Anda di halaman 1dari 12

.

Administrasi Usaha

Adiministrasi secara sempit diartikan sebagai ketatausahaan, yang meliputi menghimpun informasi, mengolah
data, memperbanyak atau menggandakan data, menyimpan / mengarsip data yang penting dan memusnahkannya.
Sedang secara luas, administrasi diartikan sebagai proses kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Administrasi juga meliputi organisasi, manajemen, komunikasi, kepegawaian,
keuangan, perbekalan, tata usaha atau bias dikatakan administrasi berfungsi sebagai penunjung pencapaian tujuan
usaha. Administrasi yang berkaitan dengan dunia usaha berupa pengurusan kelengkapan perijinan usaha, surat
menyurat, pencatatan transaksi keuangan, pengurusan pajak dan sebagainya.

Perizinan Usaha

Perizinan usaha / perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang
atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. Adapun maksud
dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasan
dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha.

a. Izin prinsip yaitu persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat untuk perusahaan industri.
b. Izin penggunaan tanah yaitu izin yang dikeluarkan oleh kantor agraria Pemda setempat berkenaan dengan
masalah pembebasan tanah
c. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) yaitu izin yang dikeluarkan oleh Pemda, dalam hal ini oleh Dinas
Pengawasan Pembangunan. Bangunan yang didirikan harus sesuai dengan gambar yang direncanakan.
d. Izin gangguan / Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) yaitu izin yang dikleuarkan oleh bagian Undang-undang
Gangguan Pemda setempat.
e. Suart Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) yaitu surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan dan
Koperasi.
f. Wajib Daftar Perusahaan yaitu surat yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan.

Akta Pendirian

Langkah pertama untuk mendirikan usaha / perusahaan yang bersifat formal adalah membuat akta pendirian
perusahaan yang dilakukan di depan lembaga resmi. Akta pendirian perusahaan dibuat di depan notaris, antara lain
akan tercantum :

a. Tanggal pendirian perusahaan


b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besarnya modal usaha
g. Kepengurusan dan tanggung jawab anggota pendiri usaha
h. Tahun buku dsb
Akta pendirian dibubuhi materai, ditandatangani pendiri perusahaan, saksi dan notaris dan didaftarkan ke
pengadilan negeri setempat oleh notaris.
Surat Izin Tempat usaha ( SITU )

Untuk menyelenggarakan usaha diperlukan tempat usaha yang memadai dan sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang gangguan maka diperlukan SITU, yang dikeluarkan oleh Pemda setempat.

Syarat – syarat permohonan SITU :

a. fotocopy akta pendirian perusahaan


b. denah tempat kedudukan usaha
c. surat persetujuan / tidak keberatan dari tetangga yang diketahuai oalh ketua RT, RW, lurah dan camat.
d. fotocopy KTP
e. surat bukti lunas PBB
SITU dikeluarkan untuk menjaga ketertiban, memberi kesempatan yang sama untuk menciptakan peluang kerja
dan demi terwujudnya keindahan tata kota.

Guna SITU adalah untuk menciptakan keseimbangan perekonomian dan perdagangan di tengah, masyarakat serta
untuk memudahkan dalam pengendalian pembayaran pajak dan administrasi lainya.

Tanda daftar Usaha Perdagangan ( TDUP )

Merupakan surat tanda daftar untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan yang diberikan kepada
perusahaan yang seluruh investasinya, diluar tanah dan bangunan bernilai sampai dengan Rp. 200.000.000,- (
golongan usaha kecil ). Sedang untuk perusahaan golongan usaha menengah ke atas atau yang investasi
keseluruhannya di luar tanah dan bangunan bernilai diatas Rp 200.000.000,- untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP )

Surat Izin Usaha Perdagangan

Yang mengeluarkan SIUP tergantung besar kecilnya perusahaan. Untuk perusahaan kecil dan menengah SIUP
dikeluarkan atas nama mentri Oleh Kepala Kantor Departemen Perdagangan Tingkat II dan masa berlakunya
tidak terbatas selama perusahaan berjalan, sedangkan untuk perusahaan besar SIUP dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Tingkat I atas nama mentri. Dan masa berlakunya 5 tahun dan dapat
diperpanjangan.

Dokumen yang harus disiapkan untuk pengurus SIUP tergantung pada jenis perusahaannya.

1. Perusahaan yang berbentuk PT, syaratnya :


a. Salinan Akta pendirian Notaris
b. Salinan Pengesahan anggaran dasar dari Departemen Kehakiman
c. Salinan pendaftaran akta pendirian pada panitera setempat
d. Salinan berita Negara tentang pendirian PT
e. Salinan risalah RUPS tentang pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris
f. Salinan SITU
g. Salinan KTP penanggung jawab
h. Salinan SK ganti nama dari penanggung jawab perusahaan yang dikeluarkan oleh Mentri Kehakiman /
Kepala Daerah Tingkat II apabila ganti nama
i. Pas foto 2 lb 3X4 dari penanggung jawab
j. Salinan Sk Direksi dan persetujuan Dewan Komisaris mengenai pendirian Cabang / perwakilan dan
Nomor SIUP dari perusahaan setempat

2. Perusahaan berbentuk Firma ( Fa )


a. Salinan Akta pendirian Notaris
b. Salinan pendaftaran akta pendirian pada panitera setempat
c. Salinan berita Negara tentang pendirian Firma
d. Salinan SITU
e. Salinan KTP penanggung jawab
f. Salinan SK ganti nama dari penanggung jawab perusahaan yang dikeluarkan oleh Mentri Kehakiman /
Kepala Daerah Tingkat II apabila ganti nama
g. Pas foto 2 lb 3 X 4 dari penanggung jawab
3. Perusahaan berbentuk CV
a. Salinan Akta pendirian Notaris
b. Salinan pendaftaran akta pendirian pada panitera setempat
c. Salinan berita Negara tentang pendirian CV
d. Salinan SITU
4. Perusahaan berbentuk perseorangan
a. Salinan KTP dari pemilik
b. Salinan SITU dari Pemda TK II sepanjang ketentuan – ketentuan gangguan ( HO ) mewajibkan
c. Pas foto 2 LB 3 X 4 dari penanggung jawab / pemilik
5. Perusahaan yang berbantuk koperasi
a. Koperasi yang kegiatan usahanya lebih dari 1 Propinsi / Daerah TK I :
1) Salinan Syarat pendirian Koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi
2) Salinan surat keterangan dari Direktorat Jendral Koperasi tentang :
- Nama dan jabatan Pengurus
- Nama Manajer
- Nomor badan hukum
- Jenis kegiatan dan domisili
b. Koperasi yang kegiatan usahanya didalam Daerah Propinsi / Daerah TK I yang mencakup beberapa
Kabupaten / Daerah TK II :
1) Salinan Syarat pendirian Koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi
2) Salinan surat keterangan dari Kantor Koperasi tentang :
- Nama dan jabatan Pengurus
- Nama Manajer
- Nomor badan hukum
- Jenis kegiatan dan domisili
c. Koperasi yang kegiatan usahanya di dalam daerah Kabupaten / Daerah TK II yang mencakup beberapa
Kabupaten / Daerah TK II :
1) Salinan Syarat pendirian Koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi
2) Salinan surat keterangan dari Kantor Koperasi tentang :
- Nama dan jabatan Pengurus
- Nama Manajer
- Nomor badan hukum
- Jenis kegiatan dan domisili
6. Perusahaan yang berbentuk Perusahaan Perseroan ( PERSERO )
a. Salinan peraturan pemerintah tentang penyertaan modal
b. Salinan SK Mentri Keuangan tentang pendirian Perusahaan Perseroan
c. Salinan Akta Notaris tentang pendirian Perusahaan Perseroan
d. Salinan surat pengesahan Anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman
e. Salinan Berita Negara tentang pendirian Perusahaan Perseroan ybs
f. Salinan surat tentang pendaftaran akta pendirian perusahaan pada paniter Pengadilan Negeri setempat
7. Perusahaan yang berbentuk Perusahaan Daerah
a. Salinan Peraturan daerah tentang pembentukan perusahaan
b. Salinan SK Mentri, apabila perusahaan ybs merupakan bekas perusahaan Belanda
c. Salinan SK tentang pelimpahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah daerah sebagai pelaksana PP
No. 7 Tahun 1964 apabila perusahaan tersebut merupakan pelimpahan dari pusat
d. Salinan Akta pendirian yang dibuat Notaris

Nomor Pokok Wajib Pajak

NPWP adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak.

Syarat – syarat untuk memperoleh NPWP adalah :

a. fotocopi akta pendirian


b. fotocopi surat izin tempat usaha ( SITU )
c. fotocopi KTP atau SIM atau paspor salah seorang pengurus
d. surat kuasa ( bagi yang diwakilkan )

NRP ( nomor Register Perusahaan )

Syarat – syarat untuk memperoleh NRP adalah:

a. Fotocopi KTP
b. fotocopi akta pendirian usaha
c. fotocopi surat izin tempat usaha ( SITU )
d. fotocopi NPWP

NRB ( Nomor Rekening Bank )

Syarat – syarat untuk memperoleh NRB adalah:

a. Fotocopi KTP
b. Contoh tanda tangan pemimpin dan bendahara
c. tanda bukti setoran
d. lembar pembentukan setoran

ANDAL ( analisis Dampak Lingkungan )

ANDAL diperlukan untuk menjaga agar lingkungan tempat usaha bebas dari pencemaran limbah.
Syarat – syarat untuk memperoleh ANDAL adalah:

a. Fotocopi KTP penanggung jawab perusahaan


b. fotocopi akta pendirian usaha
c. fotocopi surat izin tempat usaha ( SITU )
d. fotocopi NPWP
e. fotocopi NRP
f. fotocopi denah lokasi yang menimbulkan dampak lingkungan.

Tugas :

Diskusikan dengan temanmu apakah setiap perusahaan perlu mempunyai surat izin usaha !

Rangkuman :

Secara sempit administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi,
mengolah data, memperbanyak atau menggandakan data, menyimpan / mengarsip data yang penting dan
memusnahkannya. Sedang secara luas, administrasi diartikan sebagai proses kerja sama yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Izin usaha yang diperlukan oleh perusahaan :

 Akta pendirian • NRP


 SITU • NRB
 SIUP • TDP
 NPWP • ANDAL

PROSEDUR PERMOHONAN IZIN USAHA

A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat melaksanakan pengajuan ijin usaha

B. Uraian Materi
1. Prosedur Permohonan Izin Usaha
Perizinan usaha dagang adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan izin-izin
usaha perdagangan. Pada dasarnya setiap aktivitas perusahaan selalu ditunjukan untuk memperoleh keuntungan.
Untuk memperoleh keuntungan, setiap perusahaan harus pandai mengelola usaha dengan manajemen yang baik.
Untuk memperlancar pengelolaan usaha, setiap pengusaha diwajibkan mengurus surat izin dari instansi
pemerintah terkait.
Di dalam membantu perkembangan usaha perdagangan, pemerintah daerah banyak membantu
memberikan kemudahan di dalam urusan surat-surat izin usaha. Bagi pemerintah sendiri, perizinan usaha
perdagangan sangat penting untuk mengetahui perkembangan tentang dunia usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia.
Sebagai tindak lanjut Inpres Nomor 5 Tahun 1984 tentang penyerdehanaan dan pengendalian perizinan di
bidang usaha, telah diterbitkan SK Menteri Perdagangan Nomor 1458/KP/XII/1984, pada tanggal 19 Desember
1984. Begitu pula Inpres Nomor 4 Tahun 1985 banyak sekali pengaruhnya dalam bidang perdagangan barang
dan jasa. Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan di dalam bidang
perizinan usaha, berarti Pemerintah Daerah turut serta meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam
perdagangan.
Peraturan-peraturan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pemberian surat-surat izin usaha dalam
bidang perdagangan, antara lain sebagai berikut.

a. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)


1) Ketentuan-ketentuan pokok SITU
Untuk kelancaran usaha, setiap pengusaha perlu mengurus Surat Izin Tempat Usaha. Surat Izin
Tempat Usaha dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II, sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-
Undang Gangguan (HO) mewajibkannya. Adapun prosedur pengurusan Surat Izin Tempat Usaha,
diantaranya :
 Terlebih dahulu meminta izin para tetengga di sekitarnya, kiri-kanan dan depan-belakang
 Jika sudah memperoleh izin dari tetangga dan sudah diketahui oleh RT,RW, selanjutnya diteruskan
ke kelurahan dan kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha.
 Permohonan surat izin dari tetangga yang sudah diketahui oleh Lurah dan Camat, akhirnya diurus
ke Kotamadya/Kabupaten untuk memperoleh Surat Izin Tempat Usaha. SITU setiap tahun sekali
dilakukan registrasi (daftar ulang)
 Membayar biaya izin dan leges

2) Syarat-syarat yang tertuang dalam SITU


Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha / pemilik / pengurus yang bersangkutan wajib
mentaati syarat-syarat sebagai berikut.
a. Keamanan
1) Dalam perusahaan harus disediakan alat pemadam kebakaran
2) Perusahaan yang kegiatannya menyediakan bahan-bahan yang mudah terbakar, harus
menyimpan barang-barang tersebut dengan aman
3) Bangunan perusahaan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak mudah terbakar
4) Harus mengikuti dan mentaati Undang-Undang Keselamatan Kerja

b. Kesehatan
1) Harus memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan
2) Harus menyediakan tempat kotoran/sampah yang tertutup
3) Harus mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup
4) Harusmenyediakan alat-alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

c. Ketertiban
1) Harus menjaga ketertiban
2) Kegiatan perusahaan hanya dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah daerah
3) Melebihi ketentuan jam kerja, dapat dilakukan dengan izin khusus
4) Dilarang menyimpan barang-barang di pinggir jalan umum
5) Penggunaan bangunan usaha harus sesuai dengan peraturan pemerintah daerah tempat
perusahaan tersebut berdomisili
d. Syarat-syarat lain
1) Perusahaan diwajibkan untuk mengutamakan tenaga kerja dari penduduk di sekitarnya yang
mempunyai KTP
2) Harus menjaga keindahan lingkungan dan mengadakan penghijauan
Seperti kita ketahui bahwa perusahaan yang melanggar syarat-syarat tersebut diatas, berakibat
SITU-nya akan dicabut dan dikenakan tindakan ditutupnya perusahaan. SITU pada umumnya diberikan
dalam jangka waktu 3 tahun terhitung mulai tanggal permohonan, dan selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum jangka waktu tersebut berakhir harus mengajukan perpenjangan.

b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


1) Ketentuan umum SIUP
SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha
untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan kepada para
pengusaha baik perorangan, Firma,CV,PT,Koperasi,BUMN, dan sebagainya.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. SIUP
perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan ditanda tangani oleh Kepala Kantor Perdagangan
Daerah Tingkat II atas nama Menteri. Sedangkan SIUP perusahaan besar diterbitkan dan
ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Daerah Tingkat I atas nama
Menteri.
SIUP perusahaan kecil dan menengah masa berlakunya tidak terbatas selama perusahaan yang
dimilikinya masih menjalankan kegiatan usahanya. Sedangkan SIUP bagi perusahaan besar,
mempunyai masa berlaku 5 tahun, berdasarkan tempat kedudukan perusahaan serta berlaku untuk
melakukan kegiatan perdagangan dalam negeri diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UKM perusahaan dapat dibedakan menjadi :
(a) Perusahaan kecil yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto) di bawah Rp 50.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah) sampai Rp500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk
tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan sebesar Rp 300.000.000,00 ( tiga ratus
juta rupiah ) sampai Rp 2.500.000.000,00 ( dua koma lima milyar rupiah )
(b) Perusahaan menengah yang mempunyai modal dan kekeyaan bersih (netto) Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) sampai Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan sebesar Rp 2.500.000.000,00 (dua
koma lima milyar rupiah ) sampai Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah )
(c) Perusahaan besar yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto) di atas Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah )
2) Kewajiban Pemilik SIUP
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kewajiban yang dibebankan kepada pemilik SIUP di
antaranya sebagai berikut.
a) Pemilik SIUP wajib melapor kepada :
(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP, apabila
perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai
dengan pengembalian SIUP
(2) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat, mengenai:
(a) Pembukaan cabang/perwakilan perusahaan
(b) Penghentian kegiatan atau penutupan cabang/perwakilan perusahaan
b) Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan oleh
Menteri atau pejabat berwenang
c) Perusahaan wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(1) Warna putih untuk perusahaan kecil
(2) Warna biru untuk perusahaan menengah
(3) Warna kuning untuk perusahaan besar
Agar lebih jelas, di bawah ini dimuat contoh Surat Izin Usaha Perdagangan, sebagai berikut:

3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


Setiap wajib pajak harus mendaftarkan dirinya pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap wajib pajak yang tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan
dalam pasal 39 Undang-Undang, Nomor 6 tahun 1983.
Pada umumnya yang diwajibkan untuk mendaftarkan dan mendapatkan NPWP adalah setiap wajib
pajak yang meliputi :
(a) Setiap badan usaha yang menjadi subyek pajak penghasilan yaitu PT, CV, Firma, BUMN, Koperasi
(b) Setiap wajib pajak orang pribadi pajak penghasilan yang mempunyai penghasilan netto di atas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang mulai
berlaku 2016-2019 besarnya adalah
 Rp 54.000.000,00/tahun untuk diri wajib pajak
 Rp 4.500.000,00/tahun untuk wajib pajak yang kawin
 Rp 4.500.000,00/tahun untuk setiap orang keluarga sedarah dan anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, maksimal 3 orang
(c) Setiap wajib pajak harus mengisi Surat Pemberitahuan, menandatangani dan menyampaikan ke
Direktorat Jenderal Pajak (Kantor Pelayanan Pajak/KPP) dalam wilayah pajak bertempat tinggal
atau berkedudukan. Pada umumnya, setiap orang yang mempunyai NPWP wajib mengisi dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Apabila SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak
sesuai dengan batas waktu sebagaimana yang ditentukan tersebut, dikenakan sanksi administrasi
sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). Pengisian SPT harus dilakukan secara benar, jelas,
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan harus disampaikan kepada Kantor Pelayanan
Pajak tepat pada waktunya.
(d) Setiap wajib pajak harus mengambil sendiri SPT yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak, mengisi, menghitung dan memperhitungkan sendiri pajak yang terhutang dalam satu masa
pajak dan menyampaikan SPT yang telah diisi dan ditandatangani tersebut kepada Direktorat
Jenderal Pajak/ Kantor Pelayanan Pajak setempat dalam batas waktu yang telah ditentukan.

4) NRP (Nomor Registrasi Perusahaan)


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1982, setiap Perusahaan wajib mendaftarkan
perusahaannya, agar mempunyai Nomor Registrasi Perusahaan (NRP) yaitu bentuk nomor tanda daftar
dalam dokumen Departemen Perdagangan.
a) Prosedur permohonan NRP
(1) Perusahaan mendaftarkan diri ke Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Propinsi atau
Kabupaten atau Kotamadya
(2) Mengisi formulir permohonan model G (seperti formulir permohonan SITU)
(3) Mengajukan permohonan ke kantor yang dituju sesuai dengan prosedur dalam permohonan
SITU
b) Ketentuan Umum
(1) Daftar Perusahaan tidak berlaku apabila terjadi hal-hal berikut :
 Perusahaan menghentikan segala kegiatan usahanya
 Perusahaan berhenti pada saat akta perndiriannya kadaluarsa
 Perusahaan dihentikan usahanya berdasarkan suatu putusan Pengadilan Negeri yang telah
memiliki kekuatan hokum yang tetap
(2) NRP merupakan nomor tanda daftar perusahaan di Departemen Perdagangan
(3) NRP ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan tingkat I yang
diwakili oleh Kepala Kantor Departemen Perdagangan tingkat II
c) Dokumen permohonan NRP
(1) Salinan Akta pendirian atau Akta perubahan yang terakhir
(2) Salinan SITU dan surat keterangan lain dari instansi yang berwenang
(3) Salinan Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga atau PASPOR
(4) Salinan kartu NPWP kantor pusat (yang berstatus cabang)

Setelah perusahaan mendapatkan NRP, maka perusahaan memiliki kewajiban untuk


menunjukkan dan menempatkan NRP di tempat yang mudah dilihat oleh orang lain, secara umum NRP
akan dicantumkan di bawah nama perusahaan dan alamatnya, yaitu di papan nama perusahaan yang
berada di pinggir jalan.

5) NRB (Nomor Rekening Bank)


a) Ketentuan Umum
(1) NRB merupakan nomor rekening yang digunakan untuk kegiatan transaksi yang melibatkan
pihak bank
(2) Nomor rekening untuk perusahaan minimal 2 nomor rekening, yaitu:
(a) Bendahara
(b) manajer
(c) sedang untuk perorangan hanya yang bersangkutan saja.
b) Dokumen Permohonan NRB
(1) Salinan Kartu Tanda Penduduk atau SIM atau Penanggung jawab
(2) Kartu contoh tanda tangan Pimpinan Perusahaan dan Bendahara
(3) Tanda setoran
(4) Lembar Pemberitahuan Setoran

6) AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


a) Pengertian AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyusunan
analisis mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau kegiatan terpadu/ multisektor.
Dengan perkataan lain, AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan
sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan dalam AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan). Dampak penting menurut penjelasan Pasal 16 ditentukan antara lain oleh :
(1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
(2) Luas wilayah persebaran dampak
(3) Lamanya dampak berlangsung
(4) Intensitas dampak
(5) Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak
(6) Sifat komulatif dampak tersebut

Adapun yang mendasari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di antaranya :


(1) Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
(2) Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
(3) Undng-undang No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(4) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
(5) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(6) Keputusan Presiden RI No. 23 Tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(7) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No.B.2335/MENLH/12/93,
No.B.2347/MENLH/12/93, tentang Konsep Kriteria Kegiatan Wajib AMDAL.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Dampak


Lingkungan Nomor: 11/MENLH 3/94, Tanggal 19 Maret 1994 bahwa bidang usaha yang harus
memperhatikan AMDAL, diantaranya:
(1) Bidang Pertambangan dan Energi
(2) Bidang Kesehatan
(3) Bidang Pekerjaan Umum
(4) Bidang Pertanian
(5) Bidang Parpostel
(6) Bidang Transmigrasi dan Pemukiman
(7) Bidang Perindustrian
(8) Bidang Perhubungan
(9) Bidang Perdagangan
(10) Bidang Pertahanan dan Keamanan
(11) Bidang Pengembangan Tenaga Nuklir
(12) Bidang Kehutanan
(13) Bidang Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun
(14) Bidang Kegiatan Terpadu/Multisektor

2. Mempersiapkan Dokumen-Dokumen Perusahaan untuk Mungurus Surat Izin


a. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengurusan SITU antara lain :
1) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2) Pas foto 2lembar ukuran 3X4 dari penanggung jawab/pemilik
3) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris, terutama bagi perusahaan yang berbadan hokum seperti
CV, FIRMA, BUMN, BUMD, Perseroan, Koperasi, dan sebagainya
4) Surat Lunas PBB

b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengurusan SIUP, tergantung pada jenis
perusahaannya, yaitu :
1) Perusahaan yang berbentuk PT
Untuk perusahaan yang berbentuk PT, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP antara lain :
(a) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris
(b) Salinan pengesahaan Anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman
(c) Salinan pendaftaran Akta Pendirian pada keputusan pengadilan setempat
(d) Salinan Berita Negara tentang pendirian Perseroan Terbatas
(e) Salinan risalah Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pengangkatan Direksi dan Dewan
Komisaris
(f) Salinan SITU dari Pemerintah Daerah
(g) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penanggung jawab
(h) Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggung jawab perusahaan, yang dikeluarkan oleh
Menteri Kehakiman/ Kepala daerah Tingkat II (apabila ada pengganti nama)
(i) Pas foto 2lembar ukuran 3X4 dari penanggung jawab
(j) Salinan Surat Keputusan Direksi dan persetujuan Dewan Komisaris mengenai pendirian
cabang/Perwakilan dan Nomor Surat Izin Usaha Perdagangan dari perusahaan setempat

2) Perusahaan yang berbentuk CV


Untuk perusahaan yang berbentuk CV, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP antara lain :
a) Salinan Akta Pendiriian yang dibuat Notaris
b) Salinan surat tentang pendaftaran Akta Pendirian pada kepaniteraan Pengadilan Negeri
setempat
c) Salinan Berita Negara tentang pendirian CV yang bersangkutan
d) Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II

3) Perusahaan yang berbentuk Firma (Fa)


a) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris
b) Salinan surat tentang Pendaftaran Akta Pendirian pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
c) Salinan Berita Negara tentang pendirian Firma
d) Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II
e) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penanggung jawab/pemilik
f) Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggung jawab/pemilik perusahaan, yang
dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman/Kepala Daerah Tingkat II (apabila ada penggantian
nama)
g) Pas foto 2 lembar ukuran 3X4 dari penanggung jawab/pemilik

4) Perusahaan yang berbentuk Perorangan


Untuk perusahaan perseorangan, dokumen-dokumen yang perlu di persiapkan dalam
pengurusan SIUP antara lain :
a) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari pemilik
b) Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II, sepanjang ketentuan-
ketentuan Udang-Undang Gangguan (HO) mewajibkan
c) Pas foto 2 lembar ukuran 3X4 dari penanggung jawab/pemilik

5) Perusahaan yang berbentuk koperasi


Untuk perusahaan yang berbentuk koperasi, dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP tergantung pada luas wilayah operasionalnya.
a) Koperasi yang kegiatannya lebih dari 1 (satu) Propinsi/Daerah Tk I
(1) Salinan surat pendirian Koperasi dari Direktorat Jenderal Koperasi
(2) Salinan surat keterangan dari Direktorat Jenderal Koperasi tentang:
(a) Nama dan Jabatan Pengurus
(b) Nama Manager
(c) Nomor Badan Hukum
(d) Jenis kegiatan dan Domisili

b) Koperasi yang kegiatannya didalam daerah Propinsi/Daerah Tk I yang mencakup beberapa


Kabupaten/Daerah Tk II
(1) Salinan surat pendirian koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi
(2) Salinan surat keterangan dari Kantor Koperasi tentang :
(a) Nama dan Jabatan Pengurus
(b) Nama Manager
(c) Nomor Badan Hukum
(d) Jenis kegiatan dan Domisili
c) Koperasi yang kegiatannya didalam daerah Kabupaten/Daerah Tk II
1) Salinan surat pendirian koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi
2) Salinan surat keterangan dari Kantor Koperasi tentang :
(a) Nama dan Jabatan Pengurus
(b) Nama Manager
(c) Nomor Badan Hukum
(d) Jenis kegiatan dan Domisili

6) Perusahaan yang berbentuk Perusahaan Perseroan (PERSERO)


Untuk perusahaan yang berbentuk PERSERO, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan
dalam pengurusan SIUP antara lain :
a) Salinan Peraturan Pemerintah tentang penyertaan modal
b) Salinan surat keputusan Menteri Keuangan tentang pengangkatan Direksi
c) Salinan Akta Notaris tentang pendirian Perusahaan Perseroan
d) Salinan surat pengesahaan Anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman
e) Salinan Berita Negara tentang pendirian Perusahaan Perseroan yang bersangkutan
f) Salinan surat tentang pendaftaran Akta pendirian Perusahaan pada Kepaniteraan Pengadilan
Negari setempat

7) Perusahaan yang berbentuk Perusahaan Daerah


a) Salinan Peraturan Daerah tentang pendirian/pembentukan perusahaan
b) Salinan Surat Keputusan Menteri.
c) Salinan surat keputusan tentang pelimpahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
sebagai pelaksana Peraturan Pemerintah Daerah sebagai pelaksana Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1964 apabila perusahaan tersebut merupakan pelimpahan dari pusat
d) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris

c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan NPWP antara lain :
1) Salinan Akta Pendirian/Akta Perubahan yang terakhir
2) Salinan Surat Izin Tempat Usaha atau Surat Keterangan lainnya dari instansi yang berwenang
3) Salinan KTP/Kartu Keluarga/PASPOR Pengurus
4) Salinan Kartu NPWP Kantor Pusat (yang berstatus cabang)
5) Surat Kuasa (bagi pengurus yang diwakili kuasanya)

d. NRP (Nomor Register Perusahaan)


1) Salinan KTP dari penanggung jawab/pemilik
2) Salinan Akta Pendirian/Akta Perubahan yang terakhir dari Notaris bagi Perusahaan yang berbadan
hokum
3) Salinan Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan lain dari instansi yang berwenang
4) Salinan NPWP

e. NRB (Nomor Rekening Bank)


Dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan NRB antara lain :
1) Salinan KTP/SIM penanggung jawab/pemilik
2) Kartu Contoh Tanda Tangan Pemimpin Perusahaan dan Bendahara
3) Tanda Setoran
4) Lembar Pemberitahuan Setoran

f. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan surat keterangan AMDAL antara
lain :
1) Salinan KTP pengusaha perusahaan
2) Salinan Akta Pendirian Perusahaan
3) Salinan Sirat Izin Tempat Usaha
4) Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak
5) Salinan Nomor Register Perusahaan
6) Salinan denah,gambar,lokasi perusahaan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

C. Rangkuman
Perizinan usaha dagang adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan izin-izin
usaha perdagangan. Di dalam membantu perkembangan usaha perdagangan, pemerintah daerah banyak
membantu memberikan kemudahan di dalam urusan surat-surat izin usaha. Bagi pemerintah sendiri, perizinan
usaha perdagangan sangat penting untuk mengetahui perkembangan tentang dunia usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia
Peraturan-peraturan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pemberian surat-surat izin usaha dalam
bidang perdagangan, antara lain sebagai berikut.
A. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
B. SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan)
C. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak)
D. NRP ( Nomor Register Perusahaan).
E. NRB ( Nomor Rekening Bank)
F. AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

Anda mungkin juga menyukai