Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Badan Usaha


Badan Usaha adalah kesatuan hukum dan usaha ekonomi yang
bertujuan untuk mencari keuntungan. Banyak orang yang menafsirkan
bahwasanya badan usaha dan perusahaan ini memiliki pengertian yang
sama. Badan usaha ialah merupakan lembaga, sedangkan perusahaan
merupakan tempat dimana badan usaha itu mengelola produksi dalam
kegiatan usaha.1
Menurut Dominick Salvator (1986) bahwa pengertian Badan Usaha
adalah suatu organisasi yang mengombinasikan dan mengordinasikan
sumber-sumber daya untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang-
barang atau jasa untuk di jual. Berdasarkan pasal 1 angka 6 PP 57/2010,
pengertian Badan Usaha adalah perusahaan atau bentuk usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang menjalankan
suatu jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan
memperoleh laba.
Sedangakan menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Pajak
Indonesia, pengertian Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan atau
modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara atau Milik Daerah,
Firma, Kongsi, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi lainnya, lembaga
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk badan usaha
tetap.
Dalam pasal tersebut tertuang adanya Konsep Demokrasi Ekonomi
yaitu adanya kebebasan berusaha bagi seluruh warga negaranya dengan
batas-batas tertentu. Batas-batas dalam menjalankan bisnis meliputi dua

1
https://jojonomic.com Diunduh pada tanggal 26-02-2020, pukul : 08.35 WIB

1 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


macam jenis usaha, dimana terdapat kedua jenis usaha ini pihak swasta
dibatasi gerak usahanya, kedua jenis usaha itu adalah :
1. Jenis-jenis usaha yang vital, yaitu usaha-usaha yang memiliki peranan
yang sangat penting bagi perekonomian Negara, misalnya minyak dan
gas bumi, baja, hasil tambang, dan lain—lain
2. Jenis-jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. Misalnya
air minum, perlistrikan, kereta api, telekomunikasi, dan lain-lain.

B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Badan
Usaha Milik Negara terdiri dari tiga jenis, yaitu perusahaan Perseroan,
Perusahaan Jawatan dan Perusahaan Umum.
Ketentuan mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekarang
diatur dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, yaitu
diundangkan pada tanggal 19 Juni 2003 (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 70). Dengan diundangkannya Undang-Undang
Ini, maka dinyatakan tidak berlaku lagi peraturan sebelumnya, yaitu :
1. Indonesische Bedrijvenwet (Staatsblad Tahun 1927 Nomor 419)
sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir
dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1955 (Lembaran Negara republic
Indonesia Tahun 1995 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
850).
2. Undang-Undang No.19 Prp Tahun 1960 tentang perusahaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 59,
Tambahan Lembaga Negara Nomor 1989).
3. Undang-Undang No.9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1 Tahun 1969 No.16,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) tentang Bentuk-bentuk
usaha Negara menjadi Undang-Undang (lembaran Negara Republik

2 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


Indonesia Tahun 1969 No.40, tambahan Lembaran Negara Nomor
2904).2

Dasar pertimbangan diundangkannya UU No. 19 Tahun 2003 adalah sebagai


berikut :

1. BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam


perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi.
2. BUMN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan
perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
3. Pelaksanaan peran BUMN dalam perekonomian nasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat belum optimal.
4. Untuk mengoptimalkan peran BUMN, pengurusan dan pengawasannya
harus dilakukan secara professional.
5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur BUMN sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan perekonomian dan dunia usaha
yang semakin pesat, baik secara nasional maupun internasional.3

Keberadaan Badan Usaha Milik Negara yang merupakan salah satu


wujud nyata pasal 33 UUD 1945 memiliki posisi strategis bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat. Namun demikian, dalam realitanya, seberapa jauh
BUMN mampu menjadi alat Negara untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan bangsa ini tergantung pada tingkat efisiensi dan kinerja dari
BUMN itu sendiri. Apabila BUMN tidak mampu beroprasi dengan tingkat
efisiensi yang baik, pada akhirnya akan menimbulkan beban bagi keuangan
Negara dan masyarakat akan menerima pelayanan yang tidak memadai dan
harus menanggung biaya yang lebih tinggi.4

BUMN merupakan salah satu mesin uang Negara di dalam sistem


perekonomian nasional yang ikut berperan aktif dan penting dalam
menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka
2
Zaeni Asyhadie, dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & kepailitan, Jakarta : Erlangga, 2002, hal.150
3
Zaeni Asyhadie, dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & kepailitan, Jakarta : Erlangga, 2002, hal.151-152
4
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

3 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN
dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan atau perintis dalam sektor-
sektor usaha yang belum dimintai usaha swasta. Di samping itu BUMN
memiliki peran strategis sebagai pelaksana pelayanan pengembangan usaha
kecil/koprasi.

BUMN juga merupakan salah satu sumber penerima Negara yang


signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividend an hasil privatisasi.
Pelaksanaan peran BUMN terssebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada
hampir seluruh sektor perekonominan, seperti sektor pertanian, perikanan,
perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan
telekomunikasi, transportasi, listrik, industry, dan perdagangan serta
kontruksi.5

a. Tujuan pendirian BUMN


Ada 5 (lima) tujuan pendirian BUMN yang diatur dalam pasal 2
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, yaitu :
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.
BUMN diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan
keuangan Negara.
2. Mengejar keuntungan. Meskipun maksud dan tujuan persero adalah
untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu untuk
melakukan pelayanan umum, persero dapat diberikan tugas khusus
dengan memerhatikan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.
Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan
pembiayaan (kompensasi) berdasarkan perhitungan bisnis atau
komersial, sedangkan untuk perum yang tujuannya menyediakan
barang dan jasa untuk kepentingan umum, dalam pelaksanaannya
5
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 226

4 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


harus memerhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang
sehat.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak. Dengan maksud dan tujuan seperti ini,
setiap hasil usaha dari BUMN, baik barang maupun jasa, dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koprasi. Kegiatan perintisan
merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyediakan barang dan/
atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan
tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koprasi karena
secara komersial tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas
tersebut dapat dilakukan melalui penugasan kepada BUMN. Dalam
hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang mempunyai fungsi
pelayana kemanfaatan umum untuk melaksanakan program
kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
b. Peran Pendirian BUMN
1. Menghasilkan barang dan/ atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
2. Sebagai pelopor dan/ atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang
belum diminati usaha swasta
3. Sebagai pelaksana pelayanan pengembangan usaha kecil dan
koprasi
4. Salah satu sumber penerimaan Negara yang signifkan dalam
bentuk berbagai jenis paja, dan non pajak (seperti dividend an hasil
privatisasi)
c. Manfaat Pendirian BUMN

5 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


1. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh
berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang
atau jasa
2. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk
angkatan kerja
3. Mencegah monopoli pasar atau barang dan jasa yang merupakan
kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta
yang bermodal kuat
4. Menigkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditas ekspor
sebagai sumber devisa, baik migas maupun non migas
5. Menghimpun dan untuk mengisi kas Negara, yang selanjutnya
dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan
perekonomian Negara.6
d. Modal
BUMN dalam menjalankan kegiatan usahanya mendapatkan
modal yang berasal dari kekayaan yang dipisahkan. Dipisahkan disini
maksudnya adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran
pendapatan dan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan modal
Negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya
tidak lagi didasarkan pada sistem anggaran pendapatan dan Belanja
Negara, namun pembinaan dan pengelolaanya didasarkan pada
prinsip-prinsip perusahan yang sehat. Pemisahan itu sesuai dengan
kedudukannya sebagai badan hukum, yang harus mempunyai
kekayaan sendiri terlepas daripada kekayaan umum Negara dan
demikian dapat dikelola terlepas dari pengaruh Anggaran pendapatan
dan Belanja Negara.
Penyertaan modal Negara dalam rangka pendirian atau
penyertaan pada BUMN bersumber dari :

6
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 250-
252

6 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


1. Anggaran pendapatan dan Belanja Negara. Termasuk dalam
anggaran pendapatan dan Belanja Negara yaitu meliputi pula
proyek-proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dikelola oleh BUMN dan/ atau piutang Negara pada BUMN yang
dijadikan sebagai penyertaan modal Negara
2. Kapitalisasi cadangan. Yang dimaksud dengan kepitalisasi cadangan
adalah penambahan modal disetor yang berasal dari cadangan.
3. Sumber lainnya, yang dimaksud dengan sumber lainnya tersebut
antara lain, adalah keuntungan revaluasi aset.7
e. Pengurusan dan Pengawasan
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi bertanggung jawab
penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN
serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota direksi harus mematuhi anggaran
dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip good corporate government. Pasal 2 ayat
(1) dan (2) keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-
117/M-MBU/2002 tantang penerapan Praktik Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan
bahwa : “ BUMN wwajib menerapkan good corporate governance
secara konsisten dan/atau menjadikan good corporate governance
sebagai landasan oprasionalnya. Penerapan good g=corporate
governance pada BUMN dilaksanakan berdasarkan keputusan ini
dengan tetap memerhatikan ketentuan dan norma yang berlaku dan
anggaran dasar BUMN.”
Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha
dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan

7
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 253

7 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
Perundangan dan nilai-nilai etika. Prinsip-prinsip dimaksuud meliputi :
1. Transparasi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
4. Pertanggung Jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran, yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diharapkan
fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor
dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antar beragam
kepentingan dalam perusahaan.

Modal suatu BUMN, sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pemerintah. Walaupun
bekerja demi kepentingan suatu negara, pegawai BUMN tidak bisa disebut sebagai
pegawai negeri. Ada tiga macam bentuk BUMN, antara lain:

a. Perjan (Perusahaan Jawatan)


Perjan merupakan BUMN yang bujetnya termasuk dalam APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara). Perjan memiliki tujuan untuk membuat sejahtera
masyarakat melalui pengabdian dan pelayanan. Hal tersebut dilakukan tanpa
mengabaikan poin-poin esensi, efektivitas, ekonomi serta pelayanan yang baik. Saat
ini BUMN tidak memiliki perjan. Tidak ada badan usaha yang bisa digolongkan

8 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


perjan karena badan-badan usaha yang sebelumnya sudah dialihkan menjadi badan
hukum ataupun badan usaha. Berikut contoh-contoh perjan yang telah berganti
bentuk:
 Perjan Kereta Api menjadi Persero Kereta Api.
 Perjan Pegadaian yang sempat menjadi perum, kini telah beralih bentuk lagi
menjadi persero.
 Perjan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan kita, perjan Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo,perjan Rumah Sakit Dr. Kariadi, Perjan Rumah
Sakit Dr. M. Djamil, dan Perjan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin berubah
status menjadi Badan Layanan Umum.
 Perjan Radio Republik Indonesia dan Perjan Televisi Republik
Indonesia menjadi Lembaga Penyiaran Publik.8

b. Perusahaan perseroan (Persero)


Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero adalah BUMN yang
berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51 % (Lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Sedangkan
Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka adalah
persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.9
Maksud dan Tujuan Pendirian Perseroan menurut pasal 12 UU No.19 Tahun 2003
adalah :
1. Menyediakan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaanI10
c. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan
tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
8
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-badan-usaha/ Diunduh pada tanggal 26-02-2020, Pukul : 08.30 WIB
9
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 259
10
Panji Anoraga, BUMN, Swasta dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi, Jakarta : Pustaka Jaya, 1995, hal.161

9 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsp pengelolaan perusahaan. Pendirian Perum diusulkan
oleh Menteri kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji
bersama dengan Menteri Teknis dan Menteri Keuangan. Perum yang didirikan
tersebut memperoleh status badan hukum sejak diundangkannya peraturan
pemerintah tentang pendiriannya.
Maksud dan Tujuan dari Perusahaan Umum adalah : “Menyelenggarakan usaha yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan jasa berkualitas
dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat menurut prinsip pengelolaan badan
usaha yang sehat.”11 Perum dibedakan dengan perusahaan perseroan karena sifat
usahanya. Perum dalam usahanya lebih berat pada pelayanan demi kemanfaatan
umum, baik pelayanan maupun penyediaan barang dan jasa.12
C. Koprasi
Koprasi berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu cum yang berarti dengan, dan aperari
yang gerarti bekerja. Dalam bahasa inggris, koperasi merupakan kata yang terdiri dari dua suku
kata yaitu co dan operation yang berarti bekerja sama. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut
dengan Istilah cooperatieve vereeneging yaitu berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu.13
Kata Co-Operation kemudian diangkat menjadi istilah Ekonomi sebagai koperasi yang
dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah KOPERASI, yang berarti
organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela. Koperasi sebagai usaha
bersama, harus mencerminakan ketentuan-ketentuan sebagaimana lazimnya di dalam kehidupan
suatu keluarga, di mana segala sesuatunya dikerjakan secara bersama-sama yang ditunjukan
untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga.14
Koprasi sebagai suatu usaha bersama haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bukan merupakan modal (akumulasi modal). Konsekuensi dari hal ini adalah koperasi
harus benar-benar mengabdi kepada kemanusiaan, bukan kepada sesuatu kebendaan.

11
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-240.pdf Diunduh pada tanggal 26-02-2020, Pukul :
08.30 WIB
12
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 271
13
R.T. Sutantaya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 1
14
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 159

10 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


2. Merupakan kerja sama, yaitu suatu bentuk gotong royong berdasarkan asas kesamaan
derajat, hak dan kewajiban. Sehingga koperasi benar-benar sebagai wahana demokrasi
ekonomi sosial. Koprasi adalah milik anggota, sehingga kekuasaan tertinggi ada pada
rapat anggota.
3. Semua kegiatan harus didasarkan atas kesadaran para anggotanya, tidak boleh ada
paksaan, intimidasi maupun campur tangan luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan
urusan internal koprasi.
4. Tujuan koprasi harus merupakan kepentingan bersama para anggotanya dan tujuan
tersebut hanya dapat dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan para anggotanya,
dan pembagian sisa hasil usaha koprasi harus dapat mencerminkan perimbangan secara
adil dari besar kecilnya karya dan jasa dari para anggotanya.15

Dasar Hukum, Landasan Yuridis Keberadaan koperasi sebagai Badan Usaha dapat dilihat
pada Bab XIV (Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial), pasal 33 ayat (1) Undang-Undang
dasar 1945. Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang menyatakan “ Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama atas asas kekeluargaan”. Selanjutnya dalam pasal 33 antara lain dinyatakan
bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang, dan
bangun (badan) perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koprasi.

Penjelasan Pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru


perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Sistem
ekonomi yang mengacu pada ketentuan pasal 33 ayat (1) Undang-Undang dasar 1945 di atas
lebih dikenal sebagai Sistem Ekonomi Pancasila.

Memerhatikan kedudukan koperasi seperti disebut di atas maka peran koperasi sangatlah
penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam
mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan,
kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya
memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan
ekonomi rakyat.16

15
Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar, Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi Indonesia : Pemahaman,
Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha, Jakarta : Kencana, 2005, hal.15
16
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 158

11 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


D. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Seperti namanya BUMS adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta. BUMS
ini memiliki beberapa bentuk dengan tujuan mencari keuntungan dalam mengembangkan
usaha. BUMS memiliki dua jenis antara lain, badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha
swasta asing. Badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh
masyarakat dalam negeri. Sedangkan badan usaha swasta asing adalah badan usaha swasta yang
modalnya dimiliki oleh masyarakat yang bukan warga negara Indonesia. Pasal 33 UUD 1945
mengatur tentang bidang-bidang yang bisa dikelola oleh swasta seperti mengelola sumber daya
ekonomi yang memiliki sifat tidak vital dan strategis, atau yang tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Berikut adalah jenis-jenis BUMS yang dapat dibedakan atas beberapa bentuk
badan usahanya:

a. Perusahaan Perseorangan (PO)


PO merupakan salah satu bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang. Umumnya PO
memiliki modal kecil, jenis produk dan jumlah produksinya terbatas, tenaga kerja sedikit,
alat produksi dan teknologinya cukup sederhana. Perusahaan perseorangan adalah badan
usaha/ perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh individu. Sehingga
tanggung jawab atas aktivitas dan risiko perusahaan ditanggung oleh individu tersebut. 17
Adapun demikian Perusahaan Perseorangan memiliki kelebihan diantaranya adalah :
1. Mudah dibentuk dan dibubarkan, untuk mendirikan perusahaan perseorangan tidak
perlu perizinan yang rumit, hanya dituntut untuk Izin Gangguan (HO, atau Hinder
Ordonasie)dan Izin Usaha (SIUP)
2. Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh
3. Kebanggaan dan kepuasan dapat memimpin perusahaan sendiri
4. Pengelolaan perusahaan sederhana
5. Tidak dikenakan pajak berganda, apabila perusahaan perseorangan mendapatkan
keuntungan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), perusahaan hanya
dikenakan pungutan dan berbagai retribusi.
6. Motivasi usaha yang tinggi.

Dan kelemahannya diantaranya adalah :


17
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-badan-usaha/ Diunduh Pada tanggal 26-02-2020, pada pukul : 08.30 WIB

12 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


1. Tanggung jawab tidak terbatas atas resiko kerugian, karena kekayaan/utang
perusahaan sama dengan kekayaan/utang pemilik.
2. Keterbatasan sumber daya modal
3. Kemampuan manajemen terbatas
4. Keuntungan yang kecil, seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan
perseorangan akan kehilangan kesempatan bisnis yang mendatangkan keuntungan
yang lebih besar diluar bisnis yang di jalankannya.
5. Pertumbuhan terbatas, apabila pemilik tidak memiliki kapasitas yang memadai lagi
maka bisnis kemungkinan akan macet dan tentunya akan memperlambat
kemungkinan ekspansi usaha.
6. Kontinuitas kapasitas kerja karyawan terbatas, tidak jarang karyawan hanya bekerja
sekedar untuk mendapatkan ketrampilan serta rahasia teknis dari bisnis itu.18
b. Persekutuan Firma
Menurut pasal 16 KUHD, Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan
untuk menjalankan suatu perusahaan dengan nama bersama. Jadi persekutuan firma
adalah setiap perusahaan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah
nama bersama (firma) sebagai nama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama.
Firma (Vennootschap Onder Firma), atau sering disingkat dengan Fa, adalah
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut
firmant) dengan nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk
memperluas usahanya. Persekutuan ini diatur dalam pasal 16 sampai 35 KUHD.
Menurut ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal KUHD di atas, Firma adalah
suatu jenis persekutuan perdata yang khusus didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan nama bersama mengandung unsur-unsur :
1. Menjalankan Usaha Bersama
Menjalankan usaha bersama atau menjalankan perusahaan merupakan unsur mutlak
suatu firma. Oleh karena itu, semua ketentuan yang diwajibkan untuk suatu
perusahaan (badan usaha) berlaku juga bagi suatu firma. Misalnya, ketentuan yang
mewajibkan untuk mengadakan pembuktian.
2. Dengan Nama Bersama atau Firma
18
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198504092010121005/pendidikan/Materi+Bisnis+(Bentuk+Badan+Usaha).pdf
Diunduh pada tanggal 26-02-2020, pada pukul 08.30 WIB

13 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


Nama bersama ini mengandung makna bahwa nama persekutuan perdata tersebut
adalah nama atau nama-nama dari mereka yang ikut serta dalam firma atau yang
disebut sekutu.
(a) Menggunakan nama seorang sekutu, misalnya Fa. Haldun
(b) Menggunakan nama seorang sekutu dengan tambahan yang menunjukan anggota
sekutunya, misalnya Fa. Haldun and Brothers (disingkat Fa. Haldun & Bros).
Artinya Persekutuan ini beranggotakan Haldun dan Keluarganya.
(c) Menggunakan himpunan nama semua sekutunya secara singkatan. Misalnya, Fa.
Asmi (singkatan dari Ahmad, Suhandi, Muhamad, dan Irwan)
Kadang kala nama bersama ini dapat pula menunjukan nama suatu usaha bidang
tertentu atau nama lain yang disepakati oleh para sekutunnya.
3. Tanggung Jawab Sekutu Secara Pribadi atas Keseluruhannya
Maksudnya, di samping harta kekayaan firma maka harta kekayaan pribadi masing-
masing pendiri juga dapat dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban firma
terhadap pihak ketiga.19
c. Persekutuan Komanditer
Menurut Pasal 19 KUHD, Persekutuan Komanditer (Commanditaire
Vennootschap) selanjutnya disingkat CV adalah persekutuan yang didirikan oleh satu
orang atau lebih yang secara tanggung menanggung bertanggungjawab untuk seluruhnya
(solider) pada pihak pertama (sekutu komplementer), dan satu orang atau lebih sebagai
pelepas uang (sekutu komanditer) pada pihak lain.
Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang sebagai
pemasukan pada persekutuan, sedangkan dia tidak turut campur di dalam mengurus atau
mengelola persekutuan. Status seorang sekutu komanditer dapat disamakan dengan
seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil
keuntungan dari modal tersebut.20
Persekutuan Komanditer mempunyai dua macam sekutu yaitu :
1. Sekutu komanditer, adalah sekutu yang tidak bertanggung jawab pada pengurusan
persekutuan, sekutu ini hanya menempatkan modal (uang atau barang) pada
persekutuan dan mempunyai hak mengambil bagian dalam aset persekutuan bila ada
19
Zaeni Asyhadie, dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & kepailitan, Jakarta : Erlangga, 2002, hal. 48-49
20
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia), Jakarta : Rajawali Pers, 2017, hal. 72

14 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


untung sebesar nilai kontribusinya. Demikian juga, dia akan menanggung kerugian
sebesar nilai kontribusinya.
2. Sekutu komplementer, adalah sekutu pengurus yang bertanggung jawab atas jalannya
persekutuan, bahkan pertanggungjawabannya sampai kepada harta pribadinya.

Jenis-Jenis Persekutuan Komanditer

1. Persekutun Komanditer Murni. Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang


asli. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan
yang lainnya adalah sekutu komanditer
2. Persekutuan Komanditer Campuran. Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma
yang membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer,
sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
3. Persekutuan komanditer bersaham, persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan
saham tidak dapat diperjualbelikan, dan sekutu komplementer ataupun sekutu
komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini
adalah untuk menghindari terjadinya modal beku, karena dalam persekutuan
komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan.21
d. Perseroan Terbatas (PT)
Menurut pasal 1 angka 1 UU No.40 Tahun 2007, yang dimaksud dengan
Perseroan Terbatas adalah : “ Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini”.
Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga
memiliki harta kekayaan sendiri. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan
yang disebut dividen. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari

21
Zaeni Asyhadie, dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & kepailitan, Jakarta : Erlangga, 2002, hal. 63-64

15 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan
bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
 Kelebihan Perseroan Terbatas
a. Kelangsungan hidup perusahan terjamin
b. Terbatasnya tanggung jawab, sehingga tidak menimbulkan risiko bagi
kekayaan pribadi maupun kekayaan keluarga pemilik.
c. Saham dapat diperjualbelikan dengan relative mudah.
d. Kebutuhan capital lebih besar akan mudah dipenuhi, sehingga memungkinkan
perluasan-perluasan usaha.
e. Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan lebih efisien.
 Kelemahan perseroan Terbatas
a. Biaya pendiriannya relatif mahal.
b. Rahasianya tidak terjamin.
c. Kurangnya hubungan yang efektif antara pemegang saham.
d. Permasalahan administrasi yang rumit.
e. Pengenaan pajak berganda.
f. Adanya inefisiensi kerja, tidak fleksibel dan tidak kompetitif karena ukuran
yang besar.
g. Kesulitan untuk membubarkan diri.
h. Adanya kemungkinan akan muncul konflik antara pemegang saham dengan
dewan direksi.22

22
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198504092010121005/pendidikan/Materi+Bisnis+(Bentuk+Badan+Usaha).pdf
Diunduh pada tanggal 26-02-2020, pada pukul : 08.30 WIB

16 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan
Usaha Milik Negara atau Milik Daerah, Firma, Kongsi,
Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi lainnya, lembaga
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
badan usaha tetap.
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah usaha yang
sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia. Badan Usaha Milik Negara terdiri dari tiga
jenis, yaitu perusahaan Perseroan, Perusahaan Jawatan dan
Perusahaan Umum. Bentuk BUMN (a) Perjan (Perusahaan Jawatan)
(b) Perusahaan Perseroan (c) Perusahaan Umum
 KOPRASI berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya
sukarela. Koperasi sebagai usaha bersama, harus mencerminakan ketentuan-
ketentuan sebagaimana lazimnya di dalam kehidupan suatu keluarga, di mana
segala sesuatunya dikerjakan secara bersama-sama yang ditunjukan untuk
kepentingan bersama seluruh anggota keluarga
 BUMS adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta. jenis-
jenis BUMS yang dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usahanya: (a)

17 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


Perusahaan Perseorangan (PO) (b) Firma (c) Persekutuan Komanditer (d)
Perseroan Terbatas
B. Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Asyhadie, Zaeni dan Budi Sutrisno. 2002. Hukum Perusahaan & kepailitan. Jakarta : Erlangga

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

Mulhadi. 2017. Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia),.Jakarta :

Rajawali pers

Anoraga, Panji Anoraga. 1995. BUMN, Swasta dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi. Jakarta :

Pustaka Jaya.

R.T. Rahardja Hadhikusuma, Sutantaya. 2001. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : Raja
Grafindo
Persada.
Pachta, Andjar W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay. 2005. Hukum Koperasi

Indonesia : Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha. Jakarta : Kencana

https://jojonomic.com

http://staffnew.uny.ac.id/upload/198504092010121005/pendidikan/Materi+Bisnis+
(Bentuk+Badan+Usaha).pdf

18 Kapita Selekta Hukum Ekonomi


https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-badan-usaha/

19 Kapita Selekta Hukum Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai