Disusun Oleh:
ROJI MUHIDIN
Dosen:
CR. Nurdin
2013
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi
Mei 201
Elektronik)
KATA PENGANTAR
Memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul UU ITE (Undang-Undang Informasi &
Transaksi Elektronik), dengan harapan kita sebagai mahluk sosial dapat mengetahui, serta
memahami apa itu UU ITE. Dan juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak
Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran
diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah ini semoga
Penulis
( ROJI MUHIDIN )
Tugas T IK “U U D ITE” Oleh : Roj i Muhi din Dosen: CR. Nurdin Page ii
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi
Mei 201
Elektronik)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Undang-Undang ITE.............................................................................. 2
B .Ruang Lingkup Undang-Undang ITE...................................................................... 3
C. Rangkuman Undang-Undang ITE………................................................................. 4
D. Dampak Positif & Negatif pada UU ITE……...……………………………....…….. 7
BAB III PENUTUP
A .Kesimpulan ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13
Tugas T IK “U U D ITE” Oleh : Roj i Muhi din Dosen: CR. Nurdin Page ii
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, untuk seseorang yang telah melakukan perbuatan hukum baik yang berada di
wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hokum Indonesia, memiliki akibat hukum
baik di wilayah Indonesia maupun diluar wilayah hukum Indonesia serta merugikan
kepentingan Indonesia.
Dengan demikian, semestinya siapapun memiliki tanggung jawab yang sama untuk
senantiasa berhati-hati. Hal ini dilakukan agar kegiatan, penyebaran informasi, dan proses
transaksi elektronik yang melawan hokum Indonesia seperti tercantum dalam Undang-Undang
ITE dapat diantisipasi sehingga tidak merugikan pribadi dan kepentingan Indonesia secara lebih
luas.
BAB II
Informasi Elektronik adalah sekumpulan data elektronik, tetapi tidak terbatas pada
suara, peta, gambar, tulisan, foto, rancangan data interchange elektronik, surat elektronik, teleks,
telecopy dan telegram serta yang sejenisnya, angka, tanda, huruf, kode akses, simbol atau
perforasi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki arti atau dapat dimengerti oleh
orang yang mampu memahaminya.
Pengertian kedua yang perlu dipamahi sehubungan dengan UUITE adalah tentang
definisi transaksi elektronik. Harap dipahami bersama bahwa yang dimaksud dengan transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan jaringan komputer dan
atau media elektronik lainnya yang memungkinkan transaksi itu bisa terjadi.
Dalam UUITE juga terdapat kata-kata teknologi informasi, dokumen elektronik dan
sistem elektronik. Adapun yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknik untuk
menyiapkan, memproses, mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, mengumumkan dan
menyebarkan informasi. Sementara, yang dimaksud dengan dukumen elektronik adalah setiap
informasi elektronik yang dibuat, kemudian dikirimkan, diteruskan, diterima atau disimpan, baik
dalam bentuk digital, analog, optikal, elektromagnetik, dan sejenisnya sehingga dapat dilihat,
didengar, ditampillan baik melalui sistem elektronik maupun komputer.
Hal ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada bentuk suara, tulisan, peta, rancangan,
gambar, foto, huruf, angka, kode akses, tanda, symbol atau perforasi yang memiliki makna dan
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Adapun yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah prosedur elektronik dan serangkaian
perangkat yang dengannya memiliki fungsi mengumpulkan, mengolah, mempersiapkan,
menganalisa, menampilkan, menyimpan, mengirimkan, mengumumkan dan menyebarkan
informasi elektronik.
Hal lain yang juga ada dalam Undang-Undang ITE dan harus dipahami bersama
antara lain masalah definisi penyelenggaraaan sistem elektronik, jaringan sistem elektronik, agen
elektronik, serifikat elektronik, penyelenggara sertifikasi elektronik, lembaga sertifikasi, tanda
tangan elektronik, penanda tangan, komputer, akses, kode akses, kontrak elektronik, pengirim,
penerima, nama domain, orang dan badan usaha.
Pengertian-pengertian itu perlu disepakati bersama dan dipahami sehingga tidak akan
muncul salah interpretasi baik pada sebagian atau semua pengertian.
Lalu, apa yang dimaksud dengan agen elektronik ? Agen elektronik adalah perangkat
dari suatu sistem elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu
informasi elektronik secara otomatis yang dilakukan oleh seseorang.
Ruang Lingkup Undang-Undang ITE ini secara tegas dalam pandangan hukum
mengatur segala perlindungan hukum yang terjadi akibat memanfaatkan internet sebagai media,
baik memanfaatkan informasi maupun melakukan berbagai macam transaksi.
Pada pelaksanaannya, tim Universitas Padjajaran bekerja sama dengan para ahli dari
Institut Teknologi Bandung yang kemudian menghasilkan naskah akademis berjudul RUUPTI
kependekan dari Rancang Undang-Undang Pemanfaatan Teknologi Informasi. Kedua materi dari
tim ahli tersebut kemudian menjadi RUU ITE yang setelah disyahkan oleh DPR menjadi
Undang-Undang ITE.
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Memuat Pasal 17 sampai dengan Pasal 22. Beberapa hal penting yang
terangkum dalam Bab V ini antara lain tentang penyelenggaraan transaksi
elektronik, sistem elektronik dan agen elektronik.
BAB VI NAMA DOMAIN, HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN PERLINDUNGAN
HAK PRIBADI
Bab VI memuat Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 yang memuat tentang penyelenggara transaksi
elektronik dan domain.
Memuat Pasal 27 sampai dengan Pasal 36 yang berisi tentang perbuatan elektronik, pelanggaran,
dan dampak hukum.
BAB X PENYIDIKAN
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang bias disingkat dengan UU
ITE yang diterbitkan pada 25 Maret 2008 dengan cakupan meliputi globalisasi, perkembangan
teknologi informasi, dan keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang ini
marupakan undang-undang yang dinilai mempunyai sisi positif dan negatif.
Berdasarkan dari pengamatan para pakar hukum dan politik UU ITE mempunyai sisi
positif bagi Indonesia. Misalnya memberikan peluang bagi bisnis baru bagi para wiraswastawan
UU itu juga memungkinkan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang di luar Indonesia
dapat diadili. Selain itu, UU ITE juga membuka peluang kepada pemerintah untuk mengadakan
program pemberdayaan internet. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang kurang
tersentuh adanya internet. Undang-undang ini juga memberikan solusi untuk meminimalisir
penyalahgunaan internet.
Selain memiliki sisi positif UU ITE ternyata juga terdapat sisi negatifnya. Contoh kasus
Prita Mulyasari yang berurusan dengan Rumah Sakit Omni Internasional juga sempat dijerat
dengan undang-undang ini. Prita dituduh mencemarkan nama baik lewat internet. Padahal dalam
undang-undang konsumen dijelaskan bahwa hak dari onsumen untuk menyampaikan keluh kesah
mengenai pelayanan publik. Dalam hal ini seolah-olah terjadi tumpang tindih antara UU ITE
dengan UU konsumen. UU ITE juga dianggap banyak oleh pihak bahwa undang-undang tersebut
membatasi hak kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat, dan menghambat kreativitas
dalam berinternet. Padahal sudah jelas bahwa negara menjamin kebebasan setiap warga negara
untuk mengeluarkan pendapat.
Undang-undang ini menimbulkan suatu polemik yang cukup panjang. Maka dari itu
muncul suatu gagasan untuk merevisi undang-undang tersebut.
Definisi dan Jenis-jenis Cyber Crime
Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime. The
U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime sebagai: “… any illegal act
requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution”.
Pengertian lainnya diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu:
“any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the
transmission of data”. Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer”
(1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat
diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan menurut Eoghan Casey
“Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that involves computer and
networks, including crimes that do not rely heavily on computer“.
Jenis-jenis Katagori CyberCrime
a. Unauthorized Access
Merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari
pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh
kejahatan ini.
b. Illegal Contents
Merupakan kejahatn yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
menggangu ketertiban umum, contohnya adalah penyebaran pornografi.
d. Data Forgery
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau
lembaga yang memiliki situs berbasis web database.
f. Cyberstalking
Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan
memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
Kejahatan tersebut menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan
media internet. Hal itu bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat
tertentu tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.
j. Hijacking
Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang
paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak).
k. Cyber Terorism
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Beberapa contoh kasus Cyber
Terorism sebagai berikut :
Ramzi Yousef, dalang penyerangan pertama ke gedung WTC, diketahui menyimpan detail
serangan dalam file yang di enkripsi di laptopnya.
Seorang hacker yang menyebut dirinya sebagai DoktorNuker diketahui telah kurang lebih
lima tahun melakukan defacing atau mengubah isi halaman web dengan propaganda anti-
American, anti-Israel dan pro-Bin Laden.
Berdasarkan Motif Kegiatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandangan Pribadi
Biar singkat, sebut saja UU ITE. UU yang membahas transaksi informasi dan elektronik
(khususnya di dunia maya) ini akan mulai berlaku 1 April.
Kebanyakan kekhawatiran soal UU ITE lebih pada situs porno. Kalau Anda ikutan
mailing list dewasa nonamanis, Anda bisa membaca keramaian diskusi sana. Semua juga tahu,
situs porno buatan lokal itu berjubel jumlahnya di Indonesia.
Secara pribadi, UU ITE ini memang ada positif dan negatifnya. Contoh dampak positif
yang mungkin muncul di masa datang mungkin seperti ini:
Semua kegiatan pengajuan harga, kontak kerja sama, penagihan berbasis elektronik
dilindungi hukum. Semua kiriman email ke klien yang terdokumentasi bisa menjadi
bahan pertimbangan hukum, bila suatu waktu terjadi masalah dalam proses kerja sama.
Untuk kita yang kerjanya di ranah maya, tentu ini memiliki nilai positif.
Bila ada perusahaan yang mendaftarkan nama domain dengan maksud menjelekkan
produk/merk/nama tertentu, perusahaan tersebut bisa dituntut untuk membatalkan nama
domain. Makanya, kalau ada yang membuat nama domain pitrajelek.com atau
pitraburuk.com berhati-hatilah
Jika kita melakukan transaksi perbankan (misalnya melalui Klik BCA) dan dirugikan
karena (misalnya) ketekan tombol submit 2 kali, dan ini tidak diantisipasi oleh pengelola
transaksi, maka kita berhak secara hukum menuntut pengelola transaksi tersebut.
Tuntutan ini juga bisa berlaku untuk mereka yang menjadi merchant egold, PayPal, dsb.
Semua yang tertulis dalam sebuah blog menjadi resmi hak cipta penulisnya dan
dilindungi hak kekayaan intelektualnya. Makanya, berhati-hatilah menulis dalam blog,
karena tulisan negatif yang merugikan pihak lain, juga ikut resmi menjadi hak cipta
penulisnya, dan itu bisa dituntut oleh pihak yang dirugikan.
Bila ada yang melakukan transaksi kartu kredit tanpa sepengetahuan pemilik kartu (alias
carding), secara jelas bisa dituntut melalui hukum.
Hati-hati yang suka nge-hack situs untuk mendapatkan database situs tersebut. Apalagi
dengan tujuan menggunakannya untuk transaksi ilegal, misal: menjual alamat email tanpa
sepengetahuan pemilik email. Hal ini juga berlaku untuk para pemilik situs yang harus
menjamin kerahasiaan anggotanya, dan tidak menjual database tersebut ke pihak lain. Ini
juga termasuk kasus jual-menjual database pengguna telepon genggam ke bank untuk
penawaran kartu kredit.
Situs-situs phising secara hukum dilarang.
Untuk pemilik blog atau forum bisa dengan lebih leluasa menghapus semua komentar
yang berhubungan dengan makian, kata-kata kotor, menyinggung SARA (menjelekkan
orang lain (termasuk nama pemilik blog), dan itu dilindungi hukum.
DAFTAR PUSTAKA