Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK


DAERAH

Oleh

KELOMPOK 2

Mutiara Miyonita 201011049

Muhammad Aidul Ma’ruf 2010111056

Dirya Kinta Ayada 2010112065

Ilhami Adam Hazazi 2010112193

Dosen Pengampu: Gusminarti SH., MH.

Fakultas Hukum

Universitas Andalas

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
ratmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaian makalah Hukum Keuangan
Negara Dan Daerah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami kesulitan dalam menemukan


referensi yang menyangkut topic pembahasan. Namun, penulis tetap berusaha sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Padang, 7 Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ekonomi kita mengenal istilah perusahaan dan badan usaha. Kedua
istilah tersebut berbeda tetapi diberi pengertian sama. Artinya sebagai suatu organisasi yang
didalamnya deselenggarakan kerjasama antara faktor produksi unuk menghasilkan barang atau
jasa untuk melayani kepentingan umum sekaligus kelangsungan usaha.

Pemilihan bentuk perusahaan merupakan masalah yang timbul pada saat perusahan di
dirikan. Pemilihan bentuk perusahaan perlu pertimbangan yang matang untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan bentuk yang jelas menurut hukum dapat
diharapkan bahwa perusahaan akan dapat dengantegas menentukan langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dan BUMD dengan dua tujuan utama,
yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat
ekonomi, BUMN dan BUMD dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar
tidak dikuasai pihak-pihak tertentu.

Sebagai orang ekonomi tentu kita harus mengetahui tentang BUMN dan BUMD ini.
Kedua badan usaha ini adalah badan usaha yang sama-sama di miliki oleh pemerintah, tapi
terdapat persamaan dan juga perbedaanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan Dasar Hukum dari BUMN/BUMD?
2. Bagaimana Mekanisme Pendirian dari BUMN/BUMD?
3. Siapa Pihak yang Berwenang dalam pemberian Izin BUMN/BUMD?
4. Bagaimana Posisi Keuangan Negara dalam BUMN/BUMD?
5. Bagiamana Perbedaan BUMN/BUMD dengan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum atau PTN-BH?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Dasar Hukum BUMN/BUMD
2. Untuk Mengetahui Mekanisme Pendirian dari BUMN/BUMD
3. Untuk Mengetahui Pihak yang Berwenang dalam Pemberian Izin BUMN/BUMD
4. Untuk Mengetahui Posisi Keuangan dalam BUMN/BUMD
5. Untuk Mengetahui Perbedaan BUMN/BUMD dengan PTN-BH
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Dasar Hukum

A. Pengertian dan Dasar Hukum BUMN

Selanjutnya, Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terdapat pada Undang-
Undang Nomor 19 Tahum 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, yang mana definisi
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN adalah Badan usaha yang
selurunya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.1

Berdasarkan pengertian BUMN diatas, didapati unsur-unsur dari BUMN itu sendiri
yaitu:

a. Badan usaha;
b. Seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara;
c. Melalui penyertaan langsung; dan
d. Berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. agai pendiri BUMN tersebut.

Berdasarkan pengertian berikut penjelasan terkait unsur-unsur dari BUMN, yaitu:2

1. Badan Usaha

Menurut pemerintah Belanda ketika membacakan Memorie van Toelichting


(penjelasan) Rencana Perubahan Undang-Undang Wetboek van Koophandel di muka
parlemen, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus,
dengan terang-terangan dalam kedudukan tertentu, dan untuk mencari laba bagi dirinya
sendiri. 3 Menurut Molengraaf, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan terus
menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan
barang-barang atau mengadakan perjanjian perdagangan. Polak berpendapat bahwa, baru ada

1
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara yang disahkan pada tanggal 19 Juni
2003 di Jakarta oleh Megawati Soekarnoputri
2
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang, FHUII Press, Yogyakarta, 2013, hlm.160.
3
Ibid.
perusahaan jika diperlukan adanya perhitungan laba-rugi yang dapat diperkirakan dan segala
sesuatu dicatat dalam pembukuan. 4Perkembangan pengertian perusahaan dapat dijumpai
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Wajib Daftar Perusahaan, dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.

Menurut Pasal 1 huruf b UU No.3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
Republik Indoenesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Dalam Pasal 1 butir 2
UU No. 8 Tahun 1997 mendefinisikan perusahaan sebagai bentuk usaha yang melakukan
kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba
baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berkedudukan di
wilayah Republik Indonesia.5 Jika makna peruahaan tersebut mengacu kepada kegiatan yang
tujuan akhirnya mencari keuntungan, badan usaha adalah wadah atau organisasi bisnis untuk
mengelola atau melaksanakan kegiatan yang bermaksud mencari keuntungan tersebut. Jadi,
BUMN adalah organisasi bisnis yang bertujuan mengelola bisnis. 6

2. Seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Negara

Sebuah badan usaha dapat dikategorikan sebuah BUMN jika modal badan usaha
seluruhnya (100%) dimiliki oleh Negara atau sebagian besar modalnya dimiliki oleg Negara.
Jika modal tersebut tidak seluruhnya dikuasi oleh Negara, maka agar tetap dikategorikan
sebagai BUMN, maka negara minimum menguasai 51% modal tersebut. Jika penyertaan modal
Negara Republik Indonesia di suatu badan usaha kurang dari 51%, tidak dapat disebut sebagai
sebuah BUMN. 7

3. Penyertaan secara langsung

Mengingat disini ada penyertaan langsung, maka Negara terlibat dalam menanggung
risiko untung dan ruginya perusahaan. Menurut penjelasan Pasal ayat (3), pemisahaan
kekayaan Negara untuk dijadikan penyertaan modal Negara ke BUMN hanya dapat dilakukan
dengan cara penyertaan langsung Negara ke BUMN, sehingga setiap penyertaan tersebut harus

4
Ibid.
5
ibid.
6
Ibid.
7
Ibid., hlm. 161.
ditetapkan dengan peraturan pemerintah (PP). 8Misalnya PT Garuda Indonesia (Tbk) adalah
BUMN karena sebagian modal perseroan tersebut berasal dari modal penyertaan langsung di
Negara Republik Indonesia, tetapi PT Garuda Maintenance Facilities Aero Asia tidak dapat
dikategorikan sebagai BUMN, karena modal penyertaannya berasal dari PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. Perseroan tersebut adalah anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 9

4. Modal penyertaan berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan

Kekayaan yang dipisahkan di sini adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran
Pendapatan dari Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada
BUMN untuk dijadikan modal BUMN. 51 Setelah pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi
didasarkan pada system APBN, namun pembinaan dan pengelolaannya pada prinsip-prinsip
perusahaan yang sehat. Dengan pemisahan ini, maka begitu Negara melakukan penyertaan di
perusahaan tersebut, menjadi kekayaaan badan usaha. Penyertaan modal negara dalam rangka
pendirian atau penyertaan pada BUMN menurut Pasal 4 jo Penjelasan 4 ayat (2) huruf b
UUBUMN, bersumber dari:

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);


2) Termasuk dalam APBN yang meliputi proyek-proyek APBN yang dikelola oleh
BUMN dan/atau oiutang Negara pada BUMN yang dijadikan sebagi penyertaan modal;
3) Kapitalisasi cadangan, adalah penambahan modal yang disetor yang berasal dari
cadangan;
4) Sumber lainnya, antara lain keuntungan revaluasi aset. Pemisahan tersebut adalah suatu
karakteristik badan hukum.

Konsep perusahaan sebagai badan yang hukum yang kekayaanya terpisah dari para
pemegang saham atau anggotanya merupakan sifat yang dianggap penting bagi status korporasi
sebagai suatu badan hukum yang membedakan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
Sifat terbatasnya tanggung jawab secara singkat merupakan penyertaan dari prinsip bahwa
pemegang saham tidak bertanggungjawab secara pribadi atas kewajiban perusahaan. Sebagai
konsekuensi pemisahan kekayaan tersebut, maka begitu Negara telah melakukan penyertaan

8
Ibid.
9
Ibid.
ke dalam BUMN, kekayaan tersebut telah menjadi milik BUMN, bukan lagi kekayaan dari
Negara sebagai pendiri BUMN tersebut.10

Untuk dasar Hukum, ketika dikeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003


tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN), terjadi perkembangan baru dalam
pengaturan BUMN. Undang-undang ini mencabut beberapa undang-undang yang sebelumnya
menjadi dasar bagi eksistensi dan kegiatan BUMN, yakni: 11

1. Indonesiche Bedrijvenwet (Staatsblaad Tahun 1927 Nomor 419) sebagaimana telah


diubah dan ditambah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 1955;
2. Undang-Undang Nomor 19 PRP Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara; dan
3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha
Negara.

B. Pengertian dan Dasar Hukum BUMD

Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha
milik daerah (BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah
daerah yang modalnya sebagian besar atau seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan
pendirian perusahaan daerah untuk turut serta pembangunan daerah, pengembangan dan
pembangunan potensi ekonomi di daerah menuju masyarakat yang adil dan makmur. 12 Contoh
perusahaan daerah antara lain: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Bank
Pembangunan Daerah (BPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki kedudukan
sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi. Secara umum peranan
BUMD pada kegiatan ekonomi dan pembangunan daerah dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu:

a. Meningkatkan Produksi;
b. Perluasan Kesempatan Kerja, dan
c. Meningkatkan Pendapatan Daerah Disisi lain,

10
Ibid. hlm 163
11
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang, FHUII Press, Yogyakarta, 2013, hlm. 159.
12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor, 4 Tahun 1962, Tentang Perusahaan, Ayat 2, Pasal 5.
BUMD juga mempunyai fungsi dan peranan yang di bebankan padanya, pokoknya
adalah:13

a. Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan daerah;


b. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah;
c. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha; d. Menjadi perintis kegiatan
dan usaha yang kurang diminati swasta.

Untuk dasar Hukum Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah antara lain adalah:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua


Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.

Sebagaimana peraturan-peraturan yang telah ada terlebih dahulu, tidak secara rinci
mengatur tentang pembentukan BUMD atau Perusahaan Daerah, begitu juga dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah,
karena pembentukan BUMD atau Perusahaan Daerah lebih khusus akan diatur pada peraturan
daerah. Dalam ketentuan undang-undang tentang pemerintah daerah tersebut disebutkan: 14

“Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan,


pelepasan kepemilikan dan/atau pembubaranya ditetapkan dengan Perda yang
berpedoman pada peraturan perundang-undangan” (Pasal 286 ayat 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah).

Ketentuan diatas sebenarnya secara subtansi hampir sama dengan ketentuan yang ada
di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan
Daerah hanya saja berbeda istilah yang dipakai. Dalam UndangUndang Republik Indonesia
Nomor. 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah, dipakai istilah perusahan daerah dan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana dirubah dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah,
diistilahkan dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

13
Rustian Kamaluddin, Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Daerah,
hlm.2
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor, 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintah Daerah, Ayat 3, Pasal 286
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha
Milik Daerah.

Secara umum pelaksanaan pembentukan Badan Usaha Milik Daerah diatur dalam
Praturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik
Daerah, dari mulai pengertian BUMD yang diatur dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah dikatakan
bahwa BUMD adalah

“Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha
yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah”.

Hingga sampai karakteristik BUMD yang diataur dalam Pasal Pasal 6 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah
dan tujuan didirikannya BUMD diatur dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah, begitu juga dalam hal modal
BUMD juga diatur dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah. Sehingga bisa dikatakan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah adalah sebuah
peraturan yang utama yang dipakai dasar bagi badan usaha milik daerah. 15

c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1990 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Pada Pasal 4,7,8 dan 13 serta 17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1990 yang mengatur tentang kewenangan daerah dan tugas daerah berkaitan
dengan anggaran pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, serta perubahan status hukum dari
barang milik daerah tersebut. Dalam ketentuan peraturan ini dimungkinkan pengaturan barang
milik daerah terkait dengan perusahaan daerah atau BUMD, dikarenakan aset-aset daerah juga
bisa digunakan oleh BUMD atau Perusahaan Daerah. 16

15
Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor. 54 Tahun 2017, Tentang Badan Usaha Milik Daerah. Pasal 1,
Pasal 6, Pasal 7, Pasal 19
16
Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor. 3 tahun 1990, Tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah, Pasal, 4, 7,8,13, dan Pasal 17
d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990 Tentang
Kerjasama Antar Daerah.

Pada Peraturan Menteri Dalam Negera Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1990
Tentang Kerjasama Daerah, mengatur tentang BUMD, baik dalam sisi pendirian dan juga
kerjasama antara BUMD dengan pihak-pihak terkait. Pada pokoknya dalam Pasal 5 dan 8
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Tata Cara
Kerjasama Antar Daerah, ada menyebutkan BUMD dapat melakukan kerjasama dengan pihak-
pihak terkait, seperti perusahaan atau lembaga-lembaga yang berbadan hukum, dan bentuk
kerjasama yang bisa dilakukan adalah dalam hal pengelolaan manajemen dan juga penjualan
saham-saham yang dimiliki dan lain-lain. 17

2. Mekanisme Pendirian

Pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) adalah proses pembentukan lembaga ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah, baik di
tingkat nasional maupun daerah. Pendirian BUMN dapat berupa pembentukan Perum atau
Persero baru, perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN, perubahan bentuk
badan hukum BUMN, atau pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan
Perum.18

Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah yang sekurang-kurangnya


memuat penetapan pendirian BUMN, maksud dan tujuan pendirian BUMN, dan penetapan
besarnya penyertaan kekayaan negara yang dipisahkan dalam rangka pendirian BUMN.
Apabila pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi pemerintah menjadi
BUMN, maka dalam peraturan pemerintah yang menetapkannya harus memuat ketentuan
bahwa seluruh atau sebagian kekayaan, hak dan kewajiban unit instansi pemerintah tersebut
beralih menjadi kekayaan, hak dan kewajiban BUMN yang didirikan. Khusus untuk pendirian
Perum, peraturan pemerintah memuat pula anggaran dasar Perum bersangkutan dan
penunjukan Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal. 19 BUMN didirikan untuk

17
Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1990, Tentang Kerjasama Antar Daerah,
Pasal 5, Pasal 8
18
Pasal 4 PP Nomor 45 Tahun 2005
19
Ibid, Pasal 5
jangka waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar dan mempunyai tempat kedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia.20

Sementara itu pendirian BUMD ditetapkan dengan Perda. BUMD terdiri atas
perusahaan umum daerah, perusahaan perseroan daerah. Perusahaan umum Daerah merupakan
BUMD yang seluruh modalnya dimiliki satu daerah dan tidak terbagi atas saham. Sedangkan
Perusahaan perseroan Daerah merupakan BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51%o (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) Daerah. Perusahaan umum daerah berkedudukan
sebagai badan hukum dan kedudukan ini diperoleh pada saat Perda yang mengatur mengenai
pendirian perusahaan umum Daerah mulai berlaku. Sementara itu bagi perusahaan perseroan
daerah kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh sesuai dengan ketentuan undang-undang
yang mengatur mengenai perseroan terbatas. 21

Pendirian BUMD bertujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan


perekonomian daerah, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,
karakteristik dan potensi daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola pemsahaan yang
baik, serta memperoleh laba dan/atau keuntungan. 22

Pendirian BUMD didasarkan pada kebutuhan daerah dan kelayakan bidang usaha
BUMD yang akan dibentuk. Kebutuhan Daerah harys dikaji melalui studi yang mencakup
aspek pelayanan umum dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan Kelayakan bidang usaha
BUMD dikaji melalui analisis terhadap kelayakan ekonomi, analisis pasar dan pemasaran,
analisis kelayakan keuangan, dan analisis aspek lainnya. Pendanaan untuk kajian kebutuhan
Daerah dan kajian kelayakan bidang usaha BUMD bersumber dari APBD. 23

Pendirian BUMD dimulai dari penyampaian oleh kepala daerah mengenai usulan
rencana pendirian BUMD kepada Menteri. Kemudian Menteri melakukan penilaian atas usulan

20
Ibid, Pasal 6
21
Pasal 4-5 PP Nomor 54 Tahun 2017
22
Ibid, Pasal 7
23
Ibid, Pasal 9
rencana pendirian BUMD yang bersangkutan dan Hasil penilaian Menteri disampaikan kepada
gubernur dan bupati/walikota paling lambat i5 (lima belas) hari kerja sejak usulan rencana
pendirian BUMD diterima. Berdasarkan hasil penilaian ini, daerah dapat menyusun rancangan
Perda yang mengatur mengenai pendirian BUMD.

3. Pihak yang berwenang dalam pemberian izin BUMN/BUMD

Di Indonesia kewenangan untuk memberikan izin kepada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terletak pada beberapa lembaga dan
otoritas. Berikut ini adalah beberapa pihak yang berwenang dalam memberikan izin kepada
BUMN/BUMD di Indonesia:

Yang pertama Kementerian BUMN. Kementerian BUMN adalah lembaga yang


bertanggung jawab atas pengelolaan BUMN di Indonesia. Kementerian ini memiliki peran
penting dalam memberikan izin, mengawasi, dan mengendalikan kegiatan BUMN. Yang kedua
adalah Kementerian dalam negeri. Kementerian dalam negeri merupakan kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri. Menteri dalam negeri berperan
dalam pemberian ijin pendirian BUMD. Yang ketiga adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK adalah lembaga yang mengatur dan mengawasi sektor keuangan di Indonesia.
BUMN/BUMD yang bergerak dalam bidang keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan pasar
modal, perlu mendapatkan izin dari OJK.

4. Posisi keuangan negara dalam BUMN/BUMD

Pasal 1 angka 1 UU Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN menyebutkan BUMN


adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Disamping itu
Pasal 1 angka 1 PP Nomor 54 Tahun 2017 menyatakan Badan Usaha Milik Daerah yang
selanjutnya disingkat BUMD adatah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah.

BUMN adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat, sedangkan BUMD
adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Pemerintah memiliki kepentingan
strategis dalam BUMN/BUMD karena peran mereka dalam pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Karena pemerintah menjadi pemilik mayoritas atau pemegang
saham pengendali dalam BUMN/BUMD, memberikan pemerintah kontrol atas keputusan
strategis, seperti penetapan kebijakan, pemilihan manajemen, dan investasi jangka panjang.

Dalam hal keuangan, pemerintah berperan penting dalam menyediakan modal awal,
memberikan dukungan keuangan, dan mengawasi kinerja keuangan BUMN/BUMD. Selain itu,
pemerintah juga dapat memberikan subsidi atau bantuan keuangan lainnya untuk menjaga
keseimbangan keuangan BUMN/BUMD, terutama jika entitas tersebut beroperasi dalam sektor
yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.

Pemerintah juga bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja keuangan


BUMN/BUMD. Hal ini dilakukan melalui audit, laporan keuangan, dan pengawasan reguler
untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan keuangan BUMN/BUMD.
Pemerintah juga dapat memberikan arahan atau kebijakan yang relevan terkait dengan
keuangan, investasi, atau penggunaan aset BUMN/BUMD.

Dengan demikian posisi keuangan Negara dalam BUMN/BUMD adalah sebagai modal
mayoritas dari BUMN/BUMD sehingga pemerintah memegang kendali atas BUMN/BUMD,
dan berusaha untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efisien, pengembangan sektor-
sektor strategis, dan pemanfaatan hasil usaha BUMN/BUMD untuk kepentingan umum.

5. Perbedaan BUMN/BUMD dengan PTN BH

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.24 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha
25
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Sedangkan PTN BH atau
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum adalah perguruan tinggi negeri yang didirikan oleh
Pemerintah yang berstatus sebagai badan hukum publik yang otonom. 26 Selain dari

24
Pasal 1 PP Nomor 45 Tahun 2005
25
Pasal 1 PP Nomor 54 Tahun 2017
26
Pasal 1 PP Nomor 26 tahun 2015
pengertiannya, perbedaan antara BUMN/BUMD dengan PTN BH juga dapat dilihat dari
beberapa hal, yaitu :

Yang pertama dari segi fokus dan tujuan. BUMN bertujuan untuk melakukan kegiatan
bisnis dan menghasilkan keuntungan. Mereka beroperasi dalam berbagai sektor ekonomi dan
memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan kepada masyarakat serta memajukan
perekonomian negara. Sementara BUMD juga bertujuan untuk melakukan kegiatan bisnis dan
menghasilkan keuntungan, tetapi fokusnya terbatas pada wilayah pemerintah daerah yang
mendirikannya. Mereka beroperasi di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, dan bertanggung
jawab untuk memajukan perekonomian daerah setempat. Sedangkan PTN BH adalah
perguruan tinggi yang kegiatannya terfokus pada pendidikan dan penelitian. Mereka
bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan tinggi berkualitas kepada mahasiswa dan
melakukan penelitian ilmiah. PTN BH mungkin juga memiliki unit-unit bisnis seperti lembaga
riset, inkubator bisnis, atau pusat pengembangan teknologi, yang berfokus pada menghasilkan
nilai tambah bagi masyarakat.

Yang kedua dari segi bidang usaha. BUMN/BUMD dapat beroperasi di berbagai sektor
ekonomi, termasuk energi, pertambangan, industri, perbankan, telekomunikasi, transportasi,
dan banyak lagi. Sementara itu PTNBH kegiatannya berbentuk penyelenggaraan pendidikan
tinggi dan penelitian. PTNBH memiliki fakultas dan jurusan yang menawarkan program studi
dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, sains, teknik, kedokteran, dan lain-lain.

Yang ketiga dari segi struktur organisasi. BUMN/BUMD memiliki status sebagai
badan hukum yang terdaftar secara resmi. BUMN/BUMD memiliki struktur perusahaan
dengan dewan direksi dan dewan komisaris. Sementara itu PTNBH juga merupakan badan
hukum yang diatur berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi. Namun, PTNBH memiliki
struktur organisasi yang berbeda, yaitu terdiri dari rektorat, senat, dan fakultas.

Yang terakhir dari segi pendanaan. BUMN/BUMD mendapatkan pendanaan dari


berbagai sumber, termasuk modal saham negara/daerah, penerbitan obligasi, pinjaman bank,
dan pendapatan dari usaha yang dijalankan. Sedangkan PTNBH mendapatkan pendanaan
utamanya dari pemerintah, baik dalam bentuk dana alokasi umum (DAU) maupun dana
penelitian. PTNBH juga dapat menghasilkan pendapatan dari biaya pendidikan, dana hibah,
dan proyek penelitian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedua badan usaha baik BUMN dan BUMD meupakan badan usaha yang dimiliki oleh
pemerintah. BUMN merupakan badan usaha milik negara sedangkan BUMD merupakan badan
usaha milik daerah. Secara umum tujian keduanya sama yaitu untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. kedua badan usaha ini juga telah di atur dalam undang-undang syarat
pendirian serat pemegang sahamnya dan syarat-syarat yang lain. Oleh karena itu mari sama-
sama kita dukung BUMN dan BUMD untuk memajukan sehingga juga akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat indonesiasecara umum dan daerahnya sekacara khusus.

B. Saran
Mari kita tingkatkan mutu pelayanan dari BUMN dan BUMD ini, karena banayak sekali
BUMN dan BUMD ini yang pelayanannya kepada masyarakat asal-asalan. Sebaiknya
pemerintah harus melakukan pengawasan secara ketat terhadap BUMN dan BUMD ini karena
sering sekali terjadi praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Kita sebagai masyarakat juga harus
ikut dalam melakukan pengawasan terhadap BUMN dan BUMD ini
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1962 Tentang Perusahaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor, 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1990 Tentang Kerjasama
Antar Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2015 Tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Tentang Badan Usaha Milik Daerah

B. Sumber Bacaan

Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang, FHUII Press, Yogyakarta, 2013

Rustian Kamaluddin, Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka Peningkatan


Perekonomian Daerah

Anda mungkin juga menyukai