Anda di halaman 1dari 4

Dalam menerapkan ilmu kewirausahawan maka perlulah untuk memulai usahanya.

Untuk
membuka sebuah usaha maka kita tidak boleh sembarangan tanpa perizinan. Jika hal tersebut
dilakukan, maka dampaknya nanti akan menghambat jalannya usaha kita dikemudian hari
yang mana akan terganjal masalah perizinan maupun sulit untuk bersaing lebih tinggi lagi.
Mendirikan sebuah usaha ada beberapa izin-izin yang perlu dilengkapi. Berikut saya akan
menjelaskan beberapa izin yang secara umum harus dilengkapi dalam merintis sebuah usaha.
1. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Setiap perusahaan yg ada perlu dan harus mengurus SITU demi keamanam dan
kelancaran usahamya. SITU, dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten atau kotamadya
sepanjang ketentuan undang-undang gangguam(HO/hider ordonnatie)
mewajibkannya. Syarat Administratif mengajukan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) :
a. Salinan/Fotocopy akta pendirian badan usaha dilegalisir oleh pengadilan negeri.
b. Salinan/Fotocopy KTP para pengurus atau pendiri badan usaha.
c. Salinan/Fotocopy Surat IMB bangunan yang ditempati untuk berusaha.
d. Surat keterangan perjanjian sewa/kontrak tempat usaha bila bangunan berstatus
sewa.
e. Salinan/Fotocopy Akta Sertifikat kepemilikan tanah dan bangunan tempat usaha
jika milik sendiri.
f. Mengurus Surat-Surat Perizinan lainnya, diantaranya:
- Surat Izin Tetangga : Dalam surat tersebut berisi pernyataan tidak Keberatan
dari Tenangga yang ada di sebelah Kanan, Kiri, Depan, dan Belakang yang di
ketahui oleh ketua RT/RW setempat yang kemudian di teruskan ke kelurahan,
kecamatan sampai kabupaten atau Kotamadya.
- Surat Keterangan Domsili Perusahaan : Dalam Surat tersebut terdapat Lokasi,
Tempat atau Kantor yang akan di buat perusahaan. Caranya dengan meminta
Formulir dari Ketua RT di Wilayah tersebut untuk kemudian disahkan oleh
ketua RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan.
g. Denah lokasi tempat usaha yang disahkan atau diketahui pejabat kelurahan atau
kecamatan.
h. Tanda Lunas pembayaran PBB tahun Terakhir.
2. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dan
badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan
mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana
sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai
berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan
atau denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang
atau yang tidak dibayar."
3. Membuat Surat Izin Usaha Perdagangan)
SIUP adalah surat izin yg diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakam kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa. Ada
tiga jenis SIUP yaitu :
a. SIUP kecil diberikan untuk usaha yang mempunyai kemampuan disetor serta
kekayaan bersih semuanya s/d Rp 200.000.000,00 (diluar tanah serta bangunan
area usaha)
b. SIUP menengah diberikan untuk usaha dengan kemampuan disetor serta kekayaan
bersih semuanya pada Rp 200.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 (diluar tanah
serta bangunan area usaha)
c. SIUP besar diberikan untuk usaha dengan kemampuan disetor serta kekayaan
bersih kian lebih Rp 500.000.000,00 (diluar tanah serta bangunan)
Langkah-langkah dalam membuat SIUP :
a. Pelaku usaha bisa mendaftarkan usahanya sendiri atau bisa juga lewat kuasa yang
dikuasakan ke kantor Dinas Perindustrian serta Perdagangan setempat
b. Kemudian mengambil formulir pendaftaran dan mengisi formulir SIUP/PDP
bermaterai Rp 6.000 yang telah ditandatangani oleh yang memiliki usaha. Lalu
formulir yang telah diisi lalu di fotocopy sejumlah dua rangkap, yang dibekali
dengan syarat – syarat tersebut :
- Foto copy akte pendirian usaha/tubuh hukum sejumlah 3 lembar
- Foto copy KTP sejumlah 3 lembar
- Foto copy NPWP sejumlah 3 lembar
- Foto copy ijin gangguan/HO sejumlah 3 lembar
- Neraca perusahaan sejumlah 3 lembar
- Gambar denah lokasi area usaha
- Biaya pembuatan SIUP sesuai dengan ketentuan daerah masing – masing,
lantaran setiap daerah mempunyai tarif yang tidak sama.
4. Membuat Nomor Register Perusahaan (NRP) atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan,
maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran perusahaan, yaitu di
Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan)
disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh
umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan
dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
Biasa untuk yang baru ingin merintis usaha, dokumen-dokumen yang dibutuhkan
untuk pengurusan NRP/TDP ini adalah :
a. Formulir Isian (Diisi Lengkap)
b. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c. Fotokopi SIUP
d. Fotokopi KTP Penganggung Jawab/Paspor
e. Fotokopi NPWP
f. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari pemda setempat
5. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang merupakan dampak
penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Dalam mengurus AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah Fotokopi NPWP,
Fotokopi TDP, Fotokopi KTP Wirausaha/Pemilik Perusahaan, Fotokopi SITU, dan
Denah Lokasi Perusahaan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Diatas merupakan peraturan secara umum yang ada di Indonesia mengenai perizinan usaha
yang harus dilakukan dalam memulai merintis usaha. Tetapi, pada tahun 2019 lalu, ada
peraturan baru mengenai Perizinan Pendirian Usaha.
“ Peraturan Pemerintah 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan dasar berlakunya sistem Online
Single Submission (OSS). ”
Lahirnya PP 24/2018 (PP tentang OSS) menghasilkan banyak perubahan yang signifikan baik
dalam proses dan syarat untuk mendirikan perusahaan maupun untuk mendapatkan izin
usaha. Tentu saja perubahan tersebut disambut pro dan kontra oleh pelaku usaha. Banyak
yang mendukung namun tidak sedikit pula yang mengkritik. Apa saja aturan terbaru seputar
pendirian perusahaan dan pengajuan izin usaha di tahun 2019 yang wajib kita semua ketahui?
1. NIB (Nomor Induk Berusaha) berlaku sebagai TDP, API, dan Akses Kepabeanan
2. Perusahaan berbentuk Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan CV harus didaftarkan
di Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU)
3. Pengurusan Izin Usaha dilakukan melalui OSS
4. SIUP Berlaku tanpa Pemenuhan Komitmen
5. Perizinan di DKI Jakarta Wajib NIB
6. Bidang Usaha Wajib Berdasarkan KBLI 2017
7. Pendelegasian Pengurusan di OSS
8. Pendaftaran Usaha Mikro di OSS

Anda mungkin juga menyukai