembinaan Kementrian BUMN telah tersusun suatu Master Plan BUMN
tahun 2002-2008 yang memuat VISI “Menjadikan BUMN sebagai Badan Usaha yang
tangguh dalam persaingan global dan mampu memenuhi harapan stakeholder” dengan
beberapa catatan :
1) BUMN sebagai Badan Usaha perlu dikembangkan sebagai pelaku usaha dalam
perekonomian Indonesia.
2) Sesuai asa kemanfaatan, pemilikan saham oleh negara tidak harus dipertahankan
baik sebagai pemegang saham mayoritas atau minoritas.
3) Pembinaan BUMN diarahkan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
pengelolaan secara profesional, efisien dan tangguh sehingga mampu menghadapi
persaingan global.
4) Meningkatkan kontribusi kepada negara baik dalam bentuk pajak, deviden maupun
hasil privatisasi serta memenuhi harapan stakeholders.
Dari visi tersebut juga dikandung suatu MISI yang juga tersusun dalam suatu Master
Plan BUMN tahun 2002-2008BUMN sebagai berikut :
1) Melaksanakan reformasi dalam ruang lingkup budaya kerja, strategi dan
pengelolaan usaha untuk mewujudkan profesionalisme dengan berlandaskan pada
prinsip Good Corporate Governance dalam pengelolaan BUMN.
2) Meningkatkan nilai perusahaan melalui restrukturisasi, privatisasi dan kerjasa
usaha antar BUMN berdasar prinsip bisnis sehat.
3) Meningkatkan daya saing melaui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk
menyediakan produk barang dan jasa berkualitas dengan harga kompetitif serta
pelayanan bermutu tinggi.
4) Peningkatan kontribusi BUMN kepada negara
5) Peningkatan peran BUMN dalam kepedulian terhadap lingkungan, pembinaan
koperasi dan UKM dalam program kemitraan.
E. Prinsip – Prinsip Pengelolaan BUMN
a) Lebih bersifat social oriented / service oriented artinya berorientasi pada
pelayanan kepentingan umum.
b) Jika dalam manjalankan usahanya memperoleh keuntungan. Maka pemanfaatan
keuntungan tersebut semaa-mata dimaksudkan untuk menyejahterakan kehidupan
masyarakat.
c) Selama masyarakat masih memerlukan , kegiatan badan usaha milik negara
dilakukan secara terus-menerus.
d) Sebagai agen pembangunan , seluruh daya dan kemampuannya diarahkan pada
pembangunan nasional yang sedang dan akan dilaksanakan.
e) Merupakan sarana vital yang efektif untuk melaksanakan pembangunan nasional,
sehingga direksi harus senantiasa membuat kebijakan yang sesuai dengan GBHN.
f) Pengorganisasian dilakukan secara profesionalisme.

F. Kelebihan dan Kekurangan BUMN


a) Kelebihan BUMN :
· Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
· Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara
· Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara
· Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
· Sebagai sumber pendapatan negara
b) Kekurangan BUMN :
· Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien
· Manajemen perusahaan kurang professional
· Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital
· Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang
mengikat
· Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi
G. Peranan BUMN terhadap Peningkatan Kemampuan Rakyat
· Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara optimal
· Sebagai mitra kerja dalam kegiatan usaha dengan badan usaha swasta dan koperasi
· Mencegah agar tidak terjadi penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh swasta
· Sebagai sumber penghasilan mengisi kekurangan kas negara untuk dipergunakan
oleh negara dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
· Sebagai sarana untuk membuka kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran
yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan per kapita.
· Menyisihkan laba bersih untuk keperluan pembinaan usaha kecil, koperasi , dan
masyarakat di sekitar BUMN

H. Bentuk – Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


a) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk
dalam anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang
bersangkutan . Tujuan perjan adalah pengabdian dan melayani kepentingan
masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum. Sekarang sudah tidak ada
perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk
memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19
tahun 2003 tentang BUMN, khususnya tentang Ketentuan Peralihan Pasal 93
dinyatakan bahwa dalam waktu dua tahun terhitung sejak undang – undang
berlaku, semua BUMN yang berbentuk perjan harus sudah diubah bentuknya
menjadi perum atau perseroan.
Contoh BUMN yang dahulunya Perjan, yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA) yang berada di bawah Departemen Perhubung, tahun 1991 berubah menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), kemudian menjadi Perusahaan Negara
Kereta api (Penka), terakhir berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI).
Serta Perjan Pegadaian yang berada di bawah Departemen Keuangan Berubah
menjadi Perum Pegadaian. Dengan demikian, sejak tahun 2003 tidak ada lagi BUMN
yang berbentuk Perjan.
Ciri-ciri perjan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan utama untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan
syarat efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
2. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah.
3. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN yang
menjadi hak dari departemen yang bersangkutan.
4. Berada di bawah departemen , dirjen, atau pemerintah daerah yang terkait.
5. Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen.
6. Perjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari negara.
7. Karyawan perjan berstatus pegawai negeri.
b) Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara
dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang atau jasa yang bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang
berdasar prinsip pengelolaan perusahaan.
Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut :
1. Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.
2. Karyawan berstatus pengawai perusahaan negara.
3. Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara yaitu
UU No.19 PP tahun 1960 dan PP tentang pendirian usaha.
4. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang
dipisahkan dari APBN.
5. Dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dan dapat
memperoleh kredit dari dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam
bentuk obligasi.
6. Kepengurusan atau alat kelengkapan perum terdiri dari menteri, direksi,
dan dewan pengawas.
7. Direksi bertugas sebagi pemimpin perum yang pengangkatan dan
pemberhentiannya ditetapkan oleh menteri.
8. Dewan pengawasan bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi.
9. Usaha perum adalah melayani kepentingan umum berupa penyediaan
barang atau jasa yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh
masyarakat dan sekaligus memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
10. Menteri yang ditunjuk diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku
pemilik modal dan memiliki kewenangan dalam mengatur kebijakan
melalui mekanisme dan ketentuan peraturan perundang – undangan.
11. Berstatus badan hukum, sebagian besar kegiatannya bergerak di bidang
jasa layanan umum.
12. Laporan tahunan disampaikan kepada menteri atas nama pemerintah
untuk mendapatkan pengesahan.
Kepengurusan Perum terdiri atas:
· Menteri
Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk
mewakili pemerintah selaku pemegang saham negara pada Persero dan
pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan
· Direksi
Direksi Perum adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas
kepengurusan Perum untuk kepentingan dan tujuan Perum, serta mewakili
perum untuk di dalam maupun di luar pengadilan.
· Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan Perum.
Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya
sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan
diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah
menjadi persero.
Contoh Perum diantaranya Perum Pegadaian (Perusahaan Umum
Pengadaian), Perum DAMRI (Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Motor
Republik Indonesia), Perum Jasatirta, Perum Peruri, Perum Perumnas, Perum Balai
Pustaka, dll.
c) Perseroan
Perusahaan perseroan (perseroan) adalah perusahaan negara yang modalnya
berbentuk saham dan sebagian dari modal tersebut milik negara. Perseroan
bergerak pada bidang usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Perangkat
perseroan terdiri dari RUPS, direksi, dan komisaris. Contoh perseroan milik negara
yaitu PT PLN, PT Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Telkom, dan
sebagainya.
Tujuan pendirian perseroan adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat.
2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri-ciri Perseroan adalah sebagai berikut :
1. Berusaha mendapatkan keuntungan atau laba.
2. Karyawan berstatus sebagai pegawai swasta.
3. Status hukumnya sebagai hukum perdata, berbentuk perseroan terbatas
(PT).
4. Modal berasal dari kekayaan negara dan dari saham dibeli negara.
5. Perseroan tidak mendapatkan fasilitas negara.
6. Dipimpin oleh dewan direksi.
7. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang sebagian besar atau seluruh
saham perusahaan.
8. Hubungan usaha perseroan diatur menurut hukum perdata.
Kepengurusan Persero terdiri atas:
· RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah
organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan
memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris. Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero
dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero
dan perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh
negara.
· Direksi
Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS. Dalam
hal ini Menteri bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian
Direksi ditetapkan oleh Menteri. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
· Komisaris
Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dilakukan oleh RUPS. Dalam
hal Menteri bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian
Komisaris ditetapkan oleh Menteri. Masa jabatan anggota Komisaris
ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan. Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan
kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.
I. Pendirian, Pengurus, dan Pengawasan BUMN
a) Pendirian BUMN
Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003 , BUMN didirikan dengan maksud :
· Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya
danpenerimaan Negara pada khususnya..
· Mengejar keuntungan.
· Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orangbanyak .
· Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan olehsektor
swasta dan koperasi.
· Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golonganekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
· Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dimana
dalamperaturan pemrintah tersebut setidaknya memuat :
 Ø  Penetapan pendirian BUMN
 Ø  Maksud dan tujuan didirikan BUMN
 Ø  Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkandalam
rangka pendirian BUMN.
b) Pengurusan BUMN
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN,
serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi
bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan
BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN
dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
c) Pengawasan BUMN
Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris
adalah organ Persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Persero.
Sedangkan Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan
pengurusan Perum. Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas
pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dalam melaksanakan
tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran Dasar BUMN
dan ketentuan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.

J. Peranan BUMN bagi Perekonomian Indonesia


Menurut Valentine Siagian, dkk dalam buku Ekonomi dan Bisnis Indonesia (2020),
implementasi konkret peran BUMN dalam perekonomian nasional ditunjukkan dalam
berbagai sektor, yakni:
1. Perkebunan
2. Perdagangan
3. Jasa transportasi
4. Pertambangan
5. Energi
6. Pengolahan atau industri
7. Konstruksi.
Tak hanya itu, peranan BUMN dalam perekonomian Indonesia juga turut
mendukung pembangunan. Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur jalan tol.
Infrastruktur ini mempermudah masyarakat dalam bepergian dan/atau mengirimkan
barang kebutuhan pokok antarkota atau antarprovinsi.
Dikutip dari jurnal Tinjauan Yuridis terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum
(2015) karya Yati Nurhayati, BUMN berperan besar dalam meningkatkan
perekonomian nasional. Salah satu peranannnya ialah mengelola serta memproduksi
barang atau jasa yang menyangkut kehidupan orang banyak. BUMN juga berperan
dalam pelayanan umum dengan menyediakan berbagai fasilitas publik, salah satunya
infrastruktur dan jasa transportasi.
Kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam perekonomian Indonesia turut
membuka lapangan pekerjaan, sebagai penghasil devisa negara, serta membantu
pengembangan unit usaha kecil dan koperasi. Dengan demikian, peranan BUMN dalam
perekonomian Indonesia mencakup:
1. Mendukung pembangunan Indonesia
2. Mengelola serta memproduksi barang atau jasa yang berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak
3. Menyediakan berbagai fasilitas publik
4. Membuka lapangan pekerjaan
5. Menghasilkan devisa negara
6. Membantu mengembangkan unit usaha kecil dan koperasi.
Seluruh peranan BUMN ini semata-mata ditujukan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat Indonesia. BUMN merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional.
Oleh karena itu, BUMN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan
perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Peran BUMN
dalam sistem perekonomian nasional tersebut adalah sebagai penghasil barang dan
atau jasa demi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
Peran BUMN lainnya adalah sebagai pelopor dalam sektor-sektor usaha yang belum
diminati swasta, pelaksana pelayanan publik, pembuka lapangan kerja, penghasil devisa
negara, pembantu pengembangan usaha kecil dan koperasi, serta pendorong aktivitas
masyarakat di berbagai lapangan usaha. Namun, berdasarkan hasil evaluasi pemerintah,
apa yang telah dilakukan oleh BUMN selama ini masih dianggap belum memadai seperti
tampak pada rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan dengan modal yang ditanam.
Kendala-kendala yang dihadapi BUMN antara lain belum dapat menyediakan barang
dan atau jasa yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau,
belum mampu berkompetisi dalam persaingan bisnis secara global, dan adanya
keterbatasan sumber daya. Di sisi lain, perkembangan ekonomi dunia yang berlangsung
sangat cepat dan dinamis terutama berkaitan dengan globalisasi seperti kesepakatan
World Trade Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA), menuntut BUMN
untuk lebih kompetitif dan profesional.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan perannya dalam perkembangan
perekonomian global, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan
profesionalisme. antara lain dengan membenahi pengelolaan dan pengawasan
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola badan usaha yang baik (good corporate
governance).
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Perjan, Perum, dan
Perseroan adalah bentuk-bentuk badan usaha dari BUMN yang merupakan badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki tujuan
umum yaitu untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Landasan hukum pendirian BUMN
adalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3).
Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,dan Pengawasan BUMN.Dengan
adanya Peraturan Pemerintah ini maka dalam rangka pengelolaan BUMN tidak boleh
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut begitu
juga aturan hukum yang mengatur tentang BUMN ini.
B.       Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis dalam sebuah makalah
yang berjudul “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)” ini kami selaku penulis berharap
memberi pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi
para pembaca terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Badan Usaha Milik
Negara. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/02/073000669/peranan-bumn-bagi-
perekonomian-indonesia?page=all#page2
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/397-pengertian-tujuan-jenis-
dan-peran-bumn
http://rodlial.blogspot.co.id/2014/02/makalah-bumn-bums-koperasi.html
http://muhammad-toha93.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bumn.html

Anda mungkin juga menyukai