Anda di halaman 1dari 8

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan

pemberian izin tempat usaha yang kepada seseorang atau badan usaha yang tidak
menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Surat Izin
Tempat Usaha(SITU) harus diperpanjang atau didaftar setiap lima tahun sekali.
Langkah-langkah untuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) adalah
sebagai berikut.
- Membuat surat izin tetangga.
- Membuat surat keterangan domisili perusahaan.
Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yaitu.
- Fotocopy KTP permohonan.
- Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah.
- Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani.
- Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan.
- Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
- Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah.
- Denah lokasi tempat usaha.
- Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui
RT/ RW.
- Izin sewa atau kontrak.
- Surat keterangan domisili perusahaan.
- Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris.
- Berita acara pemeriksaan lapangan.
Surat Izin Gangguan (HO) adalah

pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di lokasi tertentu
yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkungan. Surat
Izin Gangguan (HO/ Hinder Ordonanti) harus diperpanjang atau didaftar setiap
lima tahun sekali. Berikut adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk
mendapatkan Surat Izin Gangguan (HO) yaitu.
- Membuat surat izin tetangga.
- Membuat surat keterangan domisili perusahaan.
Dokumen yang dibutuhkan untuk membuat Surat Izin Gangguan (HO) yaitu.
- Fotocopy KTP permohonan.
- Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah.
- Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani.
- Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan.
- Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
- Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah.
- Denah lokasi tempat usaha.
- Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui
RT/ RW.
- Izin sewa atau kontrak.
- Surat keterangan domisili perusahaan.
- Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris.
- Berita acara pemeriksaan lapangan.
Bagi Anda yang ingin mendirikan bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan komersil seperti
toko, minimarket, apotek dan lain-lain maka Anda perlu membuat sura izin gangguan. Surat izin
gangguan ini memang sangat penting untuk Anda miliki agar nantinya kegiatan usaha atau bisnis
Anda bisa aman dan lancar tanpa hambatan. Surat izin gangguan ini sendiri juga Anda butuhkan
sebagai kelengkapan mendirikan usaha (IMB) jika Anda memang baru membangun. Lalu seperti
apakah cara, prosedur dan syarat-syarat dalam mengurus surat izin gangguan ini? Berikut
ulasannya.

Dasar Hukum Surat Izin Gangguan

Surat izin gangguan atau yang disebut dengan HO (Hinderordonnantie) ini nantinya akan
menyatakan bahwa tidak ada keberatan atau gangguan atas lokasi usaha yang sedang Anda
jalankan di suatu tempat. Dari poin ini maka surat ini akan sangat penting untuk dipenuhi bagi
Anda yang ingin menjalankan sebuah usaha atau bisnis. Surat izin gangguan ini sendiri ada dasar
hukumnya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Selain dasar hukum ini ada juga Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
yang mengatur secara rinci tentang Retribusi Izin Gangguan. Bahkan pada beberapa kabupaten
tertentu ada yang membuat rumusan tersendiri guna menenentukan besaran biaya retribusi ini.
Solusinya adalah membangun usaha yang sesuai dengan tata ruang

Setelah kamu mencari tahu dan ternyata kawasan untuk area hunian saja, maka sebaiknya kamu
tidak membuka usaha di rumahmu. Beda cerita kalau ternyata kamu dapat izin bisa segera
mengurus IMB serta Surat Izin Gangguan (HO). Dan salah satu syarat mutlaknya adalah dapat
restu dari tetangga sekitar yang diketahui oleh ketua RT di kawasanmu.
Cara Membuat SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan)
Edited by Cermati.com • 18 Desember 2015

Apabila Anda ingin melakukan kegiatan usaha perdagangan, salah satu langkah awal yang harus
Anda lakukan adalah mendaftarkan keberadaan kegiatan usaha Anda tersebut dan mendapatkan
izin dalam menjalankan bisnis perdagangan. Izin untuk menjalan usaha perdagangan ini
dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan, atau disingkat SIUP. SIUP merupakan dokumen yang
diperlukan dan diwajibkan bagi orang perseorangan maupun badan usaha yang akan mendirikan
usaha perdagangan.

Meskipun Anda hanyalah pedagang regional dalam skala kecil, maka Anda juga sebaiknya
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP ini, karena pemegang SIUP tidak harus selalu
pedagang berskala besar yang lingkup perdagangannya hingga mencapai lintas negara melainkan
semua jenis pedagang. Sebelum masuk ke pembahasan tentang cara pembuatan SIUP, Anda
perlu mengetahui dahulu jenis-jenisnya.

Jenis-Jenis dan Tempat Mengurus SIUP

 
Pengurusan dan Jenis SIUP via cloudfront.net 

SIUP dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan besarnya modal yang digunakan dalam
pendirian usaha, yaitu:

 SIUP Besar: untuk perusahaan dengan modal di atas Rp500.000.000


 SIUP Menengah: untuk perusahaan dengan modal berkisar antara Rp200.000.000 –
Rp500.000.000
 SIUP Kecil: untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih pemilik lebih kecil
atau sama dengan Rp200.000.000

Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), seperti juga pengurusan pelbagai surat izin
usaha lainnya, dapat dilakukan di Kantor Dinas Perdagangan di tingkat kabupaten atau
kotamadya atau di Kantor Pelayanan Perizinan setempat (di beberapa daerah ada Kantor Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu atau BP2T).

Persyaratan Administrasi Pembuatan SIUP


Ketentuan dalam Pembuatan SIUP via greenbyte.dk 

Sebelum mengurus pembuatan SIUP, Anda harus terlebih dahulu mempersiapkan dokumen-
dokumen tertentu sebagai syarat administrasi. Persyaratan administrasi untuk pembuatan SIUP
ini dibedakan berdasarkan jenis atau bentuk usaha yang Anda jalankan. Pembagiannya sebagai
berikut:

1. Untuk Perseroan Terbatas (PT)

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan


atau pemegang sahamnya
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK) jika penanggung jawabnya seorang perempuan
 Fotokopi NPWP
 Surat Keterangan Domisili atau SITU
 Fotokopi Akta Pendirian PT yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
 Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Hukum dan HAM
 Surat Izin Gangguan (HO)
 Izin Prinsip
 Neraca perusahaan
 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 (2
lembar)
 Materai Rp6.000
 Izin teknis dari instansi terkait jika diminta

2. Untuk Koperasi

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Koperasi
 Fotokopi NPWP
 Fotokopi Akta Pendirian Koperasi yang telah disahkan instansi berwenang
 Daftar susunan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas
 Fotokopi SITU dari Pemerintah Daerah (Pemda)
 Neraca koperasi
 Materai senilai Rp6.000
 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 (2
lembar)
 Izin lain yang terkait (Misalnya jika usaha Anda menghasilkan limbah, Anda harus
memiliki izin AMDAL dari Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah) setempat.

3. Untuk Perusahaan Perseorangan

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemegang saham perusahaan


 Fotokopi NPWP
 Surat keterangan domisili atau SITU
 Neraca perusahaan
 Materai senilai Rp6.000
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 cm (2
lembar).
 Izin lain yang terkait usaha yang dijalankan.

4. Untuk Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik


perusahaan
 Fotokopi SIUP sebelum menjadi perseroan terbuka
 Fotokopi Akta Notaris Pendirian dan Perubahan perusahaan dan surat persetujuan status
perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka dari Departemen Hukum dan HAM
 Surat keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal bahwa perusahaan yang
bersangkutan telah melakukan penawaran umum secara luas dan terbuka
 Fotokopi Surat Tanda Penerimaan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (STP-LKTP)
tahun buku terakhir
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 cm (2
lembar)

Catatan: Jika tempat kegiatan usaha bukan milik sendiri, maka harus dilengkapi dengan Surat
Izin Pemilik sebagai bukti ketidak keberatan penggunaan tanah/bangunan yang dimaksud. Surat
Izin ini ditanda tangani di atas materai cukup sebagai bukti perjanjian sewa-menyewa antara
pemilik tempat dan pelaku usaha.

Baca Juga: Tantangan Memulai Usaha Sendiri dan Cara Mengatasinya

Prosedur Pembuatan SIUP

Proses Pembuatan SIUP via scmp.com

Setelah berkas persyaratan administrasi sudah Anda siapkan, Anda kemudian dapat mengikuti
langkah-langkah prosedur pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan seperti berikut ini.

1. Mengambil formulir pendaftaran/surat permohonan di Kantor Dinas Perdagangan


Anda sebagai pemilik perusahaan bisa datang langsung  ke Kantor Dinas Perdagangan atau
Kantor Pelayanan Perizinan setempat. Jika Anda sibuk atau berhalangan, Anda bisa
mengurusnya melalui orang yang sudah Anda beri kuasa.

2. Formulir pendaftaran diisi dan ditandatangani


Formulir pendaftaran atau surat permohonan sudah disediakan oleh Kantor Dinas Perdagangan.
Silakan Anda isi dengan benar dan  lengkap, kemudian ditanda tangani di atas materai Rp6.000
oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab perusahaan. Formulir yang sudah diisi lengkap
kemudian difotokopi sebanyak 2 rangkap dan digabung dengan berkas persyaratan administrasi
yang sudah diuraikan di atas.

Jika Anda menggunakan jasa orang lain untuk mengurus pembuatan SIUP Anda, maka wajib
melampirkan surat kuasa bermaterai cukup yang ditanda tangani oleh pemilik/Direktur
Utama/Penanggung Jawab perusahaan.

3. Membayar tarif pembuatan SIUP


Tarif pembuatan SIUP ini berbeda-beda untuk setiap kotamadya/kabupaten, dan diatur oleh
Peraturan Daerah di masing-masing wilayah.

4. Pengambilan SIUP
Waktu menunggu jadinya SIUP biasanya sekitar dua minggu. Nanti setelah SIUP Anda jadi,
Anda akan dihubungi oleh petugas dan Anda bisa datang ke kantor tempat Anda mengurus SIUP
tersebut untuk mengambilnya.

Anda mungkin juga menyukai