Aspek hukum mengkajii tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan, ini berarti
bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum
dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan
cara memperoleh data dan cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum.
Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data kuantitatif yang mencakup tentang bentuk badan
usaha, ijin usaha dan ijin lokasi pendirian proyek atau bisnis.
Semua ini dapat diperoleh dari sumber ekstern seperti notaries, pemda, departemen terkait maupun
pemerintah setempat.
Untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus dipenuhi tentang ijin usaha
dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik wawancara dan dokumentasi.
B. Tujuan
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut sesuai dengan
ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah tersebut. Secara
spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
b. Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan.
c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan perizinan.
d. Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akna dibiayai dengan pinjaman
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha.Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan
jumlah pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sbagai berikut:
Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasr pertimbangan tersebut. Perlu
mengetahui defnisi dari badan hukum, berikut bentuk badan hukum:
a. Perusahaan Perseroan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak pribadi dengan hak milik
perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta (2002), perusahaan perseroan adalah salah satu
bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua
resiko dan kegiatan perusahaan.
b. Firma (Fa)
Merpakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang (1975), persekutuan dengan firma adalah
persekutan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama.
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama, dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota yang lain merupakan
anggota pasif.
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan
modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan, yayasan adalah
badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya yang
melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai
perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat Izin Perusahaan
Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil,
perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin (SPI), yaitu daftar isian
yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib
membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi pemilik
perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia harus menunjuk
penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri. Sama halnya
dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus memiliki surat izin yaitu Surat Izin
Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada perusahaan industri
untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan /
instalasi peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI
berlaku untuk seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.
Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, maka akan diperoleh beberapa
manfaat diantaranya:
2. Sarana Promosi
Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak langsung pengusaha telah
melakukan serangkaian promosi.
Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan
hukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum
yang menyatakan pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana
pengembangan usaha.
Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana
yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen
legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.