PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat
istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat
yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung
kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang
sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan
bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban,
persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian
kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang
menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah
menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian
penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari
pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Sosiologi pedesaan telah kita lihat dan membicarakan apa yang menjadi
pokok pembahasan dalam kajian tersebut. Kajian sosiologi pedesaan tidak akan lepas
dari beberapa kategori yang menjadi pokok dasar dan berpinjak dalam satu rumpun
kehidupan sosial. Masyarakat desa memiliki ciri-ciri tertentu yang menjadi ciri khas
mereka terhadap realitas sosial. Pada ruang lingkup sosiologi pedesaan salah satu
potret hubungan sosial yang telah dibangun dalam aktivitas kehidupannya.
Sebagaimana yang telah kita singgung pada latar belakang bahwa sosiologi
pedesaan ada ruang lingkup yang memperhatikan titik pijak dalam kajian tersebut.
Adapun ruang lingkup dari pada sosiologi pedesaan adalah:
Dari ke sepuluh ruang lingkup yang harus kita kajikan sebagai orang yang
mempelajari sosiologi pedesaan. Disini tolak pemikiran dalam masyarakat desa.
Kelompok sosial merupakan sekumpulan orang dua atau lebih yang melakukan
hubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Dalam kelompok
ini mempunyai kegiatan dan aktivitas yang berbeda atau bervariasi dalam
menjalankan kelompoknya. Pada masyarakat desa kelompok sosial dapat ditunjukkan
seperti rukun tetangga, kelompok olahraga, warung dan lain-lain yang mereka bangun
dalam kehidupan mereka.
Organisasi sosial adalah kumpulan dengan intensitas lebih besar dari pada
kelompok sosial. Pada organisasi sosial memiliki struktur, serta tata cara nilai dan
norma yang lebih kompleks. Organisasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
dari masyarakat. Di pedesaan terdapat organsisai yasinan, perkawinan, dan lain-lain.
Perubahan pada masyarakat desa merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat desa menyangkut kepada struktur, nilai dan norma, ekonomi, politik dan
lain-lain. Perubahan sosial akan membawa pembaharuan dari berbagai aspek
kehidupan pada masyarakat desa. Tentu saja perubahan tersebut disebabakan oleh
adanya faktor luar yang mendorong mereka untuk melakukan perubahan. Apalagi
dengan adanya perkembangan teknologi yang serba maju dan menguasai aktivitas
kehidupan.
Proses sosial pada masyarakat desa merupakan pola hubungan masyarakat desa
dalam kelangsungan kehidupan. Proses sosial masyarakat desa biasanya bagimana
mereka melakukan hubungan dengan kegiatan ekonomi, keagamaan, politik dan adat
dalam masyarakat. Proses sosial masyarakat pedesaan sangatlah konflik dan melekat
dalam aktivitas yang mereka lakukan.
Pada norma dan tata cara yang menyangkut pada aturan yang harus mereka jalani
untuk memenuhi kebutuhan batin dan kepedulian mereka terhadap norma dan nilai
yang sedang berlangsung. Nilai dan norma bukan dijadikan sebagai pendorong
mereka tidak melakukan perubahan akan tetapi memberikan dampak yang positif
untuk membanguan aktivitas kehiduapan.
Masyarakat desa memiliki struktur kepimpinan yang sama. Masyarakat desa pola
kepimpinan yang mereka lakukan hanya kepada model kepimpinan dari beberapa
orang saja yang dianggap berpengaruh kepada aktivitas kehidupan mereka. Pada
wilayah Minang misalnya kepimpinan dilakukan oleh suku atau klan-klan yang
dianggap penting bagi mereka untuk menjadi kepimpinan.
Mobilitas tenaga kerja pada masyarakat desa menjadi pembahasan pada sosiologi
pedesaan. Hal ini mengingat bahwa perkembangan ekonomi dalam masyarakat desa
menyakinkan oleh penduduk desa untuk melakukan mobilitas. Impilikasi dari
kegiatan tersebut mobilitas antar sektor tenaga kerja dimasyarakat desa
mengakibatkan perubahan yang sedemikian rupa, yang melintasi kehidupan
masyarakat desa.
Selain itu, pada sistem mata pencaharian masyarakat desa tidak akan lepas dari
perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Pergeseran model pertanian dari
pertanian tradisional menuju ke modern merupakan salah satu fenomena pergeseran
dan perubahan pada sistem mata pencaharian. Walaupun mata pencaharian
masyarakat sering berganti akan tetapi nilai dan adat mereka tidak akan mengalami
perubahan.
Budaya dan sistem religi merupakan hal yang keunikan kepada masyarakat desa.
Mereka sangat berhubungan antara alam dan manifestasi ke-Tuhanan. Dengan
perkembangan budaya bagi masyarakat bagimana mereka bisa mempertahnkan
kehidupan mereka dalam menghadapi arus perubahan apalagi perkembnagan
teknologi yang serba maju.
2.5 MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan adalah sekumpulan orang yang mendiami suatu tempat
yang disebut sebagai desa. Pengertian desa sendiri menurut Sutarjo Kartohadi
Kusumo adalah suatu kesatuan hukum dimana tempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
Kehidupan masyarakat pedesaan memiliki beberapa ciri antara lain yaitu
adanya konflik dan persaingan yang bersumber dari banyaknya pertengkaran yang
sering berkaitan dengan persengketaan tanah, adanya perbedaan pendapat antara
kaum tua dan muda. Ciri yang lain juga masyarakat yang tinggal di pedesaan
memiliki sifat pekerja keras, mereka bekerja keras agar dapat bertahan hidup. Sistem
tolong menolong, dalam masyarakat pedesaan sistem tolong menolong ini masih
dijunjung tinggi. Seperti dalam usaha-usaha pertanian mereka masih mengunakan
sistem tolong menolong, dalam keadaan kecelakaan atau kematian tanpa diminta
warga desa akan saling tolong menolong. Jiwa gotong royong, memiliki kesamaan
dengan tolong menolong namun gotong royong ini lebih ditekankan pada kelompok-
kelompok primer yang ada pada masyarakat tersebut. Musyawarah dan jiwa
musyawarah, dalam masyarakat pedesaan ketika mereka ingin mengambil keputusan
dalam suatu perkara mereka akan memutuskannya dengan sistem rapat yang
menghasilkan keputusan bersama tanpa mementingkan kepentingan mayoritas atau
minoritas.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan ini masih ada pada masyarakat
pedesaan sekarang baik yang berada pada sektor pertaniaan maupun sektor kelautan.
2.6 Mata Pencaharian
Sebuah masyarakat tentunya tak lepas dari mata pencaharian untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya agar dapat bertahan hidup. Berbagai macam mata pencaharian
ada di masyarakat perkotaan, tetapi tidak di masyarakat pedesaan. Di pedesaan mata
pencaharian masyarakatnya cenderung memiliki kesamaan. Di daerah pedesaan yang
jauh dari sektor kelautan mata pencaharian mereka adalah dalam bidang pertanian
dan daerah yang ada di sekitar laut mata pencaharian mereka adalah nelayan.
Mengikuti kemajuan yang ada sebuah desa tidak hanya fokus pada mata
pencaharian yang sejenis, namun pedesaan sekarang sudah mengikuti sistem
kapitalis. Ditandai dengan kemunculan berbagai jenis pekerjaan di desa.
2.6.1 Pemanfaatan Sumber Daya Laut Bagi Masyarakat Pedesaan
Sebuah desa yang terletak di daerah pantai sebagian masyarakatnya pasti
memiliki ketergantungan dengan sumber daya yang ada di laut. Beberapa mata
pencaharian masyarakatnya adalah nelayan, selain itu ada penjual hasil laut seperti
penjual ikan. Namun sebagian besar dari hasil nelayan biasanya dibeli oleh pabrik-
pabrik besar sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan hasil laut yang mereka
dapat.
Tujuan untuk dapat memanfaatkan sumber daya laut yang ada di daerah
masyarakat pedesaan adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan
untuk menjadikan masyaraktnya produktif, dengan demikian pedesaan tersebut akan
mengalami pembangunan dalam bidang ekonomi dan kecakapan masyarakatnya.
Salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam masyarakat pedesaan yang
berada di daerah pantai adalah mengelolah hasil laut yang mereka dapat dengan
mejadikannya produk agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas, dengan sistem
home industry. Sebelum mengelolah home industry masyarakat diberikan pelatihan
agar nantinya dapat menjadikan hasil laut yang mereka dapat menjadi lebih bernilai
ekonomis.
Pengelolahan home industry dalam masyarakat pedesaan akan memudahkan
perekonomian mereka. Hal yang dapat diterapkan dalam masyarakat pedesaan yang
berada di daerah pantai antara lain membuat home industry yang mengolah ikan
menjadi kerupuk ikan, produk-produk seperti ini biasanya dimiliki oleh perusahaan-
perusahaan atau pabrik-pabrik.
Menjadikan ikan sebagai sebuah produk tertentu tentunya akan menambah
nilai ekonomis dari ikan tersebut. Dengan bertambahnya nilai pada hasil laut yang
mereka peroleh itu akan menambah penghasilan mereka. Karena pengelolahan ikan
berada dalam masyarakatnya sendiri, maksudnya untuk memperoleh bahan dasar
dalam pengelolahan home industry tersebut adalah para nelayan yang didominasi oleh
laki-laki dari kalangan masyarakat sendiri sementara yang mengelolah ikan menjadi
sebuah produk adalah perempuan dari masyaratnya sendiri. sehingga akan
meningkatkan perekonomian dalam masyarakat tersebut.
2.7 Ciri-ciri masyarakat pedesaan
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi
“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,
menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya
tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sosiologi pedesaan merupakan sosiologi secara sistematis mempelajari tentang
struktur dan sosial masyarakat dipedesaan. Sosiologi pedesaan dapat juga
dikatakan sebagai kajian tentang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat pedesaan. Bidang kajian pada sosiologi pedesaan menekan kepada
dinamaika-dinamika kehidupan masyarakat dipedesaan. Dalam sosiologi
pedesaan kita akan mencoba mengkaji kehidupan masyarakat desa yaitu
Organisasi sosial masyarakat, Perubahan sosial, Proses sosial masyarakat desa,
Norma dan nilai yang ada dalam masyarakat desa, Kepimpinan dari masyarakat
desa, Mobilitas sosial masyarakat desa, Mobilitas tenaga kerja masyarakat desa,
Mata pencarian masyarakat desa dan Budaya serta sistem religi masyarakat desa.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://coretanfina.blogspot.co.id/2012/10/makalah-sosiologi-pedesaan.html
http://irwanstkip.blogspot.co.id/2015/07/sosiologi-pedesaan-irwan-spd-msi_3.html