BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem
ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang
diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Karena itulah
BUMN tidak hanya perusahaan yang mencari laba saja, akan tetapi juga dapat berupa perusahaan
nirlaba yang memiliki tujuan untuk menyediakan barang maupun jasa untuk
masyarakat.Sekarang BUMN tidak sepenuhnya dikuasai oleh negara. Beberapa jenis BUMN di
negara Indonesia telah membuka diri bagi pihak swasta yang ingin berinvestasi demi
pengembangan perusahaan. Meski sudah tercampur oleh pihak swasta, BUMN keberadaannya
masih dilindungi oleh negara karena modalnya sebagian besar masih dikuasai oleh negara. Selain
itu pengelolaan dan pengkoordinasiannya juga masih berada di tangan pemerintah yaitu dibawah
Kementerian BUMN yang dipimpin oleh menteri BUMN.
Secara umum Badan Usaha Miliki Negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Badan usaha yang dikelola oleh negara (BUMN) dapat didasarkan pada kepemilikan, fungsinya,
dan permodalannya.
Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara.
Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat.
Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan,
tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-
prinsip ekonomi.
Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.
Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.
Sebagai perusahan milik negara, tentu saja BUMN berdiri dan beroperasi dengan
memegang tujuan-tujuan penting. Tujuan BUMN tidak dapat dipisahkan dari landasan filosofis
pendiriannya, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 9 Tahun 2003.
Tujuan BUMN yang tertuang dalam Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) UUD 1945 yaitu :
“cabang-cabang produksi penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Menurut UU No 19 Tahun 2003 Pasal 9, bentuk dari perusahaan BUMN dibedakan menjadi 2,
yaitu :
Perusahaan Umum (PERUM) adalah perusahaan milik negara yang modal seluruhnya
milik negara (berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan)bergerak dalam bidang produksi,
jasa atau bidang ekonomi lainnya dengan tujuan utamanya yaitu untuk melayani kepentingan
umum sekaligus mencari keuntungan.
Contoh: Perum Husada Bakti, Perum Pegadaian, Perum Pelayaran, dan sebagainya.
Contoh: PT Telkom, PT Pos Indonesia, PT Semen Gresik, PT BRI, dan PT Bank Mandiri.
BUMN merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, BUMN
mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Peran BUMN dalam sistem perekonomian nasional tersebut adalah
sebagai penghasil barang dan atau jasa demi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
Peran BUMN lainnya adalah sebagai pelopor dalam sektor-sektor usaha yang belum
diminati swasta, pelaksana pelayanan publik, pembuka lapangan kerja, penghasil devisa negara,
pembantu pengembangan usaha kecil dan koperasi, serta pendorong aktivitas masyarakat di
berbagai lapangan usaha. Namun, berdasarkan hasil evaluasi pemerintah, apa yang telah
dilakukan oleh BUMN selama ini masih dianggap belum memadai seperti tampak pada
rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan dengan modal yang ditanam.
Kendala-kendala yang dihadapi BUMN antara lain belum dapat menyediakan barang dan
atau jasa yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau, belum mampu
berkompetisi dalam persaingan bisnis secara global, dan adanya keterbatasan sumber daya. Di
sisi lain, perkembangan ekonomi dunia yang berlangsung sangat cepat dan dinamis terutama
berkaitan dengan globalisasi seperti kesepakatan World Trade Organization (WTO), ASEAN
Free Trade Area (AFTA), menuntut BUMN untuk lebih kompetitif dan profesional.
BANK SWASTA NASIONAL
Bank swasta adalah lembaga keuangan di mana sebagian atau keseluruhan kepemilikan
dikuasai oleh pihak swasta serta akta pendirian dan kegiatannya juga dijalankan oleh pihak
swasta tersebut. Karena kepemilikannya di tangan pihak swasta, pembagian keuntungan dari
aktivitas perbankan tersebut juga akan diberikan kepada pihak tersebut.
Kepemilikan dari bank swasta atau non-BUMN ini bisa berstatus sebagai pemimpin dari
badan hukum ataupun individu. Di sisi lain, terkait aktivitas bisnisnya, bank swasta tak jauh
berbeda dengan bank BUMN. Sejumlah aktivitas bisnis bank swasta adalah funding atau
menghimpun dana, lending atau menyalurkan dana, dan services atau menyediakan layanan atau
jasa lainnya. Berdasarkan UU Republik Indonesia No.14 tahun 1967 mengenai Pokok
Perbankan, pemilik bank swasta hanya boleh melakukan aktivitas usahanya pasca mendapatkan
izin dari Menteri Keuangan yang memberikan keputusan sesuai pertimbangan dari Bank
Indonesia.
Dalam konteks kepemilikan, kita mengenal ada bank milik negara yang berada di bawah
Kementerian BUMN, seperti BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN. Ada pula Bank Pembangunan
Daerah, seperti Bank Jatim, Bank DKI, dan Bank Jabar.
Bank non-BUMN dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kepemilikannya, yaitu:
Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
pihak swasta nasional. Contoh bank swasta nasional adalah BCA, Bank Danamon, dan Bank
Muamalat.
Bank milik campuran adalah bank yang sahamnya dimiliki pihak swasta nasional dan swasta
asing. Namun, sebagian besar dimiliki pihak swasta nasional.Jadi, dalam bank milik swasta
campuran, pemegang saham mayoritasnya tetap warga negara Indonesia. Dalam laman resmi
OJK, kita dapat lihat beberapa contoh bank campuran di Indonesia, yaitu:
Berdasarkan aktivitas transaksi valas, bank non-BUMN dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
nasional devisa dan nondevisa. Berikut ini penjelasannya.
Bank swasta nasional devisa adalah bank yang sebagian besar kepemilikannya berada di
pihak swasta nasional dan dapat melakukan kegiatan transaksi berhubungan dengan mata uang
asing (valas) atau transaksi ke luar negeri. Bank ini dapat melakukan transfer ke luar negeri
ataupun jual beli valuta asing. Untuk para pengusaha ekspor impor atau pekerja yang
mendapatkan uang dari luar negeri, keberadaan bank ini sangat penting sekali.
Sementara itu, bank swasta nasional nondevisa adalah bank nasional yang tidak dapat melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan valas.
Salah satu indikator yang bisa dipakai dalam mengukur seberapa besar sebuah bank adalah
dengan melihat aset yang dimiliki. Berikut ini adalah daftar bank non-BUMN dengan aset
terbesar di Indonesia sampai Maret 2021.
1. Bank BCA
Bank BCA adalah bank terbesar di Indonesia dengan total aset yang telah berhasil menembus
Rp1.000 triliun. Berdasarkan data RTI Business sampai 31 Maret 2021, aset bank BCA
mencapai Rp1.090,38 triliun.
Bank yang sudah berdiri sejak tahun 1957 ini memiliki sejumlah produk simpanan seperti
Tahapan, Tabunganku, dan yang paling digemari milenial adalah Tahapan Xpresi.Sementara
untuk produk pinjaman, BCA memiliki Kredit Tanpa Agunan, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit
Pemilikan Apartemen, Kredit Kendaraan Bermotor, sampai kredit modal kerja.
Bank CIMB Niaga sudah berdiri sejak tahun 1995 dan mendapatkan izin sebagai bank devisa
pada 1974. Bank CIMB merupakan bank pertama di Indonesia yang menawarkan layanan
transaksi keuangan menggunakan Automatic Teller Machine atau yang kita kenal sebagai mesin
ATM.
Bank CIMB Niaga mampu bertumbuh positif dengan berbagai inovasi yang dilakukannya.
Dari segi digitalisasi, CIMB Niaga sudah memiliki layanan OCTO Mobile dan OCTO Clicks
sehingga memungkinkan nasabah untuk bertransaksi tanpa harus keluar rumah. Per 31 Maret
2021 lalu, Bank CIMB Niaga telah memiliki aset Rp272,6 triliun dan menjadikannya bank
dengan aset terbesar kedua di Indonesia.Salah satu keunggulan layanan CIMB Niaga adalah
layanan kredit rumah yang mana bank ini memiliki pangsa pasar terbesar ketiga di Indonesia.
Sejak tahun lalu, OCBP NISP mulai menarik generasi milenial karena
menggandeng rapper Indonesia yang berkarier di Amerika Serikat, Rich Brian. Dengan
menggandeng Rich Brian, OCBP NISP berharap dapat lebih dekat dengan nasabah milenial.
Bank OCBC NISP ternyata merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dengan aset
mencapai Rp207,74 triliun. Bank ini memiliki beberapa produk simpanan yang mencakup
deposito dan giro, produk wealth management, dan pinjaman.
PT Bank Pan Indonesia atau Bank Panin masuk dalam jajaran bank dengan aset terbesar yang
mencapai Rp218,07 triliun.Bank ini merupakan hasil penggabungan dari tiga bank, yakni Bank
Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia.
Bank Panin memiliki produk tabungan seperti tabungan berjangka bernama Tabungan
Rencana, SimPel atau Simpanan Pelajar, Tabungan Junior untuk anak-anak, Tabungan RDN
untuk bertransaksi di pasar modal, dan Tabungan PanDollar untuk nasabah yang ingin menabung
dalam valuta asing.
Bank Permata merupakan bank nasional besar di Indonesia hasil dari merger lima bank
sebelumnya yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank
Artamedia, dan PT Bank Patriot. Pada Mei 2020 lalu, Bank Permata resmi diakuisisi Bangkok
Bank Public Company Limited. Bank Thailand tersebut mengambil alih saham yang sebelumnya
dipegang Standard Chartered Bank dan Astra International. Bank Permata saat ini telah memiliki
aset Rp197,72 triliun.