NIM : 202210015
● HUSMATUN
NIM : 202210033
● SELFIYANTI LAHALE
NIM : 202210096
● ROSA MAULANA
NIM : 202210125
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SECARA UMUM”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pemerintah yang diimplementasikan melalui BUMN ternyata tidak optimal.
Bahkan, seringkali BUMN justru menjadi tanggungan Ekonomi – politik dari pengusaha.
Investasi pemerintah dalam manajemen BUMN merupakan kasus biasa di Indonesia,
terutama menyangkut pembagian peran antara pemerintah, swasta dan koperasi.
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa
perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada
kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang
sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN,
yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.
BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan
dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN
bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumber
korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai. Pasca krisis
moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek
persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya,
banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil
memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah
mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh
perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang
memenuhi hajat hidup orang banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan
menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bumn dan dasar hukumnya?
2. Bagaimana ciri – ciri badan usaha milik negara (BUMN)?
3. Apa saja maksud dan tujuan BUMN ?
4. Bagaimana visi dan misi BUMN?
5. Apa saja prinsip – prinsip pengelolaan BUMN?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan BUMN?
7. Bagaimana peranan BUMN terhadap peningkatan kemampuan rakyat?
8. Bagaimana bentuk – bentuk badan usaha milik negara (BUMN)?
9. Bagaimana pendirian, pengurus, dan pengawasan BUMN?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa pengertian bumn dan dasar hukumnya
2. Agar dapat mengetahui bagaimana ciri – ciri badan usaha milik negara (BUMN)
3. Agar dapat mengetahui apa saja maksud dan tujuan BUMN
4. Agar dapat mengetahui bagaimana visi dan misi BUMN
5. Agar dapat mengetahui apa saja prinsip – prinsip pengelolaan BUMN
6. Agar dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan BUMN
7. Agar dapat mengetahui bagaimana peranan BUMN terhadap peningkatan kemampuan
rakyat
8. Agar dapat mengetahui bagaimana bentuk – bentuk badan usaha milik negara
(BUMN)
9. Agar dapat mengetahui bagaimana pendirian, pengurus, dan pengawasan BUMN
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN
tidak lain adalah sebagai berikut:
Di Bawah pembinaan Kementerian BUMN telah tersusun suatu Master Plan BUMN
tahun 2002-2008 yang memuat VISI “Menjadikan BUMN sebagai Badan Usaha yang
tangguh dalam persaingan global dan mampu memenuhi harapan stakeholder” dengan
beberapa catatan :
1. BUMN sebagai Badan Usaha perlu dikembangkan sebagai pelaku usaha dalam
perekonomian Indonesia.
2. Sesuai asas kemanfaatan, kepemilikan saham oleh negara tidak harus dipertahankan
baik sebagai pemegang saham mayoritas atau minoritas.
3. Pembinaan BUMN diarahkan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
pengelolaan secara profesional, efisien dan tangguh sehingga mampu menghadapi
persaingan global.
4. Meningkatkan kontribusi kepada negara baik dalam bentuk pajak, deviden maupun
hasil privatisasi serta memenuhi harapan stakeholders.
Dari visi tersebut juga dikandung suatu MISI yang juga tersusun dalam suatu Master
Plan BUMN tahun 2002-2008 BUMN sebagai berikut :
1. Melaksanakan reformasi dalam ruang lingkup budaya kerja, strategi dan pengelolaan
usaha untuk mewujudkan profesionalisme dengan berlandaskan pada prinsip Good
Corporate Governance dalam pengelolaan BUMN.
2. Meningkatkan nilai perusahaan melalui restrukturisasi, privatisasi dan kerjasama
usaha antar BUMN berdasar prinsip bisnis sehat.
3. Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk
menyediakan produk barang dan jasa berkualitas dengan harga kompetitif serta
pelayanan bermutu tinggi.
4. Peningkatan kontribusi BUMN kepada negara
5. Peningkatan peran BUMN dalam kepedulian terhadap lingkungan, pembinaan
koperasi dan UKM dalam program kemitraan.
Kekurangan BUMN :
Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam
anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan . Tujuan
perjan adalah pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk
kesejahteraan umum. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan
model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan
Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, khususnya tentang Ketentuan
Peralihan Pasal 93 dinyatakan bahwa dalam waktu dua tahun terhitung sejak undang –
undang berlaku, semua BUMN yang berbentuk perjan harus sudah diubah bentuknya menjadi
perum atau perseroan.
Contoh BUMN yang dulunya Perjan, yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
yang berada di bawah Departemen Perhubungan, tahun 1991 berubah menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api (Perumka), kemudian menjadi Perusahaan Negara Kereta api (Penka),
terakhir berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI). Serta Perjan Pegadaian yang
berada di bawah Departemen Keuangan Berubah menjadi Perum Pegadaian. Dengan
demikian, sejak tahun 2003 tidak ada lagi BUMN yang berbentuk Perjan.
Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan
tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
atau jasa yang bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan
perusahaan.
Menteri
Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah
selaku pemegang saham negara pada Persero dan pemilik modal pada Perum dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
Direksi
Direksi Perum adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perum untuk
kepentingan dan tujuan Perum, serta mewakili perum untuk di dalam maupun di luar
pengadilan.
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perum.
Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai
Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go
public) dan statusnya diubah menjadi persero.
Contoh Perum diantaranya Perum Pegadaian (Perusahaan Umum Pegadaian), Perum DAMRI
(Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia), Perum Jasatirta, Perum
Peruri, Perum Perumnas, Perum Balai Pustaka, dll.
3. Persero
Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat.
Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh
saham Persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan
perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
Direksi
Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS. Dalam hal ini Menteri
bertindak selaku RUPS[6], pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh
Menteri. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Komisaris
Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dilakukan oleh RUPS. Dalam hal Menteri
bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian Komisaris ditetapkan oleh
Menteri. Masa jabatan anggota Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.
3. Pengawasan BUMN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Perjan, Perum, dan
Perseroan adalah bentuk-bentuk badan usaha dari BUMN yang merupakan badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki tujuan umum yaitu
untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Landasan hukum pendirian BUMN adalah Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3).
Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN tidak
bisa dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,dan Pengawasan BUMN.Dengan
adanya Peraturan Pemerintah ini maka dalam rangka pengelolaan BUMN tidak boleh
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut begitu juga
aturan hukum yang mengatur tentang BUMN ini.
B. Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis dalam sebuah makalah yang
berjudul “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)” ini kami selaku penulis berharap memberi
pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi para pembaca
terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Badan Usaha Milik
Negara. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://rodlial.blogspot.co.id/2014/02/makalah-bumn-bums-koperasi.html
http://muhammad-toha93.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bumn.html
blog.ruangguru.com/mengenal-bumn-dan-bumd
pubeemmanaomi.wordpress.com/2012/10/16/bumn-dan-bumd-di-indonesia/
salamadian.com/bentuk-pengertian-bumn-bumd-adalah/
bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=644:etriyantojuni&catid=41:top-
headlines&Itemid=158