Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UAS

HUKUM PERUSAHAAN DAN


KEPAILITAN

MAGISTER KENOTARIATAN
FIAN FARDIANTO
I2L020014

2020
PERBANDINGAN ANTARA BUMN, BUMD dan BUMDes
I. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
A. Pengertian Badan Usaha Mlik Negara (BUMN)
Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau
sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara
adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang
bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Menurut PP No.
45 Tahun 2005, BUMN merupakan Badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
bersal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa
pengertian dari Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang
produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran
rakyat.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal
2 yang dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak
perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh
modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh
pemerintah. Menurut instruksi presiden no. 7 tahun 1967, perusahaan negara
diubah bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan menjadi perusahaan
jawatan (PERJAN), perusahaan umum (PERUM), dan perusahaan perseroan
(PERSERO).

B. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


1) Kekuasaan Penuh di Tangan Pemerintah
Ketika berbicara mengenai BUMN, maka segala aktivitas dikuasai,
dikontrol, dan diawasi penuh oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan negara
adalah pemilik resmi BUMN dan negara yang mendirikan BUMN. Tidak
hanya itu, alasan pemerintah memegang penuh kekuasaan dalam
perusahaan ini, karena mereka ingin menjaga sebuah kestabilan dan
menghindari penyelewengan dari pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab.
2) Sumber Pemasukan Negara
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa BUMN menjadi salah satu penyetor
utama pemasukan dana negara. Dengan adanya BUMN, negara akan
mendapatkan pemasukan rutin dari pelayanan dan penyediaan yang
mereka siapkan untuk masyarakat. Seluruh keuntungan yang diperoleh
dari segala aktivitas perekonomian akan masuk ke dalam kas negara. Pada
dasarnya dengan keberadaan BUMN, Indonesia akan tetap dan terus bisa
menjalankan aktivitas perekonomian.

3) Melayani Kepentingan Umum & Pelayanan Publik


Tugas utama yang dilakukan oleh BUMN adalah melakukan pelayanan
publik dan kepentingan umum. Kepentingan umum meliputi listrik, air,
komunikasi, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk pelayanan publik
meliputi BPJS, tiket kereta api, dan lain sebagainya.

4) Saham Bisa Dimiliki Masyarakat


Untuk masalah saham yang ada di BUMN, tidak hanya negara yang
berhak menguasainya. Namun pihak lain juga berhak memiliki saham
yang ada di dalam BUMN. Namun perlu diketahui bahwa kepemilikan
saham oleh pihak luar ada sebuah batasan yakni tidak boleh lebih dari
50% dari saham yang dimiliki oleh BUMN.

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan BUMN


Adapun pengelolaan Badan Usaha Milik Negara BUMN harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih bersifat
sosial, walaupun dibenarkan mencari keuntungan.
2) Sebagai salah satu sumber penghasilan negara, maka keuntungan
dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3) Pemerintah aktif mengatur kebijakan maupun teknisnya.
4) Selama masih dibutuhkan keberadaannya, maka badan usaha milik
negara terus berlanjut.
5) Jenis usahanya bersifat tetap, yang terdiri atas Perjan, Perum, dan
Persero.

D. Contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Beberapa contoh dari jenis BUMN ini adalah :
1) PT. Perusahaan Listrik Negara
2) PT. Garuda Indonesia
3) PT. Kereta Api Indonesia
4) PT. Pertamina

II. BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)


A. Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah salah satu badan usaha yang
dalam pelaksanaannya berada dibawah sebuah pengawasan, pengelolaan dan
pembinaan pemerintah daerah. Sebagian besar atau seluruh modal dari BUMD ini
juga dimiliki oleh negara yang berasal dari sebuah kekayaan daerah yang
dipisahkan. BUMD ini ialah salah satu instrumen pemerintahan yang akan
memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan serta juga
mengembangkan sebuah perekonomian pada daerah serta juga perekonomian
nasional.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. 

B. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


Adapun ciri-ciri dari BUMD antara lain :
1) Diatur berdasarkan usaha peraturan daerah.
2) Bentuk badan usaha dapat berupa badan hukum.
3) Modal perusahaan dapat berasal dari kekayaan daerah seluruhnya atau
berdasarkan ketentuan lain.
4) Perusahaan daerah dipimpin oleh dewan direksi yang diatur berdasarkan
peraturan daerah yang bersangkutan.
5) BUMD merupakan badan usaha yang berada di tingkat
6) Diatur berdasarkan usaha peraturan daerah.
7) Bentuk badan usaha dapat berupa badan hukum.
8) Modal perusahaan dapat berasal dari kekayaan daerah seluruhnya atau
berdasarkan ketentuan lain.
9) Perusahaan daerah dipimpin oleh dewan direksi yang diatur berdasarkan
peraturan daerah yang bersangkutan.
10) BUMD merupakan badan usaha yang berada di tingkat provinsi.
11) Aktivitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan modal berasal dari
kekayaan daerah yang dipisahkan.
12) Seperti halnya bentuk badan usaha lainnya. BUMD ini juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan.
C. Tujuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Tujuan BUMD antara lain :
1) Memberikan sumbangsih pada suatu perekonomian nasional dan
penerimaan kas negara.
2) Mencari sebuah keuntungan.
3) Pemenuhan hajat hidup dari orang banyak.
4) Perintis dari berbagai kegiatan-kegiatan usaha.
5) Memberikan suatu bantuan dan perlindungan pada usaha kecil.

D. Contoh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


Beberapa contoh BUMD antara lain :
1) Bank Pembangunan Daerah (BPD)
2) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
3) Perusahaan Daerah Angkutan Kota (Bus Kota)
4) Perusahaan Daerah Angkutan Antarkota (Bus AKDP dan AKAP)

III. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)


A. Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Pengertian badan usaha milik desa (BUMDes) adalah usaha desa yang
dikelola oleh Pemerintah Desa, dan berbadan hukum. Pemerintah Desa bisa
mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan
masyarakat desa setempat.
Modal atau sumber dana BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) bisa berasal
dari Pemerintah Desa, tabungan masyarakat, bantuan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, pinjaman, atau penyertaan modal pihak
lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. Badan Usaha
Milik Desa dapat melakukan pinjaman, yang dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan BPD.
Landasan hukum pendirian BUMDes adalah Undang-Undang no 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP no 72 tahun 2005 tentang Desa. Pada
UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 213 ayat 1 yang berbunyi
“Desa bisa mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan
potensi yang dimiliki desa”.

B. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Adapun ciri-ciri dari BUMDes antara lain :
1) Kekuasaan penuh di tangan desa, dan dikelola bersama masyarakat desa.
2) Modal bersama yaitu bersumber dari desa sebesar 51% dan dari
masyarakat 49%, dilakukan dengan cara penyertaan modal (saham atau
andil).
3) Menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal untuk
melakukan kegiatan operasional. Proses operasionalisasi ini di kontrol
bersama oleh BPD,Pemerintah Desa dan anggota masyarakat.
4) Untuk bidang yang dipilih bagi badan usaha desa disesuaikan dengan
potensi dan informasi pasar.
5) Keuntungan yang diperoleh dari produksi dan penjualan ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat desa melalui
kebijakan desa.
6) Pemberian fasilitas dan pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Desa.

C. Tujuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Tujuan BUMDes antara lain :
1) Meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
2) Meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
3) Mengoptimalkan potensi sumber daya alam untuk kebutuhan masyarakat
4) Menjadi alat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi desa.

D. Contoh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Beberapa contoh BUMDes antara lain :
1) Usaha listrik desa
2) Bank Desa
3) Lembaga keuangan mikro desa

Anda mungkin juga menyukai