HUKUM DAGANG
Dosen Pengampu :
Mayang Rosana, SH., MH.
OLEH:
IBNU MAULANA
NIM. 302.2019.051
RISKY GHAFIZKY
NIM. 302.2019.028
Semester : IV
Kelompok : 7
A. Legalitas Perusahaan
Setiap perusahaan yang didirikan pasti mempunyai suatu bentuk badan
usaha masing masing. Legalitas perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
memenuhi persyaratan undang-undang dinyatakan sebagai bentuk usaha yang
sah (Muhammad, 2010:329). Legalitas perusahaan adalah dimana perusahaan
yang bergerak dalam bidang apapun dinyatakan sah menurut hukum.
Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya wajib memenuhi
syarat operasional perusahaan. Setiap perusahaan yang telah memenuhi syarat
tersebut dinyatakan sebagai perusahaan yang mempunyai bukti legalitas
kegiatan usaha. Dokumen legalitas perusahaan itu antara lain akta pendirian
perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) dan masih banyak lagi tergantung dari setiap jenis
usahanya masing-masing.
C. Nama Perusahaan
Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan kegiatan usahanya (Muhammad, 2010:331). Dengan adanya
nama perusahaan tersebut, perusahaan dikenal oleh khalayak atau
masyarakat, dicirikan sebagai perusahaan tertentu yang berbeda dengan
perusahaan lain yang sejenis. Nama perusahaan juga dicantumkan secara
resmi di dalam akta pendirian perusahaan dan surat-surat resmi perusahaan
yang lain.
Nama perusahaan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan yang
bersangkutan. Nama perusahaan merupakan aset yang melambangkan
kualitas dan kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, nama perusahaan wajib
dilindungi terutama dari penyalahgunaan oleh pihak yang merugikan, seperti
banyak terjadi menggunakan nama perusahaan yang berdiri lebih dahulu
untuk meraup keuntungan. Dari segi hukum, nama perusahaan mempunyai
arti penting. Dengan nama itu suatu perusahaan dapat melakukan hubungan
hukum dengan pihak lain dan memenuhi segala kewajiban hukumnya,
misalnya, memperoleh izin usaha, melakukan pendaftaran perusahaan,
membayar pajak atau membayar utang.
Indonesia tidak memiliki undang-undang yang secara khusus mengatur
nama perusahaan. Namun Indonesia memiliki Undang-Undang Nomor 26
Tahun 1998 yang mengatur tentang nama perseroan terbatas. Indonesia juga
mempunyai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Dalam
undang-undang ini diatur larangan menggunakan merek terdaftar milik orang
lain sebagai nama perusahaan. Kebebasan pengusaha memilih dan memakai
nama perusahaan disesuaikan dengan asas yang berlaku, yaitu selama tidak
dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
dan tidak bertentangan dengan kesusilaan.
Di negera Belanda sudah ada undang-undang nama perusahaan, yang
menganut beberapa asas yang dijadikan dasar cara penentuan nama
perusahaan yang dibolehkan dan yang dilarang. Sebaiknya asas-asas tersebut
dapat diikuti oleh praktik perusahaan di Indonesia, yaitu:
1. Pembauran nama perusahaan dan nama pribadi.
2. Pembauran bentuk hukum perusahaan dan nama pribadi.
3. Larangan memakai nama perusahaan orang lain.
4. Larangan memakai merek orang lain.
5. Pengakuan dan pengesahan
D. Merek Perusahaan
Menurut ketentuan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
bahwa: “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.”
Dalam Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
disebutkan:“Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya.”
Contoh merek dagang Sedap untuk mie, kecap, minyak goreng yang
diproduksi oleh PT. Wingsfood Indonesia dan Lifeboy untuk sabun dan
sampo yang diproduksi oleh PT. Unilever Indonesia. Sedangkan menurut
Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 bahwa:
“Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang, atau beberapa orang secara bersama-sama, atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.”
Contoh merek jasa adalah Lion Air untuk jasa angkutan udara, Bagaya
Taylor untuk jasa jahitan busana atau Nina Beaty Salon untuk jasa
kecantikan.Sebagai salah satu bentuk karya intelektual, merek mempunyai
peran sangat penting dalam kehidupan ekonomi, terutama di bidang
perdagangan barang dan jasa yaitu membedakan barang dan jasa dengan
produk sejenis dalam satu kelas. Kelas barang atau jasa adalah kelompok
jenis barang atau atau jasa yang mempunyai persamaan dalam sifat, cara
pembuatan, dan tujuan penggunaannya. Contohnya kelas barang kosmetik
dapat terdiri atas jenis parfum, sabun mandi, bedak, dan pewarna bibir,
sedangkan kelas barang elektronik dapat terdiri atas televisi, kulkas, kipas
angin, dan sebagainya.
Ada berbagai macam bentuk merek yang dapat digunakan untuk barang
atau jasa. Antara lain merek dapat berbentuk lukisan atau gambar, merek
dapat berbentuk kata, merek dapat berbentuk huruf atau angka, merek dapat
berbentuk nama, merek dapat berbentuk kombinasi antara gambar dan kata.