Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TUGAS KIMIA FISIKA LINGKUNGAN


PENCEMARAN UDARA
DISUSUN OLEH :
AGUNG ALVISYAH PUTRA
NPM. 163410036
KELAS I A

DOSEN PENGAMPU
Drs. Apriyan Dinata, S.T, M.env
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayahnya, maka dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pencemaran Udara Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia
Fisika Lingkungan.
Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
bukanlah hal yang mudah. Banyak kesulitan yang saya hadapi dalam
penyelesaiannya, tetapi berkat bimbingan dosen , saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-sebesarnya kepada bapak drs. Apriyan Dinata S.T, M.env Selaku
dosen mata kuliah Kimia Fisika Lingkungan.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu saya selaku
penulis mohon maaf apabila terdapat penulisan yang masih belum sempurna ini
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi ibu yang membaca.

Pekanbaru, 12 November 2016

Agung Alvisyah Putra


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan


komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20
% Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri
dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan
"Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti
tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang
menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan
udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan
salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal
sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan
tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang
bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota
yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu pencemaran udara
2. Apa yang menjadi sumber pencemaran udara?
3. Dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan?
4. Zat-zat yang terjadi pada pencemaran udara?
5. Apa saja akibat dari pencemaran udara?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu pencemaran udara
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran udara
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran udara
4. Untuk mengetahui zat-zat yang terjadi pada pencemaran udara
5. Untuk mengetahui akibat akibat pencemaran udara

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pencemaran udara


Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih subtansi fisik, kimia
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan, menggangu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti.
Pencemaran udara timbul akibat adanya sumber sumber pencemaran, baik
yang bersifat alami maupun karena kegiatan manusia. Beberapa pengertian
gangguan fisik seperti pencemaran suara, pencemaran panas, pencemaran
radiasi dan pencemaran cahaya dianggap sebagai bagian dari pencemaran
udara. Adapun karena sifat alami udara yang bisa menyebar tanpa batasan
ruang, membuat dampak pencemaran udara bisa bersifat lokal, regional,
maupun global.

2.2 Sumber yang terjadi pada pencemaran udara


a. Sumber alami pencemaran udara
Beragam jenis polutan dan zat kimia terbentuk dan dilepaskan kerak
bumi melalui proses alamiah. Contoh, letusan gunung berapi melepaskan
materi partikulat juga gas gas polutan seperti sulfurdioksida, hidrogen sulfida,
dan metan. Kebakaran hutan juga berkontribusi dalam pencemaran udara
karena menghasilkan asap, jelaga, hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon
dioksida, dan debu. Partikuat dari cipratan ombak laut, spora bakteri, serbuk
sari, dan debu ditanah juga merupakan sumber alami pencemaran udara.
Tanaman dan pepohonan juga merupakan sumber hidrokarbon; nuansa
kebiruan di wilayah pegunungan berhutan berasal terutama dari reaksi
atmosfer senyawa organik volatil yang diproduksi tumbuh-tumbuhan.

Gambar 1.1 letusan gunung berapi juga termasuk sumber alami


pencemaran udara
b. Bahan bakar fosil sebagai sumber pencemaran udara
Pembakaran bahan bakar fosil untuk penghangat ruangan di rumah tangga,
pembangkit tenaga listrik dan dalam proses industri yang dirangkum dalam
Tabel 9 merupakan sumber pokok emisi polutan udara antropogenik ke dalam
atmosfer di daerah perkotaan. Dari dahulu, polutan udara yang paling umum
dijumpai didaerah perkotaan antara lain sulfur oksida, (SOx) terutama sulfur
dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO dan NO2 yang istilah umumnya adalah
Nox), karbon monoksida (CO), ozon (O3), suspended particulate matter
(SPM) dan timbal (Pb).

Tabel 1. Aktivitas manusia dan produk sampingan dari pembakaran


bahan bakar fosil.
Aktivitas Polutan udara
Pembangkit tenaga listrik (mis. Sox, Nox (NO dan NO2)
Pembangkit listrik tenaga Partikulat primer: debu dan jelaga
batubara). yang berterbangan
Partikulat sekunder : sulfat dan nitrat
Aerosol
Pembakaran minyak Sox
jelaga
Pembakaran bahan bakar padat Sox
dirumah tangga (batubara dan Jelaga (mis. Kabut asap)
kayu) Debu yang berterbangan.
Pembakaran bahan bakar diesel Sox dan jelaga
(solar) NOx
Kendaraan berbahan bakar bensin Nox, CO, Pb (jika bahan bakar
(solar) bertimbal dipakai), hidrokarbon
Asap rokok dan sate/panggangan Hidrokarbon aromatik poliksiklik dan
lain-lain
Gambar 1.2 Industri pabrik juga termasuk bahan bakar fosil yang dapat
mencemari udara

c. Ozon sebagai sumber polutan udara


Walaupun penipisan ozon merupakan masalah yang muncul di lapisan
atmosfer bagian atas, di lapisan atmosfer bagian atas, di lapisan bawah justru
terjadi sebaliknya (kadar ozon berlebihan) yang terjadi akibat pencemaran
udara di perkotaan. Ozon, suatu oksidan fotokimia, terbentuk dilapisan
atmosfer bagian bawah akibat keberadaan NOx, hidrokarbon, dan senyawa
organik volatil (volatile organic compound, VOC). Selain itu, pembentukan
ozon juga memerlukan suatu kondisi dimana suhu atmosfer berada diatas
18’C dan limpahan cahaya matahari, sebagai katalis reaksi. VOC dapat
berasal dari berbagai jenis sumber buatan manusia diantaranya lalu lintas
jalan raya, pembuatan dan penggunaan zat kimia organik (mis. Solven),
transportasi, dan penggunaan minyak mentah, penggunaan gas alam, dan
dalam derajat yang rendah berasal dari tempat pembuangan sampah dan
tempat pengelolaan limbah cair.
2.3 Dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan
Udara yang tercemar akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara yang parah akan berdampak secara langsung terhadap
mata dan tenggorokan (keluar air mata, batuk, tenggorokan sakit, mata terasa
perih, dan lain-lain). Dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan
manusia yang paling utama adalah kerusan kronis organ pernafasan.
Pencemaran udara yang sangat parah, akan menyebabkan timbulnya
penyakit radang batang tenggorokan akut (bronkitis akut). Tetapi umumnya
hanya akan menyebabkan penyakit alat pernafasan kronis seperti, brontikis
kronis, asma, polip paru-paru.
Bronkitis kronis ditandai dengan gejala-gejala yang mudah diketahui,
seperti batuk yang berkepanjangan dan berdahak.
Penyakit asma adalah penyakit yang sedang kambuh akan membuat
batang tenggorokan menyempit. Penyumbatan batang tenggorokan oleh
dahak yang terjadi bersamaan akan menyebabkan sesak nafas. Asma
merupakan penyakit alergi kronis didalam saluran pernafasan.
Polip paru-paru merupakan penyakit yang merusak sel paru-paru.
Kerusakan sel ini akan mengakibatkan tidak terpenuhnya kebutuhan oksigen,
sehingga napas akan tersenggal-senggal ketika berolahraga.
Selain itu, kanker paru-paru merupakan contoh penyakit alat pernafasan.
Salah satu penyebab kanker paru-paru adalah abses. Di dalalam asap
jelagadan butiran debu-debu yang terdapat didalam gas buangan mesin disel
juga terkandung bahan penyebab kanker paru-paru.
Gambar 1.3. asap kendaraan yang berbahaya juga dapat menimbulkan
penyakit radang batang tenggorokan akut (brontikis akut)
dan asma

Tabel 2. Dampak pencemaran udara berupa gas


NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA
PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Sulfur Dioksida Batu bara atau Menimbulkan efek iritasi pada
(SO2) bahan bakar saluran nafas sehingga
minyak yang menimbulkan gejala batuk dan
mengandung sesak nafas.
Sulfur.

Pembakaran
limbah pertanah.

Proses dalam
industri.
2. Hidrogen Sulfa Dari kawah Menimbulkan bau yang tidak
(H2S) gunung yang sedap, dapat merusak indera
masih aktif. penciuman (nervus olfactory)
3. Nitrogen Oksida Berbagai jenis Menggangu sistem
(N2O) pembakaran. pernapasan.

Nitrogen Gas buang Melemahkan sistem


Monoksida (NO) kendaran pernapasan paru dan saluran
bermotor. nafas sehingga paru mudah
Nitrogen Dioksida terserang infeksi.
(NO2) Peledak, pabrik
pupuk.
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak
sedap/menyengat.

Menyebabkan sistem
pernapasan, Bronchitis,
merusak indera penciuman.
5. Karbon Dioksida Semua hasil Menimbulkan efek sistematik,
(CO2)Karbon pembakaran.Proses karena meracuni tubuh dengan
Monoksida Industri cara pengikatan hemoglobin
(CO)Hidrokarbon yang amat vital bagi
. oksigenasi jaringan tubuh
akaibatnya apabila otak
kekurangan oksigen dapat
menimbulkan kematian.

Dalam jumlah kecil dapat


menimbulkan gangguan
berfikir, gerakan otot,
gangguan jantung.

Dampak material penyebab pencemaran udara terhadap kesehatan


1) Sulfur oksida (SO2)
Sulfur oksida terbentuk dari belerang yang terdapat dalam minyak
tanah atau batu bara dan lain-lain yang terosidasi selama proses
pembakaran. Karena mudah larut di dalam air, sebagian besar SO2 akan
diserap di dalam rongga hidung atau saluran pernafasan bagian atas. Hal
ini berakibat akan timbulnya penyakit radang batang tenggorokan kronis
atau asma.
2) Butiran debu
Butiran debu ini berasal dari berbagai macam sebab, proses alami
(tanah, garam laut, aktifitas gunung berapi dan lain-lain) dan hasil dari
perbuatan manusia (gas buangan pabrik, kendaraan bermotor dan lain-
lain). Partikel debu yang berukuran kecil dari 10 mm akan melewati
rongga hidung dan masuk hingga batang tenggorokan atau gelembung
paru-paru. Butiran yang mengakibatkan pembakaran minyak tanah atau
batu bara sehingga besar berukuran dibawah 2,5 mm, yang berakibat
mampu masuk hingga bagian dalam paru-paru. Sebagian besar butiran-
butiran ini mengandung bahan yang berbahaya. Hasil penelitian terakhir
menyebutkan bahwa butiran debu ini mempunyai kaitan yang erat dengan
berbagai penyakit alat pernafasan dan juga merupakan material penyebab
penyakit alergi.
3) Gas karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna dari minyak tanah atau bara. Karena sukar larut di dalam air, gas
karbon monoksida akan masuk hingga mencapai gelembung paru-paru.
Dibanding dengan karbon dioksida, karbon monoksida lebih mudah
berkaitan dengan hemoglobin yang ada didalam darah, sehingga
mengganggu transportasi oksigen didalam darah.
4) Gas oksida nitrogen (Nox)
Didalam proses pembakaran minyak tanah atau batu bara, nitrogen yang
terkandung didalam udara akan ikut terbakar menjadi gas oksida nitrogen.
Karena sukar larut di dalam air, gas oksida nitrogen akan masuk ke hidung
sehingga mencapai gelembung paru-paru. Berdasarkan hasil penelitian
ilmu epidemilogi, kadar gas oksida nitrogen di udara disebutkan
mempunyai kaitan dengan jumlah kasus penyakit bronkitis kronis.
5) Gas oksida photo-kimia (Ox)
Gas oksida photo-kimia dihasilkan oleh proses photo-kimia
diantara gas oksida nitrogen yang dibuang oleh pabrik, kawasan industri
dan kendaraan bermotor dengan bahan kimia organik pengaktif serta
hidrokarbon yang dikeluarkan oleh tumbuhan. Bahan utama penyusun gas
oksida photo-kimia adalah gas ozon. Karena gas ozon susah larut didalam
air, gas ozon akan masuk ke hidung hingga mencapai gelembung paru-
paru. Gas ozon sendiri tidak menimbulkan gejala akut seperti mata perih.
Gejala tersebut diperkirakan disebabkan oleh PAN (Peroxy Acyl Nitrate)
dan formaldehyde. Gas oksida diperkirakan baru akan menyebabkan mata
sakit jika kadarnya sudah diatas 0,1 ppm. Jika angka per jam-nya
mencapai sekitar 0,2 ppm, kemampuan sistem pernafasan akan menurun.
Gas oksida diperkirakan akan menyebabkan kerusakan alat pernafasan jika
diserap dalam jangka panjang.
Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran
udara akan terakumulasi dari hari ke hari. Pernafasan dalam jangka waktu
yang lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan, seperti
brontkitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang
diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda antarindividu. Populasi yang
paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut
penelitian di amerika serikat, kelompok balita mempunyai kerentanan
enam kali lebih besar dibandingkan orang dewasa. Kelompok balita lebih
rentan karena mereak lebih aktif dan dengan demikian menghirup udara
lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.
Dampak dari timbal sendiri sangat bahaya bagi manusia, utamanya
bagi anak-anak. Diantaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif,
kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi
pendengaran, mempengaruhi perilaku intelejensia, merusak fungsi organ
tubuh, seperti ginjal, system saraf, dan organ reproduksi, meningkatkan
tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula
menimbukan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan
mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI-nya.

2.4 Zat-zat yang terjadi pada Pencamaran Udara


Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap buangan, misalnya, gas
CO2, hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
a. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin
meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari
pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara,
minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera
diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan yang
gundul. Meningkatnya kadar CO2 di udara dapat mengakibatkan efek
rumah kaca.

Gambar 1.4. karbondioksida (CO2) ditimbulkan dari


pembakaran bahan organik dengan oksigen
dengan jumlah yang cukup.

b. CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya,
menghidupkan mesin mobil didalam garasi tertutup. Jika proses
pembakaran di mesin tidak sempurna maka proses pembakaran itu
menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada digarasi
tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur didalam mobil
dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot
akan masuk kedalam mobil , sehingga dapat menyebabkan kematian.
Gambar 1.5. Menghidupkan AC mobil ketika kendaraan dalam
keadaan tertutup dapat berbahaya bagi kesehatan.

c. CFC
Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas chloro fluoro
carbon (CFC) . gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena
tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. Gas ini digunakan
antara lain untuk mengembangkan busa (busa kursi), sebagai
pendingin pada AC (freon), pendingin pada lemari es, dan sebagai gas
pendorong pad penyemprotan rambut (hair spray).
Gambar 1.6. Gas freon (CFC) pengisi AC sudah mulai
ditinggalkan dan digantikan dengan gas yang ramah lingkungan

Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai strategi


dimana terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Tanpa lapisan ozon
radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi dengan intensitas
yang tinggi. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian organisme
tumbuhan menjadi kerdil, mutasi genetik, kanker kulit dan kanker
retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara
CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang
disebut sebagai “lubang” ozon.
Menurut pengamat melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di
kutub selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali
luas benua eropa. Karena itu penggunaan CFC harus dibatasi.

d. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat
bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan yang menyebabkan
air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah
mati. Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat.
Bangunan-bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak.
Demikian pula bangunan gedung dan jembatan.

e. Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah
asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemaran
yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, dan
berbagai gangguan kesehatan lainnya. Pada wanita hamil, asap rokok
dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Perokok dapat
dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah orang yang merokok. Sedangkan perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok di
suatu ruangan.

Gambar 1.7 Asap rokok mengandung berbagai zat pencemar


yang berbahaya.
Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih
besar dibandingkan perokok aktif. Jadi, merokok didalam ruangan
bersama orang lain yang tidak merokok dapat menganggu kesehatan
orang lain.
Penyumbangan terbesar kerusakan lingkungan hidup secara
menyeluruh, adalah polusi yang di timbulkan oleh pembakaran bahan
bakar fosil secara besar-besaran. Bahan bakara fosil tersebut meliputi
batu bara, bahan bakar minyak, dan gas alam. Pembakaran itu
berakibat terjadi nya emisi rumah kaca sebagai penyebab pemanasan
global.

2.5 Akibat Pencemaran Udara


a. Hujan asam
Keberadaan zat-zat polutan di udara akan berpengaruh terhadap
proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Salah satu
dampaknya ialah dengan terjadinya hujan asam. Istilah hujan asam
pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia
menguraikan tentang keadaan Manchester, sebuah kawasan industri
dibagian udara inggris.
Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa
terjadinya deposisi asam. Deposisi asam terdiri dari dua jenis, yaitu
deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering adalah peristiwa
terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam
udara.
Gambar 1.8 kemacetan lalu lintas memperburuk tingkat
pencemaran udara di kota-kota besar

Hal ini bisa terjadi di daaerah perkotaan, karena adanya


pencemaran udara dari lalu lintas yang berat dan daerah yang
langsung terkena udara yang tercemar dari pabrik. Hujan asam dapat
pula terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa
udara yang mengandung asam. Deposisi kering biasanya terjadi di
tempat yang dekat dengan sumber pencemaran.
Sedangkan diposisi bawah ialah turunnya asam dalam bentuk
hujan. Hal ini terjadi apabila asam di dalam udara larut kedalam
butir-butir air di awan. Jika kemudian turun hujan dari awan itu , air
hujannya akan bersifat air di awan. Jika kemudian turun hujan dari
awan itu, air hujannya akan bersifat asam. Dalam bahasa inggris
peristiwa ini disebut dengan rain-out. Deposisi basah dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam,
sehingga asam itu larut ke bumi. Peristiwa ini disebut wash-out.
Deposisi asam terjadi dilapisan atmosfer terendah, yaitu troposfer.
Asam yang terkandung didalam deposisi asam ialah atom sulfat
(H2SO4) dan asam nitrat (NHO3). Keduanya merupakan asam yang
sangat kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat,
terutama dari gas Nox yang melalui proses fisik dan kimia di udara
membentuk keasaman. Kontribusi air hujan adalah mengikat zat-zat
polutan tersebut membentuk keasaman dalam membentuk senyawa
H2SO4 dan NHO3.
Derajat keasaman diukur dengan pH yang menunjukkan kadar ion
H+ yang terdapat dalam sebuah larutan yang dinyatakan dalam –log
kadar H+. Karena pH menggunakan skala logaritma, tiap skala
berarti kelipatan 10. Misalnya, pH 3 adalah 10 kali lebih asam dari
pada pH 4 dan 100 kali asam dari Ph 5. Pada hujan yang normal,
yaitu hujan yang tidak tercemar, mempunyai pH sekitar 5,6. Jadi,
bersifat agak asam. Hal ini disebabkan gas CO2 di dalam air hujan.
Polutan yang berperan dalam terjadinya hujan asam adalah zat
SO2 dan NOx di udara. Sekitar 50% SO2 yang ada didalam atmosfer
adalah alamiah, antara lain dari letusan gunung berapi dan kebakaran
hutan yang alamiah. Adapun yang 50% lagi adalah antropogenik,
yaitu berasal dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan
fosil (BBF) dan peleburan logam. Di daerah yang banyak
mempunyai industri dan lalu lintas berat, SO2 yang antropogenik
lebih tinggi. Selama ini terdapat NO di atmosfer, dapatlah terbentuk
asam sulfat tanpa mengurangi kadar OH. Dengan demikian semakin
banyak SO2 makin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Kemudian, seperti halnya SO2, 50% NOx dalam atmosfer adalah
alamiah dan 50% antrofogenik. Pembakaran BBF juga merupakan
sumber terbesar Nox sehingga di negara dengan industri maju NOx
yang antrofogenik lebih besar dari pada yang alamiah. Instalasi
pembangkit listrik dan kendaraana bermotor merupakan sumber
utama NOx.
Emisi yang berasal dari transportasi (pencemaran udara akibat
aktivitas transportasi besarnya 33-50% dari pencemaran total pada
udara) dengan menggunakan metode pengubah katalik (catalytic
converter). Namun, alat ini hanya dapat dipergunakan pada
kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin dan tidak pada
mesin diesel. Alat ini juga tidak dapat dipergunakan pada bensin
yang mengandung timbal (Pb), sehingga tidak dapat dipergunakan di
negara yang masih mempergunakan bensin jenis ini, seperti di
indonesia. Pengubah katalik ini dipasang pada knalpot menggunakan
campuran platinum dan rhodium sebagai katalisator. Alat ini juga
dapat mengubah CO dan HC menjadi CO2 dan air serta mereduksi
NOx menjadi gas nitrogen. Dengan alat ini emisi CO, HC dan
NOxdapat dikurangi sampai dengan 90%.
Salah satu cara mengurangi pencemaran CO2 adalah dengan
penghematan energi. Penghematan energi ini mempunyai
keuntungan dalam mengurangi CO2 selain mengurangi emisi
lainnya. Namun, dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Gambar 1.9 Skema terjadinya hujan asam

b. Penipisan lapisan ozon


Ozon dilapisan atas (lapisan stratosfer) terbentuk secara alami dan
berfungsi melindungi bumi. Namun zat kimia buatan manusia telah
merusak lapisan tersebut, sehingga menimbulkan penipisan lapisan
ozon.
Zat kimia itu dikenal dengan ODS (ozone-depleting subtances)
diantaranya chlorofluorocarbons (CFCs), hydrochlorofluorocarbons
(HCFCs), halons, methyl bromide, carbon tetrachloride, dan methyl
chloroform. Zat perusak ozon tersebut sebagian masih digunakan
sebagai bahan pendingin (coolants), foaming agents, (zat
pengembang) pemadam kebakaran (fire extinguishers), pelarut
(solvents), pestisida, dan aerosol propellants (gas pendorong).
Kloroflorokarbon atau chlorofluorocarbon (CFC) mengandung
klorin (chlorine), florin (fluorine) dan karbon (carbon). CFC ini
merupakan penyebab utama penipisan lapisan ozon. CFCs sangat
stabil di troposfer. CFCs yang paling umum adalah CFC-11, CFC-12,
CFC-113, CFC-114, dan CFC-115.

Gambar 1.10 CFC masih banyak digunakan sebagai gas


pendorong pada cat semprot

Di udara, zat ODS tersebut terdegradasi dengan sangat lambat.


Bentuk utuh mereka dapat bertahan sampai bertahun-tahun dan
mereka melampaui troposfer dan mencapai srtratosfer. Di stratosfer,
akibat intensitas sinar ultraviolet matahari, mereka pecah, dan
melampiaskan molekul chlorine dan bromine. Molekul chlorine dan
bromine tersebut yang dapat merusak lapisan ozon. Para peneliti
memperkirakan satu atom chlorine dapat merusak 100.000 molekul
ozon.

c. Efek rumah kaca


Bumi dilindungi oleh lapisan pelindung yang disebut atmosfer.
Dalam atmosfer terkandung berbagai macam gas. Atmosfer bumi
bersifat transparan dan dapat ditembus oleh sinar tampak dan radiasi
ultraviolet dari matahari. Atmosfer ini secara alami berperan menjaga
suhu atau temperatur bumi sehingga layak untuk kehidupan
organisme. Atmosfer bumi dapat berperan sebagai selimut yang
menjaga temperatur bumi tetap hangat. Atmosfer di bumi
mengandung gas-gas terutama karbon dioksida di uap air. Karbon
diolsida yang ada di atmosfer dapat menimbulkan fenomena yang
disebut efek rumah kaca atau greenhouse effect yang menghangatkan
bumi.
Efek rumah kaca (greenhouse effect) merupakan fenomena
peningkatkan temperatur bumi yang disebabkan oleh gas-gas tertentu
dalam atmosfer (misalnya, uap air, karbon dioksida, nitrogen oksida,
dan metana) menjebak/mengikat energi dari matahari. Radiasi yang
disimpan oleh gas-gas tersebut akan menghangatkan bumi.
Terjadinya efek rumah kaca
Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar
matahari tetapi sebagian juga berasal dari bumi itu sendiri, yakni
melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif. Energi dari
sinar matahari berupa sinar tampak dan sinar ultraviolet yang
dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar matahari sebagian
dipantulkan oleh atmosfer dari sebagian sampai di permukaan bumi.
Radiasi sinar matahari yang sampai di permukaan bumi tersebut ada
yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan
menhangatkannya.
Sebagian energi yang diserap diradiasikan kembali dengan bentuk
radiasi inframerah. Radiasi inframerah yang dipancarkan bumi ini ada
yang dapat melewati atmosfer dan terbebaskan keruang angkasa.
Tetapi sebagian radiasi inframerah tersebut diserap oleh gas-gas
dalam atmosfer, gas-gas tersebut lazim disebut gas rumah kaca
(greenhousegaess). Energi yang diserap tersebut kemudian ditahan
dalam atmosfer sehingga menghasilkan efek hangat.
Energi yang masuk ke bumi 25% akan dipantulkan oleh awan
atau pertikel lain di atmosfer, 25% diserap awan , 45% diadsorpsi
permukaan bumi, dan 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar
inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dana gas CO2
dalam gas lainnya, untuk dikembalikan di permukaan bumi. Dalam
keadaan normal efek rumah kaca diperlukan menjaga suhu antara
siang dan malam agar tidak terlalu jauh berbeda.

Gambar 1.11 Skema terjadinya efek rumah kaca


Ada dua macam efek rumah kaca yaitu efek rumah kaca alami
dan efek rumah kaca yang ditingkatkan. Efek rumah kaca yang alami
terjadi secara alami oleh bumi dimana gas rumah kaca yang terbentuk
di atmosfer terdiri dari karbon dioksida dan uap air yang terbentuk
dari respirasi makhluk hidup. Sedangkan efek rumah kaca yang
ditigkatkan terjadi karena peningkatkan gas rumah kaca yang berasal
dari pencemaran udara. Efek rumah kaca yang ditingkatkan membuat
suhu bumi semakin tinggi.

Gambar 1.12 Rumah kaca membiarakan sinar matahari masuk


dan mencegahnya lolos kembali

Gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer bisa dikatakan mirip


dengan panel-panel kaca pada rumah kaca. Cahaya matahari yang
memasuki atmosfer bumi, melewati selimut gas-gas rumah kaca.
Ketika sinar itu sampai pada permukaaan bumi, tanah air, dan biosfer
menyerap energi matahari tersebut. Setelah sebagian diserap, energi
tersebut dikembalikan ke atmosfer. Sebagian energi dapat melewati
atmosfer dan mencapai luar angkasa. Tetapi kebanyakan energi yang
tersebut tertahan oleh gas-gas rumah kaca dan membuat bumi kita
semakin hangat.
Sumber-sumber gas rumah kaca adalah pembakaran bahan bakar
minyak (BBM). Batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya. Selain itu, penurunan luas areal hutan juga dapat
meningkatkan kadar CO2 di udara. Penyusutan luas hutan berarti
menyusutnya rosot karbon (carbon sink) sehingga karbon yang semula
tersimpan dalam biomassa hutan cepat atau lambat akan lepas
kedalam atmosfer dan menaikkan kadar CO2 dalam atmosfer.

Tabel 3. Persentase gas sumber emisi global


Gas kontribusi Sumber emisi global %
CO2 45-50% Batu bara 29
Minyak bumi 29
Gas alam 11
Penggundulan hutan 20
lainnya 10

CH4 10-20%

Efek rumah kaca yang berlebihan yang ditingkatkan oleh


kosentrasi gas rumah kaca yang semakin tinggi akan membahayakan
manusia. Efek rumah kaca yang semakin parah karena polusi udara ini
akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Menurut perkiraan,
efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5’C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5’C
sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya kosentrasi gas CO2 di
atmosfer maka akan semakin banyak gelombang panas yang di
pantulkan dari permukaan bumi di serapa atmosfer. Hal ini terjadi
karena suhu permukaan bumi meningkat.
Gambar 1.13. Efek rumah kaca mengakibatkan muculnya es di
kutub

Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es


di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air
laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan
laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar.
Meskipun kenaikan suhu ini tampaknya kecil namun dampaknya
adalah besar. Selanjutnya pemanasan global yang merupakan dampak
dari efek yang rumah kaca ini akan memperluas infeksi petogen,
mengakibatkan perubahan iklim, meningkatkan intensitas dan
frekuensi cuaca ekstrim (misalnya. Banjir), mengakibatkan naikknya
permukaan laut karena melelehnya es dikutub.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi
rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun
yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara
biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang
menghasilkan gas-gas mengandung zat di atas batas kewajaran.
Pencemaran udara sebagian besar berasal dari gas buangan kendaraan kita,
seperti motor, mobil, angkutan umum, truk diesel dll. Yang mana masih
menggunakan bahan bakar yang masih banyak mengandung C (Karbon)
yang mana pada reaksi kimia, C + O2 a CO2 dengan kata lain semakin
besar kandungan C pada bahan bakar maka semakin besar kadar CO2 yang
di hasilkan. Oleh karena itu gunakanlah bahan bakar yang mengandung
sedikit kadar C (Karbon) seperti Pertamax.
Pencemaran udara bisa dikatakan dari kita untuk kita, kita yang
menciptakan dan kita juga yang akan merasakan dampak negativenya
seperti yang sudah di jelaskan diatas, oleh karena itu sudah sepantasnya
kita menimbulkan kesadaran akan bahaya pencemaran udara dengan cara
menimbulkan kesadaran menanam pohon setiap hari nya, dengan banyak
nya pohon maka kadar O2 akan semakin banyak dan O2 dapat menetralisir
gas racun diatas.

B. SARAN
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut
hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan menimimalkan
pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bernotor yang
mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang berbahaya secara
sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar
kebersihan udara tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai