INDONESIA
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila
Eng
Oleh:
KELAS A
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
3.1. TUJUAN
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan
yang ingin di capai yakni:
1. Mengetahui definisi atau arti dari penipuan online dan perbedaannya dengan
penipuan offline
2. Mengetahui apa penyebab masyarakat mudah tertipu
3. Mengetahui lewat apa saja penipuan online terjadi
4. Mengetahui cara penipu online memanfaatkan teknologi dan media sosial
untuk melakukan penipuan
5. Mengetahui dampak ekonomi dan sosial dari penipuan online terhadap
individu dan masyarakat
6. Mengetahui bagaimana agar sistem keamanan dan perlindungan online
dapat ditingkatkan untuk mengurangi penipuan
7. Mengetahui upaya penegakan hukum dapat meningkatkan penangkapan dan
pengadilan terhadap pelaku penipuan online
8. Mengetahui peran pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi
penipuan online
9. Mengetahui cara kita dapat mengidentifikasi dan melindungi diri dari
penipuan online
10. Mengetahui bagaimana kerjasama internasional untuk membantu mengatasi
penipuan online yang melibatkan pelaku di berbagai negara
11. Mengetahui contoh dari penipuan online
12. Mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipuan online
13. Memberikan solusi agar penipuan online tidak terjadi lagi
14. Memberikan solusi apabila menjadi korban penipuan online
15. Memberikan informasi mengenai bukti-bukti yang perlu disiapkan ketika
ingin melaporkan penipuan online
16. Mengetahui penipuan online ini diatur dalam peraturan apa
17. Mengetahui apakah penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online
sudah efektif
18. Mengetahui penipuan online ini sudah melanggar sila ke berapa dalam
Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Apa itu penipuan online, dan apa bedanya dengan penipuan offline?
Penipuan adalah tindakan yang sengaja salah menyajikan atau mengalihkan
informasi untuk menipu orang lain, sering kali didorong oleh motif dan peluang (Anwar,
C., 2015). Menurut (Gunawan, H., 2018) Penipuan adalah suatu kebohongan yang dibuat
atau dilakukan oleh seseorang untuk kepentingan pribadi, meskipun berpotensi merugikan
orang lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penipuan adalah sesuatu yang
merujuk pada perilaku atau tindakan yang berbohong untuk menyesatkan, menipu, atau
mencari keuntungan. Definisi ini menekankan pada proses, tindakan, dan cara melakukan
kecurangan. Jadi dapat disimpulkan penipuan adalah suatu tindakan berbohong yang
merugikan orang lain.
2.4. Bagaimana cara penipu online memanfaatkan teknologi dan media sosial
untuk melakukan penipuan?
Penipu online menggunakan berbagai teknik untuk memanfaatkan teknologi dan media
sosial, antara lain:
1. Phishing: Mereka mengirimkan email palsu yang tampak asli untuk memancing
informasi pribadi seperti kata sandi atau nomor kartu kredit.
2. Penipuan Identitas: Penipu mencuri atau memalsukan identitas seseorang untuk
mendapatkan akses atau melakukan transaksi yang merugikan korban.
3. Scam Pemesanan Online: Mereka membuat situs web palsu atau iklan palsu untuk
menjual produk yang sebenarnya tidak ada atau tidak berkualitas.
4. Sosial Engineering: Penipu berusaha memanipulasi korban melalui interaksi sosial
untuk mendapatkan informasi pribadi atau keuangan.
2.5. Bagaimana dampak ekonomi dan sosial dari penipuan online terhadap
individu dan masyarakat?
Dampak penipuan online meliputi kerugian finansial, stres, kehilangan
kepercayaan, dan dampak psikologis. Masyarakat juga dapat mengalami peningkatan
kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap bisnis online yang sah.
2.12. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipuan online ini?
Dampak dari penipuan online ini yaitu dapat menimbulkan kerugian baik yang
bersifat materi maupun bukan materi. Kerugian materi dapat berupa uang atau barang,
sedangkan kerugian bukan materi dapat berupa waktu, perasaan, kebocoran data pribadi,
fisik, dan lainnya.
2.13. Apa solusi dari penipuan online agar tidak terjadi lagi?
Tidak banyak solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat selain
pengalaman dan penyuluhan agar tidak mudah percaya kepada orang lain terutama melalui
chat dan media sosial. Namun agar penipuan online ini berkurang bahkan tidak terjadi lagi
maka pemerintah harus memperkuat hukuman kepada yang melanggar undang-undang
penipuan. Pemerintah juga harus memperkuat sistem keamanan data yang ada agar tidak
mudah dicuri oleh hacker maupun orang yang tidak bertanggung jawab. Upaya Kominfo
untuk berantas aksi penipuan transaksi online dengan memberikan sejumlah tips untuk
masyarakat agar terhindar dari bahaya penipuan daring yang kian marak saat ini, yaitu
menggunakan layanan yang dapat digunakan untuk mengecek status atau tingkat
kepercayaan dari nomor rekening atau nomor telepon seperti layanan CekRekening.id atau
aplikasi GetContact.
Untuk kita sebagai mahasiswa kiranya bisa membantu pemerintah untuk berkolaborasi
dalam penegakan hukum dan memberikan pemahaman serta penyuluhan kepada
masyarakat agar tidak mudah tertipu, kita bisa juga membantu memberikan keamanan data
melalui cyber crime dan pengembangan teknologi misal bisa melacak lokasi si pelaku.
2.14. Apa yang perlu kita lakukan apabila menjadi korban penipuan online?
Jika kita menjadi korban penipuan online, berikut ini hal perlu kita lakukan
dilakukan:
2.15. Apa saja bukti-bukti yang perlu disiapkan sebelum melaporkan penipuan
online?
Sebelum melaporkan penipuan online, ada beberapa bukti yang perlu disiapkan,
antara lain:
1. Tangkapan layar transaksi yang dilakukan dengan penipu
2. Tautan atau toko online penipu
3. Bukti-bukti transaksi seperti bukti transfer atau bukti pembayaran
4. Pesan atau chat yang berisi informasi penipuan
5. Informasi pribadi yang dicari oleh penipu seperti nomor kartu kredit atau
nomor identitas pribadi
6. Bukti-bukti lain yang dapat mendukung laporan Anda seperti rekaman
suara atau video
Dengan menyiapkan bukti-bukti tersebut, kita dapat memperkuat laporan dan
membantu pihak yang berwenang dalam menangani kasus penipuan online yang kita alami.
2.17. Apakah penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online ini sudah
efektif?
Penerapan hukum Indonesia tentang penipuan online belum efektif, efektivitas
hukum Indonesia terhadap penipuan online dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
substansi hukum, aparat penegak hukum, fasilitas, kesadaran masyarakat, dan budaya
hukum. Meskipun Indonesia menjadi salah satu korban penipuan online terbesar di dunia,
pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan untuk mencegah penipuan perdagangan
online dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih
lanjut untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum terhadap penipuan online di
Indonesia (Tampubolon, M. H. P., Pawennei, M., & Zainuddin, Z., 2021).
3.1. KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan bahwa penipuan online adalah penipuan yang terjadi pada
media online melalui smartphone yang dapat merugikan orang lain, penipuan online ini
kerap terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah karena kurangnya pemahaman dan
pengalaman masyarakat Indonesia serta mudah percaya kepada orang lain di media sosial.
Untuk menghindari hal ini terjadi kita harus memberikan wawasan, pengalaman dan
penyuluhan agar tidak mudah percaya kepada orang lain terutama melalui chat dan media
sosial. Untuk pemerintahan bisa mengurasi penipuan online ini dengan meningkatkan
hukuman terhadap yang melanggar. Walau sebenarnya sudah ada hukum Indonesia yang
mengatur penipuan online ini, namun ternyata belum efektif.
3.2. SARAN
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
saya sebagai mahasiswa. Apabila ada ide, saran maupun kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon harap
memakluminya, karena saya juga manusia yang juga tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C. (2015). Manajemen konflik untuk menciptakan komunikasi yang efektif (Studi
kasus di Departemen Purchasing Pt. Sumi Rubber Indonesia). Interaksi: Jurnal ilmu
komunikasi, 4(2), 148-157.
Gunawan, H. (2018). Tindak Pidana Penipuan Dalam Perspektif Fikih Jinayah. Jurnal El-
Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan Dan Pranata Sosial, 4(2), 255-268.
Tysara, L. (2022). 14 Jenis-Jenis Penipuan Online, Begini Cara Melaporkannya. Diakses dari
https://www.liputan6.com/hot/read/5143475/14-jenis-jenis-penipuan-online-begini-
cara-melaporkannya?page=4
Tysara, L. (2023). 5 Modus Penipuan Online Terbaru dan Cirinya, Jangan Asal Klik. Diakses
dari https://www.liputan6.com/hot/read/5195406/5-modus-penipuan-online-terbaru-
dan-cirinya-jangan-asal-klik?page=3
Cermati.com. (2022). Waspadai berbagai modus penipuan online zaman now Dan Cara
Menghindarinya. Diakses dari https://www.cermati.com/artikel/modus-penipuan-
online
Kominfo, P. (2020) Apa yang Harus Dilakukan Jika Jadi Korban Penipuan Online? Ini Solusi
Kominfo. Diakses dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/27912/apa-yang-
harus-dilakukan-jika-jadi-korban-penipuan-online-ini-solusi-
kominfo/0/sorotan_media
Tampubolon, M. H. P., Pawennei, M., & Zainuddin, Z. (2021). Efektivitas Penyidikan Tindak
Pidana Penipuan Secara Online. Journal of Lex Generalis (JLG), 2(4), 1585-1600.
Aliza, N. O., Priaardanto, C., Sibatuara, E., Salis, A. F. F., & Levanone, L. (2022). ANALISIS
HUKUM PIDANA & NILAI PANCASILA (STUDI KASUS: APLIKASI BINARY
OPTION/BINOMO). Prosiding SENAPENMAS, 2(1), 973-977.
Septiani, O. L. (2023). Kominfo Catatkan 1.730 Kasus Penipuan Online, Kerugian Ratusan
Triliun. Retrieved from
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63f8a599de801/kominfo-catatkan-1730-
kasus-penipuan-online-kerugian-ratusan-triliun
TV, C. I. (2023). Modus Penipuan Online Kian Canggih, Wajib Waspada Hal Ini! Retrieved
from https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230809104854-39-461382/modus-
penipuan-online-kian-canggih-wajib-waspada-hal-ini
Aptika, A. (2022). Upaya Kominfo Berantas Aksi Penipuan Transaksi Online. Retrieved from
https://aptika.kominfo.go.id/2022/10/upaya-kominfo-berantas-aksi-penipuan-
transaksi-online/