Anda di halaman 1dari 38

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK- ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS”

DISUSUN OLEH
RAHMI DATUL ULFA
2110551001
(05, M1)

DOSEN PENGAMPU :
WINNY ALNA MARLINA,S.T,MM

PROGRAM STUDY S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KAMPUS II PAYAKUMBUH
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
ASPEK HUKUM

A. Pengertian Aspek Hukum


Aspek hukum merupakan semua kegiatan usaha termasuk di bidang industri,
perdagangan, dan jasa, serta segala urusan yang berkaitan dengan keuangan dan kegiatan
usaha lainnya, sudah seharusnya diatur, diawasi, dan dilindungi dengan peraturan tertulis
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Aspek hukum mengkaji legalitas rencana bisnis diperiksa
dalam analisis masalah hukum. Untuk bisnis yang akan dibangun dan dioperasikan di daerah
tersebut, ia harus mematuhi hukum dan peraturan setempat. Ternyata terus berinvestasi di
tempat atau daerah yang dilarang berbisnis akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar’
B. Tujuan Aspek Hukum
Adapun tujuan dari analisis aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis yaitu untuk
meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan
dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
C. Bentuk Badan Usaha
1. Perseroan Terbatas (PT)
Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
seluruh modal wajib dibagi saham, dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
undang-undang dan peraturan pelaksanaan.
Ciri – ciri perseroan terbatas :
a. Didirikan untuk mencari keuntungan usaha
b. Pendiriannya diatur dalam UU
c. Memiliki fungsi ekonomi dan komersial
d. Modal perusahaan diperoleh dari obligasi dan saham yang dijual
e. Pemimpin utama PT adalah direksi
f. PT tidak memperoleh fasilitas dari negara
g. Kekuasaan tertinggi di perusahaan PT ditentukan pada rapat umum pemegang saham
(RUPS)
h. Setiap pemegang saham memiliki memiliki tanggung jawab sesuai dengan banyaknya
saham yang mereka tanam
i. Pemilik saham PT mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen.
Langkah – langkah mendirikan Perseroan Terbatas (PT) :
a. Pembuatan akta notaris
b. Anggaran dasar
c. Engesahan mentri kehakiman
d. Pendaftaran wajib
e. Pengumuman dalam tambahan berita negara (TBN)
2. Perseorangan
Suatu badan hukum perorangan yang didirikan oleh hanya 1 (satu) orang perseorangan
dan memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.Perseroan perorangan
dikenal pula dengan istilah perseroan UMK, perseroan terbatas perorangan, dan PT
perorangan.
Ciri – ciri perseorangan
a. Dimiliki oleh perseorangan (individu atau perusahaan keluarga).
b. Permodalan perusahaan perseorangan biasanya lebih kecil.
c. Sistem pengelolaannya sederhana.
d. Kelangsungan usaha bergantung pada para pemiliknya.
e. Nilai penjualan dan nilai tambahnya dibuat relatif kecil.
f. Tidak perlu ada akta pendirian.
Langkah – langkah mendirikan perseorangan
a. Persiapan :
1) Kesepakatan antar pihak yang akan mendirikan cv
2) Menyiapkan ktp para pihak terkait
3) Calon nama cv * tempat kedudukan cv
4) Penentuan persero aktif & persero diam
5) Penetapan tujuan spesifik cv
b. Pendaftaran ke notaris
c. Pendaftaran ke pengadilan negri setempat (membawa surat keterangan domisili
perusahaan & NPWP)
3. Koperasi
Koperasi adalah sustu kerjasama antara orang-orang yang tidak bermodal untuk mencapai
suatu tujuan kemakmuran secara bersama, bukan untuk mencari keuntungan. Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasar atas asas kekeluargaan.
Langkah – langkah mendirikan koperasi :
a. Rapat pendirian koperasi
b. Pembuatan berita acara, terutama mengenai anggaran dasar
c. Permohonan pengesahan akta pendirian dari pejabat berwenang
d. Jika permohonan pengesahan ditolak, alasan penolakan diberitahukan secara tertulis
paling lambat 3 bulan setelahnya.
e. Jika permohonan pengesahan diterima, diberikan dalam jangka waktu 3 bulan
setelahya
4. Perserikatan Komanditer (CV / Comanditaire Vennotschap)
CV adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara
satu orang atau beberapa orang persero yang bertanggung jawab pada satu orang atau
beberapa orang persero.
Langkah – langkah mendirikan CV
a. Persiapan :
1. Kesepakatan antar pihak yang akan mendirikan cv
2. Menyiapkan ktp para pihak terkait
3. Calon nama cv
4. Tempat kedudukan cv
5. Penentuan persero aktif & persero pasiv
6. Penetapan tujuan spesifik cv
b. Pendaftaran ke notaris
c. Pendaftaran ke pengadilan negri setempat (membawa surat keterangan domisili
perusahaan & NPWP)
5. Firma (Fa)
Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan nama bersama. Firma didirikan dengan sebuah akta notaris dan didaftarkan di
kepaniteraan pengadilan negeri, tidak diperlukan adanya pengesahan departemen
kehakiman.
Langkah – langkah Firma
a. Pembuatan Akta Pendirian
Persyaratannya :
1) Fotokopi KTP para pendiri Perseroan
2) Data anggaran dasar Firma
3) Lama proses; 1-2 (satu-dua) hari kerja setelah permohonan diajukan dan
persyaratan lengkap
b. Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c. Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak
Persyaratannya mencakup :
1) Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung
2) Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan
3) Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha
4) Lama proses; 2-3 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap
d. Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 
e. Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
f. Permohonan Surat Ijin Gangguan (HO) 
g. Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
h. Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
6. Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
Langkah – langkah mendirikan
a. Penyampaian dokumen yang diperlukan
b. Penandatanganan akta pendirian yayasan
c. Pengurusan surat keterangan domisili
d. Pengurusan npwp
e. Pengesahan menjadi badan hukum di dep.kehakiman & ham
f. Pengumuman dalam berita negara republik (BNRI )
D. Dokumen – Dokumen Diperlukan
1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dipakai untuk menandakan kalau tempat usaha yang
dipakai sudah bisa untuk digunakan dalam menjalankan bisnis.
2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Kalau SITU dipakai untuk mengatur tempat usaha, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
digunakan untuk menandakan bahwa kamu bisa melaksanakan kegiatan perdagangan.
Bagi setiap wirausaha/pengusaha, tentunya wajib memiliki SIUP.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sudah menjadi salah satu izin usaha yang dimiliki
hampir seluruh masyarakat Indonesia karena sejak lama, pemerintah sudah menggalakkan
program ini.
4. Nomor Register Perusahaan (NRP)
NRP (Nomor Register Perusahaan) atau disebut juga dengan TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) wajib dipasang oleh pelaku usaha di tempat usahanya agar bisa menjadi
pertanda kalau usahanya sudah terdaftar dengan jelas dan berjalan dengan resmi.
5. Nomor Induk Berusaha (NIB)
NIB (Nomor Induk Berusaha) adalah cara paling mudah dalam membangun usaha karena
pelaku usaha tidak perlu lagi membuat SIUP atau NRP karena itu semua sudah bisa
dipenuhi hanya dengan memiliki NIB saja.
6. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) adalah izin usaha yang menandakan
kejelasan tempat usaha yang dibangun.
7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah izin usaha yang dikeluarkan
untuk mengkaji dampak kepada lingkungan dari usaha kamu sendiri.
8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
IMB (Izin Mendirikan Bangunan) wajib dimiliki bagi yang ingin membangun tempat
usaha mereka sendiri karena ini menandakan bangunan tersebut sudah resmi terdaftar.
9. Izin Gangguan
Izin usaha terakhir adalah Izin Gangguan yang diperuntukkan untuk usaha-usaha yang
bisa menimbulkan potensi bahaya, ketertiban, kerugian, serta gangguan yang bisa muncul
kapan pun.
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Pengertian Aspek Pasar Dan Pemasaran


Aspek pasar merupakan sebuah upaya dalam mengetahui besarnya permintaan pasar yang
akan diterima dari masyarakat sekaligus juga untuk menempatkan posisi yang
menguntungkan bagi proyek yang akan dijalankan. Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pikak
lain.
B. Tujuan Aspek Pasar Dan Pemasaran
1. Menilai pasar untuk barang-barang manufaktur.
2. Periksa penawaran pada produk yang sebanding.
3. Menganalisis mitra yang pemasok faktor produksi yang diperlukan telah tersedia.
4. Memeriksa kebenaran rencana pemasaran yang akan datang
C. Jenis Data Yang Diperlukan
Sebelum melakukan kegiatan analisis pada aspek pasr, dasar - dasar manajemen pemasaran
perlu dipahami terlebih dahulu.
1. Strategi Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Tempat, Promosi)
a. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya barang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
barang konsumsi dan barang industri. Barang industri adalah barang yang dibeli
dengan tujuan untuk diproses lagi untuk kepentingan industri, sedangkan barang
konsumsi adalah barang yang dibeli untuk langsung dikonsumsi.
b. Price (Harga)
Harga merupakan suatu nilai tukar yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
barang atau jasa yang mempunyai nilai guna beserta pelayanannya. Pendekatan –
pendekatan yang digunakan sebagai berikut :
1) Cost Based Princing (penetapan harga berdasarkan biaya)
Penetapan harga berdasarkan biaya adalah penentuan harga jual produk berdasarkan
biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya produksi, distribusi dan biaya
penjualan. Metode ini dibagi menjadi :
a) Cost Plus Princing (Penetapan Harga Biaya Plus)
Penetapan harga biaya plus adalah suatu praktek yang dilakukan oleh
perusahaan dengan cara menambah persentase tertentu di atas harga yang
berguna untuk menentukan harga jual.
Harga jual = biaya total + marjin
Contoh :
Seorang pegusaha sepatu menghasilkan 2.000 pasang sepatu yang sejenis.
Untuk memproduksi 2.000 pasang sepatu dikeluarkan biaya – biaya sebagai
berikut :
Biaya material : Rp 60.000.000
Biaya tenaga kerja : Rp 40.000.000
Biaya lain : Rp 20.000.000 +
Jumlah Rp 120.000.000
Pengusaha menghendaki marjin keuntungan sebesar 25%
Harga total = biaya total + marjin
= Rp120.000 + (25% x 120.000)
= Rp 150.000
Harga perpasang adalah :
harga total
Harga perunit =
jumlah unit
Rp 150.000 .000
Harga perunit = = Rp 75.000
2.000
b) Mark – Up Princing (Metode Mark – Up)
Metode Mark – Up ini diterapkan terhadap produk yang dibeli untuk langsung
dijual kembali kepada pihak lain tanpa pengolahan lebih lanjut.
Harga jual = harga beli + mark up
Seorang pengusaha sepatu membeli 2.000 pasang sepatu yang sejenis dengan
harga sepasang sepatu adalah Rp 75.000. Pemilik toko tersebut menghendali
Mark Up sebesar 25% dari harga beli.
Harga jual = harga beli + mark up
= Rp 75.000 + (25% x 75.000)
= Rp 93. 750 atau Rp 94.000
c) Break Event Analysis (analisis peluang pokok)
Break Event Analysis merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Cara yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga berdasarkan Break
Event Point kemudian menetapkan target yang diinginkan.
2) Value Based Princing (penetapan harga berdasarkan nilai)
Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) adalah strategi penetapan
harga di mana perusahaan mempertimbangkan manfaat produk untuk menentukan
harga.
3) Competition Based Princing (penetapan harga pasar berdasarkan pesaing)
Strategi penetapan harga berbasis persaingan ditentukan menggunakan harga
pesaing sebagai tolok ukurnya. Jadi, dapat memberi harga produk sedikit di bawah
pesaing, sama dengan pesaing, atau sedikit di atas pesaing.
c. Promotion (promosi)
promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi
yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang
tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap
mengingat produk tersebut.
Alat – alat promosi terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1) Advertising (periklanan)
Periklanan merupakan salah satu bentuk bauran pemasaran yang penting untuk
memperkenalkan sebuah produk, jasa, atau ide. Advertising adalah promosi yang
selalu hadir, meskipun orang mungkin tidak menyadarinya.
2) Personal Selling (penjualan perorangan)
Personal selling adalah metode penjualan yang dipersonalisasi yang menggunakan
interaksi orang-ke-orang antara perwakilan penjualan dan calon pelanggan untuk
memengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
3) Public Relation (publitasi)
Publitasi adalah kegiatan iklan tidak langsung di mana produk atau layanan
perusahaan dikomunikasikan melalui media komunikasi tanpa sponsor perusahaan.
4) Sales Promotion (promosi penjualan)
Promosi penjualan merupakan usaha yang menawarkan produk maupun jasa kepada
calon konsumen. Dari promosi ini diharapkan bisa memberikan daya tarik agar
membeli produk yang ditawarkan.
d. Place ( tempat atau distribusi)
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan membuat
produk yang dibutuhkan oleh konsumen didapatkan dengan mudah pada waktu dan
tempat yang tepat.
1) Pedagang
Pedagang merupakan perantara yang memiliki hak penuh atas barang yang diperjual
belikan. Pedagang yaitu membeli dari pedagang besar dan menjualnya secara
langsung ke konsumen secara eceran.
2) Agen
Agen merupakan yaitu hanya mempertemukan penjual dan pembeli, tidak
bertanggungjawab terhadap barang yang diperantarakan.
2. Strategi Pemasaran (Segmentation, Targeting, Defferentiation, Pasitioning)
a. Segmentasi pasar (segmenting)
Segmentasi Pasar adalah suatu proses membagi-bagi pasar kesemua produk atau jasa
yang awalnya bersifat heterogen kedalam beberapa segmen. Segementasi pasar dapat
dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1) Segementasi geografis
Dalam segmentasi geografis mengelompokan targetnya berdasarkan aspek lokasi,
contohnya tempat tinggal calon konsumen. 
2) Segementasi demografis
Pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variable - variable
demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus kehidupan keluarga, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial.
3) Segmentasi psikografis
Segmentasi psikografis segmentasi dengan menggunakan dasar ilmu psikologi dan
demografi guna lebih memahami kosnsumen. Konsumen dibagi menjadi berbagai
kelompok berdasarkan sifat psikologis / kepribadian, gaya hidup, atau nilai.
b. Penetapan pasar sasaran (targeting)
Targeting merupakan kegiatan mengevaluasi dan memilih pasar yang akan dijadikan
sasaran penawaran produk-produk perusahaan. Keputusan menentukan pasar mana
yang akan dilayani merupakan keputusan strategi bisnis yang paling menentukan.
Pemilihan target pasar perlu mempertimbangkan hal – hal berikut :
1) Sumber daya perusahaan
2) Variabilitas produk
3) Tahapan produk dalam daur hidup
4) Variabilitas pasar
5) Strategi pesaing
c. Diferensiasi
Diferensiasi merupakan upaya untuk membuat produk yang berbeda untuk
menghindari persaingan. Diferensiasi dapat juga dilakukan melalui lima demensi:
1) Diferensiasi produk
2) Diferensiasi Pelayanan
3) Diferensiasi Personil
4) Diferensiasi Saluran
5) Diferensiasi Citra
d. Penetapan posisi pasar (positioning)
Sebuah peusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap
produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan
menggunakan informasi dari peta persepsi itu dapat dikenali berbagai strategi
penentuan posisi antara lain:
1) Positioning menurut atribut produk, usaha memposisikan diri menurut atribut
produknya.
2) Positioning menurut manfaat, produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu
manfaat tertentu.
3) Positioning menurut Harga/kualitas, produk diposisikan sebagai harga dan kualitas
terbaik.
4) Positioning menurut penggunaan/penerapan, usaha memposisikan produk sebagai
yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/ penerapan.
5) Positioning menurut pemakai, usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik
untuk sejumlah kelompok pemakai.
6) Positioning menurut pesaing,produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada
pesaing utamanya
7) Positioning menurut kategori produk, produk diposisikan sebagai pemimpin dalam
suatu kategori produk.
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

A. Pengertian Aspek Teknis dan Teknologi


Aspek teknis adalah aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan suatu proyek
dan bagaimana pengoperasiannya setelah dibangun, sedangkan aspek teknologi adalah aspek
yang menggunakan teknologi saat proses suatu proyek.
Aspek ini menjelaskan mengenai rencana dan kapasitas produksi, kebutuhan bahan baku
dan bahan penolong, lokasi usaha, layout atau tata letak mesin dan peralatan, proses
produksi, serta mesin dan peralatan yang akan digunakan.
B. Tujuan Aspek Teknis dan Teknologi
Analisis aspek teknis dan teknologi ini memili tujuan sebagai berikut
1. Menganalisis adanya kelayakan lokasi dalam bisnis
2. Menganalisis pencapaian skala produksi yang ekonomis
3. Menganalisis karakteristik peralatan mesin yang dipilih untuk proses produksi
4. Menganalisis layout pabrik
5. Menganalisis teknologi yang dipakai
C. Penentuan Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis merupakan lokasi atau tempat yang ditentukan untuk menjalankan suatu
bisnis. Biasanya lokasi bisnis mencakup dua hal yaitu lokasi pabrik dan lokasi perkantoran
atau administrasi. Adapun beberapa variabel yang mendukung pemilihan lokasi bisnis yang
tepat yaitu :
a. Ketersediaan Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan komponen penting dalam proses produksi sehingga
memiliki beberapa hal yang dibutuhkan untuk memilih lokasi yaitu
1. Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan selama satu periode
2. Menganalisis harga bahan mentah
3. Menganalisis kapasitas, kualitas bahan mentah
4. Menganalisis biaya yang diperlukan untuk membeli bahan mentah seperti biaya
transportasi, biaya angkut
b. Letak Pasar yang Dituju
Lokasi bisnis yang strategis dan berdekatan dengan pasar sehingga mengurangi
biaya transportasi antara barang jadi ke konsumen.
c. Ketersediaan Sumber Energi, Air, dan Sarana Komunikasi
Kemudahan memperoleh air, listrik, dan komunikasi dapat menunjang proses
produksi yang memerlukan mesin dan alat listrik lainnya untuk memproduksi barang.
d. Ketersediaan Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan harus sesuai dengan produksi yang
dilakukan, keterampilan tenaga kerja juga diperlukan seperti tenaga kerja terdidik dan
tenaga kerja kasar.
e. Ketersediaan Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi yang lengkap memudahkan pengangkutan bahan mentah ke
pabrik bahkan tenaga kerja dari tempat tinggalnya ke lokasi bisnis.
D. Penentuan Luas Produksi
Penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih
efisien, bahan baku, bahan pembantu dan faktor produksi yang lain dapat ditentukan pada
volume produksi yang tepat, sehingga dapat dihindarkan adanya pemborosan dan kerugian
finansial faktor produksi tersebut.
1. Indikator Penentuan Luas Produksi
Penentuan lokasi profuksi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
a. Metode Kualitatif Penilaian Alternatif Lokasi
Metode kualitatif penilaian alternatif lokasi merupakan metode penentuan
lokasi bisnis yang didasarkan pada penilaian secara subjektif tim penilai terhadap
fakto-faktor yang menjadipertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis dengan
berdasarkan observasi dilapangan.
b. Metode Analisis Biaya
Metode analisis biaya merupakan metode penentuan lokasi berdasarkan pada
pertimbangan biaya tetap dan biaya variabel. Hasil penjumlahan antara biaya tetap
dan biaya variabel pada masing-masing lokasi dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk menentukan pemilihan altematif lokasi pada skala produksi tertentu.
c. Metode Transportasi (Metode Distribusi)
Metode transportasi merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah distribusi barang dari beberapa tempat sumber ke beberapa tempat tujuan
secara optimal (biaya distribusi minimal). Oleh karena itu, metode ini dapat
digunakan untuk menentukan lokasi di mana terdapat beberapa alternatif lokasi
sebagai sumber dan beberapa pasar sebagai tujuan. Pemilihan lokasi ini didasarkan
pada biaya yang paling minimal untuk mengirimkan produk dari sumber ke
masing-masing tempat tujuan.
Metode transportasi (distribusi) terdiri dari beberapa jenis, yaitu metode sudut
kiri atas (north west corner atau steping stone method), MODI (Modified
Distribution Method), dan VAM (Vogel's Approximation Method).
2. Faktor Menentukan Luas Produksi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan skala produksi.
Berikut beberapa metode tersebut:
a. Metode Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR)
luas produksi yang optimal dengan menggunakan metode Marginal Cost dan
Marginal Revenew akan terjadi ketika Marginal Cost sama dengan Marginal
Revenue. Pada qpasar persaingan sempurna hubungan antara Marginal Cost (MC),
Average Cost (AC), dan Marginal Revenue (MR).
b. Metode Break Event Point (BEP)
Metode Break Event Point (BEP) dapat digunakan untuk menentukan luas
produksi. Dengan diketahuinya titik impas maka perusahaan dapat menentukan luas
produksi minimal agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Hal ini
disebabkan jika market share atau kapasitas teknis tidak mampu memenuhi titik
impas maka perusahaan akan mengalami kerugian.
c. Metode Linier Programing
Metode penentuan luas produksi dengan menggunakan linier programing dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu metode grafik dan metode simpleks Metode grafik
dapat digunakan jika banyaknya produk yang dihasilkan hanya dua, sedangkan
metode simpleks digunakan jika jumlah produk yang dihasilkan lebih dari dua.
Untuk mempermudah pemahaman
E. Pemilihan Mesin Peralatan dan Produksi
Berikut ini langkah-langkah yang dapat di lakukan untuk memilih mesin peralatan dan
produksi yaitu sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan teknologi
2. Harga perolehan
3. Kemampuan
4. Tersedianya pemasok
5. Kualitas
6. Umur ekonomis
F. Penentuan Layout Pabrik dan Bangunan
Desain total dan penempatan fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi dikenal
sebagai tata letak pabrik. Perencanaan tata letak suatu pabrik sering dilakukan ketika banyak
faktor yang menentukan lokasi perusahaan (pabrik).
Layout yang baik memiliki berbagai kriteria, yaitu
1. meminimalkan jarak angkut antarbagian
2. aliran material yung baik
3. efektif dalam penggunaan ruang
4. luwes atau indah
5. memberikan kcsclamalan atas barang-barang yang diangkut
6. memungkinkan adanya perluasan bisnis
7. mentinimalkan biaya produksi
8. memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja.
Secara umum terdapat tiga macam tipe layout, yaitu:
1. Layout Proses dan Fungsional
Mesin dan peralatan dengan fungsi yang sama disimpan dan ditata di lokasi tertentu
sesuai rencana proses. Desain ini cocok untuk bisnis yang memproduksi barang on
demand dimana terdapat banyak pesanan yang beragam, baik dari segi bentuk, kualitas,
maupun kuantitas.
2. Layout Produk
Mesin dan peralatan dikelompokkan menurut langkah-langkah yang diperlukan
untuk membuat suatu produk dalam rencana produk. Perusahaan yang memproduksi
secara kontinyu dalam volume besar harus menggunakan tata letak ini.
3. Layout Kelompok
Tata letak kumpulan mesin dan peralatan menggabungkan sejumlah komponen yang
didistribusikan serupa. Tata letak ini adalah kobinasi antara layout produk dan layout
proses.
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

A. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang lumayan penting untuk
kelayakan suatu usaha, sebab meski suatu usaha sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan
tanpa didukung dengan manajemen serta organisasi yang baik, bukan tidak bisa jadi akan
mengalami kegagalan. Baik dalam menyangkut SDM ataupun menyangkut rencana
perusahaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan dimana akan lebih mudah tercapai bila
memenuhi kaidah kaidah tersebut ataupun tahapan dalam proses manajemen. Adapun fungsi
fungsi dari aspek manajemen antara lain:
1. Perencanaan( Planning)
Perencanaan merupakan proses memastikan arah yang bakal ditempuh serta
aktivitas aktivitas yang dibutuhkan untuk menggapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Perencanaan ini ialah langkah dini saat sebelum melakukan fungsi- fungsi manajemen
yang lain yaitu menetapkan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh sekelompok orang
guna meraih tujuan yang digariskan oleh lembaga/ organisasi. Adapun 4 macam
pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:
a. Pendekatan Atas- Bawah( Top- Down). Pimpinan puncak membagikan pengarahan
serta petunjuk kepada pemimpin cabang ataupun sejenisnya untuk menyusun rencana
yang pada tahapannya bakal ditinjau serta dikoreksi oleh pimpinan puncak saat
sebelum disetujui untuk direalisasikan.
b. Pendekatan Bawah- Atas( Bottom- Up). Pemimpin puncak membagikan gambaran
suasana serta keadaan yang dialami organisasi termasuk mengenai misi, tujuan,
sasaran, dan sumber daya yang dipunyai.
c. Pendekatan Campuran. Pemimpin membagikan petunjuk perencanaan organisasi
secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya di serahkan kepada kreativitas
unit perusahaan di bawahnya dengan senantiasa mematuhi ketentuan yang ada.
d. Pendekatan Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan terbuat oleh sekelompok
tenaga pakar dalam perusahaan.
2. Pengorganisasian( Orgamizing)
Pengorganisasian merupakan proses mengelompokkan bermacam aktivitas
ataupun pekerjaan dalam unit unit. Tujuannya yaitu agar terata dengan jelas antara tugas,
wewenang, serta tanggung jawab dan jalinan kerja dengan sebaik mungkin dalam
bidangnya masing masing. Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya sturktur
organisasi sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
a. Struktur organisasi
Dalam perihal ini menjelaskan pembagian kegiatan kerja, dan mencermati hubungan
fungsi serta kegiatan tersebut hingga batasbatas tertentu. Terdapat 4 elemen dalam
struktur, ialah:
1) Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas- tugas perorangan dan
kelompok kerja di segala organisasi( pembagian kerja) serta penyatuan tugas-
tugas tersebut ke dalam unit kerja.
2) Standarisasi aktivitas, ialah prosedur yang digunakan organisasi untuk mengarah
kelayakdugaan( predictability) aktivitasaktivitasnya.
3) Koordinasi aktivitas, merupakan prosedur dalam memadukan fungsi- fungsi sub-
unit dalam organisasi.
4) Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang terletak dalam suatu
kelompok kerja.
b. Bentuk Organisasi
1) Organisasi Garis. Bentuk organisasi ini ialah bentuk yang sangat simpel. Cirinya:
a) Jumlah karyawan relatif sedikit.
b) Organisasi relatif kecil.
c) Karyawan saling mengenal secara akrab.
d) Spesialisasi kerja masih relatif rendah.
2) Organisasi Fungsional. cirinya yaitu bahwa tiap atasan memiliki wewenang untuk
memberikan perintah kepada tiap bawahan yang ada.
3) Organisasi Garis dan Staf. Di dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan
umumnya mendelegasikan wewenang kepada para staf sesuai dengan bidang
masing- masing.
4) Organisasi Gabungan. Mengenai kebaikan dan kelemahan bentuk organisasi
kombinasi ataupun gabungan ini hendak mengikuti kebaikan serta kelemahan
organisasi- organisasi yang dibawa dalam rangka penggabungan tersebut.
5) Organisasi Matriks. Dalam organisasi matriks, seseorang bawahan memiliki lebih
dari satu, misalnya 2 orang atasan, sehingga mereka di bawah 2 jalur wewenang
ataupun dengan kata lain memiliki 2 rantai perintah, yang satu secara vertical
(bertabiat fungsional).
c. Pelaksanakan/ Penggerakan( Actuating)
Melasanakan adalah proses untuk melaksanakan aktivitas ataupun
pekerjaan dalam organisasi. Dalam melaksanakan organisasi para pemimpin ataupun
manajer harus menggerakan bawahannya untuk menegrjakan pekerjaan yang sudah
ditentukan dengan metode memimpin, memeberi perintah, berikan petunjuk, serta
memberi motivasi.
1) Fungsi Penggerakan Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok yaitu:
a) Mempengaruhi seseorang( orang- orang) agar bersedia jadi pengikut.
b) Melaksanakan daya tolak pada seseorang( orang- orang).
c) Membuat seseorang ataupun orang- orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik.
d) Memperoleh, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas serta
organisasi tempat mereka bekerja.
e) Menanamkan, memelihara serta memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang- orang terhadap Tuhannya, negeri, serta masyarakat.
d. Pengawasan/ Pengendalian( Controling)
Pengawasan merupakan proses untuk mengukur serta menilai penerapan
tugas apakah sudah sesuai dengan rencana. Bila dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan, hingga akan segera dikendlikan sesuai dengan rencana yang disusun.
Dengan terdapatnya pengendalian ini diharapkan tujuan dicapai sesuai dengan sasaran
yang sudah ditetapkan.
1) Fungsi pokok pengendalian yaitu:
a) Menghindari tejadinya penyimpangan- penyimpangan atau kesalahan dengan
melaksanakan pengendalian secara rutin
b) Memperbaiki bermacam penyimpangan yang terjadi
c) Mendinamisasikan organisasi
d) Mempertebal rasa tanggung jawab
2) Jenis Pengendalian
a) Tata cara Pengendalian Pendahuluan: membutuhkan bermacam standar mutu
serta kuantitas yang layak dari berbagai masukan( input).
b) Tata cara Pengendalian Bertepatan( Concurrent Controls): membutuhkan
standar sikap, aktivitas serta penerapan dari aktivitas secara layak.
c) Tata cara Pengendalian Umpan Balik( Feedback Controls): membutuhkan
standar kuantitas serta mutu yang layak dari keluaran( output). Informasi itu
harus mencerminkan bermacam ciri dari keluaran( output).
B. Implikasi Pada SKB
Hasil studi aspek manajemen sebaiknya membagikan informasi dalam 2 aktivitas pokok,
ialah manajemen dalam pembangunan proyek bisnis serta manajemen dalam implementasi
bisnis teratur dalam perihal:
1. Perencanaan. Sebaiknya SKB bisa menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang
digunakan, dari sisi jangka waktu serta dari sisi tingkatan manajemen.
2. Pengorganisasian. Sebaiknya SKB bisa mengkaji apakah langkahlangkah
pengorganisasian di dalam 2 aktivitas pokok di atas dapat direncanakan serta
diperkirakan hendak berjalan dengan baik.
3. Penggerakan. Sebaiknya SKB bisa mengkaji fungsi manajemen yang lain, ialah
penggerakan( actuating), apakah layak ataupun tidak layak.
4. Pengendalian. Sebaiknya SKB sanggup mengkaji aspek pengendalian untuk kedua
kegiatan pokok ini, sehingga bisa diambil keputusan layak ataupun tidak seperti atas
aspek ini.
5. Mengakhiri pembangunan proyek. Sebaiknya SKB sanggup mengkaji supaya teknis
implementasi atas penyelesaian proyek, saat sebelum dilanjutkan pada implementasi
bisnisnya, bisa direncanakan dengan baik.
ASPEK LINGKUNGAN

A. Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bsisnis yang akan dijalankan,
namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat
maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari
adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis,
timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup
sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
B. Tujuan
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan kebutuhan
ide bisnis dan ide bisnis tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dampak negatifnya di wilayah tersebut.
Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional
2. Menganalisis kondisi lingkungan industri
3. Menganalisis lingkungan ekonomi
4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan
5. Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
bisnis terhadap lingkungan
C. Lingkungan Bisnis
Merupakan unsur yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku
bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
D. Lingkungan OperasionaL
Lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan.
Lingkungan operasional adalah lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas
perusahaan. Lingkungan operasional meliputi :
1. Lingkungan pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual produk, baik
berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki keuanggulan bersaing untuk dapat
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, analisis terhadap kelebihan dan kelemahan
pesaing dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam menentukan strategi
bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan
menggunakan matriks profil persaingan.
2. Lingkungan Pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan
merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena pelanggan sumber pendapatan.
Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional dilakukan dengan analisis reaktif dan
proaktif. Analisis reaktif adalah analisis masalah pelanggan setelah kejadian. Analisis
proaktif adalah memperkirakan kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Selain itu
dilakukan pula analisis segmentasi pelanggan untuk mengelompokkan pelanggan sesuai
dengan karakteristiknya.
3. Lingkungan Pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja,
keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok memegang peranan
yang sangat penting bagi kelancaran bisnis. Pemilihan pemasok dapat meningkatkan
keunggulan bersaing. Analisis pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional dapat
dilakukan dengan CPM antar pemasok.
4. Lingkungan Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memeiliki peranan yang penting dalam bidang
keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar permodal perusahaan berasal dari
kredit. Dalam memilih kreditor, perusahaan harus memperhatikan bunga dan persyaratan
kredit.
5. Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai adalah pelaku
yang menunjang tujuan perusahaan tercapai.
E. Lingkungan Industri
Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat persaingan dalam suatu
industri, yaitu Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke
pasar sehingga persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat
mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisis masing-masing sumber.
Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam satu
industri, yaitu :
1. Skala ekonomi
2. Diferensiasi produk
3. Persyaratan permodalan
4. Keunggulan biaya
5. Akses ke saluran distribusi
6. Kebijakan pemerintah
Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua kali jika :
1. Pemain lama memilki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang
balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran
distribusi pelanggan.
2. Pemain lama kemungkinan akan menurunkan harga untuk mempertahankan market
share atau karena industri keseluruhan kelebihan kapasitas.
3. Pertumbuhan industri yang lambat sebagai akibat masuknya pendatang baru atau
mungkin karena pengaruh kinerja keuangan kolega-kolega yang terlibat.
Pemasok akan memiliki kekuatan jika :
1. Pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan,
2. Produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari pengganti,
3. Produk pemasok sangat penting bagi pembeli,
4. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah industri
pembeli,
5. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.
Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika :
1. Pembeli terkosentrasi membeli dalam jumlah besar,
2. Produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensiasi
3. Produk yang dibeli dari industri mempunyai porsi yang signifikan dari biaya beli
sehingga tidak ada kenaikan harga atau perusahaan lain menawarkan harga yang lebih
murah akan segera berpindah
4. Produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil bagi pembeli
5. Produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki resiko keuangan yang tinggi
6. Produk yang ditawarkan industri dipandang tidak begitu penting bagi pembeli
7. Pembeli memilki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke industri
pemasok.
Ancaman produk pengganti akan kuat, jika :
1. Konsumen memiliki switching cost yang rendah sehingga mudah untuk berpindah ke
produk yang lain
2. Produk pengganti memiliki harga yang murah dengan kualitas yang sama atau lebih
tinggi
Intensitas rivalitas antarpemain dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk,
tingkat diferesiasi produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas terpasang. Semakin
besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas.
Semakin homogen produk, semakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan industri yang menurun
dan tingkat kapasitas terpasang yang besar akan mempengaruhi intensitas rivalitas
antarpelaku industri. Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada :
1. Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang
2. Pertumbuhan industri lambat
3. Produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost
yang rendah
4. Produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama
5. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan permintaan
dan penawaran dalam industri
6. Rintangan keluar yang tinggi
7. Pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.
F. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar operasional
perusahaan. Analisis ini digunakan untuk menyerang maupun bertahan terhadap faktor
lingkungan dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan
ancaman. Lingkungan jauh adalah sebagai berikut :
G. Lingkungan Ekonomi
Variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis diantaranya
adalah ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta
kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, tingkat pasar uang,
defisit anggaran pemerintah, produk domestik bruto, pola konsumsi, pengangguran, tingkat
produktivitas pekerja, nilai dollar di pasar dunia, kecenderungan pasar saham, kondisi
ekonomi luar negeri, faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan barang dan jasa, perbedaan
pendapatan antarnegara, fluktuasi harga, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta
kebijakan organisasi-organisasi dunia seperti MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), G20,
OPEC, WTO, APEC. Indikator yang digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonomi
adalah income per kapita, penyerapan tenaga kerja, peningkatan upah rata-rata, serta dampak
negatif bisnis bagi perekonomian di wilayah tersebut. Contoh pembangunan jembatan
Suramadu.
H. Lingkungan Sosial Budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk, jasa, pasar dan
pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai,
sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang
berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik.
Contoh : dibangunnya kawasan industri menarik tenaga kerja sehingga menimbulkan
keramaian.
I. Lingkungan Politik
Suatu negara yang kondisi politiknya tidak stabil memiliki resiko bisnis yang tinggi.
Faktor politik berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah,
seperti peraturan tentang perdagangan yang, undang-undang antitrust, program perpajakan,
UMR, kebijakan polusi, penetapan harga, peraturan perlindungan bagi pekerja.
J. Lingkungan Teknologi
Penemuan teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai pengaruh yang
dramatis terhadap perusahaan. Analisis terhadap perubahan teknologi sangat penting untuk
mengantisipasi peluang dan ancaman bisnis kondisi yang akan datang. Contoh : teknologi
internet berdampak pada peluang dan ancaman bisnis.
K. Lingkungan Ekologi
Lingkungan ekologi adalah hubungan antara manusia dan mahluk hidup lainnya dengan
udara, tanah, dan air, yang mendukung kehidupan mereka sebagai akibat adanya kegiatan
produksi. Contoh : Bisnis pembuatan tahu menghasilkan limbar cair yang sangat bau dan
mencemari air sungai.
L. Lingkungan Global
Era globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antarnegara yang semakin tidak
jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga perubahan perrekonomian suatu
negara berdampak terhadap perekonomian negara lain. Contoh : adanya krisis global
berakibat menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor.
ASPEK KEUANGAN

A. Pengertian Aspek Keuangan


Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana untuk
membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis tersebut mampu memberikan tingkat
pengempalian yang menguntungkan dengan berdasrkan asumsi-asumsi yang logis. Secara
spesifik kajian aspek keuangan dalam studi kalayakan bertujuan untuk:
1. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha
2. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan
3. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan
4. Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan
5. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan
6. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan
7. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis
8. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan berdasarkan
beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Average Rate of
Return (ARR).
B. Jenis-Jenis Biaya Usaha
Pemahaman tentang jenis-jenis biaya usaha dalam studi kelayakan bisnis digunakan untuk
memisahkan jenis-jenis biaya dalam perhitungan kelayakan finansial. Untuk menjalankan
usaha, anda memerlukan dua jenis biaya sebagai berikut:
1. Biaya investsi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka wakt lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa
yang akan datang. Contoh biaya investasi adalah
a. Biaya persiapan penyusunan kelayakan bisnis, perizinan, persiapan, perekrutan
karyawan dan pelatihan karyawan baru, biaya uji coba mesin dan peralatan;
b. Biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung
c. Biaya pembelian mesin dan peralatan
d. Biaya pembelian furnitur
e. Biaya pembelian kendaraan.
Selain untuk pembelian barang investasi yang telah disebutkan, investasi juga
diperlukan sebagai modal kerja. Modal kerja merupakan modal yang diperlukan
untuk belanja operasi sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian
bahan mentah, membayar upah, dimana dana yang dikeluarkan tersebut akan segera
kembali masuk ke perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan
produksi.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah semua biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan bisnis dapat
peroperasi atau berjalan secara normal. Contoh biaya operasional adalah
a. Biaya bahan, termasuk ddidalamnya biaya bahan baku, biaya bahan penolong;
b. Biaya bahan bakar misalnya solar, minyak tanah atau kayu bakar;
c. Biaya personal, termasuk didalamnya gaji, tunjangan dan bonus ;
d. Biaya lain-lain, termasuk didalamnya iuran listrik, air
Selain hal tersebut diatas, membagi biaya berdasarkan perilaku biaya yang terbagi
atas tiga golongan, yaitu biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variable :
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap dan konstan dalam
rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proposional ketika adanya
perubahan pada aktivitas, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Biaya yang berubah total menurut perbandingan yang searah dengan perbandingan
perubahan tingkat aktivitas.
2. Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan).
c. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel.
C. Jenis-Jenis Modal
Berikut ini merupakan jenis-jenis modal:
1. Modal asing
Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya
sementara bekerja dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan modal asing merupakan
utang yang harus dibayar kembali. Berdasarkan jangka waktunya modal asing atau
utang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Utang jangka pendek Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktu
pengembaliannya paling lama satu tahun. Jenis utang jangka pendek misalnya :
1) Kredit rekening koran,
2) Kredit dari penjual,
3) Kredit dari pembeli, dan
4) Kredi dari wesel.
b. Utang jangka menengah
Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari satu tahun dan kurang dari seuluh tahun. Jenis utang jangka menengah
misalnya: tearm loan, dan lease financing.
c. Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah utang jangka waktu
pengembaliannya lebih dari sepuluh tahun. Contoh jenis utang jangka panjang
misalnya : pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Modal sendiri dapat dibagi
dalam bentuk berikut:
a. Modal saham Saham merupakan tanda ikut ambil bagian atau peserta dalam suatu
Perseroan Terbatas (PT), jenis-jenis saham dapat berupa saham biaya, saham
preferen dan saham kumulatif preferen.
b. Cadangan Cadangan adalah keuntungan ang diperoleh perusahaan selama beberapa
waktu lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk dalam modal
sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan
cadangan umum.
c. Laba ditahan Keuntungan perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai dividen dan
sebagian dapat ditahan oleh perusahaan. Laba perusahaan yang ditahan perusahaan
yang sudah mempunyai tujuan disebut dengan cadangan, tetapi laba perusahaan
yang ditahan dan belum memiliki tujuan tertentu disebut dengan laba ditahan.
D. Penyusutan Aktiva Tetap
Metode penyusutan dalam aspek keuangan penting untuk menentukan metode penyusutan
dan menghitung nilai aktiva. Aktiva tetap yang digunakan akan mengalami pengurangan
fungsi karena faktor dipakai, umur dan kerusakan-kerusakanUntuk melakukan perhitungan
biaya penyusutan per periode akuntansi, informasi-informasi berikut sangat diperlukan.
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan adalah baya yang harus dikeluarkan untuk memperolehe dan
menempatkan aktiva tetap, termasuk didalamnya adalah biaya negosiasi, transportasi,
pemasang dan uji coba aktiva tetap.
2. Nilai sisa (residu)
Nilai sisa adalah jumlah yang dapat diterima bila aktiva yang sudah tidak dapat
digunakan dijual, ditukar atau cara-cara lain dikurangi biaya yang terjadi untuk menjual/
menurkarnya.
3. Umur ekonomis
Umur ekonomis merupakan taksiran umur suatu aktiva yang dinyatakan dalam suatu
periode waktu maupun satuan hasil produksi atau satuan jam kerja.
Beberapa metode dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan.
Pemilihan metode penyusutan harus mempertimbangkan berbagai keadaan. Metode-
metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah sebagai berikut:
1. Metode garis lurus (straight-line method) Metode ini mengasumsikan bahwa beban
penyusutan setiap periode adalah sama. Metode ini menggunakan asumsiasumsi
sebagai berikut:
a. Kegunaan ekonomis aktiva menurun secara proporsional setiap periode akuntansi
b. Biaya reparasi setiap periode akuntansi relatif tetap
c. Kegunaan ekonomis berkurang karena waktu
d. Penggunaan aktiva tiap periode akuntansi relatif sama
Harga Perolehan−Nilai Residu
Rumus : Penyusutan =
Umur Ekonomis
2. Metode jam jasa (Service-Hour Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa suatu aktiva akan lebih cepat rusak jika digunakan
sepenuhnya dibandingkan dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya. Rumus :
Harga Perolehan−Nilai Residu
Penyusutan =
taksiran Jam Kerja
3. Metode hasil produksi (Productive-Output Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa aktiva ditujukan untuk menghasilkan produk
sehingga metode penyusutan juga harus didasarkan pada produk yang dihasilkan
maka besarnya beban penyusutan tiap periode akuntansi dapat berbeda, mengikuti
jumlah produk yang dihasilkan.
Harga Perolehan−Nilai Residu
Rumus : Penyusutan =
Taksiran Hasil Produksi
4. Metode Beban berkurang (Reducing-Charge Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa biaya penyusutan pada tahun-tahun pertama lebih
kecil dibandingkan dengan beban-beban penyusutan pada tahun-tahun berikutnya.
Aktiva yang baru memeerlukan sedikit biaya perawatan dibandingkan dengan aktiva
yang telah tua.
a. Jumlah angka tahun (Sum Of Years-Digit Method)
Penghitungan biaya penyusutan metode ini dilakukan dengan cara mengalikan
bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan
dikurang nilai residu
b. Saldo menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun merupakan metode untuk menemukan beban dpresiasi
yang dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku investasi.
Karena nilai buku investasi menurun sebagai akibat beban penyusutan pada
periode sebelumnya maka beban depresiasi tiap tahun juga menurun. Besarnya
tarif penyusutan dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Rumus : Tarif Penyusutran = 1−


√ Nilai Residu
Harga Perolehan
c. Saldo menurun ganda (Double Declining Balance Method)
Metode ini merupakan metode penentuan depresiasi dengan beban depresiasi
setiap tahunnya menurun. Dasar yang digunakan dalam metode ini adalah
persentase dengan menggunakan metode garis lurus. Persentase total penyusutan
yang dihitungn dengan menggunakan garis lurus dikalikan dua dan setiap tahunnya
dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap.
d. Tarif menurun (Decline Rate On Cost Method)
Tarif menurun merupakan metode penentuan beban penyusutan dengan tarif (%)
yang senantiasa menurun. Besarnya penentuan penurunan tarif (%) setiap periode
dilakukan tanpa dasr yang pasti, hanya berdasarkan kebijakan pimpinan atau pihak
yang diberi wewenang dalam penentuan beban tarif. Besrnya tarif (%) yang
senantiasa menurun tersebut dikalikan dengan harga perolehan aktiva tetap setiap
tahun.
E. Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow)
Penilaian kelayakan investasi didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan pada
keuntungan. Hal ini disebabkan untuk menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan
harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan selalu dalam bentuk kas,
tetapi dalam keuntungan tersebut ada kas yang akan diinvestasikan kembali dan ada kas
yang akan diambil sebagai prive.
Rumus : ALiran kas masuk = laba setelah pajak + penyusutan
F. Analisis Kelayakan Investasi
sebelum melakukan analisa ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yaitu:
1. Penentuan biaya investasi dan biaya operasional
2. Membagi biaya variabel dan biaya tetap
3. Membuat asumsi:
a. Pertumbuhan pendapatan yang diinginkan
b. Rata-rata pertumbuhan inflasi
c. Rata-rata tingkat suku bunga kredit
4. Menentukan rugi laba
5. Menentukan proceeds dari rugi laba yang telah dihitung.
Setelah penentuan hal tersebut, analasis akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Metode Payback Period (PP)
Payback Period merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode
yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas
masuk (Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.
Investasi Kas Bersih
Rumus : Payback Period (PP) =
Aliran Kas Masuk Bersih Tahunan
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi kekurangankekurangan
yang terdapat pada metode Payback Period (PP). Metode Net Present Value merupakan
metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk
bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).
n
At
Rumus : Net Present Value (NPV) = ∑ t
t =0 (1+ k )

Keterangan:
k = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan
3. Metode Profitability Index (PI)
Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI)
merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas
bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays).
proceeds
Rumus : Profitability Index (PI) =
outlays
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk
menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua
aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada
prinsipnya metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang
sebenarnya.

[ ]
A1
n

Rumus : IRR = ∑ t
=0
t =0 (1+r )
Keterangan:
r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV dan proceeds sama dengan p.v. dari capital
outlays
At = Cash Flow untuk periode t
n = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
DAFTAR PUSTAKA

Aliefah, A. N., Eka, D., & Nandasari, A. (2022). Analisis Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek
Pemasaran Dan Keuangan Pada Kedai Olan’Z Food Kebumen. LABATILA: Jurnal Ilmu
Ekonomi Islam, 6(1), 40–56. https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab
Arianton, K., Meitriana, M. A., & Haris, I. A. (2019). Studi Kelayakan Usaha Budidaya Rumput
Laut Pada Kelompok Bina Karya Di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi , 11(2), 573–582.
Aziz, M. A., Winarni, & Simanjuntak, R. A. (2016). Studi Kelayakan Bisnis Tortilla Dengan
Pemanfaatan Rumput Laut Lokal Melalui Pendekatan Internal Bisnis (Studi Kasus Pada
IKM Berdikari Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah). Jurnal Revaksi, 4(2), 60–118.
Fauzi, P. M., Chumaidiyah, E., & Suryana, N. (2019). Analisis Kelayakan serta Perancangan
Aplikasi Website pada Startup Digital Creative Fotografi Berdasarkan Aspek Pasar, Aspek
Teknis, dan Aspek Finansial. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya,
5(2), 60–66. https://doi.org/10.30656/intech.v5i2.1589
GUSTI YUSMIANA, D. (2021). Aspek Pasar Pada Studi Kelayakan Bisnis. i – 13.
http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/gnsxz
Halim, I. (2021). Analisis Aspek Hukum Pada Studi Kelayakan Bisnis. Skripsi: UIN Alauddin
Makassa, 14.
Harahap, S. (2018). STUDI KELAYAKAN BISNIS Pendekatan Integratif. In FEBI UIN-SU
Press.
Huzain, H., Saputri, A. D., Rasyid, S. R., & Tsani, M. M. (2021). Aspek finansial. Uin Alauddin
Makassar, 90500120116, 1–21.
Irsan, I., & Permana, K. W. A. (2021). Pengaruh Aspek Pemasaran, Aspek Teknik, Dan Aspek
Keuangan Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pendapatan Peternak Walet Di Kecamatan
Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Forbiswira (Forum Bisnis Dan
Kewirausahaan) - Sinta 4, 10(2), 89–105. https://doi.org/10.35957/forbiswira.v10i2.800
Made, D. I. (2020). Studi Kelayakan Bisnis I. In Lembaga Penerbitan Universitas Nasional
(LPU-UNAS).
Munir, M., Saraswati, H, S. F., & Rifa’i, Y. (2019). STUDY KELAYAKAN BISNIS DALAM
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP M.Munir,SE.M.Si. Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 3(1), 46–
60.
Nurjanah, S. (2013). Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis pada PT Dagang Jaya Jakarta. The
Winners, 14(1), 20. https://doi.org/10.21512/tw.v14i1.641
Purnomo, R. A., Riawan, & Sugianto, L. O. (2017). Studi Kelayan Bisnis. In Jurnal Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Ramadhani, U., Mirnawati, Khelvin.k, & Kurniawan, I. (2021). Aspek Teknis dan Teknologi.
Jurnal Universitas Alauddin Makassar, 23.
https://files.osf.io/v1/resources/tz8nr/providers/osfstorage/61bed019d4108a02a2c00d0d?
action=download&direct&version=1
Ramadhona, I. (2021). Analisis Aspek Hukum Studi Kelayakan Bisnis. Program Studi
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Negeri
Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Razif, M. (2018). Peranan Aspek Lingkungan dalam Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas.
Jurnal Manejemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 2(2), 83–98.
https://doi.org/10.12962/j26151847.v2i2.4342
ROMAN, Y. S. (2019). Analisis Studi Kelayakan Investasi Hotel. 2002. http://e-
journal.uajy.ac.id/21028/
Suryana, D. (2013). Scanned by CamScanner ‫ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ‬. In A psicanalise dos contos de fadas.
Tradução Arlene Caetano.
Utomo, L. B. (2020). Aspek Pasar dan Pemasaran. Academia.Edu, 1–13.
https://www.academia.edu/12712352/ASPEK_PASAR_DAN_PEMASARAN
Widyastuti, M. (2011). Strategi Diferensiasi: Mencapai Keunggulan Kompetitif yang
Sustainable. BIP’s JURNAL BISNIS PERSPEKTIF, 3(2), 109–120.
https://doi.org/10.37477/bip.v3i2.287
Yuniar, V., Br Bangun, C. F., Bugis, S. W., & Suhartini, S. (2022). Analisis Studi Kelayakan
Bisnis pada Pengembangan UMKM Usaha Tahu dan Tempe di Desa Pondok Jeruk
Ditinjau  dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan. Transformasi
Manageria:   Journal of Islamic Education Management, 2(2), 142–151.
https://doi.org/10.47467/manageria.v2i2.929

Anda mungkin juga menyukai