Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TIK

Teknologi Informasi & Komunikasi


Undang-undang ite
(informasi & transaksi elektronik)

Disusun Oleh:

ROJI MUHIDIN

Dosen:

CR. Nurdin

STMIK MUHAMMADIYAH BANTEN

2013
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi
Mei 201
Elektronik)
KATA PENGANTAR

Memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul UU ITE (Undang-Undang Informasi &

Transaksi Elektronik), dengan harapan kita sebagai mahluk sosial dapat mengetahui, serta

memahami apa itu UU ITE. Dan juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak

yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran

diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah ini semoga

ada manfaatnya.. Terima kasih.

Lebak, 11 Mei 2013

Penulis

( ROJI MUHIDIN )

Tugas T IK “U U D ITE” Oleh : Roj i Muhi din Dosen: CR. Nurdin Page ii
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi
Mei 201
Elektronik)

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................  i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Undang-Undang ITE..............................................................................    2
B .Ruang Lingkup Undang-Undang ITE......................................................................    3
C. Rangkuman Undang-Undang ITE………................................................................. 4
D. Dampak Positif & Negatif pada UU ITE……...……………………………....…….. 7
BAB III PENUTUP
A .Kesimpulan ...............................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

Tugas T IK “U U D ITE” Oleh : Roj i Muhi din Dosen: CR. Nurdin Page ii
UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang IT kepanjangan dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.


Undang-undang ini merupakan ketentuan yang berlaku bagi siapapun tanpa memandang suku,
ras, dan sosial ekonomi.

Selain itu, untuk seseorang yang telah melakukan perbuatan hukum baik yang berada di
wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hokum Indonesia, memiliki akibat hukum
baik di wilayah Indonesia maupun diluar wilayah hukum Indonesia serta merugikan
kepentingan Indonesia.

Dengan diundangkannya Undang-Undang ITE ini, sebagai bukti bahwa pemerintah


Indonesia serius untuk melindungi segala kegiatan dan usaha yang berkaitan dengan informasi
dan transaksi elektronik.

Dengan demikian, semestinya siapapun memiliki tanggung jawab yang sama untuk
senantiasa berhati-hati. Hal ini dilakukan agar kegiatan, penyebaran informasi, dan proses
transaksi elektronik yang melawan hokum Indonesia seperti tercantum dalam Undang-Undang
ITE dapat diantisipasi sehingga tidak merugikan pribadi dan kepentingan Indonesia secara lebih
luas.

BAB II

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
PEMBAHASAN

A.      Pengertian UUD ITE

Sebelum memahami Undang-Undang ITE yang kemudian disingkat menjadi UUITE


ini, ada beberapa pengertian yang perlu dipahami bersama. Beberapa pengertian tersebut antara
lain tentang pengertian Informasi Elektronik.

Informasi Elektronik adalah sekumpulan data elektronik, tetapi tidak terbatas pada
suara, peta, gambar, tulisan, foto, rancangan data interchange elektronik, surat elektronik, teleks,
telecopy dan telegram serta yang sejenisnya, angka, tanda, huruf, kode akses, simbol atau
perforasi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki arti atau dapat dimengerti oleh
orang yang mampu memahaminya.

Pengertian kedua yang perlu dipamahi sehubungan dengan UUITE adalah tentang
definisi transaksi elektronik. Harap dipahami bersama bahwa yang dimaksud dengan transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan jaringan komputer dan
atau media elektronik lainnya yang memungkinkan transaksi itu bisa terjadi.

Dalam UUITE juga terdapat kata-kata teknologi informasi, dokumen elektronik dan
sistem elektronik. Adapun yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknik untuk
menyiapkan, memproses, mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, mengumumkan dan
menyebarkan informasi. Sementara, yang dimaksud dengan dukumen elektronik adalah setiap
informasi elektronik yang dibuat, kemudian dikirimkan, diteruskan, diterima atau disimpan, baik
dalam bentuk digital, analog, optikal, elektromagnetik, dan sejenisnya sehingga dapat dilihat,
didengar, ditampillan baik melalui sistem elektronik maupun komputer.

Hal ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada bentuk suara, tulisan, peta, rancangan,
gambar, foto, huruf, angka, kode akses, tanda, symbol atau perforasi yang memiliki makna dan
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Adapun yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah prosedur elektronik dan serangkaian
perangkat yang dengannya memiliki fungsi mengumpulkan, mengolah, mempersiapkan,
menganalisa, menampilkan, menyimpan, mengirimkan, mengumumkan dan menyebarkan
informasi elektronik.

Hal lain yang juga ada dalam Undang-Undang ITE dan harus dipahami bersama
antara lain masalah definisi penyelenggaraaan sistem elektronik, jaringan sistem elektronik, agen
elektronik, serifikat elektronik, penyelenggara sertifikasi elektronik, lembaga sertifikasi, tanda
tangan elektronik, penanda tangan, komputer, akses, kode akses, kontrak elektronik, pengirim,
penerima, nama domain, orang dan badan usaha.

Pengertian-pengertian itu perlu disepakati bersama dan dipahami sehingga tidak akan
muncul salah interpretasi baik pada sebagian atau semua pengertian.

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
Adapun yang dimaksud dengan penyelenggaraan sistem elektronik adalah pemanfaatan
sistem elektronik oleh penyelenggara negara, badan usaha, orang dan atau masyarakat. Jaringan
sistem elektronik adalah terhubungnya dua sistem elektronik atau lebih baik yang bersifat
terbuka maupun bersifat tertutup.

Lalu, apa yang dimaksud dengan agen elektronik ? Agen elektronik adalah perangkat
dari suatu sistem elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu
informasi elektronik secara otomatis yang dilakukan oleh seseorang.

B. Ruang Lingkup Undang-Undang ITE

Ruang Lingkup Undang-Undang ITE ini secara tegas dalam pandangan hukum
mengatur segala perlindungan hukum yang terjadi akibat memanfaatkan internet sebagai media,
baik memanfaatkan informasi maupun melakukan berbagai macam transaksi.

Dampak dari pelanggaran atau perbuatan melawan hukum terhadap Undang-Undang


ITE ini diatur pula segala bentuk ancaman hukum. Dengan demikian, pelaku bisnis yang
memanfaatkan media internet maupun masyarakat luas yang memanfaatkan internet mendapat
kepastian hukum. Kepastian hukum ini, di antaranya dengan tanda tangan digital dan berbagai
macam bukti elektronik sebagai alat bukti yang bisa diajukan didepan pengadilan.

Dengan adanya kepastian hukum diharapkan dapat menghindari segala perbuatan


melawan hukum yang berkaitan dengan transaksi elektronik. Transaksi elektronik inilah yang
menyebabkan konsumen baik perorangan maupun lembaga, dapat dianggap melakukan
perbuatan melawan hokum sehingga dapat dijerat dengan sanksi hukum.

Diberlakukannya Undang-Undang ITE ini oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik


Indonesia merupakan hasil penyesuaian sebuah tim atas nama pemerintah Indonesia yang
dipimpin oleh Prof. Ahmad M. Ramli, SH . Sementara kedua naskah materi Undang-Undang
ITE ini bersumber dari tim yang berbeda, yaitu tim Universitas Indonesia yang ditunjuk oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan tim Universitas Padjajaran yang ditunjuk oleh
Departemen Komunikasi dan Informasi.

Pada pelaksanaannya, tim Universitas Padjajaran bekerja sama dengan para ahli dari
Institut Teknologi Bandung yang kemudian menghasilkan naskah akademis berjudul RUUPTI
kependekan dari Rancang Undang-Undang Pemanfaatan Teknologi Informasi. Kedua materi dari
tim ahli tersebut kemudian menjadi RUU ITE yang setelah disyahkan oleh DPR menjadi
Undang-Undang ITE.

C. Rangkuman Undang-Undang ITE

Undang-Undang ITE adalah Undang-Undang No. 11/2008. Undang-undang dapat


dirangkum sebagai berikut:

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Ruang lingkup dan definisi-definisi teknis seperti terangkum dalam sub


bab pengertian.

Pasal 2

Undang-undang berlaku untuk semua orang baik di wilayah hukum


Indonesia, maupun di luar wilayah hukum Indonesia.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Berisi tentang ruang lingkup pemanfaatan teknologi dan transaksi


elektronik.

Pasal 4 Tujuan pemanfaatan teknologi dan transaksi elektronik.

BAB III INFORMASI, DOKUMEN, DAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK

Pasal 5 Ketentuan-ketentuan mengenai informasi dan dokumen elektronik.

Pasal 6 Dokumen elektronik merupakan bukti sah.

Pasal 7 Pernyataan kepemilikan dokumen elektronik.

Pasal 8 Hal-hal yang berkaitan dengan proses pengirim informasi elektronik.

Pasal 9 Persyaratan produk yang ditawarkan dalam sistem elektronik.

Pasal 10 Ketentuan tentang sertifikasi elektronik.

Pasal 11 Ketentuan tentang tanda tangan elektronik.

Pasal 12 Pengamanan tanda tangan elektronik dan ketentuan teknisnya.

BAB IV PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI ELEKTRONIK DAN SISTEM


ELEKTRONIK

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
Bab IV ini dibagi ke dalam dua bagian dan dimulai
dari Pasal 13 sampai dengan Pasal 16. Beberapa hal penting pada BAB
IV ini antara lain tentang penyelenggaraan sertifikasi elektronik dan
penyelenggaraaan sistem elektronik.

BAB V TRANSAKSI ELEKTRONIK

Memuat Pasal 17 sampai dengan Pasal 22. Beberapa hal penting yang
terangkum dalam Bab V ini antara lain tentang penyelenggaraan transaksi
elektronik, sistem elektronik dan agen elektronik.
BAB VI NAMA DOMAIN, HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN PERLINDUNGAN
HAK PRIBADI

Bab VI memuat Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 yang memuat tentang penyelenggara transaksi
elektronik dan domain.

BAB VII PERBUATAN YANG DILARANG

Memuat Pasal 27 sampai dengan Pasal 36 yang berisi tentang perbuatan elektronik, pelanggaran,
dan dampak hukum.

BAB VIII PENYELESAIAN SENGKETA

Memuat Pasal 38 sampai dengan Pasal 39 tentang langkah-langkah menyelesaikan sengketa.

BAB IX PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT

Memuat Pasal 40 sampai dengan 41.

BAB X PENYIDIKAN

Memuat Pasal 42 sampai dengan Pasal 44.

BAB XI KETENTUAN PIDANA

Memuat Pasal 45 sampai dengan Pasal 53.

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Memuat Pasal 53 sampai dengan Pasal 54

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
Undang-undang ITE ini ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan disahkan
di Jakarta pada 21 April 2008 dan ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia, DR.
Soesilo Bambang Yudhoyo dan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, H. Andi
Matalata .

D. Dampak Positif dan Negatif pada UU ITE

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang bias disingkat dengan UU
ITE yang diterbitkan pada 25 Maret 2008 dengan cakupan meliputi globalisasi, perkembangan
teknologi informasi, dan keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang ini
marupakan undang-undang yang dinilai mempunyai sisi positif dan negatif.

1. Sisi Positif UU ITE

Berdasarkan dari pengamatan para pakar hukum dan politik UU ITE mempunyai sisi
positif bagi Indonesia. Misalnya memberikan peluang bagi bisnis baru bagi para wiraswastawan

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
di Indonesia karena penyelenggaraan sistem elektronik diwajibkan berbadan hukum dan
berdomisili di Indonesia. Otomatis jika dilihat dari segi ekonomi dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Selain pajak yang dapat menambah penghasilan negara juga menyerap tenaga kerja
dan meninggkatkan penghasilan penduduk.

UU itu juga dapat mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan internet yang


merugikan, memberikan perlindungan hukum terhadap transaksi dan sistem elektronik serta
memberikan perlindungan hukum terhadap kegiatan ekonomi misalnya transaksi dagang.
Penyalahgunaan internet kerap kali terjadi seperti pembobolan situs-situs tertentu milik
pemerintah. Kegiatan ekonomi lewat transaksi elektronik seperti bisnis lewat internet juga dapat
meminimalisir adanya penyalahgunaan dan penipuan.

UU itu juga memungkinkan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang di luar Indonesia
dapat diadili. Selain itu, UU ITE juga membuka peluang kepada pemerintah untuk mengadakan
program pemberdayaan internet. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang kurang
tersentuh adanya internet. Undang-undang ini juga memberikan solusi untuk meminimalisir
penyalahgunaan internet.

2. Sisi Negatif UU ITE

Selain memiliki sisi positif UU ITE ternyata juga terdapat sisi negatifnya. Contoh kasus
Prita Mulyasari yang berurusan dengan Rumah Sakit Omni Internasional juga sempat dijerat
dengan undang-undang ini. Prita dituduh mencemarkan nama baik lewat internet. Padahal dalam
undang-undang konsumen dijelaskan bahwa hak dari onsumen untuk menyampaikan keluh kesah
mengenai pelayanan publik. Dalam hal ini seolah-olah terjadi tumpang tindih antara UU ITE
dengan UU konsumen. UU ITE juga dianggap banyak oleh pihak bahwa undang-undang tersebut
membatasi hak kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat, dan menghambat kreativitas
dalam berinternet. Padahal sudah jelas bahwa negara menjamin kebebasan setiap warga negara
untuk mengeluarkan pendapat.

Undang-undang ini menimbulkan suatu polemik yang cukup panjang. Maka dari itu
muncul suatu gagasan untuk merevisi undang-undang tersebut.
Definisi dan Jenis-jenis Cyber Crime

Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime. The
U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime sebagai: “… any illegal act
requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution”.
Pengertian lainnya diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu:
“any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the
transmission of data”. Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer”
(1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat
diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan menurut Eoghan Casey
“Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that involves computer and
networks, including crimes that do not rely heavily on computer“.
Jenis-jenis Katagori CyberCrime

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013

Eoghan Casey mengkategorikan cybercrime dalam 4 kategori yaitu:


1. A computer can be the object of Crime.
2. A computer can be a subject of crime.
3. The computer can be used as the tool for conducting or planning a crime.
4. The symbol of the computer itself can be used to intimidate or deceive.
Berdasarkan jenis aktifitas yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis sebagai berikut:

a. Unauthorized Access
Merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari
pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh
kejahatan ini.

b. Illegal Contents
Merupakan kejahatn yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
menggangu ketertiban umum, contohnya adalah penyebaran pornografi.

c. Penyebaran virus secara sengaja


Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali
orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan
ke tempat lain melalui emailnya.

d. Data Forgery
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau
lembaga yang memiliki situs berbasis web database.

e. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion


Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer
pihak sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan
membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.

f. Cyberstalking
Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan
memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
Kejahatan tersebut menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan
media internet. Hal itu bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat
tertentu tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
g. Carding
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik
orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.

h. Hacking dan Cracker


Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun
mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh
dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk
hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus,
hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of
Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash)
sehingga tidak dapat memberikan layanan.

i. Cybersquatting and Typosquatting


Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama
perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan
harga yang lebih mahal. Adapun typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain
plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Nama tersebut merupakan
nama domain saingan perusahaan.

j. Hijacking
Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang
paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak).

k. Cyber Terorism
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Beberapa contoh kasus Cyber
Terorism sebagai berikut :
Ramzi Yousef, dalang penyerangan pertama ke gedung WTC, diketahui menyimpan detail
serangan dalam file yang di enkripsi di laptopnya.

Osama Bin Laden diketahui menggunakan steganography untuk komunikasi jaringannya.


Suatu website yang dinamai Club Hacker Muslim diketahui menuliskan daftar tip untuk
melakukan hacking ke Pentagon.

Seorang hacker yang menyebut dirinya sebagai DoktorNuker diketahui telah kurang lebih
lima tahun melakukan defacing atau mengubah isi halaman web dengan propaganda anti-
American, anti-Israel dan pro-Bin Laden.
Berdasarkan Motif Kegiatan

Berdasarkan motif kegiatan yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi


dua jenis sebagai berikut :

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013

a. Cybercrime sebagai tindakan murni criminal


Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal merupakan kejahatan yang dilakukan
karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai
sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding, yaitu pencurian nomor kartu
kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga
pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk menyebarkan material bajakan.
Pengirim e-mail anonim yang berisi promosi (spamming) juga dapat dimasukkan dalam contoh
kejahatan yang menggunakan internet sebagai sarana. Di beberapa negara maju, pelaku
spamming dapat dituntut dengan tuduhan pelanggaran privasi.

b. Cybercrime sebagai kejahatan ”abu-abu”


Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam wilayah ”abu-abu”, cukup sulit
menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya
terkadang bukan untuk kejahatan. Salah satu contohnya adalah probing atau portscanning. Ini
adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi
yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pandangan Pribadi
Biar singkat, sebut saja UU ITE. UU yang membahas transaksi informasi dan elektronik
(khususnya di dunia maya) ini akan mulai berlaku 1 April.

Kebanyakan kekhawatiran soal UU ITE lebih pada situs porno. Kalau Anda ikutan
mailing list dewasa nonamanis, Anda bisa membaca keramaian diskusi sana. Semua juga tahu,
situs porno buatan lokal itu berjubel jumlahnya di Indonesia.

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013

Secara pribadi, UU ITE ini memang ada positif dan negatifnya. Contoh dampak positif
yang mungkin muncul di masa datang mungkin seperti ini:
 Semua kegiatan pengajuan harga, kontak kerja sama, penagihan berbasis elektronik
dilindungi hukum. Semua kiriman email ke klien yang terdokumentasi bisa menjadi
bahan pertimbangan hukum, bila suatu waktu terjadi masalah dalam proses kerja sama.
Untuk kita yang kerjanya di ranah maya, tentu ini memiliki nilai positif.
 Bila ada perusahaan yang mendaftarkan nama domain dengan maksud menjelekkan
produk/merk/nama tertentu, perusahaan tersebut bisa dituntut untuk membatalkan nama
domain. Makanya, kalau ada yang membuat nama domain pitrajelek.com atau
pitraburuk.com berhati-hatilah
 Jika kita melakukan transaksi perbankan (misalnya melalui Klik BCA) dan dirugikan
karena (misalnya) ketekan tombol submit 2 kali, dan ini tidak diantisipasi oleh pengelola
transaksi, maka kita berhak secara hukum menuntut pengelola transaksi tersebut.
Tuntutan ini juga bisa berlaku untuk mereka yang menjadi merchant egold, PayPal, dsb.
 Semua yang tertulis dalam sebuah blog menjadi resmi hak cipta penulisnya dan
dilindungi hak kekayaan intelektualnya. Makanya, berhati-hatilah menulis dalam blog,
karena tulisan negatif yang merugikan pihak lain, juga ikut resmi menjadi hak cipta
penulisnya, dan itu bisa dituntut oleh pihak yang dirugikan.
 Bila ada yang melakukan transaksi kartu kredit tanpa sepengetahuan pemilik kartu (alias
carding), secara jelas bisa dituntut melalui hukum.
 Hati-hati yang suka nge-hack situs untuk mendapatkan database situs tersebut. Apalagi
dengan tujuan menggunakannya untuk transaksi ilegal, misal: menjual alamat email tanpa
sepengetahuan pemilik email. Hal ini juga berlaku untuk para pemilik situs yang harus
menjamin kerahasiaan anggotanya, dan tidak menjual database tersebut ke pihak lain. Ini
juga termasuk kasus jual-menjual database pengguna telepon genggam ke bank untuk
penawaran kartu kredit.
 Situs-situs phising secara hukum dilarang.
 Untuk pemilik blog atau forum bisa dengan lebih leluasa menghapus semua komentar
yang berhubungan dengan makian, kata-kata kotor, menyinggung SARA (menjelekkan
orang lain (termasuk nama pemilik blog), dan itu dilindungi hukum.

Lalu contoh hal negatif yang mungkin timbul:


 Isi sebuah situs tidak boleh ada muatan yang melanggar kesusilaan. Kesusilaan kan
bersifat normatif. Mungkin situs yang menampilkan foto-foto porno secara vulgar bisa
jelas dianggap melanggar kesusilaan. Namun, apakah situs-situs edukasi AIDS dan alat-
alat kesehatan yang juga ditujukan untuk orang dewasa dilarang? Lalu, apakah forum-
forum komunitas gay atau lesbian yang (hampir) tidak ada pornonya juga dianggap
melanggar kesusilaan? Lalu, apakah foto seorang masyarakat Papua bugil yang
ditampilkan dalam sebuah blog juga dianggap melanggar kesusilaan?
 Kekhawatiran para penulis blog dalam mengungkapkan pendapat. Karena UU ini, bisa
jadi para blogger semakin berhati-hati agar tidak menyinggung orang lain, menjelekkan
produk atau merk tertentu, membuat tautan referensi atau membahas situs-situs yang
dianggap ilegal oleh UU, dll. Kalau ketakutan menjadi semakin berlebihan, bukanlah
malah semakin mengekang kebebasan berpendapat?

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7


UUD ITE (Undang-Undang Informasi & Transaksi Mei 2013
Elektronik) M22013
 Seperti biasa, yang lebih mengkhawatirkan bukan UU-nya, tapi lebih kepada
pelaksanaannya. Semoga saja UU ini tidak menjadi alat bagi aparat untuk melakukan
investigasi berlebihan sehingga menyentuh ranah pribadi. Karena seperti Pak Nuh bilang,
UU ini tidak akan menyentuh wilayah pribadi. Hanya menyentuh wilayah yang bersifat
publik. Itu kan kata Pak Nuh. Kata orang di bawahnya (yang mungkin nggak mengerti
konteks) bisa diinterpretasi macam-macam.

DAFTAR PUSTAKA

Tugas TIK “U UD IT E” Ol eh : Roji Muhidin Dosen: CR. Nurdin Page 7

Anda mungkin juga menyukai