MAKALAH
Disusun oleh:
Badan usaha milik negara (disingkat BUMN) merupakan suatu perusahaan yang
dimiliki oleh pemerintah / negara, baik secara penuh maupun sebagian besar, akibatnya adalah
pemerintah memberi kontrol terhadap badan usaha ini. Badan usaha milik negara ini identik
dengan monopoli, mengingat BUMN didirikan dengan tujuan memenuhi sebagian besar
kepentingan dan kebutuhan umum. BUMN dapat dengan mudah meningkatkan nilai
ekonominya dibanding dengan badan usaha milik swasta, karena hak istimewa yang
dimilikinya. Oleh karena itu, BUMN dapat dengan mudah memonopoli hampir seluruh cabang
produksi. Seperti jasa telekomunikasi, minyak bumi, perusahaan transportasi, pengadaan
barang milik negara, sampai dengan produsen senjata, dan banyak cabang produksi lainnya.
Dengan banyaknya hak istimewa yang dimiliki ternyata tidak sedikit dari Badan Usaha
Milik Negara yang mengalami kerugian. Beberapa faktor penyebabnya adalah beban bunga
hutang yang terlampau tinggi, operasional yang tidak sesuai dengan studi kelaikan, juga karna
adanya praktik korupsi di internal.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah kerugian yang dialami oleh BUMN
dapat dikategorikan sebagai kerugian negara didasarkan oleh undang undang di Indonesia dan
praktik nyata yang terjadi.
A. Latar Belakang
Pelaku bisnis menurut Hukum Bisnis di Indonesia adalah seorang dan/atau badan usaha
yang menjalankan kegiatan bisnis. Richard Burton Simatupang menjelaskan kata ‘bisnis’ sering
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara
teratur dan terus menerus.1
BUMN merupakan salah satu pelaku bisnis menonjol di Indonesia yang status
kepemilikannya sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Menurut Munir
Fuady, BUMN merupakan bentuk usaha di bidang-bidang tertentu yang umumnya menyangkut
kepentingan umum, di mana peran pemerintah di dalamnya relatif besar.2
Tentu BUMN merupakan suatu badan usaha yang dalam operasionalnya bertujuan
mendapatkan laba/keuntungan. Mengingat lagi bahwa BUMN adalah suatu badan usaha, sesuai
dengan yang diamanatkan undang-undang. Menjadikan BUMN butuh dikelola dengan baik
agar menjadi sehat dan memperoleh laba/keuntungan.
Pada proses menjalankan usaha, tidak mungkin selamanya akan menghasilkan
keuntungan, tentu ada masa mengalami kerugian, mengingat kembali bahwa BUMN sebagian
besar dimiliki negara, tidak jarang menimbulkan pertanyaan “apakah negara merugi apabila
BUMN mengalami kerugian?”, ini yang menjadi topik utama pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor BUMN mengalami kerugian?
2. Apa pengaruh terhadap negara apabila BUMN mengalami kerugian?
1Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hal. 1.
2Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2005, hal. 45.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Dalam makalah ini membutuhkan sumber-sumber seperti beberapa buku, jurnal
penelitian, kitab undang undang hukum pidana, UU BUMN, hingga pernyataan yang pernah
diungkapkan oleh petinggi atau pejabat negara.
B. Kerangka Teoritik
• Badan Usaha Milik Negara
BUMN atau badan usaha milik negara adalah badan usaha yang sebagian atau
keseluruhan kepemilikan dikuasai oleh negara. Namun negara yang dimaksud
khususnya negara kesatuan republik Indonesia. Badan usaha milik negara juga ada yang
dalam bentuk usaha nirlaba. Terdapat dua jenis dan ciri BUMN yaitu memiliki jenis
perusahaan perseroan dan perusahaan umun. Ciri-ciri yang dimiliki BUMN yaitu
menjadi sebuah sumber pemasukan negara, saham bisa dimiliki oleh masyarakat dan
lain sebaginnya. Tujuan berdirinya badan usaha milik negara (BUMN) berbasis nirlaba
ini adalah untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. BUMN hadir sebagai
perwujudan pemerintah dalam berperan sebagai pelaku ekonomi. Selain itu dalam
permodalan badan usaha milik negara, baik sebagian maupun seluruhnya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia.3
• Kerugian Negara
Kerugian negara didefinisikan dalam berbagai peraturan, salah satunya adalah Pasal
1 ayat (22) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
yang mendefinisikan kerugian negara sebagai kekurangan uang, surat berharga
dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum baik sengaja maupun lalai. Definisi tersebut mengandung beberapa
unsur agar sebuah kerugian dapat dikatakan sebagai kerugian negara. Pertama
dikarenakan kerugian timbul akibat salah satu bentuk kesalahan, baik sengaja
maupun lalaidan berarti perlu adanya pelaku yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban. Kedua, berkurangnya uang, surat berharga dan barang yang
nyata dan pasti jumlahnya, baik itu melalui kesengajaan maupun kelalaian.
Ketiga,adanya hubungan kausalitas antara perbuatan melawan hukum yang
berakibat pada berkurangnya uang, surat berharga, dan barang.4
3 Ismail Koto, Peran Badan Usaha Milik Negara Dalam Penyelenggaraan Perekonomian Nasional Guna
Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat, 1(1), 1, 2021.
4 Antonia J. Sugiharto, Kerugian Badan Usaha Milik Negara (Bumn) sebagai Kerugian Keuangan Negara,
9(1), 1, 2021.
BAB III
PEMBAHASAN
5 Hanuring Ayu, Valuasi Kerugian BUMN sebagai Kerugian Negara dalam Perspektif Obyek Pertanggung
Jawaban Tidak Pidana Ekonomi, 2(2), 4, 2021.
6 Nibaraska Aslam, Pencegahan Korupsi di Sektor BUMN dalam Perspektif Pelayanan Publik di Indonesia,
7(2), 3, 2022.
akan sangat suit untuk terjadi. Satuan pengawas internal BUMN harus benar benar difungsikan,
dan memfungsikan masyarakat sebagai pengawas eksternal.
Berdasarkan prinsip korporasi, maka ketika terjadi kerugian operasional yang kemudian
dicatat dalam laporan keuangan perusahaan, prinsip dan aturan pencatatan yang berlaku adalah
sebagaimana ditentukan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK tersebut diatur lebih lanjut melalui Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disahkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia.7
Akan tetapi saya tidak begitu yakin negara mendapati kerugian materil apabila BUMN
mengalami kerugian, karena, Kekayaan yang dipisahkan dari APBN yang kemudian dijadikan
sebagai modal pendirian BUMN/Persero ataupun yang terdiri dari saham-saham dengan
sendirinya akan menjadi kekayaan BUMN/Persero bukan lagi kekayaan negara.10
7 Siti Nurhalimah, “Menyoal “Kerugian BUMN” Dalam PP Nomor 23 Tahun 2022 Tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN”, 6(2), 6, 2022.
8 Sriwati, “Kerugian Keuangan Negara pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Perspektif Doktrin
1(1), 3, 2016.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhir akhir ini banyak BUMN yang tersandung kasus korupsi, entah dilakukan
direksi atau bahkan pegawainya sekalipun. Tentunya para penegah hukum menganggap
setiap tindak pidana yang dilakukan berarti kerugian. Saya menyimpulkan bahwa
negara mungkin saja merugi secara immateril tapi tidak dengan materil, karena
keuangan yang dikelola oleh BUMN berbeda dengan keuangan negara. Sehingga
kerugian yang dialami BUMN secara materil tidaklah dapat dianggap sebagai kerugian
negara.
DAFTAR PUSTAKA
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2011.
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2005.
Ismail Koto, Peran Badan Usaha Milik Negara Dalam Penyelenggaraan Perekonomian
Nasional Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat, 1(1), 1, 2021.
Antonia J. Sugiharto, Kerugian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Kerugian
Keuangan Negara, 9(1), 1, 2021.
Hanuring Ayu, Valuasi Kerugian BUMN sebagai Kerugian Negara dalam Perspektif Obyek
Pertanggung Jawaban Tidak Pidana Ekonomi, 2(2), 4, 2021.
Nibaraska Aslam, Pencegahan Korupsi di Sektor BUMN dalam Perspektif Pelayanan Publik di
Indonesia, 7(2), 3, 2022.
Siti Nurhalimah, “Menyoal “Kerugian BUMN” Dalam PP Nomor 23 Tahun 2022 Tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN”, 6(2), 6, 2022.
Sriwati, “Kerugian Keuangan Negara pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
Perspektif Doktrin Business Judgement Rule”, 2(1), 7, 2021.