Anda di halaman 1dari 14

PENIPUAN ONLINE YANG TERJADI DI

INDONESIA
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dosen Pengampu: Dr. Ir. H. Feira B. Arief , M.Si, IPM, ASEAN

Eng

Oleh:

VIKI FEBY HARTONO (D1021231032)

KELAS A
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pada era modern saat ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat yang
membuat komunikasi jarak jauh sudah sangat mudah terjadi berkat adanya teknologi dan
aplikasi yang ada di smartphone. misalnya menggunakan whatsapp, telegram, facebook,
instagram dan masih banyak lagi. Era globalisasi ini memang bisa memberikan dampak
buruk dan baik bagi kita, jadi hendaknya kita bisa memilah mana yang baik dan buruk.
Namun sayangnya banyak orang memanfaat teknologi ini dalam hal buruk atau kejahatan.
Contohnya kasus penipuan online yang sekarang ini sangat marak terjadi di berbagai
negara, salah satunya di Indonesia.
Penipuan online ini kerap terjadi terutama di Indonesia, hal ini bisa terjadi
karena sebagian masyarakat kita mudah percaya kepada orang yang menghubunginya
dengan iming-iming hadiah maupun uang. Banyak juga kasus terjadi penipu meminta
tebusan seolah olah keluarga si korban di penjara, kecelakaan ataupun lainnya. Jika kondisi
ini dibiarkan maka korban penipuan online ini akan terus bertambah dan makin banyak
orang yang mengalami kerugian. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini yang berjudul
“PENIPUAN ONLINE YANG TERJADI DI INDONESIA”. Dengan adanya makalah ini
harapannya masyarakat Indonesia hendaknya lebih berhati hati dan waspada dalam
menggunakan media sosial agar tidak mudah menjadi korban dari penipuan online.

2.1. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah, yaitu:
1. Apa itu penipuan online, dan apa bedanya dengan penipuan offline?
2. Apa penyebab masyarakat mudah tertipu dengan ulah mereka?
3. Melalui apa saja penipuan ini terjadi?
4. Bagaimana cara penipu online memanfaatkan teknologi dan media sosial
untuk melakukan penipuan?
5. Bagaimana dampak ekonomi dan sosial dari penipuan online terhadap
individu dan masyarakat?
6. Bagaimana sistem keamanan dan perlindungan online dapat ditingkatkan
untuk mengurangi penipuan?
7. Bagaimana upaya penegakan hukum dapat meningkatkan penangkapan dan
pengadilan terhadap pelaku penipuan online?
8. Apa peran pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi
penipuan online?
9. Bagaimana kita dapat mengidentifikasi dan melindungi diri mereka sendiri
dari penipuan online?
10. Bagaimana kerjasama internasional dapat membantu mengatasi penipuan
online yang melibatkan pelaku di berbagai negara?
11. Apa contoh dari penipuan online ini?
12. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipuan online ini?
13. Apa solusi dari penipuan online agar tidak terjadi lagi?
14. Apa yang perlu kita lakukan apabila menjadi korban penipuan online?
15. Apa saja bukti-bukti yang perlu disiapkan sebelum melaporkan penipuan
online?
16. Pada hukum Indonesia, penipuan online diatur pada peraturan atau
perundangan apa?
17. Apakah penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online ini sudah
efektif?
18. Penipuan online sudah melanggar sila ke berapa dalam Pancasila?

3.1. TUJUAN
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan
yang ingin di capai yakni:
1. Mengetahui definisi atau arti dari penipuan online dan perbedaannya dengan
penipuan offline
2. Mengetahui apa penyebab masyarakat mudah tertipu
3. Mengetahui lewat apa saja penipuan online terjadi
4. Mengetahui cara penipu online memanfaatkan teknologi dan media sosial
untuk melakukan penipuan
5. Mengetahui dampak ekonomi dan sosial dari penipuan online terhadap
individu dan masyarakat
6. Mengetahui bagaimana agar sistem keamanan dan perlindungan online
dapat ditingkatkan untuk mengurangi penipuan
7. Mengetahui upaya penegakan hukum dapat meningkatkan penangkapan dan
pengadilan terhadap pelaku penipuan online
8. Mengetahui peran pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi
penipuan online
9. Mengetahui cara kita dapat mengidentifikasi dan melindungi diri dari
penipuan online
10. Mengetahui bagaimana kerjasama internasional untuk membantu mengatasi
penipuan online yang melibatkan pelaku di berbagai negara
11. Mengetahui contoh dari penipuan online
12. Mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipuan online
13. Memberikan solusi agar penipuan online tidak terjadi lagi
14. Memberikan solusi apabila menjadi korban penipuan online
15. Memberikan informasi mengenai bukti-bukti yang perlu disiapkan ketika
ingin melaporkan penipuan online
16. Mengetahui penipuan online ini diatur dalam peraturan apa
17. Mengetahui apakah penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online
sudah efektif
18. Mengetahui penipuan online ini sudah melanggar sila ke berapa dalam
Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Apa itu penipuan online, dan apa bedanya dengan penipuan offline?
Penipuan adalah tindakan yang sengaja salah menyajikan atau mengalihkan
informasi untuk menipu orang lain, sering kali didorong oleh motif dan peluang (Anwar,
C., 2015). Menurut (Gunawan, H., 2018) Penipuan adalah suatu kebohongan yang dibuat
atau dilakukan oleh seseorang untuk kepentingan pribadi, meskipun berpotensi merugikan
orang lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penipuan adalah sesuatu yang
merujuk pada perilaku atau tindakan yang berbohong untuk menyesatkan, menipu, atau
mencari keuntungan. Definisi ini menekankan pada proses, tindakan, dan cara melakukan
kecurangan. Jadi dapat disimpulkan penipuan adalah suatu tindakan berbohong yang
merugikan orang lain.

2.2. Apa penyebab masyarakat mudah tertipu dengan ulah mereka?


Salah satu penyebab mengapa masyarakat mudah tertipu adalah karena mudah
percaya kepada orang lain, kurangnya pengalaman, kurangnya literasi, kurangnya
pemikiran yang kritis serta kesadaran. Hal ini bisa di juga disebabkan oleh keinginan
mendapatkan uang dengan cepat dan instan.

2.3. Melalui apa saja penipuan ini terjadi?


Penipuan online ini kerap terjadi melalui aplikasi media sosial di smartphone
terutama whatsapp, telegram, facebook, instagram, dan tempat jual beli online. Pada awal
mulanya penipuan online ini didasari oleh pencurian data diri dan nomor handphone si
korban, lalu pelaku akan menjalankan aksinya dengan mengirimkan link phising maupun
situs web atau aplikasi palsu yang akan digunakan nya untuk menipu si korban.

2.4. Bagaimana cara penipu online memanfaatkan teknologi dan media sosial
untuk melakukan penipuan?
Penipu online menggunakan berbagai teknik untuk memanfaatkan teknologi dan media
sosial, antara lain:
1. Phishing: Mereka mengirimkan email palsu yang tampak asli untuk memancing
informasi pribadi seperti kata sandi atau nomor kartu kredit.
2. Penipuan Identitas: Penipu mencuri atau memalsukan identitas seseorang untuk
mendapatkan akses atau melakukan transaksi yang merugikan korban.
3. Scam Pemesanan Online: Mereka membuat situs web palsu atau iklan palsu untuk
menjual produk yang sebenarnya tidak ada atau tidak berkualitas.
4. Sosial Engineering: Penipu berusaha memanipulasi korban melalui interaksi sosial
untuk mendapatkan informasi pribadi atau keuangan.

2.5. Bagaimana dampak ekonomi dan sosial dari penipuan online terhadap
individu dan masyarakat?
Dampak penipuan online meliputi kerugian finansial, stres, kehilangan
kepercayaan, dan dampak psikologis. Masyarakat juga dapat mengalami peningkatan
kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap bisnis online yang sah.

2.6. Bagaimana sistem keamanan dan perlindungan online dapat ditingkatkan


untuk mengurangi penipuan?
Untuk mengurangi penipuan online kita perlu melibatkan peningkatan
keamanan situs web dan aplikasi, deteksi dini penipuan, penggunaan otentikasi dua faktor,
dan pendidikan tentang keamanan online.

2.7. Bagaimana upaya penegakan hukum dapat meningkatkan penangkapan


dan pengadilan terhadap pelaku penipuan online?
Penegakan hukum dapat meningkatkan kerja sama internasional,
mengembangkan tim khusus untuk penanganan kasus penipuan online, dan menggunakan
teknik investigasi digital.

2.8. Apa peran pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi


penipuan online?
Pendidikan dan kesadaran masyarakat dapat mengajarkan individu tentang
risiko online, cara mengidentifikasi penipuan, dan praktik keamanan yang baik.

2.9. Bagaimana kita dapat mengidentifikasi dan melindungi diri mereka


sendiri dari penipuan online?
Kita dapat memeriksa keaslian situs web dan email, tidak memberikan
informasi pribadi dengan sembarangan, menggunakan otentikasi dua faktor, dan tetap
skeptis terhadap tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Mereka juga harus
mencari informasi tentang praktik keamanan online yang baik.

2.10. Bagaimana kerjasama internasional dapat membantu mengatasi penipuan


online yang melibatkan pelaku di berbagai negara?
Kerjasama internasional dapat membantu dalam pertukaran informasi dan
bukti, penangkapan pelaku penipuan lintas batas, dan penegakan hukum yang lebih efektif.

2.11. Apa contoh dari penipuan online ini?


• Riset Nasional “Penipuan Digital di Indonesia: Modus, Medium, dan
Rekomendasi” yang dilakukan oleh Center for Digital Society (CfDS)
Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan lima jenis penipuan yang
paling banyak diterima responden adalah penipuan berkedok hadiah,
pinjaman digital ilegal, pengiriman tautan yang berisi malware atau virus,
penipuan berkedok krisis keluarga, dan investasi illegal.

• Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada 1.730 konten


penipuan online selama Agustus 2018 - 16 Februari 2023 atau 5 tahun
terakhir. Kerugian akibat penipuan online di Indonesia mencapai Rp 18,7
triliun selama 2017 – 2021.

• Modus penipuan online semakin canggih dan berhasil menguras rekening


para korbannya. Beberapa modus penipuan digital yang sering terjadi di
Indonesia antara lain penipuan berkedok hadiah, penipuan melalui
pengiriman tautan, penipuan jual beli, penipuan melalui situs web atau
aplikasi palsu, dan penipuan berkedok krisis keluarga.

Lebih jelasnya berikut beberapa contoh dari penipuan online, yaitu:


1. Pencurian uang
Pencurian uang ini biasanya terjadi pada rekening bank, aksi pencurian uang
rekening bank ini biasanya melalui link phising yang dibuat oleh si pelaku.
Ketika korban mulai masuk dan mengisikan data diri rekeningnya maka
pelaku akan mendapatkan akses kepada rekening si korban dan dapat
melakukan apapun yang ia mau.
2. Investasi palsu
Penipu akan menawarkan peluang investasi palsu yang menjanjikan
keuntungan tinggi dengan risiko yang kecil. Hal ini mungkin akan sulit
untuk dikenali, karena mereka akan menggunakan situs web dan materi
pemasaran yang terlihat profesional agar terlihat bukan penipuan.
3. Pasar online palsu
Penipu akan membuat pasar online palsu yang tampak menjual produk,
namun sebenarnya dirancang untuk mencuri uang atau informasi
pribadi. Hal ini mungkin akan sulit untuk dikenali karena mereka
menggunakan merek dan deskripsi produk yang serupa dengan merek lain.
4. Penipuan berkedok hadiah
Penipu akan menawarkan hadiah atau imbalan palsu untuk memikat orang
agar memberikan informasi pribadi atau uang mereka. Ini bisa dalam bentuk
kontes palsu, survei, atau hadiah.
5. Penipuan pinjaman ilegal
Penipu akan menawarkan pinjaman palsu dengan suku bunga tinggi atau
biaya yang tersembunyi. Mereka mungkin meminta informasi pribadi atau
pembayaran di muka sebelum memberikan pinjaman, dan kemudian
menghilang bersama uang tersebut.
6. Penipuan rekayasa sosial
Penipu akan menggunakan taktik psikologis untuk memanipulasi orang agar
memberikan informasi pribadi atau uang mereka. Hal ini dapat mencakup
menyamar sebagai figur otoritas yang dipercaya.
7. Pencurian akun
Penipu dapat mengambil alih akun seseorang dengan mencuri kode
loginnya atau menggunakan metode lain. Mereka kemudian dapat
menggunakan akun tersebut untuk mengirim pesan spam, melakukan
pembelian tidak sah, atau mencuri informasi pribadi.

2.12. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipuan online ini?
Dampak dari penipuan online ini yaitu dapat menimbulkan kerugian baik yang
bersifat materi maupun bukan materi. Kerugian materi dapat berupa uang atau barang,
sedangkan kerugian bukan materi dapat berupa waktu, perasaan, kebocoran data pribadi,
fisik, dan lainnya.

2.13. Apa solusi dari penipuan online agar tidak terjadi lagi?
Tidak banyak solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat selain
pengalaman dan penyuluhan agar tidak mudah percaya kepada orang lain terutama melalui
chat dan media sosial. Namun agar penipuan online ini berkurang bahkan tidak terjadi lagi
maka pemerintah harus memperkuat hukuman kepada yang melanggar undang-undang
penipuan. Pemerintah juga harus memperkuat sistem keamanan data yang ada agar tidak
mudah dicuri oleh hacker maupun orang yang tidak bertanggung jawab. Upaya Kominfo
untuk berantas aksi penipuan transaksi online dengan memberikan sejumlah tips untuk
masyarakat agar terhindar dari bahaya penipuan daring yang kian marak saat ini, yaitu
menggunakan layanan yang dapat digunakan untuk mengecek status atau tingkat
kepercayaan dari nomor rekening atau nomor telepon seperti layanan CekRekening.id atau
aplikasi GetContact.
Untuk kita sebagai mahasiswa kiranya bisa membantu pemerintah untuk berkolaborasi
dalam penegakan hukum dan memberikan pemahaman serta penyuluhan kepada
masyarakat agar tidak mudah tertipu, kita bisa juga membantu memberikan keamanan data
melalui cyber crime dan pengembangan teknologi misal bisa melacak lokasi si pelaku.

2.14. Apa yang perlu kita lakukan apabila menjadi korban penipuan online?

Jika kita menjadi korban penipuan online, berikut ini hal perlu kita lakukan
dilakukan:

1. Laporkan ke pihak yang berwenang seperti kepolisian atau Otoritas Jasa


Keuangan (OJK)
2. Laporkan rekening penipu ke situs Cek Rekening yang merupakan kanal
resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
3. Simpan bukti-bukti dari tindakan penipuan online sebagai bukti
4. Jangan memberikan informasi pribadi atau kode verifikasi seperti One Time
Password (OTP) kepada siapa pun
5. Jangan langsung panik, tetap tenang dan segera lakukan langkah-langkah
yang diperlukan
6. Tingkatkan literasi digital dan selalu waspada terhadap tindakan penipuan
online

2.15. Apa saja bukti-bukti yang perlu disiapkan sebelum melaporkan penipuan
online?
Sebelum melaporkan penipuan online, ada beberapa bukti yang perlu disiapkan,
antara lain:
1. Tangkapan layar transaksi yang dilakukan dengan penipu
2. Tautan atau toko online penipu
3. Bukti-bukti transaksi seperti bukti transfer atau bukti pembayaran
4. Pesan atau chat yang berisi informasi penipuan
5. Informasi pribadi yang dicari oleh penipu seperti nomor kartu kredit atau
nomor identitas pribadi
6. Bukti-bukti lain yang dapat mendukung laporan Anda seperti rekaman
suara atau video
Dengan menyiapkan bukti-bukti tersebut, kita dapat memperkuat laporan dan
membantu pihak yang berwenang dalam menangani kasus penipuan online yang kita alami.

2.16. Pada hukum Indonesia, penipuan online diatur pada peraturan


atau perundangan apa?
Penipuan online tidak diatur secara tegas dalam KUHP lama, RKUHP, atau UU
ITE dan perubahannya. Namun pelaku bisa dijerat dengan Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan
Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016. Aturan mengenai penipuan online lebih jelas tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Pasal
mengenai penipuan secara umum diatur dalam Pasal 378 dan 379 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) (Aliza, N. O., Priaardanto, C., Sibatuara, E., Salis, A. F. F., &
Levanone, L., 2022).

2.17. Apakah penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online ini sudah
efektif?
Penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online belum efektif, efektivitas
hukum Indonesia terhadap penipuan online dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
substansi hukum, aparat penegak hukum, fasilitas, kesadaran masyarakat, dan budaya
hukum. Meskipun Indonesia menjadi salah satu korban penipuan online terbesar di dunia,
pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan untuk mencegah penipuan perdagangan
online dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih
lanjut untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum terhadap penipuan online di
Indonesia (Tampubolon, M. H. P., Pawennei, M., & Zainuddin, Z., 2021).

2.18. Penipuan online sudah melanggar sila ke berapa dalam Pancasila?


Penipuan online melanggar sila ke-2 Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab,” karena merugikan orang lain dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban.
Hal ini juga melanggar nilai-nilai Pancasila lainnya, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa,
karena berbohong dan berbuat curang melanggar perintah Tuhan untuk bertindak jujur.
Oleh karena itu, penegakan hukum terhadap penipuan online merupakan upaya
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila (Muhammad Abimanyu Satrionegoro, dkk., 2022).
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan bahwa penipuan online adalah penipuan yang terjadi pada
media online melalui smartphone yang dapat merugikan orang lain, penipuan online ini
kerap terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah karena kurangnya pemahaman dan
pengalaman masyarakat Indonesia serta mudah percaya kepada orang lain di media sosial.
Untuk menghindari hal ini terjadi kita harus memberikan wawasan, pengalaman dan
penyuluhan agar tidak mudah percaya kepada orang lain terutama melalui chat dan media
sosial. Untuk pemerintahan bisa mengurasi penipuan online ini dengan meningkatkan
hukuman terhadap yang melanggar. Walau sebenarnya sudah ada hukum Indonesia yang
mengatur penipuan online ini, namun ternyata belum efektif.

3.2. SARAN
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
saya sebagai mahasiswa. Apabila ada ide, saran maupun kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon harap
memakluminya, karena saya juga manusia yang juga tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C. (2015). Manajemen konflik untuk menciptakan komunikasi yang efektif (Studi
kasus di Departemen Purchasing Pt. Sumi Rubber Indonesia). Interaksi: Jurnal ilmu
komunikasi, 4(2), 148-157.

Gunawan, H. (2018). Tindak Pidana Penipuan Dalam Perspektif Fikih Jinayah. Jurnal El-
Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan Dan Pranata Sosial, 4(2), 255-268.

Tysara, L. (2022). 14 Jenis-Jenis Penipuan Online, Begini Cara Melaporkannya. Diakses dari
https://www.liputan6.com/hot/read/5143475/14-jenis-jenis-penipuan-online-begini-
cara-melaporkannya?page=4

Indihome.co.id. (2023) 12 modus penipuan online Yang Harus Kamu Waspadai!.


https://indihome.co.id/blog/12-modus-penipuan-online-yang-harus-kamu-waspadai

Tysara, L. (2023). 5 Modus Penipuan Online Terbaru dan Cirinya, Jangan Asal Klik. Diakses
dari https://www.liputan6.com/hot/read/5195406/5-modus-penipuan-online-terbaru-
dan-cirinya-jangan-asal-klik?page=3

Cermati.com. (2022). Waspadai berbagai modus penipuan online zaman now Dan Cara
Menghindarinya. Diakses dari https://www.cermati.com/artikel/modus-penipuan-
online

Kominfo, P. (2020) Apa yang Harus Dilakukan Jika Jadi Korban Penipuan Online? Ini Solusi
Kominfo. Diakses dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/27912/apa-yang-
harus-dilakukan-jika-jadi-korban-penipuan-online-ini-solusi-
kominfo/0/sorotan_media

Tampubolon, M. H. P., Pawennei, M., & Zainuddin, Z. (2021). Efektivitas Penyidikan Tindak
Pidana Penipuan Secara Online. Journal of Lex Generalis (JLG), 2(4), 1585-1600.

Aliza, N. O., Priaardanto, C., Sibatuara, E., Salis, A. F. F., & Levanone, L. (2022). ANALISIS
HUKUM PIDANA & NILAI PANCASILA (STUDI KASUS: APLIKASI BINARY
OPTION/BINOMO). Prosiding SENAPENMAS, 2(1), 973-977.

Tugas pengganti UAS Kelompok 2 - Maraknya Penipuan Perdagangan Online yang


Melanggar Sila ke-2. (2022). Retrieved from
https://www.studocu.com/id/document/universitas-telkom/business-model-
design/tugas-pengganti-uas-kelompok-2/39609147
Rohmah, F. N., & Susanty, F. (2022). Maraknya Penipuan Digital, Gen Z Juga Kerap Jadi
Korban. Retrieved from https://tirto.id/maraknya-penipuan-digital-gen-z-juga-kerap-
jadi-korban-gvxc

Septiani, O. L. (2023). Kominfo Catatkan 1.730 Kasus Penipuan Online, Kerugian Ratusan
Triliun. Retrieved from
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63f8a599de801/kominfo-catatkan-1730-
kasus-penipuan-online-kerugian-ratusan-triliun

TV, C. I. (2023). Modus Penipuan Online Kian Canggih, Wajib Waspada Hal Ini! Retrieved
from https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230809104854-39-461382/modus-
penipuan-online-kian-canggih-wajib-waspada-hal-ini

Aptika, A. (2022). Upaya Kominfo Berantas Aksi Penipuan Transaksi Online. Retrieved from
https://aptika.kominfo.go.id/2022/10/upaya-kominfo-berantas-aksi-penipuan-
transaksi-online/

Anda mungkin juga menyukai