Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat manusia untuk hidup, yang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktivitas kehidupan
manusia, mulai dari gaya hidup, cara berperilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam
lingkungan manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk
lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai
individu manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai satu tujuan tertentu. Interaksi antar
individu tersebut mengakibatkan suatu hubungan ke kerabatan yang dapat dijadikan suatu
sarana komunikasi dalam rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan. Lingkungan
yang sehat, bersih, aman, dan tertib itulah yang diidamkan oleh warganya untuk
mengkondisikan dirinya untuk bersikap kondusif, koorperatif dalam menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan tersebut, atau dapat pula menjaga lingkungannya dengan membentuk
sistem keamanan lingkungan (Siskamling) atau keamanan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas). Pembinaan itu sendiri adalah segala usaha dan kegiatan membimbing,
mendorong, mengarahkan, menggerakkan, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan
teknis untuk pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam rangka pencapaian
tugas serta memperoleh hasil yang maksimal. Pembinaan merupakan salah satu fungsi
penting dalam manajemen, memberikan pembinaan secara tepat, tentang apa yang diharapkan
dari pekerjaan secara jelas, karena fungsi pembinaan berhubungan langsung dengan upaya
dalam meningkatkan kinerja lembaga. Keamanan yang asal katanya aman adalah suatu
kondisi yang bebas dari segala macam bentuk gangguan dan hambatan. Perkataan aman
dalam pemahaman tersebut mengandung 4 (empat) pengertian dasar, yaitu: 1. Security, yaitu
perasaan bebas dari gangguan fisik dan psikis; 2. Surety, yaitu perasaan bebas dari
kekhawatiran; 3. Safety, yaitu perasaan terlindung dari segala bahaya; dan 4. Peace, yaitu
perasaan damai lahiriah dan batiniah. Sedangkan makna kata tertib dan ketertiban adalah
suatu kondisi dimana unit sosial termasuk didalamnya adalah warga masyarakat dengan
segala fungsi dan posisinya dapat berperan sebagaimana ketentuan yang ada. Sedangkan
pengertian Ketertiban adalah suatu keadaan dimana segala kegiatan dapat berfungsi dan
berperan sesuai ketentuan yang ada. Keamanan, ketertiban masyarakat merupakan suatu
situasi yang dibutuhkan dalam dukungan pelaksanaan pembangunan dan semua kegiatan
masyarakat. Situasi kamtibmas sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat untuk dapat
diwujudkan, sehingga menimbulkan perasaan tentram dan damai bagi setiap masyarakat dan
dapat meningkatkan motifasi dan semangat dalam bekerja, karena tidak ada rasa takut akibat
kemungkinan adanya gangguan yang akan menimpa. Kamtibmas merupakan tanggung jawab
seluruh masyarakat dan pemerintah, termasuk didalamnya adalah kepolisian sebagai aparat
penegak hukum. Dalam pelaksanaannya, kepolisian melakukan upaya-upaya/ tindakan yang
diwujudkan dalam kegiatan berupa operasi kepolisian, baik yang sifatnya rutin maupun yang
bersifat khusus. Kepolisian Negara Indonesia (POLRI) merupakan salah satu institusi penting
dalam suatu negara hukum sebagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2002 pasal 2 bahwa
“Fungsi Kepolisian adalah salah JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3
satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat”. Fungsi Polri dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat

I
(Kamtibmas) adalah salah satu wujud pelaksanaan tugas-tugas Polri yang memiliki tanggung
jawab untuk menciptakan suatu keadaan yang tertib, tentram, dan teratur dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Sebagai alat negara utama yang berperan dalam mewujudkan
keamanan dan ketertiban, Polri memegang kewenangan dan kendali penuh terhadap
pencapaian tujuan terwujudnya Kamtibmas tersebut, tentu saja dalam pelaksanaan tugasnya,
masyarakat dan komponen bangsa lainnya harus pula secara proaktif membantu Polri dalam
mewujudkan Kamtibmas. Hal ini sesuai dengan yang diatur di dalam UU No. 2 Tahun 2002
Tentang Polri bahwa yang dimaksud dengan keamanan dan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas) adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan,
ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan
membina serta pengembangan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkap,
mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk bentuk
gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. Bhabinkamtibmas merupakan
program Mabes Polri untuk mendekatkan polisi dan membangun kemitraan dengan
masyarakat. Bhabinkamtibmas mewujudkan misi melayani masyarakat dalam bentuk nyata
agar peranan polisi dapat dirasakan langsung masyarakat desa dalam bentuk pendekatan
pelayanan. Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat (Pasal 1
angka 4) Bhabinkamtibmas adalah pengemban Polmas didesa / kelurahan. Bhabinkamtibmas
adalah petugas polri yang bertugas di tingkat desa sampai dengan kelurahan yang bertugas
mengemban fungsi pre-emtif dengan cara bermitra dengan masyarakat. Bhayangkara
Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang
bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di Desa / Kelurahan.
Bhabinkamtibmas memiliki 4 (empat) kegitan pembinaan dalam mewujudkan keamanan dan
ketertiban masyarakat diantaranya yaitu: 1. Pembinaan Ketertiban Masyarakat, membimbing
dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat,
kesadaran hukum masyarakat dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perundangundangan. 2. Pembinaan Keamanan Swakarsa, melakukan tatap muka,
kunjungan/sambang, penyuluhan, latihan-latihan dalam rangka membimbing masyarakat
melaksanakan sistem keamanan lingkungan. 3. Pembinaan Keamanan Masyarakat,
memfasilitasi forum diskusi/pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat dan
memanfaatkannya untuk membangun kemitraan antara Polri dan masyarakat dalam rangka
mencegah dan menanggulangi gangguan Kamtibmas. 4. Pembinaan Potensi Masyarakat,
mengadakan tatap muka dengan tokohtokoh masyarakat baik individu maupun kelompok
kelompok/organisasi serta periodic maupun secara situasional dalam rangka menjalin
komunikasi yang baik, memecahkan masalah-masalah sosial dilingkungan masyarakat.
Kemudian juga Didalam era globalisasi, telah terjadi perubahan dalam pola pikir dan pola
hidup manusia menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif membuat manusia merasa tidak
pernah cukup akan harta benda yang telah ia miliki. Sehingga ada kecenderungan untuk
memiliki harta benda milik orang lain. Dengan berbagai cara, salah satunya yaitu mencuri.
Tentunya, tanpa seizin pemilik harta benda tersebut. Sehingga apabila kegiatan pencurian
tersebut sudah terjadi, maka pemilik harta benda tersebut  akan mengalami kerugian secara
materil.serta akan mengalami kesulitan untuk mencari tahu siapa pelakunya. Untuk mengatasi
hal tersebut, dalam lingkungan masyarakat sudah dibentuk suatu system keamanan
lingkungan yaitu “Siskamling”. Siskamling  tersebut melibatkan unsur  penduduk, untuk
melakukan pengawasan terhadap kegiatan pencurian dilingkungannya.
Dalam hal ini, bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan
dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan.Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan moral dan disiplin warga. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas

2
dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya, maka terciptalah suatu
masyarakat dan peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-nilai
yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat .

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Siskamling?
2.      Apakah Siskamling termasuk usaha pertahanan dan keamanan negara?
3.      Sejak kapan Siskamling dikenal?
4.      Bagaimana peran warga dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan?
5.      Bagaimana peran serta masyarakat dalam bela negara?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi Pembinaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat (Kamtibmas) di Kelurahan Harapan Baru?
7.      Bagaimana upaya yang dilakukan warga agar keamanan lingkungan terjamin?
8. Bagaimana Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di
Kelurahan Harapan Baru?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Siskamling,
2.      Mengetahui  Siskamling termasuk usaha pertahanan dan keamanan negara
3.      Mengetahui  kapan Siskamling dikenal
4.      Mengetahui peran warga dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
5.      Mengetahui peran serta masyarakat dalam bela NegarA
6.      Mengetahui upaya  yang dilakukan warga agar keamanan lingkungan terjamin

D.    Manfaat
        Menambah wawasan dan pengetahuan, yang kemudian menjadi bekal dan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari.

3
Dalam peraturan Kapolri No.23 tahun 2007, disebutkan bahwa Kamtibmas (keamanan dan
ketertiban masyarakat) adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselanggarannya proses pembangunan nasional. Kamtibmas tercapai saat terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan tegaknnya hokum salah satu cara untuk mencapai Kamtibmas ini.
         Kini peran warga terutama yang ada dikota sudah digantikan oleh Hansip (pertahanan
sipil) atau Satuan Pengamanan (Satpam) yang merupakan warga Sipil yang dibayar untuk
menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.Namun, berbeda dengan yang didesa.
Meskipun kegiatan Siskamling masih ada yang menjalankannya, tetapi prosentasenya
menurun dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

D.    PERAN WARGA DALAM MENJAGA KETERTIBAN DAN  KEAMANAN


LINGKUNGAN
        Saat ini,  diperlukan peran aktif warga dalam ketertiban dan keamanan lingkungan ini.
Selain mengamankan asset sendiri, warga juga diharapkan tidak bersikap masa bodoh dengan
lingkungannya.Jadikanlah karyawan kita sebagai partner untuk keamanan, ketertiban dan
kebersihan lingkungan kita. Perhatian warga terhadap mereka sangat perlu : ajak berbicara,
sikap yang baik dan bila perlu makanan kecil atau kopi tak perlu ragu untuk disumbangkan
kepada mereka saat bertugas.Dengan kata lain,  warga juga di ajak untuk peduli keamanan
dan ketertiban lingkungannya.
Sebagimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam pertimbangan huruf B ditegaskan, “bahwa
pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang
meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hokum, pelindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Indonesia
selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.

E.     SISKAMLING MENJADI WUJUD PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM


BELA NEGARA
        Sistem keamanan lingkungan yang lebih kita kenal dengan kata “Siskamling”  itu selalu
membuahkan hasil diantaranya kondisi dan keamanan lingkungan benar-benar terjaga hingga
matahari terbit. Itulah kebiasaan dan budaya warga Indonesia 10 tahun silam. Menurut
Mayjen TNI Hartind Asrin,“terdapat empat hal, pertama menyangkut tentang keamanan
insani atau bagaimana seseorang bisa nyaman untuk hidup di negeri ini. Kedua, keamanan
Publik atau disebut dengan Kamtibnas, Ketiga, keamanan internal atau keamanan dari
ancaman separatis, pemberontakan dan aksi teroris, dan kempat, adalah keamanan eksternal
berupa menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
        Terutama di kawasan pedesaan, kebiasaan untuk menjaga lingkungan secara gotong
royong sangat kental dilakukan masyarakat.Namun lambat laun kebiasaan itu semakin pudar
dikala masyarakatnya sudah mempunyai banyak kesibukan dan mulai menurunnya nilai-nilai
kebersamaan serta menguatnya rasa individualisme diantara mereka.
        Di beberapa daerah kebiasaan ronda dulu nyaris tidak terdengar lagi. Padahal,  ronda
atau siskamling banyak sekali manfaatnya. Pos ronda sekarang sudah beralih fungsi menjadi
tempat nongkrong sore atau tempat jualan nasi pecel  di pagi hari. Kini sebenarnya
siskamling dituntut lebih banyak berperan demi terciptanya lingkungan yang aman dan

4
damai.Masih terngiang baru-baru ini segala bentuk kekerasan. Dalam lingkup kecil lagi-lagi
siskamling bukan hanya tugas satpam, tapi tugas kita semua. Semoga siskamling dapat dan
tetap hidup di Negeri kita tercinta ini.Mari kita galakkan kembali Siskamling demi
terciptanya lingkungan yang aman, damai dan tentram.

F.     UPAYA YANG DILAKUKAN


1. PELAKSANAAN KEGIATAN SISKAMLING
a.  Upaya meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang       memberikan
perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat yaitu:
penjagaan;
patroli atau perondaan;
memberikan peringatan-peringatan untuk mencegah antara lain terjadinya kejahatan,
kecelakaan, kebakaran, banjir, dan bencana alam;
memberikan keterangan atau informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan
ketertiban lingkungan;
memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai masalah yang dapat
mengganggu ketentraman warga sekitarnya, serta membantu Ketua RT/RW dalam
menyelesaikan masalah warga tersebut;
melakukan koordinasi kegiatan dengan anggota Polri dan Pamong Praja, dan aparat
pemerintah terkait lainnya yang bertugas di wilayahnya;
melaporkan setiap gangguan kamtibmas yang terjadi pada Polri;
melakukan tindakan represif sesuai petunjuk teknis Polri dalam hal kasus tertangkap tangan,
dan pada kesempatan pertama menyerahkan penanganannya kepada Satuan Polri di
wilayahnya; dan
melakukan tindakan yang dirasakan perlu untuk keselamatan warganya atas izin dan perintah
dari ketua siskamling.

b.  Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi bidang keamanan dan ketertiban, merupakan
potensi pengamanan swakarsa yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna menumbuh
kembangkan sikap mental, kepekaan dan daya tanggap setiap warga masyarakat dalam
mewujudkan keamanan dan ketertiban.
c.  Siskamling merupakan salah satu model Polmas dalam memberikan konstribusi
komunikasi serta informasi secara external ( dari dan bagi masyarakat ) dalam rangka
menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat di setiap waktu.
d.  Sistem keamanan lingkungan merupakan suatu kesatuan komponen yang saling
bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil daya
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan ketertiban masyarakat dalam upaya
mendukung terwujudnya masyarakat  yang adil, makmur dan beradap berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

5
  2. KETENTUAN PELAKSANAAN SISKAMLING
a.  Peserta Siskamling adalah warga laki-laki sehat jasmani dan rohani berusia 18 s/d 60
tahun sebanyak 1 (satu)  dari setiap rumah.
b.  Piket datang selambat-lambatnya pukul 10.00 WIB
c.  Warga yang tidak hadir karena sakit, atau keperluan yang tidak bisa ditinggalkan harap
memberitahukan kepada anggota regunya.
d.  Jimpitan yang dipasang di setiap rumah berupa beras, diletakkan dibagian
samping/belakang rumah.
e.  Tempat berkumpul yaitu di Pos kamling “SIDO RUKUN”.
f.   Piket pulang secepatnya pukul 03.30 WIB

3. KEWAJIBAN PETUGAS SISKAMLING


a.  Melaksanakan patroli di lingkungan RT 01 minimal 2 kali dan siap memberikan pelayanan
kepada warga yang membutuhkan.
b.  Mengambil jimpitan  mulai pukul 01.00 WIB, yang telah disediakan oleh warga kemudian
disetorkan ke bendahara pada pagi harinya.
c.  Membunyikan kentongan setiap jam.
d.  Menulis laporan kondisi kamtibmas di buku harian sekaligus absensi.
e.   Sebelum pulang:
·     Bersihkan pos
·     Kumpulkan jimpitan
·     Kembalikan perlengkapan
·     Matikan lampu

4. TANGGUNG JAWAB PETUGAS SISKAMLING


a.    Bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan
b.    Melaporkan kepada ketua RT atau ketua RW apabila terjadi gangguan kamtibmas.

5. SARANA dan PRASARANA SISKAMLING adalah:


Pos kamling atau pos jaga;
kentongan atau alat lain yang sejenis;
kamera CCTV, atau yang sejenis;
pentungan atau yang sejenis;

6
alat-alat lain yang diperlukan dan dibenarkan sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku
 
Berdasarkan penelusuran kami, alat yang mengeluarkan bunyi-bunyi seperti yang Anda
maksud adalah kentongan atau alat lain yang sejenis. Oleh karenanya, jika memang di daerah
Anda telah diatur bahwa kentongan itu termasuk sarana dan prasarana siskamling yang
diatur, maka menurut hemat kami sah-sah saja apabila itu digunakan saat kegiatan ronda
(sebagai bagian dari kegiatan siskamling).
 
Selain itu, adapun sebenarnya kegiatan ronda (termasuk teknis jaganya) sebagai salah satu
pelaksanaan siskamling diserahkan dan ditentukan secara musyawarah mufakat oleh
masyarakat pada masing-masing wilayah di setiap daerah. Meski demikian, menurut hemat
kami hendaknya petugas jaga ronda selain menjaga keamanan juga harus memperhatikan
kenyamanan warga saat ronda agar tidak mengganggu.
 
Apabila masyarakat terganggu dengan pelaksanaan kegiatan ronda, maka saran kami adalah
upayakan cara-cara kekeluargaan terlebih dahulu, yaitu dengan mengadu ke ketua RT/RW
atau kepala desa/lurah setempat karena merekalah yang menyusun petunjuk teknis dan
penjadwalan ronda. Petunjuk teknis tersebut berarti terkait bunyi-bunyian yang mengganggu
Anda.

Siskamling ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah warga, dengan


berasaskan semangat budaya kekeluargaan, gotong royong, dan swakarsa.
 Adapun fungsi siskamling adalah sebagai:
sarana warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rasa aman di lingkungannya;
menanggulangi ancaman dan gangguan terhadap lingkungannya dengan upaya:
pre-emptif, merupakan upaya-upaya penanggulangan terhadap fenomena dan situasi yang
dapat dikategorikan sebagai faktor korelatif kriminogen, dengan cara mencermati setiap
gejala awal dan menemukan simpul penyebabnya yang bersifat laten potensial pada
sumbernya; dan
preventif, merupakan segala usaha guna mencegah/mengatasi secara terbatas timbulnya
ancaman/gangguan keamanan dan ketertiban khususnya di lingkungan masing-masing
melalui kegiatan-kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli atau perondaan,
serta kegiatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tercipta suatu lingkungan
yang aman, tertib, dan terat

7
Daftar Pustaka

Peraturan Perundangan-undangan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Pemolisian Masyarakat Bab II
Pasal 25-31
peraturan Kapolri No.23 tahun 2007

sumber internet
http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1230/5/Bab_II.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c72d8333b1df/tujuan--komponen--dan-
bentuk-kegiatan-siskamling-yang-sesuai-aturan/
http://galaxynetkotaagung.blogspot.com/2012/05/makalah-siskamling.
https://www-kompasiana-com/amp/asepmarsel/peran-masyarakat-dalam-menciptakan-
ketertiban-dan-keamanan-lingkungan
https://www-keselamatankeluarga-com.cdn.ampproject.org

8
9

Anda mungkin juga menyukai