Anda di halaman 1dari 16

PERAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

DI INDONESIA

CORPORATE SOCIAL AND ENVIRONMENT RESPONSIBILITY (CSER)

KELOMPOK 13
Nadia Zahra Rahmadhani 1901111924
Novia Tri Ramadhani 1901112730
Rifqi Mulya Nauli Siregar 1901110065
Yolla Ersafitri 1901110252

POLITIK LINGKUNGAN GLOBAL A


HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
PENDAHULUAN

Problematika lingkungan hidup menjadi hal yang serius apabila tidak segera diselesaikan, hal ini
dikarenakan keberlangsungan hidup umat manusia berkaitan langsung dengan lingkungan hidup.
Berbagai kebijakan mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah diambil
pemerintah, akan tetapi kebijakan tersebut belum berlaku secara efektif. Kebijakan mengenai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup belum bisa dikatakan baik karena bisa
dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik menyebutkan limbah plastik di Indonesia mencapai 64
juta ton per tahun. Hal yang perlu diatasi dalam permasalahan lingkungan hidup di Indonesia
adalah besarnya jumlah dan bahayanya dampak yang ditimbulkan oleh limbah plastik.

Limbah plastik bisa menimbulkan kerusakan lingkungan hidup karena limbah plastik merupakan
limbah yang berbahaya dan sulit terurai dan membahayakan lingkungan. Di Indonesia, terjadi
perbenturan kepentingan antara ekonomi dan lingkungan hidup yang menyebabkan
permasalahan lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih belum bisa diatasi. Pada kegiatan
suatu perusahaan, dapat terlihat bahwasanya tujuan utamanya untuk memajukan perekonomian
negara, akan tetapi sedikit banyak pasti akan mengorbankan lingkungan hidup. Gesekan
kepentingan inilah yang mendorong dibuatnya kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan
tanggungjawab lingkungan perusahaan atau CSER (Corporation Social and Environmental
Responsibility).

Akan tetapi dalam pelaksanaannya di Indonesia, tanggungjawab perusahaan yang dikenal


hanyalah CSR. Penggunaan istilah CSR di masyarakat Indonesia telah mengurangi makna dan
substansi dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 74 Undang-Undang 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disingkat
UU PT. UU PT mengatur bahwa “setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan”. Namun UU PT maupun “Peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas”,
tidak mengatur secara jelas mengenai apa itu tanggungjawab sosial dan apa itu tanggung jawab
lingkungan. Ketidakjelasan dari UU ini menimbulkan pertanyaan yaitu apakah perusahaan yang
telah melakukan tanggungjawab sosial wajib melakukan tanggung jawab lingkungan.
PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PERAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP


LINGKUNGAN DI INDONESIA.

Peran tanggung pawab posial perusahaan terhadap lingkungan atau biasa dikenal dengan konsep
Corporate Social and Environmental Responsibility (CSER) merupakan suatu konsep dimana
sektor industri terutama perusahaan turut memiliki tanggung jawab dalam merawat lingkungan
sekitarnya. Tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan besar telah memberikan banyak dampak baik
bagi perekonomian nasional, namun kerusakan lingkungan dan eksploitasi Sumber Daya Alam
menjadi hal yang tak terelakkan bagi sektor ini sehingga dapat berpengaruh bagi kelangsungan
hidup masyarakat sekitar. Atas dasar inilah perusahaan pun harus turut andil dalam menjaga
masyarakat dan lingkungan alam sekitar beroperasinya perusahaan. Indonesia mengatur
penerapan CSER dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tenang Perseroan
Terbatas (UUPT) yang berbunyi:

 Ayat 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan


dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
 Ayat 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dalam ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
 Ayat 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Ayat 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Melalui undang-undang ini pemerintah mempertegas dimensi sosial perusahaan, hal ini terkait
dengan banyaknya isu dan konflik antara perusahaan dan masyarakat di sekitar beroperasinya
perusahaan tersebut. Pemerintah mengatur biaya yang wajib dianggarkan oleh perusahaan
terkait peran tanggung jawab sosialnya dan dilaksanakan sesuai kepatutan dan kewajaran
sehingga menguntungkan kedua pihak, baik perusahaan maupun masyarakat sekitar. Sehingga
dengan adanya CSER dapat tercipta hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, norma, dan nilai antara masyarakat dan perusahaan. Sesuai dengan undang-
undang, perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung jawab ini akan dikenakan sanksi.
Selanjutnya kewajiban CSER juga dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) Pasal 15 b yang menyatakan bahwa “setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” dan pasal
34 tentang sanksi bagi perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban yang berbunyi:

 Ayat 1. Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat
dikenai sanksi administratif berupa:
a) Peringatan tertulis;
b) pembatasan kegiatan usaha;
c) pembekuan kegiatan usaha dan/ atau fasilitas penanaman modal; atau
d) pencabutan kegiatan usaha dan/ atau fasilitas penanaman modal.
 Ayat 2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Ayat 3. Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan
dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Meskipun telah memiliki hukum yang jelas, menurut Indonesia Environtmental Center,
penerapan CSER di Indonesia masih belum maksimal. Penerapannya masih membutuhkan
banyak perhatian dari berbagai pihak terkait yaitu pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
Perusahaan merasa bahwa konsep ini tidak begitu menguntungkan bagi keberlangsungan
perusahaannya, sehingga masih banyak perusahaan yang lalai bahkaan enggan untuk
melaksanakan kewajiban ini. Namun faktanya, perusahaan harus mampu menerapkan dan
memperhatikan 3P; Profit, People, and Planet untuk mempertahankan usahanya.

Jenis CSER Berdasarkan Aspek Hukum

1. Social responsibility theory, yaitu kewajiban direksi dan manajemen untuk menjaga
keharmonisan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemangku
kepentingan (stakeholders). Dalam teori ini seakan tanggung jawab sosial hanya
menjadi kewajiban direksi dan manajemen saja atau menjadi terlalu sempit dari
hakekat CSR yang seutuhnya.
2. Hobbesian Leviatan theory, yang menghendaki kontrol yang ketat dari Pemerintah
serta meniadakan upaya-upaya lainnya. Teori ini menempatkan hanya Pemerintah
sebagai pihak yang berwenang dan menentukan terhadap aktivitas CSR perusahaan
dan menegasikan alternatif lainnya dalam pengaturan CSR.
3. Corporate governance theory, menghendaki adanya corporate accountability dari
direksi korporasi. Cenderung lebih mengamati hubungan pihak internal korporasi yaitu
antara pemilik dan manajemen korporasi.
4. Reflexive law theory, digunakan untuk mengatasi kebuntuan atas pendekatan formal
terhadap kewajiban perusahaan dalam sistem hukum. Hukum formal adalah bentuk
intervensi negara dalam mengatur persoalan privat melalui bentuk perundang-
undangan seperti Undang-Undang Perseoran Terbatas yang didalamnya juga mengatur
mengenai tanggungjawab sosial perusahaan. Reflexive law theory adalah teori hukum
yang menjelaskan adanya keterbatasan hukum (limit of law) dalam masyarakat yang
kompleks untuk mengarahkan perubahan sosial secara efektif.

Tahap-Tahap Penerapan CSER

Dalam menerapkan peran tanggung jawab sosial perusahaan, setidaknya ada 4 tahapan yang
harus diperhatikan yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan program CSER yaitu:

 Awareness Building, langkah ini dilakukan untuk mengenalkan baik perusahaan


ataupun masyarakat terhadap kesadaran tentang seberapa pentingnya CSER dan
manajemen komitmen. Langkah ini dapat direalisasikan melalui seminar, diskusi
kelompok, lokakarya, sosialisasi dan lainnya.
 CSER Assesment, hal ini dibutuhkan untuk mengobservasi kondisi perusahaan dengan
melihat hal-hal apa yang perlu diprioritaskan dan aspek apa yang perlu mendapatkan
perhatian lebih, serta langkah atau strategi seperti apa yang yang paling tepat untuk
membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSER secara aktif.
 CSER Manual Building, menjadi langkah terakhir sebagai pondasi untuk menyusun
hasil assesment. Hal ini dilakukan dengan melakukan riset dari referensi atau bagi
perusahaan yang menginginkan langkah yang cepat. Bantuan tenaga ahli dari luar
perusahaan biasanya dibutuhkan dalam langkah ini.

2. Tahap Implementasi

Dalam pelaksanaan program, perushaan akan melakukan beberapa langkah dibawah ini;

 Sosialisasi, tahap ini diperlukan dalam sebelum menerapkan program ini dalam rangka
memperkenalkan pedoman penerapan CSER dan aspek terkait lainnya kepada
komponen perusahaan.
 Pelaksanaan, setelah menyusun dan memperkenalkan program maka dilaksanakan
kegiatan sesuai dasar pedoman yang telah dirancang sebelumnya.
 Internalisasi, pada tahap ini akan dilakukan kembali upaya untuk memperkenalkan
CSER dalam seluruh kegiatan perusahaan melalui sistem kinerja, prosedur, proses
produksi, pemasaran, dan proses bisnis.

3. Tahap Evaluasi

Setelah program dijalankan, maka dilakukan proses evaluasi yang dilakukan secara terus-
menerus dan konsisten untuk melihat efektivitas dari pelaksanaan CSER. Evaluasi
mencakup pada berbagai aspek seperti kepatuhan terhadap peraturan dan standar prosedur
operasi serta pengendalian resiko perusahaan.

4. Tahap Pelaporan

Sebagai bentuk transparansi, perusahaan akan melaporkan seluruh kegiatannya dengan


tujuan membangun sistem informasi yang baik. Hal ini dibutuhkan dalam hal pengambilan
keputusan maupun kebutuhan transparansi indormasi material yang relevan tentang
perusahaan.
CONTOH PENERAPAN CSER OLEH PERUSAHAAN DI INDONESIA

Salah satu peneran yang dilakukan oleh perusahan yang ada di Indonesia yakni Peranan
Corporate Social Responsibility (CSR) bidang lingkungan yang dilakukan PT. Surya Kertas
dalam menunjang perolehan program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER).

Berkembangnya isu mengenai CSR dan etika dalam berbisnis telah membuat banyak
perusahaan mulai sadar bahwa keberhasilan harus dibangun dari penghargaan dan
kepercayaan masyarakat. Pengawasan oleh pemerintah dan masyarakat mendorong semakin
banyak perusahaan mengikuti peraturan dan menjadikan CSR sebagai etika berbisnis.

Program CSR Bidang Lingkungan PT. Surya Kertas

Melalui program CSR, PT. Surya Kertas menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus
kepada pencapaian profit perusahaan, namun peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan
disekitar perusahaan (menjalankan bisnis secara etis). Program Surya Green dan Surya Clean,
menunjukkan bahwa perusahaan telah aktif dalam menciptakan kondisi sosial dan lingkungan
yang aman dan nyaman disekitar perusahaan (Assessing Sosial Chesion) dan turut menjaga
kelestarian lingkungan disekitar perusahaan (Protecting The Environment).

Pelaksanaan program CSR tak lepas dari komitmen pihak internal sendiri. Ini sesuai dengan
tujuan perusahaan (HR Department), yaitu mengimplementasikan Undang-Undang mengenai
CSR agar tercipta kondisi kondusif dengan lingkungan sosial pemerintahan dan masyarakat.
Tujuan ini merupakan rumusan Panca Surya No. 4: “Kami warga Surya Kertas menjunjung
tinggi kebersihan lingkungan”. Dengan menjaga kebersihan lingkungan melalui implementasi
CSR dan pengolahan limbah, perusahaan dapat menciptakan kondisi yang diharapkan oleh
kedua pihak (Moral Argument). Komitmen dapat diartikan sebagai bentuk ketanggapan
pimpinan atas setiap permasalahan sosial atau lingkungan (KLH, 2011).Melalui observasi
program CSR untuk program penghijauan KODIM terlihat bahwa masyarakat sekitar
merespon secara positif kegiatan CSR. Selain itu dari pelaksanaan program komposter, juga
dapat dilihat bahwa ketika masyarakat kurang antusias terhadap program CSR, maka program
tidak akan berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan
program CSR membutuhkan dukungan dukungan pihak eksternal perusahaan.
Berdasar buku Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang lingkungan (KLH, 2011), program CSR
PT. Surya Kertas sudah menjalankan konsep reuse, reduce, dan recycle (3R) untuk program
komposter. Selain itu, program komposter, bantuan tong sampah, bersih-bersih dan tanam
pohon di Kali Tengah, dan pemberian tanaman untuk mendukung sekolah Adiwiyata,
merupakan bentuk program pendidikan lingkungan hidup karena bersifat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Program penghijauan
Sumput dan Kali Tengah, merupakan bentuk alternatif CSR konservasi sumber daya alam.

Secara keseluruhan Surya Care sudah melaksanakan prinsip utama CSR, yaitu manajemen
dampak atas aktifitas perusahaan. Selain meminimalisir dampak, fokus ini bertujuan untuk
menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar agar tercipta situasi kondusif bagi
perusahaan untuk pelaksanaan usahanya. Dari Panca Surya No. 4 dan tugas HR Department,
dapat dikatakan perusahaan sudah menjadikan CSR sebagai bagian dari strategi bisnis
perusahaan.

Tindakan dalam Mendukung Terlaksana dan Tercapainya Program CSR

1. Perencanaan.

HR Department mulai merancang program-program yang ingin dilaksanakan selama 1 tahun


kedepan Program yang ingin dilaksanakan disusun bersama dengan target yang ingin dicapai
agar hasil yang diharapkan dapat terukur.

2. Penerapan.

Penerapan merupakan tahapan PT. Surya Kertas dalam melihat kondisi dan mempersiapkan
sumber daya perusahaan. Dalam hal ini, persiapan sumber daya manusia berkaitan den gan
kesiapan tim CSR agar dapat melaksanakan setiap program CSR dengan baik agar target yang
ditetapkan tercapai. Selain memeriksa kondisi sumber daya yang tersedia di perusahaan,
perusahaan juga melakukan analisa terhadap kebutuhan masyarakat dan berkoordinasi dengan
masyarakat.

3.Pemantauan dan Evaluasi.


Pemantauan merupakan tahapan ketika perusahaan mengukur kinerja pelaksanaan CSR yang
disesuaikan dengan target yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pemantauan
dilakukan sebulan sekali. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan atas setiap
program CSR. Ketika didapati ketidaksesuaian, maka perusahaan akan melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan agar ketidaksesesuaian tersebut tidak terulang. Evaluasi juga
bertujuan untuk menilai kelayakan program CSR perusahaan. Ketika program CSR dinilai
tidak efektif, maka pada tahun berikutnya proram CSR tersebut tidak akan dilakukan kembali
oleh perusahaan. Namun sebaliknya, ketika program CSR dirasa efektif, maka perusahaan
akan melakukan pengembangan terhadap program, dan akan dilaksanakan kembali tahun
berikutnya.

Pada tahap evaluasi, HR Department mengadakan rapat mingguan dan rapat tahunan. Rapat
mingguan bertujuan untuk membahas progress program CSR dan membuat program CSR
baru. Program CSR baru, merupakan program CSR yang dibuat diluar rencana tahunan (rapat
tahunan) karena disesuaikan dengan kondisi dan permintaan saat itu. Umumnya program ini
dibuat berdasar pada informasi tambahan dari Environment Section mengenai potensi
perubahan kondisi lingkungan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan.

4.Pelaporan

Tahapan ini merupakan hasil tertulis dari pemantauan dan evaluasi yang telah dilakukan dari
tahap sebelumnya. Laporan monitoring harus disertai stempel atau tanda tangan dari pihak
penerima program CSR sebagai bukti bahwa perusahaan benar-benar melakukan pengawasan
atas programnya. Laporan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui progress pelaksanaan dan
perkembangan program CSR. Selain laporan monitoring, PT. Surya Kertas juga membuat
laporan tahunan atas setiap program yang dilaksanakan selama 1 tahun. Dalam laporan
tahunan, tertuang secara rinci nama program apakah termasuk program rutin atau bukan,
waktu pelaksanaan, jenis program, wilayah ring, tempat atau lokasi program, nilai dana,
uraian program, termasuk siapa pihak yang menerima.

5.Tindak Lanjut
Pada tahap ini, perusahaan melakukan perbaikan atas apa yang menjadi evaluasi. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian yang serupa. Ketika dalam suatu
program didapati ketidaksesuaian, maka perusahaan akan langsung merancangkan program
CSR selanjutnya (tahap 2) untuk mengatasi ketidaksesuaian tersebut. Pada tahap 2, HR
Department sudah menentukan kapan waktu pelaksanaan dan besarnya dana yang diperlukan
(kembali ke tahap perencanaan).

Dari tahapan-tahapan yang dilakukan PT. Surya Kertas, dapat dilihat bahwa sejak awal
perusahaan telah melakukan perencanaan yang matang. Terlebih lagi, perusahaan telah
membuat wilayah-wilayah (Ring) yang menjadi dasar urutan prioritas dalam melaksanakan
program CSR. Pengalaman dari pihak perusahaan menunjukkan bahwa program CSR yang
dilaksanakan memerlukan dukungan pihak eksternal, terutama penerima program. Selain itu,
aspek penting penting yang perlu diperhatikan ialah, tahapan pelaksanan CSR PT. Surya
Kertas sudah menjadi suatu siklus. Ketika dilakukan evaluasi dan diperlukan tindak lanjut,
maka setiap tindak lanjut yang hendak dilakukan akan dimulai dari tahap perencanaan hingga
ke tahap akhir (Gambar 1). Ini menunjukkan bahwa program CSR PT. Surya Kertas sudah
menerapkan prinsip berkelanjutan dengan mempertimbangkan rencana dan efek jangka
panjang, serta adanya tindak lanjut agar program yang dijalankan tidak melenceng dari target
(perencanaan) awal.

PROPER Sebagai Alat Untuk Menunjukkan Kondisi Keberlangsungan Usaha


(Sustaiability) PT. Surya Kertas

PT. Surya Kertas telah berhasil menunjukkan tanggung jawabnya dengan perolehan PROPER
Biru. PROPER Biru berarti menunjukkan bahwa perusahaan telah dinilai taat dalam upaya
pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil
yang sesuai dengan persyaratan minimum perundangan-undangan. Dapat dikatakan, PROPER
hanya berperan sebagai tools bagi perusahaan sehingga perusahaan harus bertindak sesuai apa
yang menjadi ketentuan sertifikasi.

Sampai sejauh ini, target PT. Surya Kertas ialah untuk minimal mempertahankan atau
meningkatkan PROPER Biru yang telah diraih. Usaha yang dilakukan ialah menambah
intensitas program CSR perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Bagi
perusahaan, PROPER merupakan alat untuk mengukur dan menilai tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan. PROPER yang diperoleh dijadikan alat tolok ukur kinerja
pengelolaan lingkungan perusahaan dimata stakeholders, termasuk masyarakat. Dengan
peningkatan program CSR setelah memperoleh PROPER, dapat dikatakan PROPER berperan
sebagai alat yang mendorong perusahaan untuk tetap atau lebih bertanggung jawab atas
lingkungan dengan menambah intensitas pelaksanaan program CSR.

Perusahaan juga menyadari bahwa untuk mempertahankan nilai PROPER berkaitan erat
dengan pandangan masyarakat sekitar perusahaan. Oleh karena itu, demi terciptanya kondisi
yang kondusif, perusahan berusaha melalui CSR agar setiap kebutuhan masyarakat dapat
dipenuhi dan dampak negatif dari aktifitas perusahaan dapat diminimalisir untuk menjaga
hubungan baik. Sehingga melalui hal ini, kedua pihak akan sama-sama diuntungkan.

PROPER merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan, mengingat bahwa PROPER
dianggap sebagai sebuah rapor untuk suatu badan usaha. Ketika nilai rapor buruk, maka akan
ada punishment bagi badan usaha dan sebaliknya. PT. Surya Kertas menyadari hal ini dan
menganggap PROPER berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan usaha. Oleh karena itu, PT. Surya Kertas selalu berusaha menjaga yang sudah
dicapai saat ini, yaitu mempertahankan PROPER Biru. Karena ketika peringkat PROPER
mencapai merah atau hitam, maka akan ada publikasi mengenai kelalaian perusahaan, dan ini
berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan. Tidak dipungkiri, ini akan berpengaruh
terhadap kondisi penjualan produk perusahaan dan berdampak pada keberlangsungan usaha.
Dari reputasi akan mengalir kesegala aspek hingga mempengaruhi keberlanjutan perusahaan.

Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2011 dijelaskan sanksi yang akan
mengikuti perusahaan yang meraih PROPER merah dan hitam. Perusahaan yang memperoleh
warna merah akan dikenai sanksi administrasi atas kelalaiannya dan harus segera
memperbaiki pengelolaan lingkungannya. Sedangkan perusahaan dengan PROPER hitam
akan diserahkan kepada proses penegakan hukum lingkungan dan ada kemungkinan untuk
diberhentikan kegiatan usahanya (pencabutan izin usaha) jika tidak segera melakukan
perbaikan terhadap kinerja lingkungannya. Demikian sebaliknya ketika perusahaan
memperoleh PROPER biru, hijau, atau emas. Perusahaan dengan PROPER baik, akan
memiliki nama baik dimata stakeholders dan memiliki kemudahan memperoleh pinjaman di
bank sesuai dengan kualitas kredit perusahaan dalam Kriteria Komponen Lingkungan dalam
Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
7/3/DPNP.

Program CSR Bidang Lingkungan Sebagai Sarana Penunjang Perolehan PROPER Biru
PT. Surya Kertas

Aspek penilaian PROPER umumnya berhubungan dengan pengolahan limbah perusahaan.


Dalam UU No. 23 Tahun 1997 Pasal 5 ayat 3, penilaian PROPER turut melibatkan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, baik dengan cara mengajukan keberatan,
maupun dengar pendapat atau dengan cara lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Masyarakat juga dimungkinkan untuk ikut memikirkan dan memberikan
pandangan serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.

Jika melihat dari struktur organisasi HR Department, dapat dilihat bahwa program CSR PT.
Surya Kertas memiliki peran dalam menunjang perolehan PROPER. Terdapat koordinasi
antara GA Section dan Environment Section. GA Section melibatkan Environment Section
untuk mendukung setiap program CSR. Dukungan ini berupa informasi atas dampak yang
dimunculkan dari proses pengolahan limbah perusahaan. Mulai dari perkiran daerah yang
paling terkena dampak dan kemungkinan dampaknya. Informasi ini kemudian diserahkan oleh
Environment Section kepada GA Section untuk mengatasi dampak lingkungan hidup
perusahaan, walaupun program CSR tidak dapat mengatasi secara teknis (pengolahan limbah).
Jadi, selain mengatasi dari dalam perusahaan (terkait dengan pengolahan limbah sehingga
layak untuk dibuang ke alam), perusahaan juga mengatasi permasalahan lingkungan dari luar
(mencegah atau meminimalisir dampak negatif atas keberadaan perusahaan) melalui program
CSR yang sudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Misalkan
saja dampak suara, dalam penilaian PROPER dilakukan uji kebisingan. Dalam hal ini, selain
membenahi dari dalam (mesin perusahaan), perusahaan membuat program CSR berupa
penanaman pohon disekitar lokasi untuk mengurangi kebisingan akibat suara mesin
perusahan.

Bagi PT. Surya Kertas, program CSR telah menunjang perusahaan untuk memperoleh
PROPER. Karena selain berhubungan dengan bagaimana pengolahan limbah perusahaan,
PROPER juga mempertimbangkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Jika melihat UU No.
23/1997, penilaian PROPER turut melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan penilaian dan masyarakat berhak untuk mengajukan keberatan atas penilaian yang
sudah diberikan nantinya. Dapat dikatakan masyarakat sekitar berperan sebagai pihak yang
mengawasi perusahaan atas setiap dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas
produksi perusahaan karena pemerintah belum bisa setiap saat memantau dampak yang
ditimbulkan perusahaan. Melalui masyarakat inilah, pemerintah memperoleh informasi
mengenai dampak yang benar-benar ditimbulkan perusahaan. Oleh karena itu, program CSR
PT. Surya Kertas ikut berperan aktif dalam menunjang perolehan dan mempertahankan
PROPER karena program CSR disesuaikan dengan dampak yang timbul atas setiap aktifitas
perusahaan. Sehingga program CSR mampu membentuk image positif perusahaan dan dapat
meminimalisir komplain masyarakat.

Melalui ini, dapat disimpulkan bahwa program CSR khususnya bidang lingkungan berperan
sebagai sarana yang menunjang perusahaan dalam perolehan PROPER melalui kegiatannya
yang mendukung perusahaan untuk dinilai bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat. Dilihat dari peranan program CSR yang berfungsi untuk melengkapai kinerja
pengolahan limbah perusahaan, program CSR PT. Surya Kertas berfungsi dari luar untuk
mencegah dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan perusahaan atas setiap aktifitasnya.
Dikatakan menunjang karena jika melihat penilaian PROPER, komponen CSR baru benar -
benar diperhitungkan untuk kategori hijau dan emas. Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan
program CSR PT. Surya Kertas hanya mampu mendukung perusahaan sebatas pada peringkat
biru dan belum mencukupi untuk memperoleh hijau dan emas. Namun, program CSR
berperan dalam minimal mempertahankan PROPER Biru bagi perusahaan karena mampu
meminimalisir dan mencegah dampak yang ditimbulkan perusahaan, serta meredam komplain
maupun pengajuan keberatan dari masyarakat atas PROPER yang diperoleh perusahaan.
KESIMPULAN

Problematika lingkungan hidup menjadi hal yang serius apabila tidak segera diselesaikan, hal ini
dikarenakan keberlangsungan hidup umat manusia berkaitan langsung dengan lingkungan hidup.
Pada kegiatan suatu perusahaan, dapat terlihat bahwasanya tujuan utamanya untuk memajukan
perekonomian negara, akan tetapi sedikit banyak pasti akan mengorbankan lingkungan hidup.
Gesekan kepentingan inilah yang mendorong dibuatnya kebijakan mengenai tanggung jawab
sosial dan tanggungjawab lingkungan perusahaan atau CSER (Corporation Social and
Environmental Responsibility). Dengan adanya CSER diharapkan dapat tercipta hubungan
yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, norma, dan nilai antara masyarakat dan
perusahaan. Sesuai dengan undang-undang, perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung
jawab ini akan dikenakan sanksi. Meskipun banyak perusahan yang telah menjalankan
kewajibannya untuk berkontribusi untuk social melalui CSR ( Corporation Social
Responsibility), pada hakikatnya banyak perusahaan yang masih melupakan esensi kata
environmental sehingga kewajiban akan bertanggung jawab terhadap lingkungan masih sangat
rendah. Untuk itu, pemerintah Indonesia selaku pembuat regulasi harus lebih memperhatikan
keberlangsungan lingkungan hidup dengan meninjau kembali efektivitas regulasi CSER
sehingga setiap aspek baik tanggung jawab social maupun lingkungan dapat terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Andrini, L., 2016. MANDATORY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN


INDONESIA. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 28(3),
p.512.

Badan Pusat Statistik, “Limbah Plastik di Indonesia”, diakses melalui


(https://www.bps.go.id/pencarian.html?searching=limbah+plastik&yt2=Cari), diakses
pada 18 Mei 2021.

Dwi Natalia, F. and Arastyo Andono, F., 2014. EVALUASI TAHAP-TAHAP CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA DI
SURABAYA. [online] Repository.uksw.edu. diakses melalui
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5914/2/PROS_Feni%20Dwi%20N%2C
%20%20Fidelis%20Arastyo%20A_Evaluasi%20Tahap-Tahap%20Corporate_fulltext.pdf
[Accessed 9 May 2021].

Jdih.kemenkeu.go.id. 2021. UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25


TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL. [online] Available at:
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2007/25TAHUN2007UU.htm [Accessed 9 May
2021].

Karuniastuti, Nurhenu “Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan”, Sawara Patra,
Vol. 03 No. 1, 2013.

Kamim, Anggalih Bayu Muh., “Perebutan Ruang Kehidupan dan Gangguan terhadap Animal
Rights Studi Atas Konflik Satwa–Manusia sebagai Implikasi dari Ekspansi Perkebunan
Sawit di Indonesia,” BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, Vol.
1 No. 2, 2018, Hlm. 205 (199-217)

Kirana, Intan, dan Stevanus Hadi Darmadji, 2013, “Peranan Corporate Social Responsibility
(CSR) Bidang Lingkungan dalam Menunjang Perolehan Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan(PROPER) PT. Surya Kertas”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No.2
Nancy, S., 2013. PERAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN OLEH
PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DALAM MENDORONG
PEMBANGUNAN DI MALUKU - Fakultas Hukum Universitas Pattimura. [online]
Fakultas Hukum Universitas Pattimura. Available at: https://fhukum.unpatti.ac.id/peran-
tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-oleh-perusahaan-corporate-social-responsibility-
dalam-mendorong-pembangunan-di-maluku [Accessed 7 May 2021].

Nurwita, U., 2020. Implementasi Corporate Social Responsibility Sebagai Unggulan Kompetitif
Perusahaan - Indonesia Environment & Energy Center. [online] Indonesia Environment
& Energy Center. Available at: https://environment-indonesia.com/implementasi-
corporate-social-responsibility-sebagai-unggulan-kompetitif-
perusahaan/#:~:text=Penerapan%20CSR%20di%20Indonesia%20pada,perbaikan%20sar
ana%20dan%20prasarana%20Pendidikan. [Accessed 9 May 2021].

Ojk.go.id. 2021. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. [online]
Available at: https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-
undang/Pages/Undang-Undang-No.-40-tahun-2007-tentang-Perseroan-Terbatas.aspx
[Accessed 9 May 2021].

Retnaningsih, Hartini “Permasalahan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Rangka


Pemberdayaan Masyarakat,” Aspirasi, Vol. 6, No. 2, 2016, hlm. 182 (177-188).

Sulistyani Eka Lestari, dan Hardianto Djanggih, “Urgensi Hukum Perizinan dan
Penegakannya Sebagai Sarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan Hidup,” Masalah-
Masalah Hukum, Vol. 48, No. 2, 2019, hlm. 148. (147-163).

Wirasastri, A., n.d. Coorporate Social & Environmental Responsibility (CSER) dan Reaksi
Investor. [online] Repo.unand.ac.id. Available at:
http://repo.unand.ac.id/5104/1/Yurniwati-Aan%20Wirasastri.pdf [Accessed 9 May 2021].

Anda mungkin juga menyukai