OLEH :
KELOMPOK 11
KELAS : IKM A2
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberi rahmat dan
karunianya sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam tidak lupa kami sampaikan kepada idola umat Muhammad saw, yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan sampai ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kami penulis rasakan.
Makalah ini penulis buat sebagai tugas dari dosen kami dan sebagai
pendukung pelajaran Ilmu Sosial Dasar pada semester 2 ini, dengan judul Sistem
Ekonomi dalam Masyarakat Pedesaan. Makalah ini telah kami susun secara
maksimal dan membaca informasi dari berbagai sumber , penulis sangat berterima
kasih kepada Allah swt , selanjutnya penulis juga sangat berterima kasih kepada
Dosen kami yang telah memberi kami ilmu, dan membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami penulis menyadari, Tiada gading yang tak
retak, tidak ada yang sempurna, penulis menyadari masih banyak kekurangan
didalam penulisan makalah ini, baik penulisan nama , kata, dan pemilihan bahasa.
Oleh karena itu, kami penulis sangat menerima kritik dan saran, agar penulis
dapat belajar lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan
dapat menambah wawasan pembaca. Sekian, wassalam.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB II
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Ekonomi Masyarakat Desa.
2. Untuk mengetahui pengertian ekonomi masyarakat desa.
3. Untuk mengetahui cirri-ciri masyarakat pedesaan dalam perekonominanya.
BAB II
PEMBAHASAN
D a l a m b a h a s a I n g g r i s d i s e b u t S o c i e t y, a s a l k a t a n ya S o c i u s
y a n g b e r a r t i kawan. Kata Masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu
Syiek, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-
bentuk akhiran hidup, yang bukandisebabkan oleh manusia sebagai pribadi
melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan satu-kesatuan.
Desa dalam pengertian umum menurut media UNAND adalah sebagai suatu
gejala yang bersifat universal, terdapat dimana pun di dunia ini, sebagai suatu
komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal
(secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhannya, dan yang terutama yang
tergantung pada sektor pertanian (fisip.unand.ac.id).
Fenomena lain dari hubungan manusia dan tanah terlihat dari konsep
pemilikan dan penguasaan tanah (land tenure), menurut Smith dan Zof adalah
hak-hak yang dimiliki seseorang atas tanah, yakni hak sah untuk menggunakan,
mengolah, menjual, dan memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari permukaan
tanahnya. Pokok pembicaraan Smith dan Zof berpangkal pada dual hal yakni: sifat
dari hak-hak atas kekayaan tanah beserta cara dalam mana sifat itu tercipta, dan
klasifikasi dari mereka yang terlibat dalam proses pertanian berdasarkan
system land tenure yang ada. Menurut mereka jenis-jenis land tenure didunia
bervariasi, namun dalam garis besarnya yakni: system yang dikembangkan
dinegara komunis, hak atas tanah ada pada Negara, dan system dalam berbagai
variasi menempatkan hak atas tanah dibawak kepemilikin orang perorangan.
Di Indonesia sendiri, masalah land tenure lebih dirasa ketimbang land division,
terlihat pada masyarakat petani kelas bawah dan tidak begitu terlihat pada petani
ladang. Luas area sawah memang sempit dari pada luas area petani pekebun,
namun karena petani sawah merupakan petani paling banyak jumlahnya (di Jawa)
maka peranannya sangat besar.
Penyakapan atau system bagi hasil adalah suatu bentuk ikatan ekonomi
sosial yang dimana si pemilik tanah menyerahkan tanahanya untuk digarap orang
lain, umumnya mengenai beban dan resiko ditanggung bersama serta mengenai
besarnya bagian yang diterima masing-masing pihak, yang kuat posisisnya akan
berada pada pihak yang diuntungkan, lebih sedikit menanggung resiko dan tentu
mendapat lebih banyak hasil panen.
Maro adalah bagi hasil yang masing-masing pihak (pemilik tanah dan
penyakap) mendapat separuh dari hasil panenan. Bentuk lain, yakni Mertelu, bila
pembagian hasil antara pemilik tanah dan penyakap adalah sepertiga dari dua
pertiga bagian, sedangkan Mrapat yakni bila pembagian hasil menjadi seperempat
dari tiga perempat bagian.
Tebasan adalah suatu bentuk transaksi pengalihan hak guna yang dimana
dalam tanaman yang telah siap panen dijual kepada pihak lain, sedangkan Ijon
adalah suatu bentuk transaksi dalam mana pemilik tanaman menjual tanamannya
kepada peihak lain tatkala tanaman itu masih jauh dari usia panen.
Faktor Keluarga
Faktor Tanah
Faktor Pasar
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli
berbagai barang, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi sistem ekonomi
pertanian. Cocok tanam baru memiliki arti sebagai sistem ekonomi tatkala petani
mulai mempertukarkan hasil-hasil pertanian mereka untuk berbagai kebutuhan
selain untuk makan. Dengan adanya pasar terjadi hubungan selain ekonomi yakni
sosial kultural.
Pertama faktor keluarga, salah satu faktor yang penting dalam sistem
ekonomi pertanian. Karena setiap keluarga berjuang dan bekerja keras mengelola,
membagi, menentukan kegiatan-kegiatan guna menunjang kebutuhan keluarga
mereka. Kedua faktor tanah, faktor ini menentukan setidaknya besarnya hasil
pertanian nantinya yang akan diperoleh, karena semakin luas tanahnya maka hasil
pertanian jelas akan melimpah pula. Ketiga adalah faktor pasar, hal yang tidak
kalah pentingnya karena pasar ini sebagai tempat mereka untuk menukarkan hasil
pertanian mereka dengan kebutunan yang diperluakan (barter) atau dengan alat
penukaran barang berupa uang.
Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Tetapi jika kita
benturkan pada keadaan sekarang ini, keadaan modern, hal-hal atau faktor-faktor
semacam ini sepertinya semakin luntur. Anggapan menjadi petani akan memiliki
nasib yang sama (miskin) membuat generasi muda (anak-anak petani) mulai
meninggalkan salah satu faktor diatas tadi. Maka dari itu, tidak ada generasi
selanjutnya yang akan menjadi petani, mereka memilih mobilitas yang lebih tinggi
dari seorang pekerja petani.
Adapun ciri yang menonjol pada masyarakat desa antara lain pada
umumnya kehidupannya tergantung pada alam (bercocok tanam) anggotanya
saling mengenal, sifat gotong royong erat penduduknya sedikit perbedaan
penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat.
c Ukuran Komunitas
d Kepadatan Penduduknya
e Diferensiasi Sosial
f Pelapisan Sosial
Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah tidak
terlalu besar.
g Pengawasan Sosial
Masyarakat desa pengawasan sosial pribadi dan ramah tamah
disamping itu kesadaran untuk mentaati norma yang berlaku sebagai alat
pengawasan sosial.
h Pola Kepemimpinan
Untuk keperluan itu seseorang meinta dengan adat sopan santun kepada
beberapa orang lain sedesanya untuk membantunya dalam hal bertani maupun
kegiatan lain di luar pertanian, tanpa memungut biaya, namun petani tersebut
harus berkewajiban untuk membantu apabila yang dimintai tolong saat ini ganti
membutuhkannya (salladien, 1989:3 ( melalui Hasan, Zaini & Salladin, 1996:
251)). Seiring berkembangnya zaman barter tenaga sekarang berganti
menggunakan upah.
Hal ini di tunjang oleh harkat keterpandangan suatu keluarga di desa yang
sangat di tentukan oleh keberhasilan membina ketenangan keluarga, luas tanah
pertanian, banyaknya ternak, kendaraan yang digunakan kerja harta warisan, dan
kesemuanya dapat dilihat dengan mata serta berjangka guna dalam waktu relative
panjang. Sehingga dapat dikatakan system ekonomi subssitensi berlawanan
dengan ekonomi pasar yang merupakan dasar pola konsumtif masyarakat kota.
Walaupun akhir-akhir ini dikembangkan pola keterbukaan informasi yang
menelusup di berbagai segi kehidupan, pola ekonomi subsistensi tetap bertahan di
kawasan pedesaaan. Terlebih-lebih didesa yang terisolir, pola system subsistensi
tetap mendominir (Hasan, Zaini & Salladin, 1996: 252).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. http://henhenmedia.blogspot.co.id/2014/01/makalah-kegiatan-ekonomi-
masyarakat.html
2. http://claudialfeline.blogspot.com/2012/01/rangkuman-ilmu-sosial-
dasar.html
3. http://firmansyahdinata.blogspot.com/2011/11/ilmu-sosial-dasar-isd.html
4. http://carideny.blogspot.com/2012/03/ringkasan-ilmu-sosial-dasar.html
5. http://kaidarbilly.blogspot.com/2011/11/makalah-ilmu-sosial-dasar-dalam-
bidang.html
6. http://laluilmi.blogspot.com/2009/12/ilmu-sosial-dasar-sebagai-salah-
satu.html