Anda di halaman 1dari 7

Membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-


DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin Usaha
Perdagangan ( SIUP ) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan yang
dikeluarkan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan
tempat atau domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada para wirausaha baik
perseorangan, CV, PT, BUMN, firma, ataupun koperasi.

SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


SIUP Kecil
SIUP Menengah
SIUP Besar
Proseder permohonan SIUP
Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
Permohonan SIUP besar
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
antara lain :
1. Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan
2. Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy KTP pemilik
5. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha ( SITU )
6. Fotocopy Kartu Keluarga
7. Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan
8. Fotocopy surat kontrak atau sewa
9. Foto direktur utama atau pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4
10. Neraca perusahaan
Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun
pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak ( NPWP ) . Apabila omset
penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu diwajibkan
mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dan akan diberikan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ( NPPKP ). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke
Kantor Pelayanan Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16
Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Cara membuat NPWP secara langsung dapat dilakukan dengan mendatangi Kantor
Pelayanan Pajak (KPP). Persyaratan dokumen yang harus dibawa sama seperti pada pendaftaran
online. Ada dua metode yang dapat Anda gunakan untuk pendaftaran offline, yaitu:

1. Mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Anda dapat langsung datang ke KPP terdekat dari tempat Anda berdomisili dengan
membawa berkas persyaratan yang dibutuhkan. Bagi Anda yang alamat domisilinya berbeda
dengan yang tertera di KTP, Anda perlu mempersiapkan juga surat keterangan tempat tinggal
dari kelurahan tempat Anda berdomisili.

Semua dokumen persyaratan difotokopi, kemudian Anda lengkapi dengan formulir


pendaftaran Wajib Pajak yang sudah diisi dengan benar dan lengkap serta ditandatangani.
Formulir ini akan Anda peroleh dari petugas pendaftaran di KPP. Selanjutnya serahkan berkas
tersebut ke petugas pendaftaran. Anda akan mendapatkan tanda terima pendaftaran Wajib Pajak
yang menunjukkan bahwa Anda sebagai Wajib Pajak telah melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan NPWP.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari kerja,
dan tidak dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat Anda melalui Pos
Tercatat.

2. Melalui Jasa Pos atau Ekspedisi


Metode ini bisa Anda pilih jika lokasi KPP terlalu jauh dari tempat Anda. Anda bisa
mendatangi kantor pos atau jasa ekspedisi terdekat, dan di sana Anda tinggal mengisi formulir
pendaftaran sekaligus mengirimkannya dengan melampiri dokumen persyaratan yang telah Anda
siapkan.

NPWP Pribadi, Peran Aktif Masyarakat

Selain peran aktif dari aparat perpajakan untuk mendekatkan pajak kepada masyarakat,
masyarakat sendiri juga perlu berperan aktif dalam mencari informasi tentang pemenuhan
kewajiban perpajakannya. Peran aktif masyarakat ini dapat diawali dengan mencari informasi
tentang NPWP Pribadi seperti ini. Dengan adanya berbagai pilihan kemudahan untuk membuat
NPWP Pribadi, tidak ada alasan lagi bagi Anda sebagai bagian dari masyarakat Indonesia untuk
tidak memilikinya. Jadi, tunggu apa lagi?
Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) adalah daftar catatan resmi sebagai bukti bahwa
perusahaan atau badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD ( Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang ) , akta pendirian perusahaan yang memuat anggaran dasar
yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili perusahaan,
kemudian diumumkan melalui Berita Negara.
Hal-hal yang perlu di daftarkan
v Akta pendirian perusahaan
v Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia
v Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan ( TDP )
1. Permohonan Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) yang berupa PT dan yayasan harus
mendapatkan pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri Hukum dan
hak Asai Manusia terlebih dahulu.
2. Perusahaan mengambil formulir permohonan TDP
3. Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat Keputusan
Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.
4. Petugas kantor pendaftaran perusahaan
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) antara
lain:
1. Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV) atau Firma (Fa) dan Koperasi
adalah sebagai berikut.
a) Formulir Isian
b) Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
c) Fotocopy Pengesahan Akta
d) Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian
e) Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
f) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
g) Nomor Pokok Wajib Pajak
h) Fotocopy SIUP
i) Fotocopy KTP
j) Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan
k) Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi
l) Bukti setor biaya administrasi
m) Fotocopy paspor jika pemilik WNA

2. Perusahaan Perorangan ( PO )
a) Formulr Isian
b) Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c) Fotocopy SIUP
d) Fotocopy KTP penanggung jawab
e) Fotocopy NPWP
f) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)
g) Membuat Nomor Rekening Perusahaan

Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa


presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal berikut ini :
Membuat nomor rekening atas nama perusahaan
Melakukan setoran modal
Menyerahkan bukti setoran
Membuat AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL) adalah hasil kajian mengenai dampak
besar dan penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang
digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di
indonesia.
AMDAL digunakan untuk :
1. memberikan masukan terhadap penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat
3. Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.
4. Membantu proses pengambilan keputusan
5. Memberikan masukan terhadap penyusunan desain

Dasar Hukum AMDAL


Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah :
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem.
Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.
2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.
Pedoman Pelaksanaan AMDAL
a) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 mengenai penyusunan
AMDAL harus menggunakan pedoman Penyusunan AMDAL.
b) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang daftar
kegiatan wajib AMDAL.
c) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002
d) Kewenangan Penilaian didasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
no. 40 Tahun 2000 tantang pedoman tata kerja komisi penilaian AMDAL.

Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL


Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy NPWP, TDP,
KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai