Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perizinan Usaha


Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang
atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan. Agar
kegiatan usaha lancar, maka setiap pengusaha wajib untuk mengurus dan memiliki izin usaha
dari instansi pemerintah yang sesuai dengan bidangnya.

2.2 Akta Pendirian Usaha/Bisnis Ritel


Dalam badan usaha yang berbadan hukum seperti Firma, persekutuan komanditer/CV
maupun perseroan terbatas (PT), Anda perlu membuat kesepakatan dalam akta pendirian
perusahaan yang dibuat dihadapan notaris, yaitu dengan hadir di hadapan para penghadap
(subjek perjanjian), membacakan dan menandatangani akta tersebut.
Dalam Akta Pendirian tercantum :
a. Tanggal pendirian perusahaan
b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besar modal usaha
g. Kepengurusan dan tanggungjawab anggota pendiri usaha
h. Tahun buku, dll.
Akta pendirian tersebut dibubuhi materai, kemudian ditandatangani pendiri perusahaan,
saksi dan notaris. Oleh notaris, akta pendirian tersebut didaftarkan ke pengadilan negeri
setempat.

2.3 Prosedur Pengurusan Surat Ritel Modern/Tradisional


Izin yang diperlukan untuk mendirikan ritel modern/tradisional adalah sebagai berikut:
a. Mendirikan badan hukum
Bentuk badan usaha yang akan didirikan yaitu sesuai dengan visi misi toko ritel yang akan
didirikan.
b. Izin Usaha Toko Modern ("IUTM")
Surat Permohonan IUTM tersebut ditandatangani oleh pemilik atau pengelola perusahaan
dan akan diajukan kepada penerbit izin.
c. Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”)

1
Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib untuk memilki SIUP.
d. Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”)
Setiap penyelenggara toko modern, wajib untuk memperoleh TDP. Namun, terdapat
pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan daftar perusahaan bagi perusahaan perorangan
yang merupakan perusahaan kecil.
e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Izin Mendirikan Bangunan adalah perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada
pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau
merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang
berlaku.
Nilai lebih jika memiliki bangunan yang telah ber-IMB :
1. Bangunan memiliki nilai jual yang tinggi
2. Jaminan Kredit Bank
3. Peningkatan Status Tanah
4. Informasi Peruntukan dan Rencana Jalan
f. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Diajukan permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan kepada kelurahan setempat
lokasi toko modern/tradisional.
g. Izin Gangguan
Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi/badan di
lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk
tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
Surat Izin Gangguan di keluarkan oleh Dinas Perizinan Domisili Usaha di daerah tingkat
dua atau setingkat Kabupaten dan Kotamadya. Tiap - tiap daerah mempunyai aturan yang
berbeda dalam mengeluarkan Surat Izin Gangguan. Biasanya untuk mendapatkan Surat Izin
Gangguan ini, perusahaan tidak mencemari lingkungan dan atau tidak ada dampak negatif
terhadap lingkungan dari usaha yang dilakukan.
Surat Izin Gangguan wajib di miliki bagi pengusaha atau badan usaha yang akan
menjalankan usahanya di suatu daerah dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan Surat
Izin Usaha lanjutan seperti :
1. Izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat
2. Surat Izin Usaha Perdagangan
3. Izin Impor Barang Modal Bukan Baru (Bekas)
4. Surat Izin Usaha Hiburan dan perizinan lainnya.

2.4 Jenis Izin Usaha yang Dikeluarkan oleh Pemerintah


1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

2
Surat Izin Usaha Perdagangan adalah surat izin yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. SIUP diberikan kepada para
pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, BUMN, dsb. Formulir SIUP
berwarna putih untuk perusahaan kecil, biru untuk perusahaan menengah dan kuning untuk
perusahaan besar.
Kewajiban pemilik atau pemegang SIUP antara lain :
1) Melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau yang menerbitkan
SIUP apabila perusahaan tdk melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup
perusahaan disertai dgn pengembalian SIUP,
2) Melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan setempat mengenai hal
berikut:
a. Pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan.
b. Penghentian kegiatan atau penutupan cabang atau perwakilan perusahaan.
Penggolongan SIUP berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar
tanah dan bangunan SIUP dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) SIUP Kecil, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan kekayaan
bersih dibawah Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan.
2) SIUP Menengah, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan
kekayaan bersih Rp. 200 juta s/d Rp. 500 juta di luar tanah dan bangunan.
3) SIUP Besar, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan
kekayaan bersih di atas Rp. 500 juta di luar tanah dan bangunan.
Prosedur Permohonan
Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohonan SIUP beserta
persyaratannya melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota/Wilayah
sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP Menengah dan SIUP Kecil.
Sedangkan untuk permohonan SIUP-BESAR diajukan melalui Kanwil Perindustrian
dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan
Sesuai Perda Nomor 05 Tahun 2002
Persyaratan permohonan :
a. Foto copy KTP 2 (dua) lembar
b. Foto copy Undang-Undang Gangguan /Hinder Ordonantie (HO), bagi usaha yang
memerlukan
c. Foto copy Surat Ijin Tempat Usaha
d. Pas Foto Warna Ukuran 3x4 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
e. Materai 6000 sebanyak 2(dua) lembar
f. Surat Keterangan Usaha dari Desa/Lurah

3
SIUP berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan
barang/jasa sejak tanggal dikeluarkan.

2) Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan, perusahaan, dan badan usaha
untuk memperoleh izin tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan
dalam rangka penanaman modal. Dasar hukum untuk SITU biasanya dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah berupa Perda. Masa berlaku SITU umumnya paling lama 3 (tiga) tahun
dan bila telah habis masa berlakunya bisa diperpanjang apabila memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sepanjang subjek dan/atau objek tidak mengalami perubahan.
Berikut prosedur pengurusan SITU.
1. Pengusaha mengisi formulir permohonan SITU dgn dilampiri izin tertulis pada tetangga kiri,
kanan, depan dan belakang, dlm bentuk tanda tangan persetujuan dan tdk keberatan dgn
keberadaan dan kegiatan usaha tsb.
2. Formulir permohonan SITU dimintakan pengesahan atau diketahui pejabat kelurahan dan
kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha.
3. Setelah diketahui oleh lurah dan camat, maka formulir permohonan izin tsb diurus ke
kabupaten/kotamadya untuk memperoleh SITU. Setiap setahun sekali SITU dilakukan
heregistrasi (daftar ulamg)
4. Membayar biaya izin dan leges berdasarkan perda no 17/PD/1976, no 35/PD/1977
Sesuai Perda Nomor 15 Tahun 2001
Persyaratan permohonan :
a. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 1 (satu) lembar
b. Foto copy Bukti Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebanyak 1 lembar
c. Pas Foto Warna ukuran 3x4 cm sebanyak 1 (satu) lembar
d. Akta Pendirian Usaha, bagi Koperasi, CV dan lain-lain yang memerlukan
e. Izin Gangguan/Hinder Ordonatie (HO), bagi usaha yang memerlukan
f. Surat Keterangan Usaha dari Lurah/Desa
g. Map biasa

3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak
(WP) sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Nomor wajib pajak biasanya akan dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi
perpajakan.

4
Syarat NPWP Badan Usaha Profit Oriented
1. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian
2. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal
3. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang
Syarat NPWP Badan Usaha non-Profit Oriented
Fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan surat keterangan domisili
dari pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).

4) Nomor Register Perusahaan (NRP)


NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat
yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama
perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan TDP/NRP :
1.Fotokopi identitas dari penanggung jawab atau pemilik.
2.Fotokopi akta pendirian perusahaan yang terakhir dari notaris bagi perusahaan yang
berbadan hukum.
3.Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan lainnya dari instansi yang
berwenang.
4.Fotokopi NPWP
Fungsi TDP adalah untuk tanda bahwa perusahaan tersebut telah terdafdar pada suatu
lembaga terkait
Fungsi NRP adalah untuk mendapatkan nomor registrasi sebagai tanda bahwa perusahaan
tersebut sudah terdaftar.

5) Nomor Rekening Bank (NRB)


Nomor Rekening Bank adalah nomor rekening dalam buku bank yang diberikan oleh
bank untuk kepentingan segala transaksi keuangan usaha melalui bank.
Bank yang mengeluarkan NRB akan menjaga kerahasian keuangan nasabahnya. Syarat
suatu bank yang dapat digunakan untuk transaksi usaha adalah bank tersebut sudah bonafit
dan online.

2.5 Analisis Mengenal Dampak Lingkungan


AMDAL adalah singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan, yaitu suatu proses dalam studi
formal untuk memperkirakan dampak lingkungan atau rencana kegiatan proyek dengan

5
bertujuan untuk menjaga rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi
lingkungan.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Pihak yang terlibat dalam AMDAL


1. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
2. Pemrakarsa; pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Warga Masyarakat yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat
4. Pemberi Ijin
Manfaat AMDAL
1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
- Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.
- Menghindarkan konflik dengan masyarakat.
- Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan.
- Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa.
- Menjamin adanya keberlangsungan usaha.
- Menjadi referensi untuk peminjaman kredit.
- Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan hukum.
3. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
- Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan.
- Melaksanakan dan menjalankan kontrol.
- Terlibat pada proses pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai