Anda di halaman 1dari 8

KASUS - 1

Corporate Social Responsibility diartikan oleh Rakhiemah dan


Agustia (2009), sebagai konsep akuntansi yang baru adalah
transparansi pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial
yang dilakukan oleh perusahaan, dimana transparansi informasi yang
diungkapkan tidak hanya informasi keuangan perusahaan, tetapi
perusahaan juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai
dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas
perusahaan.
Transparansi informasi dapat diukur dari banyaknya informasi
yang diungkapkan didalam laporan tahunan perusahaan.
Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dibagi menjadi dua
kategori pengungkapan yaitu pengungkapan wajib (mandatory
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Informasi yang berhubungan dengan kegiatan sosial perusahaan

m
termasuk kedalam pengungkapan informasi yang bersifat sukarela.

er as
Pengungkapkan informasi terkait dengan tanggung jawab sosial

co
perusahaan, dapat menunjukan kepedulian perusahaan terhadap

eH w
seluruh stakeholders (pelanggan, investor, pemasok, masyarakat,
pegawai, pemerintah, kompetitor dan pihak lain yang berkepentingan)

o.
rs e
serta lingkungan di sekitar perusahaan. Namun ketidakkonsistenan
ou urc
perusahaan dalam melakukan praktik dan pengungkapan corporate
social responsibility, dibuktikan dengan masih banyaknya kasus -
kasus yang terjadi di Indonesia terkait dengan dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas operasional perusahaan terhadap
o

lingkungan.
aC s

Di Indonesia regulasi yang mengatur tentang praktik corporate


v i y re

social responsibility, diantaranya melalui Undang- Undang No. 40


tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial. Selain itu dalam
ed d

Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,


pasal 15 (b), juga mewajibkan setiap penanam modal untuk melakukan
ar stu

tanggung jawab sosial perusahaan. Selain peraturan yang dibuat oleh


pemerintah yang mengatur tentang corporate social resonsibility,
Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi
sh is

Keuangan (PSAK) Nomor 1 juga telah membuat regulasi yang


menyarankan entitas bisnis untuk mengungkapkan corporate social
Th

resposibilty yang dijalankan perusahaan. Dengan adanya aturan -


aturan tersebut diharapkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan
semakin meningkat.
Penelitian empiris mengenai faktor - faktor yang berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR telah banyak dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya. Hasilnya pun masih menunjukan hasil yang
beragam.

Dari hal-hal diatas, rancanglah dibawah ini:


1. Teori yang digunakan dalam penelitian.
2. Hubungan antar variable

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
JAWAB :
Dari soal diatas yang memiliki hubungan dengan soal sebelumnya adapun
rancangan Teori yang digunakan dan Hubungan antar variabel yang saya gunakan
adalah sebagai berikut :

1. TEORI YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN :

adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Legitimacy dan teori
Stakeholder, serta definisi dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, size, leverage dan profitabilitas yang akan digunakan pada
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :

1.1 Teori Legitimacy

m
er as
Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik

co
pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah keinginan untuk

eH w
melegitimasi operasi organisasi. Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari

o.
masyarakat ditunjukkan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi
rs e
masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat,
ou urc
sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau
bahkan merugikan anggota komunitas tersebut (Ririn, 2009). Oleh karena itu,
o

perusahaan melalui top manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara


aC s

tindakan organisasi dan nilai-nilai dalam masyarakat umum dan publik yang
v i y re

relevan atau stakeholder-nya.

Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang diimplikasikan


antara institusi sosial dan masyarakat. Teori tersebut dibutuhkan oleh institusi-
ed d

institusi untuk mencapai tujuan agar kongruen dengan masyarakat luas. Dasar
ar stu

pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut
keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk
sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori
legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan
sh is

kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan


Th

tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan,


sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari
masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga
dapat meningkatkan laba perusahaan.

Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan


pengambilan keputusan investasi. Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa
teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena
teori legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi. Batasan-batasan
yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai- nilai sosial serta reaksi terhadap
batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
memperhatikan lingkungan. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang
terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan
menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu
yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat. Definisi teori legitimasi adalah suatu kondisi
atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan kongruen dengan sistem
nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan bagiannya.
Ketika suatu perbedaan yang nyata atau potensial, ada antara kedua sistem nilai
tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan. Dengan
melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya
terlegitimasi. Perusahaan yang melaporkan kinerjanya berpengaruh terhadap nilai
sosial dimana perusahaan tersebut beroperasi.

Hal ini disebabkan karena legitimasi dipengaruhi oleh kultur, interpretasi


masyarakat yang berbeda, sistem politik dan ideologi pemerintah. Praktik- praktik
tanggung jawab sosial dan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dapat

m
dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan- harapan masyarakat

er as
terhadap perusahaan. Perusahaan yang selalu berusaha untuk menyelaraskan diri

co
dengan normanorma yang ada di dalam masyarakat dan mengantisipasi terjadinya

eH w
legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat terus dianggap sah dalam

o.
masyarakat dan dapat terus bertahan hidup.
rs e
ou urc
1.2 Teori Stakeholder

Stakeholders merupakan semua pihak baik internal maupun eksternal yang


o

mempunyai hubungan yang bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat


aC s

langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan stakeholders tersebut


v i y re

mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholders, karena


mereka adalah pihak yang dipengaruhi dan mempengaruhi baik langsung maupun
tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Jika
perusahaan tidak memperhatikan stakeholders bukan tidak mungkin akan menuai
ed d

protes dan dapat mengeleminasi legitimasi stakeholders (Adam C. H, 2002 dalam


ar stu

Hadi, 2011).

Menurut teori stakeholders, manajemen organisasi diharapkan melakukan kegiatan


sh is

yang dianggap penting oleh stakeholders. Teori ini mengatakan bahwa seluruh
stakeholders mempunyai hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana
Th

kegiatan organisasi memengaruhi mereka, bahkan mereka memilih untuk tidak


menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak bisa secara
langsung melakukan peran konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi
(Deegan, 2004 dalam Yuniarti, 2007). Membantu manajemen perusahaan mengerti
lingkungan stakeholders mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efisien
diantara keberadaan hubunganhubungan lingkungan perusahaan mereka merupakan
tujuan utama dari teori stakeholders. Akan tetapi tujuan yang lebih luas
stakeholders adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam
memaksimalkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka, dan meminimalkan
kerugian-kerugian bagi stakeholders. Diharapkan melalui stakeholders theory pihak

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
manajemen perusahaan akan memasukkan nilai-nilai moralitas dalam setiap
perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas usahanya.

Berdasarkan penjelasaan tersebut, semakin jelaslah bahwa stakeholders theory


adalah suatu pendekatan yang didasarkan atas bagaimana mengamati,
mengidentifikasi dan menjelaskan secara analitis tentang berbagai unsur yang
dijadikan dasar dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan dalam menjalankan
aktivitas usaha. Kemudian dilakukan pemetaan terhadap hubungan-hubungan yang
terjalin dalam kegiatan bisnis. Pada umumnya hal imi dilakukan sebagai upaya
menunjukan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam
kegiatan bisnis. Akhirnya tujuan bisnis akan bermuara pada satu tujuan yang
bersifat imperatif. Dalam arti kata bahwa bisnis harus dijalankan sedemikian rupa
agar hak dan kepentingan stakeholders dengan aktivitas dunia usaha terjamin,
diperhatikan dan diharga

m
1.3 Struktur kepemilikan

er as
co
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur kepemilikan saham,

eH w
yaitu perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam“ (insiders)

o.
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain struktur
rs e
kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional, kepemilikan
ou urc
manajemen,dan kepemilikan asing dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam
menjalankan kegiatannya, suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents) yang
ditunjuk oleh pemegang saham (principals).
o
aC s

1.3.1 Kepemilikan Institusional


v i y re

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak- pihak yang


berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, dana pension, perusahaan berebntuk perseroan (PT), dan institusi lainnya.
ed d

Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka sumber daya
ar stu

yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena
menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan
pengawasan terhadap kebijakan manajemen sevara lebih kuat dibandingkan dengan
pemegang saham lain. Dimana salah satu cara untuk mengurangi agency cost
sh is

adalah dengan meningkatkan kepemilikan institusional yang berfungsi untuk


Th

mengawasi agen. Degan kata lain, akan mendorong pengawasan yang optimal
terhadap kinerja manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan oresentase
kepemilikan institusional dapat menurunkan presentase kepemilikan manajerial
karena kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional bersifat saling
menggantikan sebagai fungsi monitoring. Peningkatan kepemilikan institusional
menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap kinerja manajemen sehingga secara
otomatis manajemen akan menghindari perilaku yang merugikan prinsipal.
Semakin besar institusional ownership maka semakin kuat kendali yang dilakukan
pihak eksternal terhadap perusahaan. Struktur kepemilikan institusional dapat
diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik
institusi dan kepemilikan oleh blockholder, yang dirumuskan:

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
Kepemilikan Institusional=
Jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusiona ;
x 100 %
jumlah saham yang beredar
Total saham institusi yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang dimiliki
oleh institusi pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung
dengan menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut
pada akhir tahun.

1.3.2 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer


memiliki
saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan (Rustiarini, 2008). Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan
komisaris dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan
mempunyai latar belakang yang berbeda, antara lain: pertama, mereka mewakili

m
er as
pemegang saham institusi, kedua, mereka adalah tenaga- tenaga professional yang
diangkat oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Ketiga,

co
eH w
mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut memiliki saham.
Berdasarkan teori keagenan, “hubungan antara manajemen dengan pemegang

o.
saham, rawan untuk terjadinya masalah keagenan. Teori keagenan menyatakan
rs e
bahwa salah satu mekanisme untuk memperkecil adanya konflik agensi dalam
ou urc
perusahaan adalah dengan memkasimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan
menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen akan merasakan
dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi
o

pemilik perusahaan” Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat


aC s

kekayaan manajemen, secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan


v i y re

sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko kehilangan kekayaanya.


Kepemilikan manajerial yang tinggi berakibat pada rendahnya dividen yang
dibayarkan kepada shareholder. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang
dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang
ed d

bersumber dari biaya internal. Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai
ar stu

dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan:

Kepemilikan Manajerial =
Jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen ;
sh is

x 100 %
jumlah saham yang beredar
Th

Total saham manajerial yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang
dimiliki oleh manajemen pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar,
dihitung dengan menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan
tersebut pada akhir tahun.

1.3.3 Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh
perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar
negeri ( Etha, 2010). Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan
(Djakman dan Machmud,2008). Jika dilihat dari sudut pandang stakeholder,
pengungkapan CSR merupakan alat yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. Menurut Angling (2010), apabila
perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership
dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan
CSR.
Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan:
Jumlah kepemilikan saham oleh pihak asing;
Kepemilikan Asing = x 100 %
jumlah saham yang beredar

Total saham asing yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang dimiliki
oleh pihak asing pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung
dengan menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut
pada akhir tahun.

m
er as
co
eH w
1.4 Variabel Kontrol

o.
1.4.1 Size rs e
ou urc
Secara teoritis, perusahaan dengan jumlah karyawan yang lebih banyak akan
menghadapi tekanan politis dari stakeholder. Salah satunya berupa tuntutan dari
karyawan atas hak untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan operasi
o

perusahaan. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya


aC s

politis. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu
v i y re

perusahaan. Ukuran perusahaan dapat didasarkan pada jumlah aktiva, jumlah


tenaga kerja, volume penjualan, dan kapitalisasi pasar ( Adiaksa, 2007 dalam Dyah
2009). Perusahaan besar mengeluarkan biaya produksi yang besar, aktivitas yang
lebih padat, dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan proporsi pemegang
ed d

saham yang besar yang kemungkinan besar memiliki kepentingan tersendiri dengan
ar stu

program sosial perusahaan daripada perusahaan sedang ataupun perusahaan kecil,


sehingga menyebabkan tekanan politis yang besar bagi perusahaan untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya kepada publik. Perusahaan yang
sh is

lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memeperhatikan


program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan
Th

media untuk menyabarkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan.


Tapi tidak semua semua peneliti mendukung hubungan antara size dengan
pengungkapan sosial oleh karena itu perlu diteliti lagi.

1.4.2 Leverage

Leverage memiliki arti penting bagi perusahaan, karena dapat diketahu dampak
leverage terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat leverage besar
kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha
melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya- biaya termasuk
biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Agency theory

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan
mengungkapkan lebih banyak informasi. Tambahan informasi biasanya diperlukan
untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi dipenuhinya hak- hak mereka
sebagai kreditur. Untuk mencapai hal tersebut, kecenderungan yang terjadi adalah
manajemen berusaha memaksimalkan laba sekarang dengan cara mengurangi
biaya, termasuk biaya pengungkapan informasi sosial. Semakin tinggi tingkat
leverage, besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga
perusahaan akan berusaha melaporkan laba sekarang lebih tinggi dengan
mengurangi biaya, termasuk biaya untuk pengungkapan Corporate Social
Responsibility.

1.4.3 Profitabilitas

Merupakan kemampuan perusahaan untuk mengahsilkan laba untuk meningkatkan

m
nilai pemegang saham. Terdapat beberapa pengukuran terhadap profitabilitas

er as
perusahaan dimana masing- masing pengukuran dihubungkan dengan volume

co
penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Ada satu argumen yakni bahwa ketika

eH w
perusahaan memiliki laba yang tinggi, perusahaan tidak perlu mengganggu

o.
informasi tentang suksesnya keuangan. Ini berarti semakin tinggi tingkat
rs e
profitabilitas, akan semakin rendah tingkat pengungkapan sosial perusahaan.
ou urc
Hasilnya beragam. Ada yang mengatakan jika profitabilitas signifikan terhadap
CSRD, ada yang mengatakan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap CSRD.
Variabel size, leverage dan ROA merupakan variabel yang paling sering digunakan
o

untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan tanggung jawab sosial dalam


aC s

laporan tahunan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian empiris yang telah
v i y re

dilakukan menunjukan bahwa pengaruh total aktiva sebagai cermin atas ukuran
perusahaan hampir selalu konsisten dan secara statistik signifikan. Sedangkan
profitabilitas dapat dilihat dari semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya. Variabel leverage
ed d

menunjukkan bahwa semakin rendah rasio leverage yang dimiliki perusahaan


ar stu

semakin baik kondisinya. Hal- hal yang disebutkan di atas merupakan alasan yang
melatarbelakangi penmggunaan ketiganya sebagai variabel kontrol dalam penelitian
ini.
sh is
Th

2. Hubungan antar variable

Adapun hubungan antar variabel pada penelitian ini terbentuk berdasarkan :


Pada penelitian ini, digunakan untuk menguji struktur kepemilikan institusional dan
kepemilikan asing terhadap aktivitas pengungkapan pertanggungjawaban sosial
yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan sektor industri
barang konsumsi. Landasan terbentuknya Hubungan antar variable pada penelitian
ini adalah variabel independen dan variable kontrol terhadap variable dependen,
Sebagai berikut :

2.1 Variable Independen

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
a. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan CSR
b. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Pengungkapan CSR
c. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan CSR

2.2 Variable kontrol

a. Size Perusahaan
b. ROA
c. Leverage

2.3 Variable Dependen :

m
a. Indeks pengungkapan tanggungjawab sosial (csr)

er as
co
dan dapat digambarkan sebagai berikut :

eH w
o.
rs e
ou urc
Kepemilikan Institusional
Variable Kepemilikan Manajerial
Independen Kepemilikan Asing Variable Dependen
o

Indeks Pengungkapan
aC s

Size Perusahaan Tanggungjawab Sosial


Variable
v i y re

ROA (CSR)
Kontrol Leverage
ed d
ar stu
sh is
Th

ThisRama Aldi was


study source Shanjaya I Metodologi
downloaded Penelitian
by 100000793370941 (tugas ke 4)on 05-11-2021 07:22:05 GMT -05:00
from CourseHero.com

https://www.coursehero.com/file/61102088/TUGAS-4-METODOLOGI-PENELITIAN-BY-RAMA-ALDI-SHANJAYAdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai