Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SECARA UMUM

Disusun Oleh Kelompok 3:

● MOH ISRAN ABD.RAHMAN

NIM : 202210015

● HUSMATUN

NIM : 202210033

● SELFIYANTI LAHALE

NIM : 202210096

● ROSA MAULANA

NIM : 202210125

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO

2023

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SECARA UMUM”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 05 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................

PENDAHULUAN......................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................

PEMBAHASAN........................................................................................................6

A. Pengertian BUMN Dan Dasar Hukumnya.....................................................6


B. Ciri – Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)...........................................6
C. Maksud Dan Tujuan BUMN .........................................................................7
D. Visi Dan Misi BUMN....................................................................................7
E. Prinsip – Prinsip Pengelolaan BUMN............................................................8
F. Kelebihan Dan Kekurangan BUMN..............................................................8
G. Peranan BUMN Terhadap Peningkatan Kemampuan Rakyat.......................9
H. Bentuk – Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)................................9
I. Pendirian, Pengurus, Dan Pengawasan BUMN.............................................13
BAB III.......................................................................................................................

PENUTUP..................................................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran pemerintah yang diimplementasikan melalui BUMN ternyata tidak optimal.
Bahkan, seringkali BUMN justru menjadi tanggungan Ekonomi – politik dari pengusaha.
Investasi pemerintah dalam manajemen BUMN merupakan kasus biasa di Indonesia,
terutama menyangkut pembagian peran antara pemerintah, swasta dan koperasi.
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa
perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada
kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang
sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN,
yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.
BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan
dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN
bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumber
korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai. Pasca krisis
moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek
persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya,
banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil
memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah
mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh
perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang
memenuhi hajat hidup orang banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan
menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bumn dan dasar hukumnya?
2. Bagaimana ciri – ciri badan usaha milik negara (BUMN)?
3. Apa saja maksud dan tujuan BUMN ?
4. Bagaimana visi dan misi BUMN?
5. Apa saja prinsip – prinsip pengelolaan BUMN?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan BUMN?
7. Bagaimana peranan BUMN terhadap peningkatan kemampuan rakyat?
8. Bagaimana bentuk – bentuk badan usaha milik negara (BUMN)?
9. Bagaimana pendirian, pengurus, dan pengawasan BUMN?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa pengertian bumn dan dasar hukumnya
2. Agar dapat mengetahui bagaimana ciri – ciri badan usaha milik negara (BUMN)
3. Agar dapat mengetahui apa saja maksud dan tujuan BUMN
4. Agar dapat mengetahui bagaimana visi dan misi BUMN
5. Agar dapat mengetahui apa saja prinsip – prinsip pengelolaan BUMN
6. Agar dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan BUMN
7. Agar dapat mengetahui bagaimana peranan BUMN terhadap peningkatan kemampuan
rakyat
8. Agar dapat mengetahui bagaimana bentuk – bentuk badan usaha milik negara
(BUMN)
9. Agar dapat mengetahui bagaimana pendirian, pengurus, dan pengawasan BUMN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian BUMN dan Dasar Hukumnya


Definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula berupa
perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat.Besar saham yang harus dimiliki pemerintah harus lebih dari atau sama 51%.
Sejak Tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian
BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN.
Landasan hukum keberadaan Badan usaha Milik Negara dapat dilihat dalam peraturan
pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan
Negara, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1969 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun
1969 tentang Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi Undang-Undang.
Kemudian setelah adanya undang-undang ini, terjadi suatu perubahan lagi tentang BUMN,
yaitu diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).
Dalam pasal 1 perpu Nomor 19 Tahun 1960 hanya disebutkan, Perusahaan negara
adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan
kekayaan negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan dengan atau berdasarkan
undang-undang.
Dalam pasal 1 butir 1 UU No. 19 Tahun 2003 disebutkan bahwa BUMN adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
B. Ciri – Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1. Badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
2. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh
pemerintah.
3. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah.
4. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
5. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
6. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara.
7. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
C. Maksud dan Tujuan BUMN

Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN
tidak lain adalah sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya


dan penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi, dan masyarakat.

D. Visi dan Misi BUMN

Di Bawah pembinaan Kementerian BUMN telah tersusun suatu Master Plan BUMN
tahun 2002-2008 yang memuat VISI “Menjadikan BUMN sebagai Badan Usaha yang
tangguh dalam persaingan global dan mampu memenuhi harapan stakeholder” dengan
beberapa catatan :
1. BUMN sebagai Badan Usaha perlu dikembangkan sebagai pelaku usaha dalam
perekonomian Indonesia.
2. Sesuai asas kemanfaatan, kepemilikan saham oleh negara tidak harus dipertahankan
baik sebagai pemegang saham mayoritas atau minoritas.
3. Pembinaan BUMN diarahkan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
pengelolaan secara profesional, efisien dan tangguh sehingga mampu menghadapi
persaingan global.
4. Meningkatkan kontribusi kepada negara baik dalam bentuk pajak, deviden maupun
hasil privatisasi serta memenuhi harapan stakeholders.

Dari visi tersebut juga dikandung suatu MISI yang juga tersusun dalam suatu Master
Plan BUMN tahun 2002-2008 BUMN sebagai berikut :

1. Melaksanakan reformasi dalam ruang lingkup budaya kerja, strategi dan pengelolaan
usaha untuk mewujudkan profesionalisme dengan berlandaskan pada prinsip Good
Corporate Governance dalam pengelolaan BUMN.
2. Meningkatkan nilai perusahaan melalui restrukturisasi, privatisasi dan kerjasama
usaha antar BUMN berdasar prinsip bisnis sehat.
3. Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk
menyediakan produk barang dan jasa berkualitas dengan harga kompetitif serta
pelayanan bermutu tinggi.
4. Peningkatan kontribusi BUMN kepada negara
5. Peningkatan peran BUMN dalam kepedulian terhadap lingkungan, pembinaan
koperasi dan UKM dalam program kemitraan.

E. Prinsip – Prinsip Pengelolaan BUMN


1. Lebih bersifat social oriented / service oriented artinya berorientasi pada pelayanan
kepentingan umum.
2. Jika dalam menjalankan usahanya memperoleh keuntungan. Maka pemanfaatan
keuntungan tersebut semata-mata dimaksudkan untuk menyejahterakan kehidupan
masyarakat.
3. Selama masyarakat masih memerlukan , kegiatan badan usaha milik negara dilakukan
secara terus-menerus.
4. Sebagai agen pembangunan , seluruh daya dan kemampuannya diarahkan pada
pembangunan nasional yang sedang dan akan dilaksanakan.
5. Merupakan sarana vital yang efektif untuk melaksanakan pembangunan nasional,
sehingga direksi harus senantiasa membuat kebijakan yang sesuai dengan GBHN.
6. Pengorganisasian dilakukan secara profesionalisme

F. Kelebihan dan Kekurangan BUMN


Kelebihan BUMN :
1. Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
2. Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara
3. Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara
4. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
5. Sebagai sumber pendapatan negara

Kekurangan BUMN :

1. Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien


2. Manajemen perusahaan kurang profesional
3. Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital
4. Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang mengikat
5. Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugikan

G. Peranan BUMN terhadap Peningkatan Kemampuan Rakyat


1. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara optimal
2. Sebagai mitra kerja dalam kegiatan usaha dengan badan usaha swasta dan koperasi
3. Mencegah agar tidak terjadi penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh swasta
4. Sebagai sumber penghasilan mengisi kekurangan kas negara untuk dipergunakan oleh
negara dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
5. Sebagai sarana untuk membuka kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran
yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan per kapita.
6. Menyisihkan laba bersih untuk keperluan pembinaan usaha kecil, koperasi , dan
masyarakat di sekitar BUMN.
H. Bentuk – Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1. Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam
anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan . Tujuan
perjan adalah pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk
kesejahteraan umum. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan
model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan
Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, khususnya tentang Ketentuan
Peralihan Pasal 93 dinyatakan bahwa dalam waktu dua tahun terhitung sejak undang –
undang berlaku, semua BUMN yang berbentuk perjan harus sudah diubah bentuknya menjadi
perum atau perseroan.

Contoh BUMN yang dulunya Perjan, yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
yang berada di bawah Departemen Perhubungan, tahun 1991 berubah menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api (Perumka), kemudian menjadi Perusahaan Negara Kereta api (Penka),
terakhir berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI). Serta Perjan Pegadaian yang
berada di bawah Departemen Keuangan Berubah menjadi Perum Pegadaian. Dengan
demikian, sejak tahun 2003 tidak ada lagi BUMN yang berbentuk Perjan.

Ciri-ciri perjan adalah sebagai berikut :

 Tujuan utama untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan syarat


efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
 Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah.
 Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN yang menjadi
hak dari departemen yang bersangkutan.
 Berada di bawah departemen , dirjen, atau pemerintah daerah yang terkait.
 Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen.
 Perjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari negara.
 Karyawan perjan berstatus pegawai negeri.
2. Perusahaan Umum (Perum)

Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan
tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
atau jasa yang bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan
perusahaan.

Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut :

 Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.


 Karyawan berstatus pegawai perusahaan negara.
 Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara yaitu UU
No.19 PRP tahun 1960 dan PP tentang pendirian usaha.
 Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan dari
APBN.
 Dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dan dapat
memperoleh kredit dari dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk
obligasi.
 Kepengurusan atau alat kelengkapan perum terdiri dari menteri, direksi, dan
dewan pengawas.
 Direksi bertugas sebagai pemimpin perum yang pengangkatan dan
pemberhentiannya ditetapkan oleh menteri.
 Dewan pengawasan bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada direksi.
 Usaha perum adalah melayani kepentingan umum berupa penyediaan barang atau
jasa yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat dan sekaligus
memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
 Menteri yang ditunjuk diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku pemilik
modal dan memiliki kewenangan dalam mengatur kebijakan melalui mekanisme
dan ketentuan peraturan perundang – undangan.
 Berstatus badan hukum, sebagian besar kegiatannya bergerak di bidang jasa
layanan umum.
 Laporan tahunan disampaikan kepada menteri atas nama pemerintah untuk
mendapatkan pengesahan.

Kepengurusan Perum terdiri atas:

 Menteri

Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah
selaku pemegang saham negara pada Persero dan pemilik modal pada Perum dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan

 Direksi

Direksi Perum adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perum untuk
kepentingan dan tujuan Perum, serta mewakili perum untuk di dalam maupun di luar
pengadilan.

 Dewan Pengawas

Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perum.

Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai
Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go
public) dan statusnya diubah menjadi persero.

Contoh Perum diantaranya Perum Pegadaian (Perusahaan Umum Pegadaian), Perum DAMRI
(Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia), Perum Jasatirta, Perum
Peruri, Perum Perumnas, Perum Balai Pustaka, dll.

3. Persero

Perusahaan perseroan (persero) adalah perusahaan negara yang modalnya berbentuk


saham dan sebagian dari modal tersebut milik negara. Perseroan bergerak pada bidang usaha
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Perangkat perseroan terdiri dari RUPS, direksi, dan
komisaris. Contoh perseroan milik negara yaitu PT PLN, PT Pos Indonesia, PT Kereta Api
Indonesia, PT Telkom, dan sebagainya.

Tujuan pendirian perseroan adalah sebagai berikut :

 Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat.
 Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Ciri-ciri Perseroan adalah sebagai berikut :

 Berusaha mendapatkan keuntungan atau laba.


 Karyawan berstatus sebagai pegawai swasta.
 Status hukumnya sebagai hukum perdata, berbentuk perseroan terbatas (PT).
 Modal berasal dari kekayaan negara dan dari saham dibeli negara.
 Perseroan tidak mendapatkan fasilitas negara.
 Dipimpin oleh dewan direksi.
 Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang sebagian besar atau seluruh saham
perusahaan.
 Hubungan usaha perseroan diatur menurut hukum perdata.

Kepengurusan Perseroan terdiri atas:

 RUPS

Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh
saham Persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan
perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.

 Direksi

Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS. Dalam hal ini Menteri
bertindak selaku RUPS[6], pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh
Menteri. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

 Komisaris

Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dilakukan oleh RUPS. Dalam hal Menteri
bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian Komisaris ditetapkan oleh
Menteri. Masa jabatan anggota Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.

I. Pendirian, Pengurus, dan Pengawasan BUMN


1. Pendirian BUMN
Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003 , BUMN didirikan dengan maksud :
 Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan
Negara pada khususnya..
 Mengejar keuntungan.
 Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak .
 Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi.
 Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi dan masyarakat.

Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dimana dalam peraturan


pemerintah tersebut setidaknya memuat :

 Penetapan pendirian BUMN


 Maksud dan tujuan didirikan BUMN
 Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan dalam
rangka pendirian BUMN.
2. Pengurusan BUMN
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi bertanggung jawab
penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN,
baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi
harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

3. Pengawasan BUMN

Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris


adalah organ Persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Persero. Sedangkan Dewan Pengawas
adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perum. Komisaris dan Dewan Pengawas
bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran
Dasar BUMN dan ketentuan peraturan perundang undangan serta wajib melaksanakan
prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Perjan, Perum, dan
Perseroan adalah bentuk-bentuk badan usaha dari BUMN yang merupakan badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki tujuan umum yaitu
untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Landasan hukum pendirian BUMN adalah Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3).
Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN tidak
bisa dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,dan Pengawasan BUMN.Dengan
adanya Peraturan Pemerintah ini maka dalam rangka pengelolaan BUMN tidak boleh
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut begitu juga
aturan hukum yang mengatur tentang BUMN ini.

B. Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis dalam sebuah makalah yang
berjudul “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)” ini kami selaku penulis berharap memberi
pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi para pembaca
terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Badan Usaha Milik
Negara. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Viva Pakarindo, LKS Ekonomi Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial/Kelas XI Semester 2


untuk SMA/MA

http://rodlial.blogspot.co.id/2014/02/makalah-bumn-bums-koperasi.html

http://muhammad-toha93.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bumn.html

blog.ruangguru.com/mengenal-bumn-dan-bumd
pubeemmanaomi.wordpress.com/2012/10/16/bumn-dan-bumd-di-indonesia/

salamadian.com/bentuk-pengertian-bumn-bumd-adalah/
bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=644:etriyantojuni&catid=41:top-
headlines&Itemid=158

Anda mungkin juga menyukai