Anda di halaman 1dari 9

MATERI

HUKUM DAGANG

BENTUK DARI USAHA MILIKI NEGARA

Dosen Pengampu :
Mayang Rosana, SH., MH.

OLEH:

MADHAT
NIM. 302.2019.031
RAKA NOVAL KHARISMA
NIM. 302.2019.052
Semester : IV
Kelompok : 6

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
2021 M/ 1442 H
BENTUK DARI USAHA MILIKI NEGARA

A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang
permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN
dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan
barang atau jasa bagi masyarakat. Menurut  PP No. 45 Tahun 2005,BUMN
merupakan Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang bersal dari
kekayaan Negara  yang dipisahkan.
Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan
bahwa pengertian dari Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk
mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan
sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara”. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan “Bumi , air, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini merupakan jaminan bagi pemerintah
untuk ikut serta berperan dalam perekonomian negara. Penguasaan oleh
negara dalam hidup orang banyak bukan berarti memiliki, namun
mengandung arti memberi kekuatan tertinggi kepada negara untuk :
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan
dan   pemeliharaan
2. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam
3. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan hukum mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2
yang dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan
anak perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena
seluruh modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi
oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden no. 7 tahun 1967, perusahaan
negara diubah bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan menjadi
perusahaan jawatan (PERJAN), perusahaan umum (PERUM) , dan
perusahaan perseroan (PERSERO).

B. Perusahaan Perseroan
Jika dilihat dari susunan katanya, perusahaan perseroan terdiri dari 2 kata
yaitu perusahaan dan perseroan. Menurut  Molengraff, perusahaan adalah
perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, untuk menghasilkan sesuatu
dengan cara berniaga atau membuat perjanjian. Berniaga berarti ada kegiatan
jual beli, jadi perusahaan bisa mendapatkan uang dari hasil jual beli barang
atau jasa.
Produk barang misalnya pupuk, genteng, makanan, minuman dan lain
sebagainya. Kemudian produk jasa contohnya adalah jasa pengiriman paket,
laundry, jasa transportasi, dan lain sebagainya.
Selaras dengan yang dikemukakan oleh Kansil (2001) bahwa perusahaan
merupakan badan usaha yang beroperasi secara terus menerus untuk
mendapatkan laba atau keuntungan berupa penghasilan. Perusahaan juga
melakukan praktek untuk mendapat penghasilan dengan perlindungan hukum.
Sehingga, ia juga harus terdaftar sebagai bagian dari hukum tersebut.
Perusahaan harus memiliki status sehingga terklasifikasi secara jelas.
Perusahaan harus memiliki kedudukan hukum, agar ia bisa dimintai
pertanggungjawaban jika melakukan pelanggaran. Selain itu, dalam
perusahaan terdapat banyak individu yang bekerja dan menanam modal. Ini
berarti ada individu yang harus dilindungi haknya dan melaksanakan
kewajibannya.
Salah satu jenis perusahaan yang ada di Indonesia adalah perseroan. Ini
merupakan salah satu bentuk perusahaan dimana ia memiliki sistem saham
dalam kepemilikan modalnya. Maka, bisa dibilang bahwa pengertian
perusahaan perseroan merupakan usaha milik banyak orang.
Kepemilikan ini, diwujudkan dengan kepemilikan sejumlah saham.
Pemilik saham bisa ditentukan dari siapa pendiri perusahaan perseroan
tersebut, dan bisa juga diwujudkan dari hasil penjualan saham kepada
masyarakat atau pihak tertentu. Perusahaan perseroan terdiri dari beberapa
jenis yang akan dijelaskan pada poin berikutnya.

C. Perusahaan Umum
Perusahaan umum (perum) dimiliki oleh negara, tetapi ada 2 tujuan utama,
yaitu untuk melayani rakyat dan juga mencari keuntungan sebanyak mungkin.
Perusahaan umum ini (Perum) bergerak dalam bidang produksi, penyedia
layanan atau bidang ekonomi lainnya yang dapat memenuhi kedua tujuan
utamanya. Kekayaan Perum dipisahkan dari aset negara karena merupakan
badan hukum. Peraturan mengenai perusahaan umum diatur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 13 tahun 1998 tentang Perusahaan Umum. Contoh
perusahaan umum adalah Perum Jaminan Kredit Indonesia. Ada juga
pengertian Perusahaan Umum menurut Prishardoyo (2012):
Perusahaan Umum merupakan perusahaan negara yang komposisi
modalnya dimiliki oleh negara. Kegiatan usaha Perum bersifat melayani
kepentingan umum dalam bidang produksi, distribusi, maupun konsumsi.
Pendirian dan pengolahan Perusahaan Umum (Perum):
1. Perusahaan ini dikelola oleh Menteri, Dewan Direksi dan Dewan
Pengawas.
2. Pendirian dapat diusulkan oleh menteri kepada presiden.
3. Menteri ditunjuk oleh pemerintah sebagai pemegang wewenang tertinggi
4. Perusahaan Umum (Perum) untuk mewakili pemerintah sebagai pemilik
modal.
5. Dewan Direksi adalah manajer umum, para direktur diangkat dan
diberhentikan oleh menteri.
6. Dewan Pengawas adalah dewan yang tugasnya memberikan pengawasan
dan saran kepada direktur.

D. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Pembubaran BUMN


Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara tidak mengatur dan
menjelaskan pengertian penggabungan, peleburan, pengambialihan dan
pembubaran BUMN.
Pengertian-pengertian untuk istilah penggabungan, peleburan, dan
pengambialihan dapat digunakan dengan merujuk pada ketentuan Pasal 1 ayat
9, 240 10, 241 dan 11 242 UU PT 238 Periksa Pasal 60 dan 61 Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Periksa Pasal 62 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan
lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan
yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru
yang karena hukum memperoleh aktiva dan Universitas Sumatera Utara
2007.
Sedangkan pengertian mengenai istilah pembubaran sama sekali tidak
dijumpai dalam UU PT 2007. Penggabungan atau peleburan suatu BUMN
dapat dilakukan dengan BUMN lain yang telah ada. Suatu Persero dapat
melakukan penggabungan atau peleburan diri dengan Persero lainnya atau
Perum yang telah ada atau sebaliknya. Penggabungan dan peleburan BUMN
dapat dilakukan tanpa diadakan likuidasi lebih dulu. Dengan adanya
penggabungan tersebut, Persero atau Perum yang menggabungkan diri
menjadi bubar.
Sedangkan dengan adanya peleburan, BUMN yang saling meleburkan diri
menjadi bubar dan membentuk BUMN baru. 243 Suatu BUMN dapat
mengambil alih BUMN danatau PT lainnya. Perbuatan hukum yang
dilakukan oleh BUMN untuk mengambil alih BUMN lainnya atau Perseroan
Terbatas, baik seluruh atau sebagian besar sahammodal yang dapat
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap BUMN atau Perseroan
Terbatas tersebut. 244 Menurut Pasal 64 ayat 1 UU BUMN, pembubaran
BUMN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Karena pendirian BUMN
dilakukan dengan Peraturan Pemerintah yang menyebutkan besarnya
penyertaan modal negara dalam pendirian BUMN dimaksud, pembubaran
BUMN tersebut harus dilakukan pula dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah tentang pembubaran BUMN, dapat pula
ditetapkan agar sisa hasil likuidasi dijadikan penyertaan modal negara pada
BUMN lain yang telah ada atau dijadikan penyertaan dalam rangka pendirian
BUMN baru. Jika tidak ditetapkan demikian sisa hasil likuidasi disetorkan
langsung ke Kas Negara, karena merupakan hak negara sebagai pemegang
saham atau pemilik modal BUMN. pasiva dari Perseroan yang meleburkan
diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena
hukum.
Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut. 243 Periksa
Pasal 63 ayat 1 dan Penjelasannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara 244 Periksa Pasal 63 ayat 2 dan
Penjelasannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara Universitas Sumatera Utara Dalam melakukan tindakan-
tindakan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran
BUMN, kepentingan BUMN, pemegang sahampemilik modal, pihak ketiga,
dan karyawan BUMN harus tetap mendapat perhatian. Tindakan untuk
melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pembubaran
BUMN akan berakibat langsung kepada kepentingan BUMN, pemegang
saham, pihak ketiga, dan karyawan BUMN. Pada dasarnya dengan
melakukan tindakan-tindakan tersebut, diharapkan BUMN yang
dipertahankan dan yang baru dibentuk akan menjadi lebih baik. Kepentingan
pemegang saham tidak baisa dirugikan, demikian juga halnya pihak ketiga,
perlu diberitahu sebelumnya sehingga hak-hak mereka dapat diselesaikan
secara memadai.
Adapun mengenai karyawan yang merupakan aset BUMN itu sendiri
diupayakan agar mereka tidak akan dikenakan pemutusan hubungan kerja
PHK atau apabila harus terjadi PHK. PHK adalah pilihan yang terakhir dan
harus diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena
itu, sebelum tindakan-tindakan tersebut diatas dilakukan, Direksi BUMN
yang akan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan
pembubaran tersebut perlu mensosialisasikan terlebih dahulu kepada
karyawannya masing-masing.

E. Restrukturisasi Dan Privatisasi BUMN


1. Restrukturisasi BUMN
Restrukturisasi perusahaan (restrukturisasi perusahaan) adalah
upaya peningkatan kesehatan perusahaan dan pengembangan kinerja
melalui sistem baku yang biasa dalam korporasi dunia. Restrukturisasi
BUMN perlu dilakukan dengan tujuan antara lain:
a. Mengubah kontrol pemerintah terhadap BUMN yang semula secara
langsung (control by process) menjadi kontrol berdasarkan hasil
(control by result). Pengontrolan atas BUMN tidak perlu lagi melalui
berbagai formalitas aturan, petunjuk, perijinan dan lain-lain, akan
tetapi melalui penentuan target-target kualitatif dan kuantitatif yang
harus dicapai oleh manajemen BUMN, seperti ROE (Return On
Asset), ROI (Return On Investment) tertentu dan lain-lain.
b. Memberdayakan manajemen BUMN melalui peningkatan
profesionalisme pada jajaran jajaran dan Dewan Komisaris.
c. Melakukan reorganisasi untuk menata kembali posisi dan fungsi
BUMN dalam rangka menghadapi era globalisasi (AFTA, NAFTA,
WTO) melalui proses penyehatan, penggabungan, pemisahan,
likuidasi dan pemesanan perusahaan secara selektif.
d. Mengkaji berbagai aspek yang terkait dengan kinerja BUMN, antara
penerapan sistem manajemen korporasi yang seragam (tetap
memperhatikan ciri-ciri spesifik masing-masing BUMN), pengkajian
ulang atas sistem penggajian (remunerasi), penghargaan dan sanksi
(reward & punishment).
2. Privatisasi BUMN
Pada hakekatnya privatisasi adalah melepas kontrol monopolistik
Pemerintah atas BUMN. Akibat kontrol monopolistik Pemerintah atas
BUMN menimbulkan distorsi antara lain, pola pengelolaan BUMN
menjadi sama seperti birokrasi Pemerintah, terdapat konflik kepentingan
antara fungsi Pemerintah sebagai regulator dan penyelenggara bisnis serta
BUMN menjadi lahan subur tumbuhnya berbagai praktek Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme dan cenderung tidak transparan. Fakta membuktikan
bahwa praktek KKN tidak ada (jarang ditemukan) pada BUMN yang
telah menjadi perusahaan terbuka (go public). Manfaat Privatisasi antara
lain yaitu :
a. BUMN akan menjadi lebih transparan, sehingga dapat mengurangi
praktek KKN.
b. Manajemen BUMN menjadi lebih independen, termasuk bebas dari
intervensi birokrasi.
c. BUMN akan memperoleh akses pemasaran ke pasar global, selain
pasar domestik.
d. BUMN akan memperoleh modal ekuitas baru berupa uang segar
sehingga pengembangan usaha menjadi lebih cepat.
e. BUMN akan memperoleh transfer teknologi, terutama teknologi
proses produksi.
f. Terjadi transformasi budaya perusahaan dari budaya birokratis yang
lamban, menjadi budaya korporasi yang lincah.
g. Defisit mengurangi APBN, karena dana yang masuk sebagian untuk
menambah kas APBN.
h. BUMN akan mengalami peningkatan kinerja operasional / keuangan,
karena manajemen perusahaan lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai