Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PROPOSAL

METODE PENELITIAN HUKUM

“PENYALAHGUNAAN DANA CSR PT GARUDA INDONESIA UNTUK


KEPENTINGAN INTERNAL PERUSAHAAN DIHUBUNGKAN DENGAN UUPT NO 40
TAHUN 2007”

Disusun oleh:
Novi Alensky
(10040017198)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motivasi setiap perusahaan atau industri atau bisnis bertujuan untuk meningkatkan
keuntungan. Sebagai suatu konsep organisasi, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap
berbagai kepentingan yang mempuyai prinsip moral dan nilai etika. Banyak perusahaan yang
semakin berkembang maka pada saat itu pula kesenjangan social dan kerusakan lingkungan
sekitar dapat terjadi. Karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negative.

Keinginan mencari laba dalam bisnis menghambat keinginan untuk membangun masyarakat
dan lingkungan sekitarnya. Sejauh ini kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mendorong perusahaan untuk menjalankan tanggung jawab social belum tegas dan efektif. Di
tambah banyaknya program yang dikeluarkan oleh pemerintah berjalan tidak berkelanjutan

Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu kewajiban perusahaan


yang bertanggungjawab bukan hanya untuk konsumen, pemegang saham, ataupun karyawannya.
Kini perusahaan juga melakukan program CSR kepada lingkungan sekitar. Hal ini sebagaimana
sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
tanggung jawab sosial, dan lingkungan sumber daya alam dan tidak dibatasi kontribusinya serta
dimuat dalam laporan keuangan. Perlu diingat pembangunan suatu Negara bukan hanya
tannggung jawab pemerintah dan industry saja, tetapi setiap manusia mempunyai peran untuk
mewujudkan kesejahteraan social dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.

Tanggung jawab social dalam perusahaan memberikan kepedulian perusahaan terhadap


pihak-pihak lain secara lebih luas tidak hanya dalam perusahaan saja. Tanggung jawab dari
perusahan CSR merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan
semua stake holder.

CSR sebagai komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
sosial, dan lingkungan. 1

Namun pada kenyataaannya implementasi tanggung jawab social perusahaan di Indonesia


memang belum seperti yang diiharapkan, masih banyak perusahaan di Indonesia masih banyak
yang tidak melakukan dan menerapkan tanggung jawab social. Tanggung jawab social
perusahaan memberi implikasi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, meringankan
beban pembiayaan, pembangunan pemerintah, memperkuat investasi dunia usaha, serta semakin
kuatnya jaringan kemitraan antara masyarakat, pemerintah dengan dunia usaha.2

Banyak kalangan yang tidak percaya bahwa perusahaan tidak bersungguh-sungguh dalam
menerapkan CSR. Mereka beranggapan bahwa sebuah perusahaan hanya mengejar keuntungan
semata, tidak mungkin mempunyai maksud dan tujuan mulia untuk memberdayakan masyarakat,
menghormati hak-hak buruhnya, serta tidak merusak lingkungan. Oleh karena itu sangatlah tidak
mungkin untuk menuntut perusahaan agar bertanggungjawab secara sosial.

Dalam uraian di atas, maka sangat penting sekali penelitian ini di lanjut, oleh karena itu
dalam penelitian ini akan di teliti pelanggaran terhadap perusahaan yang tidak menerapkan
tanggung jawab dan prinsip tranparacy yang berhubungan dengan CSR yaitu dengan penelitian
dengan judul “Penyalahgunaan Dana CSR PT Garuda Indonesia untuk Kepentingan
Internal Perusahaan Dihubungkan dengan UUPT No 40 Tahun 2007.” Dengan harapan
peneliti dapat mendapat solusi dari permasalahan tersebut sehingga perusahaan dapat melakukan
usahanya sesuai dengan etika bisnis yang tepat dan dapat melaksanakan kewajiban dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulisan merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaturan tentang CSR menurut ketentuan UU Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas ?
b. Bagaimana bentuk penyalahgunaan dan tanggung jawab dana CSR PT Garuda
Indonesia untuk kepentingan internal?

1
Wargianti, Puspa. “studi tentang csr (corporate social responsibility)” Privat law. Vol.06, No. 01 , 2018, Hlm 17
2
Isa Wahyudi dan busyra Azheri, Corporate Sosial Responsibility, (Bandung: In-Trans Publishing,2008), hlm 15.
c. Bagaimana sanksi yang diberikan kepada PT Garuda Indonesia yang telah meggunakan
dana CSR untuk kepentingan internal?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan utama penelitian ini
adalah:
a. Menjelaskan dan menganalisis peraturan dalam Undang undang Perseroan Terbatas.
b. Mengetahui bentuk penyalahgunaan data CSR PT Garuda Indonesia untuk kepentingan
internal.
c. Mengetahui sanksi yang diberikan kepada PT Garuda Indonesia yang telah meggunakan
dana CSR untuk kepentingan internal.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan masukan, berguna bagi pihak yang
tertarik dan berkepentingan dengan masalah-masalah yang di teliti dan di bahas sekaligus
dapat memberikan referensi.diantaranya:
a) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam wawasan dan pengetahuan khususnya tentang pelaksanaan
tanggung jawab social dalam suatu perusahaan.
b) Kegunaan Praktis
1) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru untuk
penulis serta menjadi media yang bermanfaat untuk
mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman penulis tentang
kewajiban setiap perusahaan.
2) Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk
melanjutkan dan memudahkan mencari referensi tidak hanya tentang
peraturan dalam pelaksanaan CSR tetapi juga dalam Transparansi.
3) Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan nantinya dapat dimanfaatkan atau digunakan
dalam mengambil keputusan atau kebijakan-kebijakan baru tentang akibat
hukum bagi setiap perusahaan kedepannya yang akan berkembang dan
menjadikan CSR sebagai dasar tanggungjawab dari sebuah perusahaan
agar tidak ada lagi perusahaan yang menganggap CSR tidak penting
bahkan tidak turut serta bertanggung jawab.

1.5 Kerangka Pemikiran

Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun
harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lain.

tanggung jawab sosial sebagai cara mendukung pemerintah dalam mencapai


kemakmuran masyarakat. Perseroan mencermati bahwa konsep ini bukan sekedar konsep
indirect-branding yang semata-mata hanya ingin mempromosikan produk dan usahanya.
Melainkan tanggung jawab sosial harus terselenggara dengan niat yang tulus dan apa adanya
untuk kemajuan lingkungan dan masyarakat.3

melalui rumusan Pasal 74 merupakan kebijakan hukum dari pembentuk UU untuk mengatur dan
menerapkan TJSL dengan suatu sanksi, dan hal ini adalah benar, karena:

1. Secara faktual, kondisi sosial dan lingkungan telah rusak di masa lalu ketika perusahaan
mengabaikan aspek sosial dan  lingkungan sehingga merugikan masyarakat sekitar dan
lingkungan pada umumnya.4
2. Budaya hukum di Indonesia tidak sama dengan budaya hukum negara lain, utamanya
negara industri maju tempat konsep CSR pertama kali diperkenalkan di mana CSR bukan
hanya merupakan tuntutan bagi perusahaan kepada masyarakat dan lingkungannya tetapi
juga telah dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan dan syarat bagi
perusahaan yang akan go public. Dengan kata lain, MK tampaknya berpendapat bahwa

3
http://www.linknet.co.id/ind/nodes/nodes/view/type:corporate-social-responsibility/slug:corporate-social-
responsibility-principle
4
Mahkamah Konstitusi, above no.4, Bagian 3. Pertimbangan Hukum, subbagian Pendapat Mahkamah, nomor 3.19,
halaman 91.
sesuai kultur hukum Indonesia, penormaan TJSL sebagai norma hukum yang diancam
dengan sanksi hukum merupakan suatu keharusan demi tegaknya TJSL atau CSR.5
3. Menjadikan TJSL sebagai kewajiban hukum dinilai oleh MK justru untuk memberikan
kepastian hukum sebab dapat menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda tentang
TJSL oleh perseroan sebagaimana dapat terjadi bila TJSL dibiarkan bersifat sukarela. Hanya
dengan cara memaksa tersebut akan dapat diharapkan adanya kontribusi perusahaan untuk
ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.6

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sudah di atur


sedemikian rupa dalam UU No. 40 tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas (PT) yaitu suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan adalah memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen,  pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi
juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut,
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya).7

Transparancy

perusahaan harus bisa menyediakan berbagai informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh berbagai pihak. Perusahaan harus mengambil inisiatif
untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemangku

5
Ibid, halaman 92
6
Ibid, halaman 93
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan diakses pada Hari Senin 04 mei 2020 pukul
17.30 WIB
kepentingan lainnya. Dalam sisi transparansi ada 2 segi yang disoroti peneliti, yaitu informasi
dan kebijakan.8

Menurut Beni Belvy (2012:16)

CSR di Indonesia umumnya banyak di artikan sebagai tindakan korporasi atau perusahaan
besar untuk memberikan sumbangan (philanthropy) berupa materi seperti uang, peralatan
atau hadiah lainnya kepada komunitas, organisasi atau individu diwilayah dimana mereka
beroperasi, dengan bentuk kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan. Sementara ini
pengungkapan CSR bertujuan untuk lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan
stakeholdernya.

Tujuan dalam penerepan CSR adalah untuk pemberdayaan massyarakat, bukan memperdayai
mmasyarakat.

Hendrik menjelaskan bahwa pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat


mandiri. Kata social diinterprestasikan dengan kedermawanan. Padahal CSR terkait dengan
sustainability dan acceptabilitiy, artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha disuatu
tempat, dalam jangka waktu yang panjang. Jadi CSR juga dilihat dari lingkup stakeholder atau
lingkungan sekitarnya. (Hendrik Budi, Corporate Sosial Responsibility, 2009:9)

Pelaksanaan CSR di Indonesia sampai saat ini belum terlaksana menyeluruh di setiap
perusahaan, ada yang terlaksana tetapi tidak sampai ke tangan masyarakat atau tidak
memberikan peranan penting terhadap lingkungan sekitar perusahaannya.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah lebih focus melihat permasalahan yang
terjadi, perintah Pasal 74 ayat (4) UU PT untuk membuat peraturan pemerintah yang secara
khusus mengatur tentang TJSL, maka setidaknya ada 4 (empat) persoalan krusial yang perlu
dikaji lebih mendalam. Keempat persoalan itu adalah:

(a) batasan tentang perseroan yang terkena kewajiban melaksanakan TJSL,  khususnya tentang
frasa ‘perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, atau
yang usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam’

8
Lukas William Andypratama “PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE” AGORA Vol. 1, No.
1, (2013)
(b) harmonisasi dan sinkronisasi berbagai peraturan perUUan yang juga mengatur substansi yang
berkaitan dengan TJSL, khususnya menyangkut ketentuan tentang sanksi hukum

(c) pertimbangan penerapan sistem punish and rewards terhadap perseroan yang melawan atau
mematuhi kewajiban hukum melakukan TJSL, dengan sedapat mungkin tidak menjatuhkan
sanksi berupa pidana melainkan penghapusan atau pengurangan insentif dan sebaliknya

(d) harmonisasi dan sinkronisasi antara kewajiban TJSL perusahaan dengan PKBL bagi
perusahaan yang berupa BUMN. 

untuk lebih memberi kepastian hukum bagi para pelaku usaha khususnya badan-badan usaha,
baik yang berupa usaha kecil, menengah, besar, ataupun badan usaha yang modalnya berupa
modal domestik maupun asing, dan juga bagi BUMN. Kecuali itu, peraturan pemerintah tersebut
juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya pengaturan tentang pelaksanaan TJSL perusahaan
secara sepihak dan berbeda-beda pada aras daerah melalui peraturan daerah. Apabila peraturan
hukum tentang TJSL perusahaan ini dibiarkan tersebar di mana-mana dan pada aras yang
berbeda-beda, dikhawatirkan justru akan mengakibatkan pelaksanaan TJSL perusahaan yang
tidak efektif, tidak sesuai dengan strategi bisnis masing-masing perusahaan, yang pada akhirnya
justru membebani pelaku usaha sendiri.

1.6 Metode Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal research).
Disebut demikian karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi
dokumen yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis
atau bahan hukum yang lain.9 Pada penelitian ini penulis akan terfokus pada penelitian
penegakan hukum untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang telah
disebutkan diatas. Penelitian ini memberikan gambaran tetnang bagaimana penerapan
kewajiban perusahaan seharusnya, aturan-aturan yang relevan sesuai dalam undang
undang terkait dalam menangani kasus kasus tindakan penyalahgunaan dana CSR dan
tindakan kesewenang wenangan dalam memenuhi tanggungjawab perusahaan.

2. Pendekatan Penelitian
9
Bambang Waluyo, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm. 13
Pendekatan penelitian adalah metode atau cara mengadakan penelitian. 10 Menurut
Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar
untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti11
Pendekatan dalam tulisan ini menggunakan beberapa pendekatan yang dijelaskan oleh
Marzuki, Pendekatan terdiri dari:
a. Pendekatan Perundang-undangan (Statuta Approach)
b. Pendekatan Kasus (Case Approach)
c. Pendekatan Historis (Historical Approach)

3. Metode Pengumpulan Bahan Hukum


Dalam pengumpulan bahan hukum menggunakan sumber data primer dan sekunder
sesuai dengan kebutuhan penelitian yang bertumpu pada data dalam kepustakaan.
Yaitu:
a. Bahan Hukum Primer
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
- Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
- Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

b. Bahan hukum sekunder


Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan melalui bahan-bahan
literatur yaitu tulisan dari para pakar hukum dengan permasalahan yang diteliti
maupun yang ada kaitannya dengan bahan rimer yakni meliputi literatur dari
buku, makalah, jurnal.

4. Analisis Bahan Hukum


10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rieneka Cipta,2002),23
11
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta,
2001, hlm. 13-14
pengolahan data dilakukan dengan cara mesistematika terhadap bahan-bahan hukum
tertulis. Sistematisasi berarati membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum
tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.12 Bahan hukum yang
diperoleh selanjutnya dilakukan pembahasan, pemeriksaan dan pengelompokan ke
dalam bagian-bagian tertentu untuk diolah menjadi data informasi. Menilai bahan
hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian lalu
mengevaluasi agar dapat tersimpulkan akibat hukum dalam kewajiban perusaha
melaksanakan CSR.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mengetahui isi dari penelitian ini, maka secara singkat akan disusun dalam 5 bab,
yang terdiri dari :
BAB 1 Pendahuluan : Pada bab ini penulis akan mengemukakan gambaran awal
tentang penelitian meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan
BAB 2 Tinjauan Pusataka : Yaitu berisi teori mengenai “Penyalahgunaan Dana Csr Pt
Garuda Indonesia Untuk Kepentingan Internal Perusahaan Dihubungkan Dengan Uupt No 40
Tahun 2007”, keterkaitan antara variabel, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,
hipotesis, serta uraian teoritis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.
BAB 3 Metode Penelitian : Yaitu menjelaskan mengenai metode yang digunakan peneliti
dalam melaksanakan penelitian mengenai Sifat Penelitian, Jenis Data dan Sumber Bahan
Hukum, Pendekatan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data yang
digunakan.
BAB 4 Hasil dan Analisis : Terdiri dari analisis terhadap kasus-kasus yang telah di
kumpulkan oleh peneliti terhadap masalah yang ada dalam penelitian.
BAB 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran : berisi kesimpulan penelitian, diskusi yang
dikaitkan dengan teori dan saran penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

12
Soejono Soekantor dan Sri Mamudji. Hal. 251-252 Penelitian Hukum Normatif
Buku :

Wargianti, Puspa. “studi tentang csr (corporate social responsibility)” Privat law. Vol.06, No.
01 , 2018, Hlm 17

Isa Wahyudi dan busyra Azheri, Corporate Sosial Responsibility, (Bandung: In-Trans
Publishing,2008), hlm 15.

Mahkamah Konstitusi, above no.4, Bagian 3. Pertimbangan Hukum, subbagian Pendapat


Mahkamah, nomor 3.19, halaman 91.

Lukas William Andypratama “PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE


GOVERNANCE” AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)
Bambang Waluyo, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm. 13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rieneka


Cipta,2002),23

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),
Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13-14

Soejono Soekantor dan Sri Mamudji. Hal. 251-252 Penelitian Hukum Normatif

Internet :

http://www.linknet.co.id/ind/nodes/nodes/view/type:corporate-social-
responsibility/slug:corporate-social-responsibility-principle

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-pedata/847-persoalan-hukum-seputar-tanggung-
jawab-sosial-dan-lingkungan-perseroan-dalam-perundang-undangan-ekonomi-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai