Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LINGKUNGAN SOSIAL DESA ___KECAMATAN ___, KABUPATEN

PESAWARAN
(Laporan Responsi Sosiologi Perdesaan)

Oleh
Kelompok 1 :

Aldhi Yoga Trisna ( 1654131013)


Anggraini ( 1614131027)
Anis Hasna Syafitri ( 1614131037)
Anna Dwi Putri ( 1654131016)
Devio Nada ( 1614131004)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Sosiologi Pertanian termasuk dalam kelompok ilmuimu kemasyarakatan,


ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya serta hubungan antar manusia. Perilaku
yang dipelajari bukanlah hanya mengenai perilaku manusia secara sempit, misalnya
perilaku petani dalam kehidupan pertaniannya, tetapi mencakup persoalan ekonomi
lainnya yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan produksi,
pemasaran dan konsumsi petani atau kelompok-kelompok petani.
Ilmu ekonomi pertanian berkembang di Indonesia. Di dalam Sosiologi Pertanian
dipelajari berbagai aspek interaksi sosial terutama yang berhubungan dengan pola
interaksi masyarakat petani.

Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam


kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan,
dan papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian
menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya. Kekayaan alam yang
melimpah dan jumlah penduduk yang banyak merupakan potensi dalam
perkembangan pertanian di Indonesia , menyebabkan banyak warga negara
Indonesia yang berprofesi sebagai petani dan mayoritas tinggal di daerah pedesaan.

Keadaan perekonomian masyarakat desa yang mayoritas petani ini cukup menarik
untuk dikaji, apalagi dalam kondisi keterpurukan ekonomi Indonesia saat ini.
Mahasiswa perlu mengetahui secara langsung keadaan petani baik dari segi ekonomi
maupun dari segi kegiatan pertaniannya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan desa dan kota
2. Untuk mengetahui pola-pola kebudayaan masyarakat
3. Untuk mengetahui proses-proses sosial masyarakat
4. Untuk mengetahui group sosial masyarakat
5. Untuk mengetahui organisasi sosial masyarakat
6. Untuk mengetahui lembaga sosial masyarakat
7. Untuk mengetahui sistem status dan pelapisan masyarakat
8. Untuk mengetahui pola hubungan antar suku bangsa

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perbedaan Desa dan Kota


Perbedaan antara kota dan desa adalah sebagai berikut:
2.1.1 Kota bersifat besar dan memberikan gambaran yang jelas, sedangkan
pedesaan kecil dan bercampur baur, tanpa gambaran yang jelas
2.1.2 Kota mengenal pembagian kerja yang luas, sedangkan desa tidak
2.1.3 Struktur di kota mengenal diferensiesi yang luas, sedangkan pedesaan
relatif sederhana
2.1.4 Individualitas memainkan perana yang penting dalam kebudayaan kota,
sedangkan di perdesaan ini kurang penting (orang menghayati hidupnya
terutama dalam kelompok primer)
2.1.5 Kota mengarahkan gaya hidup pada kemajuan, sedangkan pedesaan lebih
berorientasi pada tradisi dan cenderung konservalisme
( Mas PJM, 1979 ).

2.2. Pola-pola Kebudayaan


Pengertian mengenai pola kebudayaan mencakup kesatuan antara:
2.2.1 Pola bersikap yang mendapat isi dan nilai-nilai budaya (pandangan hidup)
dan pola berfikir (wujud kebudayaan yang ideal, juga disebut jiwanya)
2.2.2 Pola bertindak dan kelakuan dalam kegiatan bermasyarakat
2.2.3 Pola sarana benda-benda (wujud kebudayaan fisik, disebut juga teknologi)
( Robert Redfield, 1953).

2.3. Proses-proses Sosial


Dalam proses sosial terdapat pemikiran sebagai berikut:
2.3.1 Dalam sosiologi satuan analisis adalah kejadian sosial yang disebut
intreraksi sosial antara dua orang atau lebih
2.3.2 Tiga jenis proses sosial yang brsifat asosiatif adalah proses kerjasama,
akomodasi, dan asimilasi. Adapun yang bersifat disasosiatif adalah
prtsaiangan dan pertikaian
( J.A.A Doom dan C.J.Lamers. 1959 ).

2.4. Ciri-ciri Lembaga Sosial


1. Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu
2. Memiliki alat-alat untuk mencapai tujuan
3. Ditandai oleh lambang atau simbol tetentu
4. Terdapat tradisi tertulis dan tidak tertulis
(JL.Gillin dan JP.Gillin)

2.5. Group Sosial


Pengertian kelompok jika dirinci menurut ukuran langsung tidak langsungnya
relasi sosial antara anggota-anggota kelompok dapat dipertegas atas:
2.4.1 Group : ada relasi sosial yang bersifat tidak langsung antara anggota-
anggotanya salam soal-soala yang pokok
2.4.2 Kolektivitas : relasi sosial yang bersifat tidak langsung dalam soal-soal yang
pokok
( J.A.A Doom dan C.J.Lammers. 1959 ).

2.6. Ciri-ciri Organisasi Sosial


Ciri-ciri organisasi sosial adalah:
Formalitas
Hirarki
Ukuran/Besaran
Lamanya (duration)
( Bereldson dan Staimun, 1964).

2.7. Ciri-ciri Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat


Ukuran kekayaan
Ukuran kekuasaan
Ukuran kehormatan
Ukuran ilmu pengetahuan
( Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi).

2.8. Potensi bekerjasama dalam Pola Hubungan Antar Suku Bangsa


1. Warga dua suku bangsa yang berbeda dapat bekerjasama
2. Ada golongan ketiga yang dapat menetralisir hubungan kedua suku bangsa
apabila mengalami konflik.
(Koentjaraningrat, 1967)
III PEMBAHASAN

Penelitian mengenai usaha pertanian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Desa _____Kecamatan ____ Kabupaten
Pesawaran , Lampung. Penelitian dilakukan pada hari ___________ Data yang
dikumpulkan melalui data primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder
(dokumentasi). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan
Kepala Desa di Desa_________ Kecamatan _____ Kabupaten Pesawaran, Lampung.

3.1. Perbedaan Desa dan Kota


3.1.1 Tingkat Aksesibilitas Lokasi Desa /Kelurahan
Perbedaan mengenai desa dan kota dapat dilihat dari tingkat
aksesibilitas lokasi desa /kelurahan. Kota cenderung lebih dekat dan
mudah dalam mengakses kabupaten, atau bahkan provinsi, alat
transportasi dan prasarana pun sudah baik.
Berdasarkan hasil analisis Desa ____didapatkan hasil bahwa
Desa cenderung kesulitan dalam mengakses kabupaten atau provinsi
dikarenakan jarak untuk mencapai kabupaten tergolong jauh yaitu 18km,
dan alat transportasi pun dominan menggunakan kendaraan roda dua
(pribadi), kondisi alat transportasi angkutan umum pun tergolong buruk,
dengan kondisi prasarana jalanan umum yang juga cukup buruk.
3.1.2 Kota Mengenal Pembagian Kerja yang Jelas, sedangkan Desa Tidak
Hal ini dikarenakan di kota memiliki daerah cakupan yang lebih
luas di bandingkan desa, dengan tingkat kemajuan yang lebih tinggi dan
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kehidupannya bersifat non
agraris dan menuju kepada terspesialiasi keterampilan.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa_____. Pembagian kerja di Desa ______ini masih memiliki
pembagian kerja yang kurang jelas. Pembagian kerja tidak tegas, karena
belum terjadi spesialisasi pekerjaan, yang disebabkan karena faktor
pendidikan, dimana rata-rata penduduk desa _____ hanya _____,
sehingga menyebabkan kurangnya keterampilan sehingga tidak memiliki
pekerjaan yang terspesialisasi.
3.1.3 Struktur Kota Mengenal Diferensiesi yang Luas, sedangkan Pedesaan
Relatif Sederhana
Keadaan heterogenitas masyarakat kota berimplikasi pada
diferensiasi yang tajam, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa ___ memiliki diferensiasi yang relatif sederhana, hal ini ditandai
dengan dominannya pendatang dari Jawa yaitu sebanyak 98% dan
dengan penduduk yang semuanya beragama Islam.
3.1.4 Individualitas Memainkan Peranan yang Penting dalam Kebudayaan
Kota, sedangkan di Perdesaan Ini Kurang Penting.
Pada daerah perkotaan, individualitas memang memainkan
peranan penting dalam kebudayaan bermasyarakat. Ini dikarenakan
kebanyakan pemikiran masyarakat kota yang merasa mampu
mengerjakan hal-hal yang masih dapat mereka lakukan sediri tanpa
batuan orang lain. Selain itu, semakin tinggi tingkat kemajuan suatu
daerah maka semakin tinggi pula persaingan yang terjadi dalam daerah
tersebut. Hal ini dapat terjadi di dalam segala bidang baik itu pendidikan,
sosial, dan ekonomi.
Sedangkan pada daerah pedesaan, solidaritas justru sangat kuat.
Hal ini karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, seperti
kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan, dan kesamaan pengalaman.
sangatlah berbeda dengan masyarakat desa yang masih berpedoman
dalam rasa kekeluargaan. Sikap solidaritas di Desa ____ ini pun dapat
dilihat dengan masih berjalannya gotong royong dan kegiatan siskamling
dengan keikutsertaan anggota mencapai 60%.
3.1.5 Kota mengarahkan gaya hidup pada kemajuan, sedangkan pedesaan lebih
berorientasi pada tradisi dan cenderung konservalisme
Berdasarkan hasil turun lapang, masyarakat Desa ___ cenderung
masih
__________________________________________________________
_____________________________________________

3.2. Pola-pola Kebudayaan

3.2.1 Pola Bersikap yang Mendapat Isi dan Nilai-Nilai Budaya (Pandangan Hidup)
dan Pola Berfikir.
Merupakan nilai-nilai budaya, norma, ide-ide, gagasan serta
pandangan hidup yang bersifat abstrak dan tidak adapat di raba atau
disentuh.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
________ pola bersikap ini tercepin dalam gagasan-gagasan atau
pendapat masyarakat desa yang mereka sampaikan dalam MUDES
atau musyawarah desa. Musyawarah desa ini merupakan media
komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat Desa _______
3.2.2 Pola Bertindak dan Kelakuan dalam Kegiatan Bermasyarakat
Pada dasarnya pola bertindak sering disebut juga suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Dan perwujudan itu sering
disebut dengan sistem sosial atau organisasi.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa_______, pola bertindak ini dapat tercermin melalui adanya wujud
kebudayaan seperti organisasi atau kelompok sosial yang terdapat di desa
yaitu adanya kelompok tani, gabungan kelompojk tani, karang taruna,
kelompok pengajian, kelompok arisan, posyandu dan PKK, serta
kelompok arisan.

3.2.3 Pola Sarana Benda-Benda


Merupakan kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas ,
perbuatan, dan karya semua manusia berupa benda yang dapat di raba.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
________, pola saran benda ini dapat kita amati melalui alat-alat yang
diguanakan masyarakat desa ini dalam bidang pertanian. Contohnya
penggunaan mesin pembajak sawah________________

3.3. Proses-proses Sosial


3.3.1 Dalam Sosiologi Satuan Analisis adalah Kejadian Sosial yang Disebut
Intreraksi Sosial Antara Dua Orang atau Lebih
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara dua
orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok
dengan kelompok.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
__________, mengalami interaksi sosial yang merupakan proses sosial.
Interaksi yang terjadi pun cukup menghindari konflik dan bersifat
informal. Interaksi yang sering dilakukan dan melibatkan hampir semua
penduduk adalah pada saat diadakan Musyawarah Desa.
3.3.2 Tiga Jenis Proses Sosial yang Bersifat Asosiatif adalah Proses
Kerjasama, Akomodasi, dan Asimilasi. Adapun yang Bersifat
Disasosiatif Adalah Prsaiangan dan Pertikaian.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
______tiga proses sosial yang bersifat asosiatif merupakan proses sosial
yang sering di lakukan terdapat dalam desa ini. Seperti kerjasama yang
terjadi antara warga atau kelopok sosial yang terdapat di desa yaitu
kerjasama yang dilakukan kelompok tani dengan gabungan kelompok
tani dalam hal sebatas pembicaraan mengenai pertaniaan. Kemudian
akomodasi yang merupakan sesuatu yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan atau penyelesaian masalah yang di lakukan apabila terdapat
pertikain antar warga desa yang kemudian diselesaikan tanpa merubah
karakter pihak yang bertikai melalui Musyawarah Desa, dan asimilasi
yang merupakan proses sosial yang ditandai dengan usaha-usaha yang
dilakukan masyarakat untuk mengurangi perbedaan yang terdapat dalam
desa seperti suku dan agama. Dengan demikian dibentuklah kelompok-
kelompok sosial di desa Kota Dalom seperti kelompok tani, PKK,karang
taruna dsb.

3.4. Ciri-ciri Lembaga Sosial


3.4.1 Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan Tertentu
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa _____ Memiliki beberapa lembaga dengan tujuannya masing-
masing, yaitu Posyandu yang memiliki tujuan meningkatkan gizi anak-
anak usia dini, kemudian lembaga pendidikan yang memiliki tujuan
meningkatkan taraf pendidikan.
3.4.2 Memiliki Alat-Alat untuk Mencapai Tujuan
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa _______ , yang telah memiliki lembaga sosial di desannya seperti
Posyandu dan Lembaga Pendidikan ( SD, SMP, MAN). Dalam mencapai
tujuannya, lembaga-lembaga ini sudah memiliki alat-alat perlengkapan
untuk menunjang tercapainya tujuanyaitu berupa gedung sekolah, buku-
buku, tempat posyandu dan alat-alat seperti timbngan bayi dan balita.
3.4.3 Ditandai Oleh Lambang atau Simbol Tertentu
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di Desa
______ , yang telah memiliki lembaga sosial di desannya seperti
Posyandu dan Lembaga Pendidikan. Lembaga-lembaga ini juga sudah
memiliki lambang tertentu, yaitu posyandu dengan lambang Bhakti
Husada dan Lambang Tut Wuri Handayani pada Lembaga
Pendidikan

3.4.4 Terdapat Tradisi Tertulis


Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa _______ , yang telah memiliki lembaga sosial di desannya seperti
Posyandu dan Lembaga Pendidikan. Lembaga-lembaga ini sudah
memiliki dasar hukum atas berdirinya lembaga tersebut seperti Peraturan
Mentri Dalam Negeri RI Nomor 1457 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, yang
merupakan dasar hukum pemerintah dalam pembangunan Posyandu
tersebut.
3.5. Group Sosial
3.5.1 Group : ada relasi sosial yang bersifat tidak langsung antara anggota-
anggotanya salam soal-soala yang pokok.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
_____ sudah memiliki group sosial atau kelompok sosial seperti
kelompok tani, kelompok pengajian, kelompok siskamling
3.5.2 Kolektivitas : relasi sosial yang bersifat tidak langsung dalam soal-soal
yang pokok.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang kami lakukan di Desa
_________yang sudah memiliki atau terdapat group atau kelompok
sosial ini juga memiliki kolektivitas dengan relasi yang bersifat tidak
langsung dalam soal-soal yang pokok seperti kelompok pengajian yang
hubungannya hanya sebatas pada umat muslim saja.

3.6. Ciri-ciri Organisasi Sosial


3.6.1 Formalitas
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa________, yang mana desa ini telah memiliki organisasi meskipun
belum dalam cakupan yang luas seperti Gabungan Kelompoktani
(Gapoktan) dan Karang Taruna, yang telah memiliki formalitas berupa
AD dan ART. Gabungan kelompok tani juga telah memiliki struktur yang
formal.
3.6.2 Hirarki
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa_________, yang telah memiliki organisasi sosial yang memiliki
hirarki berupa pola wewenang yang terdapat dalam Gabungan
Kelompoktani dan Karang Taruna. Dimana dalam pola wewenang
tersebut terdapat perbedaan kedudukan pengurus atau anggota organisasi
tersebut._____________
3.6.3 Ukuran/Besaran
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa__________, yang telah memiliki organisasi sosial yang memiliki
ukuran atau besaran para anggota kelompok organisasi dalam melakukan
hubungan sosial. Ini artinya dalam menjalankan tugas serta kedudukan
atau wewenang yang dimiliki antar pengurus/anggota dalam Gabungan
Kelompoktani dan Karang Taruna memiliki taraf yang berbeda.
3.6.4 Lamanya (duration)
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa________, yang telah memiliki organisasi sosial di desanya yaitu
Gapoktan (Gabungan Kelompoktani) dan Karang Taruna memiliki ciri
duration yang mana organisasi ini elah berdiri sejak ____tahun lalu dan
hingga saat ini terus berjalan.

3.7. Ciri-ciri Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat


3.7.1 Ukuran Kekayaan
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa ________tidak memiliki pengaruh ukuran kekayaan dalam sistem
status dan pelapisan masyarakat. Dan penduduk desa ini masih sangat
erat berpedoman pada rasa kekeluargaan dan budaya.
3.7.2 Ukuran Kekuasaan
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa _____ memiliki pengaruh ukuran kekuasaan dalam sistem status
dan pelapisan masyarakat. Dalam hal ini orang yang memiliki
kekuasaan lebih memperoleh strata sosial atau tingkat yang lebih tinggi
dalam masyarakat Contohnya kekuasaan yang dimiliki oleh kepala desa
dan ketua BPD.
3.7.3 Ukuran Kehormatan
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa ________. Ukuran kehormatan mempunyai pengaruh dalam sistem
status dan pelapisan. Seseorang akan memperoleh strata sosial atas
apabila memiliki kehormatan yang baik di mata masyarakat.
3.7.4 Ukuran Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa ______memiliki pengaruh ukuran ilmu pengetahuan dalam sistem
status dan pelapisan masyarakat. Dimana seseorang akan memperoleh
strata atas apabila mereka telah mengenyam pendidikan yang lebih tinggi
di bandingkan wasyarakat lainnya.

3.8. Potensi Bekerjasama dalam Pola Hubungan Antar Suku Bangsa


3.8.1 Warga Dua Suku Bangsa Yang Berbeda Dapat Bekerjasama
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di Desa
_____. Desa ini memiliki potensi yang sangat besar dan sudah terjadi
dalam bekerjasama dalam segala bidang, baik itu pendidikan, ekonomi,
dan sosial. Adapun contoh kerjasama dalam masyarakat desa ______
yaitu gotong-royong dan kerjasama yang terjalin antara kelompok sosial
satu dengan lainnya yang terdapat di desa ____. Namun sarana dan
prasarana yang buruk menjadi hambatan untuk mencapai kehidupan yang
lebih layak.
3.8.2 Ada Golongan Ketiga Yang Dapat Menetralisir Hubungan Kedua Suku
Bangsa Apabila Mengalami Konflik.
Berdasarkan kegiatan turun lapang yang telah kami lakukan di
Desa ______, pada dasarnya memiliki golongan ketiga yang dapat
menetralisir apabila terdapat suku bangsa yang mengalami konflik.
Adapun golongan tersebut seperti masyarakat lainnya, kepala desa, ketua
BPD, dan ketua Gapoktan
DAFTAR PUSTAKA

Nas, d. P. J. M. (1979). Kota di Dunia Ketiga: Pengantar Sosiologi Kota. Jilid 1.


Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Redfield Robert, 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta:


Radjawali.

Bereldson dan G.A. Steiner. 1964. Human Behavior An Inventery of


Scietifie Finding. New York: Harcurt, Brank 721.p

Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Penerbit:


Dian Rakyat.

Nur, Andri Priawijaya. 1999. Panduan Sosiologi Pedesaan. Universitas Terbuka.


Jakarta. 31 halaman.

Sayogyo dan Sayogyo, P. Kumpulan Bacaan Pedesaan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 205 halaman.

Anda mungkin juga menyukai