DISUSUN OLEH
RAHMI DATUL ULFA
2110551001
(05, M1)
DOSEN PENGAMPU :
WINNY ALNA MARLINA,S.T,MM
A. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang lumayan penting untuk
kelayakan suatu usaha, sebab meski suatu usaha sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan
tanpa didukung dengan manajemen serta organisasi yang baik, bukan tidak bisa jadi akan
mengalami kegagalan. Baik dalam menyangkut SDM ataupun menyangkut rencana
perusahaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan dimana akan lebih mudah tercapai bila
memenuhi kaidah kaidah tersebut ataupun tahapan dalam proses manajemen. Adapun fungsi
fungsi dari aspek manajemen antara lain:
1. Perencanaan( Planning)
Perencanaan merupakan proses memastikan arah yang bakal ditempuh serta
aktivitas aktivitas yang dibutuhkan untuk menggapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Perencanaan ini ialah langkah dini saat sebelum melakukan fungsi- fungsi manajemen
yang lain yaitu menetapkan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh sekelompok orang
guna meraih tujuan yang digariskan oleh lembaga/ organisasi. Adapun 4 macam
pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:
a. Pendekatan Atas- Bawah( Top- Down). Pimpinan puncak membagikan pengarahan
serta petunjuk kepada pemimpin cabang ataupun sejenisnya untuk menyusun rencana
yang pada tahapannya bakal ditinjau serta dikoreksi oleh pimpinan puncak saat
sebelum disetujui untuk direalisasikan.
b. Pendekatan Bawah- Atas( Bottom- Up). Pemimpin puncak membagikan gambaran
suasana serta keadaan yang dialami organisasi termasuk mengenai misi, tujuan,
sasaran, dan sumber daya yang dipunyai.
c. Pendekatan Campuran. Pemimpin membagikan petunjuk perencanaan organisasi
secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya di serahkan kepada kreativitas
unit perusahaan di bawahnya dengan senantiasa mematuhi ketentuan yang ada.
d. Pendekatan Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan terbuat oleh sekelompok
tenaga pakar dalam perusahaan.
2. Pengorganisasian( Orgamizing)
Pengorganisasian merupakan proses mengelompokkan bermacam aktivitas
ataupun pekerjaan dalam unit unit. Tujuannya yaitu agar terata dengan jelas antara tugas,
wewenang, serta tanggung jawab dan jalinan kerja dengan sebaik mungkin dalam
bidangnya masing masing. Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya sturktur
organisasi sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
a. Struktur organisasi
Dalam perihal ini menjelaskan pembagian kegiatan kerja, dan mencermati hubungan
fungsi serta kegiatan tersebut hingga batasbatas tertentu. Terdapat 4 elemen dalam
struktur, ialah:
1) Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas- tugas perorangan dan
kelompok kerja di segala organisasi( pembagian kerja) serta penyatuan tugas-
tugas tersebut ke dalam unit kerja.
2) Standarisasi aktivitas, ialah prosedur yang digunakan organisasi untuk mengarah
kelayakdugaan( predictability) aktivitasaktivitasnya.
3) Koordinasi aktivitas, merupakan prosedur dalam memadukan fungsi- fungsi sub-
unit dalam organisasi.
4) Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang terletak dalam suatu
kelompok kerja.
b. Bentuk Organisasi
1) Organisasi Garis. Bentuk organisasi ini ialah bentuk yang sangat simpel. Cirinya:
a) Jumlah karyawan relatif sedikit.
b) Organisasi relatif kecil.
c) Karyawan saling mengenal secara akrab.
d) Spesialisasi kerja masih relatif rendah.
2) Organisasi Fungsional. cirinya yaitu bahwa tiap atasan memiliki wewenang untuk
memberikan perintah kepada tiap bawahan yang ada.
3) Organisasi Garis dan Staf. Di dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan
umumnya mendelegasikan wewenang kepada para staf sesuai dengan bidang
masing- masing.
4) Organisasi Gabungan. Mengenai kebaikan dan kelemahan bentuk organisasi
kombinasi ataupun gabungan ini hendak mengikuti kebaikan serta kelemahan
organisasi- organisasi yang dibawa dalam rangka penggabungan tersebut.
5) Organisasi Matriks. Dalam organisasi matriks, seseorang bawahan memiliki lebih
dari satu, misalnya 2 orang atasan, sehingga mereka di bawah 2 jalur wewenang
ataupun dengan kata lain memiliki 2 rantai perintah, yang satu secara vertical
(bertabiat fungsional).
c. Pelaksanakan/ Penggerakan( Actuating)
Melasanakan adalah proses untuk melaksanakan aktivitas ataupun
pekerjaan dalam organisasi. Dalam melaksanakan organisasi para pemimpin ataupun
manajer harus menggerakan bawahannya untuk menegrjakan pekerjaan yang sudah
ditentukan dengan metode memimpin, memeberi perintah, berikan petunjuk, serta
memberi motivasi.
1) Fungsi Penggerakan Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok yaitu:
a) Mempengaruhi seseorang( orang- orang) agar bersedia jadi pengikut.
b) Melaksanakan daya tolak pada seseorang( orang- orang).
c) Membuat seseorang ataupun orang- orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik.
d) Memperoleh, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas serta
organisasi tempat mereka bekerja.
e) Menanamkan, memelihara serta memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang- orang terhadap Tuhannya, negeri, serta masyarakat.
d. Pengawasan/ Pengendalian( Controling)
Pengawasan merupakan proses untuk mengukur serta menilai penerapan
tugas apakah sudah sesuai dengan rencana. Bila dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan, hingga akan segera dikendlikan sesuai dengan rencana yang disusun.
Dengan terdapatnya pengendalian ini diharapkan tujuan dicapai sesuai dengan sasaran
yang sudah ditetapkan.
1) Fungsi pokok pengendalian yaitu:
a) Menghindari tejadinya penyimpangan- penyimpangan atau kesalahan dengan
melaksanakan pengendalian secara rutin
b) Memperbaiki bermacam penyimpangan yang terjadi
c) Mendinamisasikan organisasi
d) Mempertebal rasa tanggung jawab
2) Jenis Pengendalian
a) Tata cara Pengendalian Pendahuluan: membutuhkan bermacam standar mutu
serta kuantitas yang layak dari berbagai masukan( input).
b) Tata cara Pengendalian Bertepatan( Concurrent Controls): membutuhkan
standar sikap, aktivitas serta penerapan dari aktivitas secara layak.
c) Tata cara Pengendalian Umpan Balik( Feedback Controls): membutuhkan
standar kuantitas serta mutu yang layak dari keluaran( output). Informasi itu
harus mencerminkan bermacam ciri dari keluaran( output).
B. Implikasi Pada SKB
Hasil studi aspek manajemen sebaiknya membagikan informasi dalam 2 aktivitas pokok,
ialah manajemen dalam pembangunan proyek bisnis serta manajemen dalam implementasi
bisnis teratur dalam perihal:
1. Perencanaan. Sebaiknya SKB bisa menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang
digunakan, dari sisi jangka waktu serta dari sisi tingkatan manajemen.
2. Pengorganisasian. Sebaiknya SKB bisa mengkaji apakah langkahlangkah
pengorganisasian di dalam 2 aktivitas pokok di atas dapat direncanakan serta
diperkirakan hendak berjalan dengan baik.
3. Penggerakan. Sebaiknya SKB bisa mengkaji fungsi manajemen yang lain, ialah
penggerakan( actuating), apakah layak ataupun tidak layak.
4. Pengendalian. Sebaiknya SKB sanggup mengkaji aspek pengendalian untuk kedua
kegiatan pokok ini, sehingga bisa diambil keputusan layak ataupun tidak seperti atas
aspek ini.
5. Mengakhiri pembangunan proyek. Sebaiknya SKB sanggup mengkaji supaya teknis
implementasi atas penyelesaian proyek, saat sebelum dilanjutkan pada implementasi
bisnisnya, bisa direncanakan dengan baik.
ASPEK LINGKUNGAN
A. Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bsisnis yang akan dijalankan,
namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat
maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari
adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis,
timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup
sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
B. Tujuan
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan kebutuhan
ide bisnis dan ide bisnis tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dampak negatifnya di wilayah tersebut.
Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional
2. Menganalisis kondisi lingkungan industri
3. Menganalisis lingkungan ekonomi
4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan
5. Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
bisnis terhadap lingkungan
C. Lingkungan Bisnis
Merupakan unsur yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku
bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
D. Lingkungan OperasionaL
Lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan.
Lingkungan operasional adalah lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas
perusahaan. Lingkungan operasional meliputi :
1. Lingkungan pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual produk, baik
berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki keuanggulan bersaing untuk dapat
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, analisis terhadap kelebihan dan kelemahan
pesaing dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam menentukan strategi
bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan
menggunakan matriks profil persaingan.
2. Lingkungan Pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan
merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena pelanggan sumber pendapatan.
Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional dilakukan dengan analisis reaktif dan
proaktif. Analisis reaktif adalah analisis masalah pelanggan setelah kejadian. Analisis
proaktif adalah memperkirakan kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Selain itu
dilakukan pula analisis segmentasi pelanggan untuk mengelompokkan pelanggan sesuai
dengan karakteristiknya.
3. Lingkungan Pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja,
keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok memegang peranan
yang sangat penting bagi kelancaran bisnis. Pemilihan pemasok dapat meningkatkan
keunggulan bersaing. Analisis pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional dapat
dilakukan dengan CPM antar pemasok.
4. Lingkungan Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memeiliki peranan yang penting dalam bidang
keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar permodal perusahaan berasal dari
kredit. Dalam memilih kreditor, perusahaan harus memperhatikan bunga dan persyaratan
kredit.
5. Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai adalah pelaku
yang menunjang tujuan perusahaan tercapai.
E. Lingkungan Industri
Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat persaingan dalam suatu
industri, yaitu Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke
pasar sehingga persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat
mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisis masing-masing sumber.
Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam satu
industri, yaitu :
1. Skala ekonomi
2. Diferensiasi produk
3. Persyaratan permodalan
4. Keunggulan biaya
5. Akses ke saluran distribusi
6. Kebijakan pemerintah
Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua kali jika :
1. Pemain lama memilki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang
balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran
distribusi pelanggan.
2. Pemain lama kemungkinan akan menurunkan harga untuk mempertahankan market
share atau karena industri keseluruhan kelebihan kapasitas.
3. Pertumbuhan industri yang lambat sebagai akibat masuknya pendatang baru atau
mungkin karena pengaruh kinerja keuangan kolega-kolega yang terlibat.
Pemasok akan memiliki kekuatan jika :
1. Pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan,
2. Produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari pengganti,
3. Produk pemasok sangat penting bagi pembeli,
4. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah industri
pembeli,
5. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.
Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika :
1. Pembeli terkosentrasi membeli dalam jumlah besar,
2. Produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensiasi
3. Produk yang dibeli dari industri mempunyai porsi yang signifikan dari biaya beli
sehingga tidak ada kenaikan harga atau perusahaan lain menawarkan harga yang lebih
murah akan segera berpindah
4. Produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil bagi pembeli
5. Produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki resiko keuangan yang tinggi
6. Produk yang ditawarkan industri dipandang tidak begitu penting bagi pembeli
7. Pembeli memilki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke industri
pemasok.
Ancaman produk pengganti akan kuat, jika :
1. Konsumen memiliki switching cost yang rendah sehingga mudah untuk berpindah ke
produk yang lain
2. Produk pengganti memiliki harga yang murah dengan kualitas yang sama atau lebih
tinggi
Intensitas rivalitas antarpemain dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk,
tingkat diferesiasi produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas terpasang. Semakin
besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas.
Semakin homogen produk, semakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan industri yang menurun
dan tingkat kapasitas terpasang yang besar akan mempengaruhi intensitas rivalitas
antarpelaku industri. Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada :
1. Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang
2. Pertumbuhan industri lambat
3. Produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost
yang rendah
4. Produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama
5. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan permintaan
dan penawaran dalam industri
6. Rintangan keluar yang tinggi
7. Pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.
F. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar operasional
perusahaan. Analisis ini digunakan untuk menyerang maupun bertahan terhadap faktor
lingkungan dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan
ancaman. Lingkungan jauh adalah sebagai berikut :
G. Lingkungan Ekonomi
Variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis diantaranya
adalah ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta
kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, tingkat pasar uang,
defisit anggaran pemerintah, produk domestik bruto, pola konsumsi, pengangguran, tingkat
produktivitas pekerja, nilai dollar di pasar dunia, kecenderungan pasar saham, kondisi
ekonomi luar negeri, faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan barang dan jasa, perbedaan
pendapatan antarnegara, fluktuasi harga, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta
kebijakan organisasi-organisasi dunia seperti MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), G20,
OPEC, WTO, APEC. Indikator yang digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonomi
adalah income per kapita, penyerapan tenaga kerja, peningkatan upah rata-rata, serta dampak
negatif bisnis bagi perekonomian di wilayah tersebut. Contoh pembangunan jembatan
Suramadu.
H. Lingkungan Sosial Budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk, jasa, pasar dan
pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai,
sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang
berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik.
Contoh : dibangunnya kawasan industri menarik tenaga kerja sehingga menimbulkan
keramaian.
I. Lingkungan Politik
Suatu negara yang kondisi politiknya tidak stabil memiliki resiko bisnis yang tinggi.
Faktor politik berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah,
seperti peraturan tentang perdagangan yang, undang-undang antitrust, program perpajakan,
UMR, kebijakan polusi, penetapan harga, peraturan perlindungan bagi pekerja.
J. Lingkungan Teknologi
Penemuan teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai pengaruh yang
dramatis terhadap perusahaan. Analisis terhadap perubahan teknologi sangat penting untuk
mengantisipasi peluang dan ancaman bisnis kondisi yang akan datang. Contoh : teknologi
internet berdampak pada peluang dan ancaman bisnis.
K. Lingkungan Ekologi
Lingkungan ekologi adalah hubungan antara manusia dan mahluk hidup lainnya dengan
udara, tanah, dan air, yang mendukung kehidupan mereka sebagai akibat adanya kegiatan
produksi. Contoh : Bisnis pembuatan tahu menghasilkan limbar cair yang sangat bau dan
mencemari air sungai.
L. Lingkungan Global
Era globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antarnegara yang semakin tidak
jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga perubahan perrekonomian suatu
negara berdampak terhadap perekonomian negara lain. Contoh : adanya krisis global
berakibat menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor.
ASPEK KEUANGAN
Keterangan:
k = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan
3. Metode Profitability Index (PI)
Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI)
merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas
bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays).
proceeds
Rumus : Profitability Index (PI) =
outlays
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk
menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua
aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada
prinsipnya metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang
sebenarnya.
[ ]
A1
n
Rumus : IRR = ∑ t
=0
t =0 (1+r )
Keterangan:
r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV dan proceeds sama dengan p.v. dari capital
outlays
At = Cash Flow untuk periode t
n = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Aliefah, A. N., Eka, D., & Nandasari, A. (2022). Analisis Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek
Pemasaran Dan Keuangan Pada Kedai Olan’Z Food Kebumen. LABATILA: Jurnal Ilmu
Ekonomi Islam, 6(1), 40–56. https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab
Arianton, K., Meitriana, M. A., & Haris, I. A. (2019). Studi Kelayakan Usaha Budidaya Rumput
Laut Pada Kelompok Bina Karya Di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi , 11(2), 573–582.
Aziz, M. A., Winarni, & Simanjuntak, R. A. (2016). Studi Kelayakan Bisnis Tortilla Dengan
Pemanfaatan Rumput Laut Lokal Melalui Pendekatan Internal Bisnis (Studi Kasus Pada
IKM Berdikari Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah). Jurnal Revaksi, 4(2), 60–118.
Fauzi, P. M., Chumaidiyah, E., & Suryana, N. (2019). Analisis Kelayakan serta Perancangan
Aplikasi Website pada Startup Digital Creative Fotografi Berdasarkan Aspek Pasar, Aspek
Teknis, dan Aspek Finansial. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya,
5(2), 60–66. https://doi.org/10.30656/intech.v5i2.1589
GUSTI YUSMIANA, D. (2021). Aspek Pasar Pada Studi Kelayakan Bisnis. i – 13.
http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/gnsxz
Halim, I. (2021). Analisis Aspek Hukum Pada Studi Kelayakan Bisnis. Skripsi: UIN Alauddin
Makassa, 14.
Harahap, S. (2018). STUDI KELAYAKAN BISNIS Pendekatan Integratif. In FEBI UIN-SU
Press.
Huzain, H., Saputri, A. D., Rasyid, S. R., & Tsani, M. M. (2021). Aspek finansial. Uin Alauddin
Makassar, 90500120116, 1–21.
Irsan, I., & Permana, K. W. A. (2021). Pengaruh Aspek Pemasaran, Aspek Teknik, Dan Aspek
Keuangan Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pendapatan Peternak Walet Di Kecamatan
Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Forbiswira (Forum Bisnis Dan
Kewirausahaan) - Sinta 4, 10(2), 89–105. https://doi.org/10.35957/forbiswira.v10i2.800
Made, D. I. (2020). Studi Kelayakan Bisnis I. In Lembaga Penerbitan Universitas Nasional
(LPU-UNAS).
Munir, M., Saraswati, H, S. F., & Rifa’i, Y. (2019). STUDY KELAYAKAN BISNIS DALAM
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP M.Munir,SE.M.Si. Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 3(1), 46–
60.
Nurjanah, S. (2013). Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis pada PT Dagang Jaya Jakarta. The
Winners, 14(1), 20. https://doi.org/10.21512/tw.v14i1.641
Purnomo, R. A., Riawan, & Sugianto, L. O. (2017). Studi Kelayan Bisnis. In Jurnal Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Ramadhani, U., Mirnawati, Khelvin.k, & Kurniawan, I. (2021). Aspek Teknis dan Teknologi.
Jurnal Universitas Alauddin Makassar, 23.
https://files.osf.io/v1/resources/tz8nr/providers/osfstorage/61bed019d4108a02a2c00d0d?
action=download&direct&version=1
Ramadhona, I. (2021). Analisis Aspek Hukum Studi Kelayakan Bisnis. Program Studi
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Negeri
Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Razif, M. (2018). Peranan Aspek Lingkungan dalam Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas.
Jurnal Manejemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 2(2), 83–98.
https://doi.org/10.12962/j26151847.v2i2.4342
ROMAN, Y. S. (2019). Analisis Studi Kelayakan Investasi Hotel. 2002. http://e-
journal.uajy.ac.id/21028/
Suryana, D. (2013). Scanned by CamScanner ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ. In A psicanalise dos contos de fadas.
Tradução Arlene Caetano.
Utomo, L. B. (2020). Aspek Pasar dan Pemasaran. Academia.Edu, 1–13.
https://www.academia.edu/12712352/ASPEK_PASAR_DAN_PEMASARAN
Widyastuti, M. (2011). Strategi Diferensiasi: Mencapai Keunggulan Kompetitif yang
Sustainable. BIP’s JURNAL BISNIS PERSPEKTIF, 3(2), 109–120.
https://doi.org/10.37477/bip.v3i2.287
Yuniar, V., Br Bangun, C. F., Bugis, S. W., & Suhartini, S. (2022). Analisis Studi Kelayakan
Bisnis pada Pengembangan UMKM Usaha Tahu dan Tempe di Desa Pondok Jeruk
Ditinjau dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan. Transformasi
Manageria: Journal of Islamic Education Management, 2(2), 142–151.
https://doi.org/10.47467/manageria.v2i2.929