Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. SEJARAH BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Jika dilihat dari segi historis, perusahaan pertama yang menyerupai BUMN sudah ada
sejak pemerintahan Hindia Belanda, yaitu Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Perusahaan dagang tersebut beroperasi di Nusantara sejak tahun 1602.

Kemudian pada tahun 1940-1950, sektor korporasi masih belum berkembang dan
kegiatan usaha masih didominasi oleh pedagang asing serta kelompok pengusaha yang
jumlahnya masih sedikit. Hal ini menyebabkan masih banyak sektor-sektor yang menyangkut
kebutuhan hidup belum bisa dikelola dengan baik.

Karena milik negara, pemerintah memberi keistimewaan dan perlindungan


terhadapnya. Sejak itu BUMN - BUMN mendominasi kancah bisnis di dalam negeri. Namun
demikian sejalan dengan dinamika perekonomian nasional, peranan BUMN dalam percaturan
bisnis terimbangi oleh perusahaan swasta. Bukan saja didominasinya berkurang, beberapa
BUMN bahkan terengah - engah menapaki kelangsungan operasi bisnisnya. Banyak hal yang
menyebabkan BUMN sering kurang efisien.

Willian G. Ouchi misalnya berpendapat bahwa BUMN yang terlalu besar mempersulit
pemerintah untuk mengatur manajemen mereka masing - masing. Organisasi yang ' terlalu
atau terlanjur besar menyebabkan efisiensinya rendah. ·Segala tindakan dan keputusan
BUMN harus melalui birokrasi yang berbelit-belit, sehingga geraknya menjadi lamban.
Ouchi agaknya benar setidaknya untuk beberapa kasus BUMN di negara kita. Namun
ironisnya beberapa perusahaan besar milik swasta di tanah air juga ada yang bemasib tidak
berbeda dengan BUMN.

Ketidak efisiensinya BUMN rupanya bukan karena mereka milk negara, bukan pula
karena pemerintah turutcampur dalam menetapkan kebijaksanaan operasionalnya. Polemik
tentang swastanisasi BUMN, privatisasi, coorporasi dan deregulasi serta reformasi
administrasi merupakan strategi yang dilakukan pemerinah untuk menumbuh kembangkan
BUMN baik skala Nasinal, Regional maupun Internasional. Keberadaan BMN di Indonesia
dilatar belakangi oleh pemikiran para founding fathers dalam menyusun UUD RI untuk
memasukkan perihal usaha negara di dalam suatu pasal, yaitu pasal 33 yang menetapkan tiga
pelaku ekonomi didalam sistem perekonomian Nasional, yaitu:

1. Usaha Swasta
2. BUMN
3. Koperasi

B. PENGERTIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara adalah sebuah perusahaan perseroan dalam sektor
perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-
Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, juga disebutkan bahwa BUMN merupakan salah
satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi

Peraturan Pemerintah Pengganti U.U No. 19 Tahun 1960 Perusahaan Negara ( PERPU
Nomor 1911960 ), yang kemudian dijadikan U.U No. 19 Prp Tahun 1960. Menurut Undang-
Undang ini, pengertian Perusahaan Nrgara sebagai berikut : " Semua perusahaan dalam
bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Negara R.I, kecuali
ditentukan lain atau berdasarkan Undang Undang" (Eugenia L M : iii; 1999) Menurut lnpres
No. 5 I 1998 yang termasuk dalam pengertian BUMN adalah :

1. Badan usaha diluar Bank Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah

2. Badan usaha yang 51 % atau lebih sahamnya dimiliki oleh Pemerintah RI

3. Badan usaha patungan yang seluruh sahamnya merupakan patungan antara


Pemerintah RI dengan Pemerintah daerah atau BUMN I Lembaga pemerintah lainnya 'tanpa
memperhatikan komposisi kepemilikan sahamnya ( A. Fauzi : 28 : 1994) Jumlah BUMN saat
ini sebanyak 139 perusahaan, direncanakan akan menyusut menjadi 87 perusahaan dengan
cara pengelompokkan induk ( holding ). Holding yang direncanakan antara lain holding
BUMN pertambangan, holding farmasi, holding pupuk, holding semen dan holding
perbankan serta direncanakan holding keuangan ( D. Kuswaraharja; 2008 ).

C. CIRI CIRI BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

1. Kekuasaan Dipegang oleh Pemerintah

Operasional BUMN dipegang dan dikuasai penuh oleh negara. Dengan begitu
pemerintah bisa memanfaatkan usaha milik BUMN agar menghasilkan kekayaan
negara sehingga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, BUMN
harus dipegang pemerintah demi meminimalisir tindakan-tindakan yang
menyeleweng.

2. Melayani Kepentingan Umum dan Pelayanan Publik

Sebagai usaha milik negara, BUMN bergerak di bidang yang bersifat untuk
kepentingan umum dan pelayanan untuk kehidupan orang banyak. Beberapa bidang
tersebut meliputi air, energi, komunikasi, kesehatan, konstruksi, pertanian, kehutanan,
pertanian dan lain sebagainya.

3. Sebagai Sumber Pendapatan Negara

pendapatan BUMN merupakan salah satu sumber pendapatan negara selain pajak
yang cukup besar. Unit usahanya banyak didominasi oleh bidang yang dibutuhkan
masyarakat kemudian dikomersialkan, misalnya barang dan jasa. Hasil dari
keuntungan tersebut biasanya digunakan sebagai tambahan negara.

4. Semua Resiko Ditanggung oleh Pemerintah

Setiap usaha pasti tidak selamanya berjalan lancar. Sama halnya seperti BUMN
terkadang mengalami resiko pailit yang diakibatkan dari kegiatan usaha. Maka dari
itu, selain berperan untuk mengawasi, mengontrol dan juga menguasai BUMN,
negara juga bertanggung jawab untuk menanggung segala resiko yang ditimbulkan
pada BUMN.

5. Menyediakan Produk yang Dibutuhkan oleh Masyarakat

Sesuai tujuannya yakni untuk mensejahterakan masyarakat, BUMN memiliki peran


untuk menyediakan produk yang dibutuhkan rakyat. Sebab negara harus turut andil
untuk menyediakan barang atau jasa yang menyangkut kepentingan masyarakat

6. Saham Bisa Dimiliki oleh Masyarakat Luas

Meski dikatakan sebagai badan usaha yang dikuasai pemerintah, tapi BUMN juga
bisa dimiliki oleh masyarakat. BUMN memperbolehkan sebagian sahamnya dimiliki
oleh pihak lain, dengan syarat jumlah kepemilikan saham tidak lebih dari 50 persen.
D. TUJUAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Mengejar atau mencari keuntungan, memenuhi hajat hidup orang banyak melalui
penyediaan barang atau jasa, serta menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat
dilakukan sektor swasta dan koperasi.

Tujuan didirikannya BUMN dapat dilihat dari Pasal 2 ayat (1) UUBUMN menentukan
bahwa maksud dan tujuan didirikannya BUMN adalah:

1. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya


dan penerimaan negara pada khususnya; Di sini BUMN diharapkan dapat meningkatkan
mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan negara.

2. mengejar keuntungan; Menurut Penjelasan Pasal 1 ayat (1) huruf a, meskipun


maksud dan tujuan Persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam halhal tertentu
untuk melakukan pelayanan umum, Persero dapat diberikan tugas khusus dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dengan demikian,
penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya (kompensasi) berdasarkan
perhitungan bisnis atau komersial, sedangkan untuk Perusahaan Umum (Perum) yang
tujuannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, dalam pelaksanaannya
harus memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.

3. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/ atau jasa


yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; Dengan
maksud dan tujuan seperti ini, setiap usaha BUMN, baik barang maupun jasa, dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. menjadi perintis kegiatan-kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi; dan turut aktif memberikan bimbingan.

E. TUGAS BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

salah satunya menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh hajat hidup orang
banyak. Beberapa BUMN sengaja didirikan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat.
Beberapa BUMN juga diberikan kewenangan pemerintah melakukan monopoli dalam
bisnisnya.
F. BENTUK BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

1. PERUSAHAANA PERSEROAN (PERSERO)

2. PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

3. PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN)

4. PERUSAHAAN PERSEORANGAN (PO)

5. PERUSAHAAN TERBATAS (PT)

6. FIRMA

7. Commanditaire Vennootschap (CV)

G. FUNGSI BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Menjadi alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian. Menyediakan layanan


dalam kebutuhan masyarakat. Menghasilkan barang dan jasa demi pemenuhan masyarakat.
Membantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi

Anda mungkin juga menyukai