Nama : Alamsah
NIM : 161021058
tidak akan pernah eksis dan mampu berkembang. Oleh sebab itu, perusahaan
dan ekonomi seluruh masyarakat akan berpengaruh sangat positif terhadap seluruh
penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar dari seluruh hasil produksi
akan mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang
1
meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk yang
dipasarkanperusahaan.1
Pemikiran yang mendasari CSR yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis
antara lain dapat mempertahankan dan menaikkan reputasi dan brand image
perusahaan sehingga muncul citra yang positif dari masyakarat. Upaya CSR
1
Heka Hertanto, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Ekonomi Rakyat, http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 2
Januari 2020.
2
Manuel G. Velasquez, Business Ethics: Concepts and Cares (Fifth Edition), New Jersey:
Pearson Education, Inc., 2002, hlm. 13.
3
Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung, 2007, hlm. 12.
2
Perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial.
CSR relatif baru, yaitu awal 1990. Setelah mereka menyadari bahwa
memperhatikan lingkungan sosial dan masyarakat adalah sesuatu yang tidak bisa
ditolak dalam bisnis, dan oleh karena itu harus diintegrasikan dalam manajemen.
lama. Peter Drucker, misalnya, awal tahun 1970-an sudah mengintrodusir wacana
anggapan para pelaku bisnis di Indonesia bahwa tanggung jawab sosial dipandang
biaya lebih banyak lagi, karena demo masyarakat, karyawan mogok, dan
4
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Seri Filsafat Atmajaya: 21), Kanisius, Yogyakarta,
2000, hlm. 301.
5
CSR Untungkan Perusahaan, http://corpsocialresp.blogspot.com/. diakses tanggal 2
Januari 2020.
3
terhadap aspek sosial ini. Ketiga, ini masih berhubungan dengan dengan faktor
kedua, situasi ekonomi biaya tinggi yang terjadi di Indonesia, misalnya karena
persoalan sosial di sekitar usahanya. Keempat, tidak ada insentif yang diberikan
oleh pemerintah kepada pelaku usaha yang terbukti mempunyai praktik CSR yang
baik. Padahal, insentif misalnya berupa pengurangan pajak (tax deduction) bagi
merupakan salah satu instrumen terciptanya aktivitas bisnis yang lebih baik. Para
harmonis. Untuk itulah perusahaan dan masyarakat harus dapat bersinergi, dalam
yang terjadi. Perusahaan merupakan badan usaha yang berbadan hukum yang
tanggung jawab hukum juga mempunyai tanggung jawab moral, dimana tanggung
6
Ibid
7
Fajar Nursahid, “Tanggung jawab Sosial BUMN” www.masyarakatmandiri.org. diakses
tanggal 2 Januari 2020.
8
I Nyoman Tjager, et al, Corporate Governance (Tantangan dan Kesempatan bagi
Komunitas Bisnis Indonesia), PT. Prehalindo, Jakarta, 2002, hlm. 142.
4
Selain itu perusahaan sebagai subjek hukum seyogyanya juga menjadi
tidak dirasakan sebagai sesuatu yang asing di lingkungannya. Hal ini sangat
penting, terutama jika kita berbicara tentang perusahaan raksasa yang terkadang
yang justru berprilaku sebagai penguasa daerah dan mendikte pemerintah daerah.
Satu dan lain hal karena pemerintahan daerah sangat bergantung pada perusahaan
raksasa tersebut, baik itu pajak, retribusi, lapangan kerja, realisasi maupun
undang Nomor 40 Tahun 2007, Pasal 74 ayat (1) disebutkan perseroan yang
alam wajib melaksanakan tangung jawab sosial dan lingkungannya. Ayat (2)
berbunyi ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab dan lingkungan diatur
dipandang perlu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari korporasi.
9
Todung Mulia Lubis, Corporate Responsibility, http://www.com.id.org, diakses pada
tanggal 2 Januari 2020.
5
Perseroan Terbatas (PT) sebagai korporasi yang melakukan kegiatan bisnis
UUPT. Jenis PT yang diwajibkan untuk melaksanaakan CSR ini dibatasi oleh
jenis kegiatan bisnis PT itu sendiri yaitu PT yang menjalankan kegiatan usahanya
dan pemahaman mengenai CSR pun masih belum merata. Mewujudkan CSR
memang tidak semudah dalam ucapan. Di Indonesia, konsep ini masih dianggap
sebagai hal yang ideal. Hal ini diperkuat oleh penelitian Chambers dan kawan-
kawan terhadap pelaksanaan CSR di tujuh Negara Asia, yakni India, Korea
Pangkalan Baru Indah (PBI) yang merupakan salah satu perusahaan yang
beroperasi di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, PT.
Pangkalan Baru Indah (PBI) merupakan Pabrik Kelapa Sawit yang mengolah
kelapa sawit dan telah beroperasi lebih kurang 10 (sepuluh) tahun di Desa
10
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 74 ayat 1.
11
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007,
hlm. 72.
6
Pangkalan Baru, keberadaan PT. Pangkalan Baru Indah (PBI) di Desa Pangkalan
Baru telah diketahui oleh masyarakat banyak, sebagai perusahaan yang tunduk
PT. Pangkalan Baru Indah (PBI) harus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas
Sosial Perusahaan Oleh PT. Pangkalan Baru Indah (PBI) Di Desa Pangkalan
B. Masalah Pokok
beberapa masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun masalah tersebut
Kabupaten Kampar ?
1. Tujuan Penelitian
7
Berdasarkan rumusan pokok masalah diatas maka tujuan dari penelitian
Kabupaten Kampar.
sosial perusahaan oleh PT. Pangkalan Baru (PBI) di Desa Pangkalan Baru
2. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
bisnis.
8
b. Diharapkan hasil penilitian ini bermanfaat sebagai salah satu
D. Kerangka Teori
merangkum serta memahami masalah secara lebih baik. Hal-hal yang semula
tampak tersebar dan berdiri sendiri bisa disatukan dan ditunjukkan kaitannya satu
spesifik atau proses tertentu terjadi.13 Satu teori harus diuji dengan
pendapat, teori, thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem) yang
dipelopori oleh Jeremy Bentham dan selanjutnya dikembangkan oleh John Stuart
Mill. Utilitarisme disebut lagi suatu teleologis (dari kata Yunani telos= tujuan),
sebab menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya
12
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 253.
13
M. Hisyam & J.J.J.M Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid I, FE UI, Jakarta,
1996, hlm. 203.
14
Ibid, hlm. 16.
15
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 80.
9
menghasilkan apa- apa, menurut utilitarisme tidak pantas disebut baik.16
pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya (the
greatest good for the greatestnumber). Artinya, bahwa hal ini benar didefinisikan
sebagai hal yang memaksimalisasi apa yang baik atau meminimalisir apa yang
orang, perbuatan itu semakin etis. Dasar moral dari perbuatan hukum ini bertahan
paling lama dan relatif paling banyak digunakan. Utilitarianism (dari kata utilis
hanyalah sebagai alat. Yang mempunyai tujuan adalah manusia, maka yang di
maksud dengan tujuan hukum adalah manusia dengan hukum sebagai alatuntuk
mencapai tujuan itu.19 Secara umum, Van Apeldoorn mengatakan bahwa tujuan
16
K. Bertens, Etika dan Etiket, Pentingnya Sebuah Perbedaan, Kanisius,Yogyakarta, 1989, hlm.
67.
17
Erni R. Ernawan, Op. cit., hal. 93.
18
Soedjono Dirjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hlm. 11.
19
Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum, Badan Penerbit Iblam, Jakarta, 2006, hlm. 11.
10
hukum ialah mengatur pergaulan hidup secara damai. Maksudnya hukum
Rudolf Von Jhering mengatakan bahwa tujuan hukum ialah untuk memelihara
mengatakan tujuan hukum itu ialah untuk memberikan kebahagiaan yang sebesar-
untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan. Oleh karena itu ia bekerja dengan
Menurut teori utilitas, suatu adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan hanya satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan. Jadi, utilitarisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara
egoistis. Dalam rangka pemikiran ini kriteria untuk menentukan baik buruknya
Perbuatan yang mengakibatkan paling banyak orang yang merasa senang dan puas
20
Satjipto Rahardjo, Op. cit, hlm. 13.
11
adalah perbuatan yang terbaik. Mengapa melestarikan lingkungan hidup, misalnya
menjawab: karena hal itu membawa manfaat paling besar bagi umat manusia
sebagai keseluruhan. Korporasi atau perusahaan tentu bisa meraih banyak manfaat
dengan menguras kekayaan alam melalui teknologi dan industri, hingga sumber
daya alam rusak atau habis sama sekali. Karena itu, menurut utilitarisme upaya
teguh adagium “bahwa tugas pokok pebisnis adalah mencari untung sebesar-
spectator”.22
akan menimbulkan persoalan wajar tidak wajar, patut tidak patut, yang pada
21
K. Bertens, Op. cit, hlm. 67.
22
Ibid, hlm. 66.
12
masyarakat.23 Pelanggaran-pelanggaran hak masyarakat dalam kegiatan sosial dan
kepentinganpribadi.24
jawab lain. Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab: tanggung jawab ekonomis
dan tanggung jawab sosial. Tetapi perlu dicatat hal ini hanya berlaku untuk sektor
jawab ekonomis saja, bukan tanggung jawab sosial. Namun perlu diakui,
tanggung jawab ekonomis ini mempunyai aspek sosial yang penting dan mungkin
terutama aspek itulah yang mau digarisbawahi oleh Friedman. Kinerja setiap
23
Bismar Nasution, Diktat Hukum Perusahaan, Program Magister Ilmu Hukum, Program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2004, hlm. 1.
24
Friedman, Teori dan Filsafat Hukum Idealisme dan Problem Keadilan, Jilid 2
(terjemahan Achmad Nasir Budiman dan Sulemen Daqib), Rajawali Pers, Jakarta, 1990,
hlm. 140.
13
berarti kepada kemakmuran masyarakat. Hubungan masyarakat diartikan
Social Responsibility.
Penerapan CSR harus dimulai dari komitmen dan pemahaman yang baik
sosial yang bukan hanya demi menjaga citra baik perusahaan, tetapi juga menjaga
marketshare);
positioning);
and clout);
25
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good
for Your Company and Your Cause, John Wiley and Sons, Inc, New Jersey, 2005, hlm.
10-11.
14
f. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analisis keuangan (increased
merupakan investasi jangka panjang karena adanya asas manfaat (utilitas) untuk
bergeser menjadi lebih luas, yaitu sampai pada ranah sosial kemasyarakatan
(stakeholders) yang selanjutnya disebut sebagai CSR. Fenomena seperti itu terjadi
karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative externalities yang timbul
baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang
stakeholders, bukan tidak mungkin akan menuai protes dan membuat citra
nya. Setelah melakukan segala proses manajemen Public Relations untuk aktivitas
program CSR, maka akan terjadi feedback (tanggapan balik) dari publik yang
15
diberikan oleh publik akan membentuk citra perusahaan (corporate image). Image
dapat dikelola secara profesional dan transparan sehingga CSR sebagai salah satu
implementasi good corporate governance dapat segera terwujud dan yang terlebih
Lingkungan untuk penjabaran dalam pengaturan tersebut. Pada saat ini belum
adanya kesatuan bahasa terhadap istilah CSR namun secara konseptual semuanya
memiliki kesamaan makna. Beragam istilah yang sepadan dengan CSR misalnya
sampai sekarang belum ada definisi tunggal yang disepakati secara global. Pasal 1
16
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.
Terlihat dari definisi di atas mengenai tanggung jawab sosial perusahaan/
bermanfaat bagi perseroan itu sendiri maupun bagi masyarakat. Inti sari dari
defenisi di atas bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR yaitu komitmen
Dari rumusan definisi atau pengertian di atas, dapat ditarik tiga hal pokok
Terdapat tujuh hal yang menjadi komponen utama tanggung jawab sosial
27
Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan
Tanpa CSR, Forum Sahabat, Jakarta, hlm. 45.
17
perusahaan/ CSR menurut Wibisono yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Perlindungan lingkungan
puas maka mereka akan repeat order dan keuntungan lebih akan
diperoleh.
6. Pemasok (supplier)
18
Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin melalui
E. Konsep Operasional
Agar pembahasan dalam penelitian ini dapat lebih tajam dan bermakna,
penelitian yang berkenaan dengan arti maksud judul penelitian sebagai berikut :
untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak
F. Metode Penelitian
28
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada,
2002, hlm, 70.
19
Metode penelitian selalu mencari titik-titik tolak yang pasti dan peraturan-
jawabkan dan sahih.29 Tujuan dari suatu metode penelitian ilmiah adalah untuk
menghasilkan data yang objektif, dan tidak biasa sehingga dapat dilakukan
PT. Pangkalan Baru Indah (PBI) di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak
2. Lokasi Penelitian
29
Sunaryati Haryono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni,
Bandung, 2006, hlm. 108.
30
Morissan, Metode Penelitian Survei, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm.
7.
20
Kampar . dengan alasan adanya kemudahan untuk mendapatkan data-data
dalam penelitian ini adalah Pimpinan PT. Pangkalan Baru Indah (PBI),
Kepala Desa Pangkalan Baru dan Ketua Pemuda Desa Pangkalan Baru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini
Tabel 1.1
Populasi dan Responden
No Kriteria Populasi Populasi Responden Sampel ket
Sensus
1 Pimpinan PT. Pangkalan 1 1 -
Baru Indah (PBI) 100%
Sensus
2 Kepala Desa Pangkalan 1 1 -
Baru 100%
Sensus
3 Ketua Pemuda Desa 1 1 -
Pangkalan Baru 100%
JUMLAH 3 3 -
Sumber : Data lapangan setelah diolah tahun 2020
31
Mukti Fajar Nd dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normotif Dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Cetalan Pertama, Yogyakarta, 2010, hlm.171
32
Ibid., hlm. 174.
21
4. Data dan Sumber Data
b. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang tertulis
a. Wawancara
6. Analisis Data
uraian kalimat. Data yang sudah disajikan lalu dilakukan interpretasi data.
dengan masalah pokok, kemudian data tersebut diolah dan disajikan dalam
22
merujuk kepada peraturan perundang-undangan, pendapat para ahli hukum
33
Sriwahyuni, Pedoman Penulisan Thesis Program Magister Ilmu Hukum, UIR Pres, 2015,
hlm. 13.
23
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
B. Masalah Pokok
D. Kerangka Teori
E. Konsep Operasional
F. Metode Penelitian
oleh PT. Pangkalan Baru (PBI) di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
G. Daftar Pustaka
I. Buku-buku
Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung, 2007.
Friedman, Teori dan Filsafat Hukum Idealisme dan Problem Keadilan, Jilid 2
(terjemahan Achmad Nasir Budiman dan Sulemen Daqib), Rajawali Pers,
Jakarta, 1990.
Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum dan Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, Forum Sahabat, Jakarta.
Manuel G. Velasquez, Business Ethics: Concepts and Cares (Fifth Edition), New
Jersey: Pearson Education, Inc., 2002.
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994.
Mukti Fajar Nd dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normotif Dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Cetalan Pertama, Yogyakarta, 2010.
25
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause, John Wiley and Sons, Inc, New
Jersey, 2005.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
II. Undang-Undang
III. Internet
26