Anda di halaman 1dari 23

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Antara Masyarakat Samin

Dan Masyarakat Non Samin


(Studi Masyarakat Padukuhan Karangpace, Desa Klopoduwur,
Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah)
Ira Dwi Puspitasari dan Puji Lestari, M.Hum
13413241011
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
antar masyarakat samin dan masyarakat non samin (Studi Masyarakat Padukuhan
Karangpace Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah).
Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang terjadi dari adanya
interaksi sosial antar masyarakat Samin dan masyarakat non Samin di Padukuhan
Karangpace, Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penentuan subjek dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive Sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah: (1)
Tokoh/Sesepuh Masyarakat Samin, Warga RT 01 Masyarakat Samin Padukuhan Karangpace,
(2) Perangkat Desa Dan Warga Desa Gedongsari. Sumber data diperoleh melalui kata-kata
dan tindakan, sumber tertulis dan foto. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan
triangulasi sumber. Proses analisis data menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Huberman, mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga proses
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial antar masyarakat Samin dan masyarakat non Samin di
Padukuhan Karangpace Desa Klopoduwur yang terdiri dari Faktor Motivasi yaitu 1)
Keinginan Mengenyam Pendidikan; 2) Bekerja sebagai perantau, tukang bangunan, tukang
pijit; 3) Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari; 4) Tukar Kaweruh; 5) Persaudaraan Yang Kuat,
Faktor Imitasi yaitu 1) Menyamakan Persepsi atau Pendapat; Faktor Sugesti yaitu 1) Adanya
Kunjungan dari Luar Masyarakat Samin dan Faktor Empati yaitu 1) Budaya Srawung. Kedua,
dampak yang ditimbulkan dari adanya interaksi sosial antar masyarakat Samin dan
masyarakat non Samin adalah dampak positif yaitu Menambah Paseduluran (Persaudaraan),
Mendapatkan Pendidikan Formal, Kerukunan, dan dampak negatif yaitu Prasangka Buruk,
Perselisihan, Perubahan Pola Pikir Masyarakat Samin yang Mencari Keuntungan, Desas-
Desus, Perilaku Konsumtif.

Kata Kunci: masyarakat samin, faktor interaksi, dampak interaksi

1
The Factors Behind The Social Interaction Between The Public Samin
And The Non-Samin Community
(Community Studies Padukuhan Karangpace Klopoduwur Village,
Banjarejo District, Blora Regency, Central Java)
Ira Dwi Puspitasari and Puji Lestari, M.Hum
13413241011
ABSTRACT
This study aims to determine the factors behind the social interaction between the public samin
and non-samin community (Community Studies Padukuhan Karangpace Klopoduwur Village,
Banjarejo District, Blora Regency, Central Java). In addition, the purpose of this study was to
determine the impact of social interaction between Samin and non Samin communities in
Padukuhan Karangpace, Klopoduwur Village, Banjarejo Sub-district, Blora Regency.
This study uses descriptive qualitative method. Determination of the subjects in this study using
purposive sampling technique. Subjects in this study were: (1) Leaders / Elders Society Samin,
Samin Public Citizen Padukuhan RT 01 Karangpace, (2) the Village and Villagers Gedongsari.
Sources of data obtained through words and actions, written sources and photographs. Data
collection techniques in this study using interviews, observation and documentation study. Data
validity is done by source triangulation. The process of data analysis using interactive model
analysis Miles and Huberman, ranging from data collection, data reduction, data presentation
until the conclusion.
The results showed that first, there are factors that underlying social interaction between society
Samin and non Samin community in Padukuhan Karangpace Klopoduwur Village consisting of
motivation Factor that is 1) desire of education; 2) Working as nomads, builders, masseur; 3)
Meet Everyday Needs; 4) Swap Kaweruh; 5) Strong Brotherhood, Imitation Factors are 1)
Equating Perception or Opinion; Factors Suggestion that is 1) The Visits from Outside Samin
Community and Factor Empathy that is 1) Srawung Culture. Second, the impact of social
interaction between Samin community and non Samin community is positive impact that is Adding
Paseduluran (Brotherhood), Getting Formal Education, Harmony, and Negative Impact of Bad
Prejudice, Dispute, Changing Pattern of Mind Samin People Seeking Profit, Rumors,
Consumptive Behavior.

Keywords: community samin, interaction factors, impact of interaction

2
PENDAHULUAN tahun 1905 terjadi perubahan, karena
Latar Belakang para pengikut Samin mulai menarik
Masyarakat Indonesia terdiri diri dari kehidupan umum di Desanya,
dari banyak suku bangsa baik yang bersifat tidak cooperatif dengan
sudah mengenal kebudayaan luar pemerintah saat itu dengan menolak
ataupun yang belum terjamah nilai- memberikan sumbangan pada
nilai kehidupannya. Suku-suku bangsa lumbung Desa, tidak mematuhi segala
yang mendiami Indonesia meskipun peraturan pemerintah kolonial
berbeda, namun memiliki satu Belanda dan menggembalakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. ternaknya menyendiri tidak bersama
Indonesia yang terdiri dari berbagai ternak yang lain (Widiyanto, 1983).
bangsa berhasil disatukan (Darmiyati
Masyarakat Samin pada
Zuchdi, 2009: 23). Salah satu suku
perkembangannya menjadi
yang ada di wilayah Indonesia adalah
masyarakat yang terpencil dan jauh
Suku Samin. Pada bahasan
dari sentuhan pendidikan dan
selanjutnya, peneliti menyebut Suku
teknologi. Akibat terlalu kuatnya
Samin dengan masyarakat Samin. Hal
mempertahankan nilai dan tradisi,
ini dirasa lebih tepat untuk
masyarakat Samin justru mengalami
menggambarkan kehidupan sosial dan
ketertinggalan. Namun, dibalik
budayanya.
ketertinggalan tersebut, masyarakat
Pembawa ajaran Samin pada Samin memiliki nilai dan norma luhur
masyarakat Samin adalah Samin yang menjadi citra budaya bangsa
Surosentiko. Samin Surosentiko di Indonesia. Nilai dan norma yang luhur
usianya yang 31 tahun pada tahun tersebut sejalan dengan pendidikan
1890 mulai menyebarkan ajarannya karakter yang diwacanakan oleh dunia
kepada orang-orang sedesanya. pendidikan Indonesia dalam rangka
Ajarannya mendapat tanggapan baik, memperkokoh kepribadian bangsa
dan segera memikat orang banyak dari (Indah. V, 2015).
Desa-Desa sekitarnya. Semula ajaran
Walaupun masyarakat Samin
itu tidak serta merta menarik minat
telah berusaha untuk menutup diri
pemerintah dan tidak juga
dengan tetap mempertahankan
menimbulkan persoalan bagi
identitas dan tradisi, namun tidak
pemerintahan kolonial. Namun sekitar
dapat dipungkiri bahwa manusia

3
adalah makhluk sosial, dimana dalam baru masuk di dalam komunitas
kehidupannya manusia tidak bisa Samin. Interaksi sosial merupakan
hidup sendiri. Dalam hidupnya kunci dari semua aspek kehidupan
manusia akan membutuhkan orang sosial karena tanpa interaksi, tak akan
lain dan mengadakan hubungan mungkin ada kehidupan bersama.
dengan sesamanya untuk Berlangsungnya suatu proses interaksi
mempertahankan kehidupannya. didasarkan pada berbagai faktor antara
Manusia secara kodrati tidak bisa lain, faktor imitasi, sugesti,
lepas dari pola hidup berkelompok. identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor
Pola hidup berkelompok terjadi akibat tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri
dari sifat dasar manusia yang secara terpisah maupun dalam
mempunyai keinginan hidup bersama keadaan tergabung (Soerjono
manusia lain dan membangun sistem Soekanto, 2013: 54-57). Seiring
kehidupan, di dalamnya ada tatanan adanya interaksi yang dilakukan oleh
nilai, norma dan tujuan bersama. masyarakat Samin di Padukuhan
Selain itu, manusia juga memiliki atau Karangpace, Desa Klopoduwur,
berkeinginan untuk dapat bergabung Kecamatan Banjarejo, Kabupaten
dengan lingkungan sekitarnya. Blora dengan masyarakat sesama
Dengan sendirinya dari berbagai Samin dan masyarakat sekitar (non
manusia akan membentuk sebuah Samin) di Desa Gedongsari
masyarakat yang nantinya terbentuk Kecamatan Banjarejo Kabupaten
juga struktur sosial. Seperti halnya Blora maka tanpa disadari akan
interaksi sosial yang terjadi antara menimbulkan dampak yang terjadi.
masyarakat Samin dengan sesama Masyarakat berada dalam proses
Samin dan masyarakat sekitar (non perubahan, bergerak secara dinamis
Samin). mengikuti pola tertentu berdasarkan
faktor-faktor mempengaruhinya, hal
Sekarang ini masyarakat Samin
itu yang telah terjadi pada masyarakat
mulai membuka kebudayaan luar itu
Samin di Padukuhan Karangpace,
terbukti adanya interaksi antara
Desa Klopoduwur, Kecamatan
masyarakat Samin dengan penduduk
Banjarejo, Kabupaten Blora.
yang notabene sudah modern, dengan
adanya interaksi tersebut maka mau Diantara sejumlah permasalahan
tidak mau nilai-nilai, norma-norma yang makin terasa urgensinya dalam

4
era modern ini ialah hal-ihwal yang Rumusan Masalah
berkenaan dengan usaha memelihara Berdasarkan latar belakang
keseimbangan interaksi antara masalah yang telah dipaparkan diatas,
manusia satu dengan manusia lainnya. maka rumusan masalah dari penelitian
Masyarakat Samin masih memiliki ini adalah:
sifat tradisional yang kental. Segala a. Apakah faktor-faktor yang
aspek kehidupannya sangat erat mempengaruhi interaksi sosial
berhubungan dengan lingkungan antara masyarakat Samin dan
sekitarnya. Apalagi sifat masyarakat Non Samin di
masyarakatnya yang agraris sudah Padukuhan Karangpace, Desa
barang tentu sangat tergantung dengan Klopoduwur, Kecamatan
alam sekitarnya dan hidup hanya Banjarejo, Kabupaten Blora?
dengan komunitasnya. Lalu faktor-
b. Bagaimana dampak yang
faktor apakah yang mempengaruhi
ditimbulkan dari interaksi sosial
masyarakat Samin memutuskan hidup
antara masyarakat Samin dan
berbaur dengan masyarakat lain?
masyarakat Non Samin di
Penelitian ini berusaha menyajikan
Padukuhan Karangpace, Desa
gambaran tentang faktor-faktor yang
Klopoduwur, Kecamatan
mempengaruhi interaksi dan dampak
Banjarejo, Kabupaten Blora?
yang ditimbulkan dari interaksi sosial
masyarakat Samin dengan sesama Tujuan Penelitian

Samin dan masyarakat sekitar (non Sesuai dengan rumusan masalah

Samin) di Padukuhan Karangpace, yang diajukan, maka tujuan yang

Desa Klopoduwur, Kecamatan ingin dicapai oleh peneliti dalam

Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa melakukan penelitian ini adalah

Tengah saat ini. Dari pemaparan di a. Mengetahui faktor-faktor yang


atas, peneliti ingin melakukan mempengaruhi interaksi sosial
penelitian dengan judul “faktor-faktor antara masyarakat Samin dan
yang mempengaruhi interaksi sosial masyarakat sekitar non Samin
antara masyarakat Samin dan non
b. Mengetahui dampak yang
Samin”.
ditimbulkan dari interaksi sosial
antara masyarakat Samin dan
masyarakat sekitar non Samin

5
Metode Penelitian deskriptif, yaitu data yang
A. Lokasi Penelitian terkumpul berbentuk kata-kata,
gambar bukan angka-angka.
Penelitian yang berjudul
Meskipun sebagian angka
“Faktor- Faktor Yang
sifatnya hanya penunjang.
Mempengaruhi Interaksi Sosial
Penelitian kualitatif dipilih
Masyarakat Samin Dengan
sebagai metode penelitian ini
Masyarakat Sekitar (Masyarakat
karena dinilai dapat digunakan
Samin Dan Masyarakat Non
untuk mengungkap dan
Samin)” merupakan sebuah kajian
memahami secara lebih
penelitian yang dilakukan di
mendalam fenomena sosial yang
Padukuhan Karangpace, Desa
ada dalam masyarakat.
Klopoduwur, Kecamatan
Banjarejo, Kabupaten Blora Jawa
D. Subjek dan Obyek Penelitian.
Tengah.
Subyek pada penelitian ini
B. Waktu Penelitian
adalah masyarakat Samin di
Penelitian ini
Padukuhan Karangpace, Desa
dilaksanakan kurang lebih tiga (3)
Klopoduwur, Kecamatan
bulan terhitung pada Februari
Banjarejo, Kabupaten Blora dan
2017-April 2017 atau sampai
masyarakat non Samin di Desa
ditemukan jawaban atau data
Gedongsari, Kecamatan
yang dibutuhkan dari penelitian.
Banjarejo, Kabupaten Blora.
Penelitian dilakukan di
Objek penelitian adalah
Padukuhan Karangpace, Desa
variabel atau apa yang menjadi
Klopoduwur, Kecamatan
titik perhatian suatu penelitian,
Banjarejo, Kabupaten Blora dan
sedangkan subjek penelitian
di Desa Gedongsari, Kecamatan
merupakan tempat dimana
Banjarejo, Kabupaten Blora Jawa
variable melekat (Suharsini
Tengah.
Arikunto, 1998: 15). Menurut
C. Bentuk dan Jenis Penelitian
deskripsi tersebut, maka objek
Pada penelitian ini, penelitian ini adalah interaksi
peneliti menyajikan hasil sosial yang digunakan oleh
penelitian secara kualitatif masyarakat Samin dan non Samin

6
E. Sumber Data Penelitian tingkat validitas yang
tinggi.
a. Sumber Data Primer
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam
a. Observasi
penelitian ini sumber data
primer adalah masyarakat Observasi awal peneliti
Samin Padukuhan lakukan selama 2 minggu
Karangpace Desa sebelum dilakukannya
Klopoduwur dan penelitian di Padukuhan
masyarakat non Samin Desa Karangpace dan di Gedongsari
Gedongsari Kecamatan dimana subjek penelitian
Banjarejo Kabupaten Blora. berada.
b. Sumber Data Sekunder b. Wawancara

Sumber data Wawancara adalah


sekunder ialah data yang percakapan dengan maksud
digunakan untuk tertentu. Percakapan itu
mendukung data primer dilakukan oleh dua buah pihak,
yaitu melalui studi yaitu pewawancara
keperpustakaan, (interviewer) yang mengajukan
dokumentasi, buku, pertanyaan dan terwawancara
majalah, koran, arsip (interviewee) yang
tertulis yang berhubungan memberikan jawaban atas
dengan objek yang diteliti pertanyaan itu (Moleong,
pada penelitian ini. Sumber 2005: 186). Wawancara yang
data sekunder ini peneliti lakukan merupakan
mempermudah peneliti wawancara terstruktur, peneliti
untuk mengumpulkan data- telah menyediakan draft
data dan menganalisis hasil pertanyaan yang diajukan pada
dari penelitian ini yang informan terpilih.
nantinya dapat memperkuat c. Dokumentasi
temuan dan menghasilkan
Dokumentasi adalah
penelitian yang mempunyai
teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditunjukkan oleh

7
subjek penelitian. Data yang menjelajahi objek yang diteliti
dikumpulkan dalam (Sugiyono, 2009: 218-219).
dokumentasi ini cenderung data Pengambilan sampel yang
sekunder karena hanya dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan untuk melengkapi dan melihat bagaimana bentuk interaksi
mendukung data yang yang terjalin antara masyarakat
diperlukan (Soehartono, 2004). Samin dengan sesama masyarakat
Dokumentasi yang didapat oleh Samin dan masyarakat non Samin.
peneliti selama melakukan Dalam penelitian ini, warga
observasi dan penelitian. masyarakat Samin Padukuhan
Dokumentasi berupa foto dan Karangpace, dan masyarakat non
transkip wawancara. Samin yaitu warga Desa
b. Kepustakaan Gedongsari Kecamatan Banjarejo,
Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kepustakaan merupakan
E. Validitas Data
data yang diperoleh melalui
kajian literature seperti karya Dalam penelitian ini
ilmiah, surat kabar, majalah, menggunakan teknik validitas data
skripsi, dan lain sebagainya berupa triangulasi data adalah
untuk memperoleh teori-teori teknik pemeriksaan keabsahan data
dan konsep yang berhubungan yang memanfaatkan sesuatu yang
dengan permasalahan yang akan lain di luar data. Sehingga
dikaji dalam penelitian ini. triangulasi data dapat didefinisikan
D. Teknik Pengambilan Sampel sebagai teknik pemeriksaan
kebenaran data dengan mengecek
Penelitian ini menggunakan
kembali data yang diperoleh
teknik purposive sampling.
dengan cara membandingkan
Purposive sampling adalah teknik
dengan berbagai sumber (Moleong,
penentuan sampel sumber data
2004: 324-331).
dengan pertimbangan tertentu,
9. Instrumen Penelitian
seperti orang tersebut dianggap
Adapun instrument penelitian
paling tahu tentang apa yang kita
dalam penelitian ini adalah sebagi
harapkan dalam penelitian atau
berikut:
mungkin dia sebagai penguasa
sehingga memudahkan peneliti

8
a. Field note atau catatan Banjarejo, Kabupaten Blora.
lapangan Data yang diperoleh antara
b. Rekaman sederhana lain foto kegiatan sehari-hari
c. Rekaman wawancara dari kedua subjek penelitian
d. Pedoman wawancara (masyarakat Samin dan non
e. Pedoman observasi Samin), dan beberapa
H. Teknik Analisis Data wawancara tidak terstruktur
Dalam membahas tentang dengan subjek penelitian.
analisis data dalam penelitian kualitatif, b. Reduksi Data
para ahli memiliki pendapat yang
Proses reduksi data
berbeda. Huberman dan Miles
dimaksudkan untuk lebih
mengajukan model analisis data yang
menajamkan,
disebutnya sebagai model interaktif.
menggolongkan,
Model interaktif ini terdiri dari tiga hal
mengarahkan, membuang
utama, yaitu: (1) reduksi data; (2)
bagian data yang tidak
penyajian data; dan (3) penarikan
diperlukan, serta
kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan
mengorganisasi data
tersebut merupakan kegiatan yang jalin-
sehingga memudahkan
menjalin pada saat sebelum, selama,
untuk dilakukan penarikan
dan, sesudah pengumpulan data dalam
kesimpulan yang kemudian
bentuk yang sejajar untuk membangun
akan dilanjutkan dengan
wawasan umum yang disebut analisis
proses verifikasi. (Idrus.M,
(Miles dan Huberman, 1992).
2009: 150-151)
Gambaran model interaktif yang
c. Penyajian Data
diajukan Miles dan Huberman ini
Langkah berikutnya
adalah sebagai berikut:
setelah reduksi data
a. Pengumpulan Data
berlangsung adalah
Pengumpulan data penyajian data, yang
yang dilakukan oleh peneliti dimaknai oleh Miles dan
telah dimulai saat peneliti Huberman (1992) sebagai
melaksanakan observasi di kumpulan informasi
Padukuhan Karangpace dan tersusun yang memberi
Gedangsari, Kecamatan kemungkinan adanya

9
penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
Dengan mencermati HASIL PENELITIAN DAN
penyajian data ini, peneliti PEMBAHASAN
akan lebih mudah 1. Faktor Yang Mempengaruhi
memahami apa yang sedang Interaksi Sosial Antara
terjadi dan apa yang harus Masyarakat Samin Dan Non
dilakukan. Artinya apakah Samin
peneliti meneruskan
Faktor-faktor yang
analisisnya atau mencoba
mempengaruhi interaksi sosial
untuk mengambil sebuah
antar masyarakat Samin dan
tindakan dengan
masyarakat Non Samin
memperdalam temuan
tentunya tidak terlepas dari
tersebut. (Idrus.M, 2009:
faktor yang mempengaruhi
151).
perubahan pada masyarakat
d. Penarikan Kesimpulan
Samin. Terlebih dahulu peneliti
Tahap akhir proses
akan membahas faktor yang
pengumpulan data adalah verifikasi
mempengaruhi perubahan pada
atau penarikan kesimpulan, yang
masyarakat Samin sehingga
dimaknai sebagai penarikan arti data
mempengaruhi interaksi sosial
yang tampilkan. Pemberian makna ini
antara masyarakat Samin dan
tentu saja sejauh pemahaman peneliti
masyarakat non Samin.
dan interpretasi yang dibuatnya.
Perubahan sosial budaya pada
Beberapa cara yang dapat dilakukan
masyarakat Samin terjadi
dalam proses ini adalah dengan
karena dipengaruhi oleh dua
melakukan pencatatan untuk pola-pola
faktor (Warsito, 2001), yakni
dan tema yang sama, pengelompokan,
pertama, faktor intern, yaitu
dan pencarian kasus-kasus negatif
adanya sikap mau membuka
(kasus khas, berbeda, mungkin pula
diri, dan mau menerima
menyimpang dari kebiasaan yang ada
kebudayaan dari luar, sikap
di masyarakat) (Idrus.M, 2009: 151).
toleran ini diawali oleh sesepuh
Samin Hardjo Kardi yang
secara pelan-pelan mau

10
menerima beberapa program identitas dan tradisi, ajaran
pemerintah, seperti pendidikan, pandom urip, seperti sikap
keluarga berencana (KB), jujur, temen, nrima, dan sabar.
membayar pajak, dan Berdasarkan hasil penelitian
melaksanakan perkawinan di faktor ekstern yang
Kantor Urusan Agama (KUA). mempengaruhi interaksi sosial
Berdasarkan hasil penelitian antara masyarakat Samin dan
faktor intern yang masyarakat non Samin di
mempengaruhi interaksi sosial Padukuhan Karangpace Desa
antara masyarakat Samin dan Klopoduwur adalah adanya
masyarakat non Samin adalah kunjungan dari luar masyarakat
keinginan mengenyam Samin, dan budaya srawung
pendidikan, bekerja sebagai yang sudah menjadi kebiasaan
perantau, tukang bangunan, di masyarakat.
tukang pijit, dan berjualan,
Interaksi sosial yang
memenuhi kebutuhan sehari-
dilakukan oleh masyarakat
hari, tukar kaweruh,
Samin tidak terlepas dari
persaudaraan yang kuat, dan
faktor-faktor yang
menyamakan persepsi atau
mempengaruhi seseorang atau
pendapat.
masyarakat melakukan sebuah
Kedua, faktor ekstern, yaitu interaksi. Pada umumnya
adanya pengaruh dari luar, faktor yang mendorong
seperti terjadinya kontak seseorang dalam melakukan
dengan budaya lain, interaksi adalah imitasi,
meningkatnya tingkat sugesti, identifikasi, simpati,
pendidikan, meningkatnya hasil empati dan juga motivasi.
karya, perkembangan Sedangkan dalam hasil
penduduk, interaksi sosial, penelitian ini peneliti
lancarnya perjalanan, peran menemukan beberapa faktor
tokoh Hardjo Kardi, dan yang mendorong atau
berkembangnya dakwah Islam. mempengaruhi masyarakat
Sekarang mengapa masyarakat Samin melakukan interaksi
Samin mempertahankan

11
satu sama lain. (Khasanah.U, pendidikan secara formal kepada
2015) anak cucunya dengan harapan
agar kelak bisa mendapatkan
Pertanyaannya,
pekerjaan yang baik untuk masa
mengapa tradisi seperti ini
depan yang lebih baik.
dipertahankan menurut
beberapa informan, karena jika
b. Bekerja
melanggar atau tidak percaya
mereka akan mendapat Masyarakat Samin
hukuman sosial dan hukuman untuk mencukupi segala
batin dari masyarakat kebutuhan hidupnya
lingkungannya dan juga takut masyarakat Samin tidak
mendapat kutukan dari para hanya berdiam diri, mereka
leluhurnya dan penguasa alam melakukan interaksi dengan
(Purwasito, A 2004 dalam sesama masyarakat Samin
Warsito, 2001) dan non Samin yaitu
dengan mencari pekerjaan
Berdasarkan Hasil Penelitian
di luar kota karena dirasa
Faktor-Faktor Yang
sekarang tidak cukup hanya
Mempengaruhi Interaksi Sosial
mengandalkan hasil
Antara Masyarakat Samin Dan
pertanian saja. Masyarakat
Masyarakat Non Samin Di
Samin bekerja sebagai
Padukuhan Karangpace Desa
perantau, menjadi tukang
Klopoduwur adalah sebagai
bangunan, dan berjualan
berikut:
sembako di pasar
1. Faktor Motivasi
masyarakat non Samin.
a. Keinginan mengenyam Untuk itu terdapat beberapa
pendidikan masyarakat Samin yang

Masyarakat Samin pergi ke luar kota untuk

Padukuhan Karangpace sudah bekerja, sebagai tukang

mempunyai kesadaran akan bangunan, tukang pijit dan

pentingnya pendidikan. Banyak berjualan di pasar Desa

dari masyarakat Samin yang Gedongsari.

sekarang telah memberikan

12
c. Memenuhi Kebutuhan waras. Kerukukan sangat
Sehari-Hari diidam-idamkan oleh
masyarakat.
Interaksi yang
Berdasarkan analisis
terjadi di masyarakat
tersebut peneliti
Samin tentunya
menemukan bahwa secara
mempunyai maksud dan
teoritis interaksi sosial
tujuan tertentu salah satu
antara masyarakat Samin
didalamnya adalah untuk
dan masyarakat non Samin
memenuhi kebutuhan
terbentuk berdasarkan
sehari-hari yaitu dilakukan
motivasi. Karena,
dengan cara meminta
masyarakat Samin memiliki
bantuan dari tetangga yang
kesadaran akan pentingnya
dianggap mampu.
pendidikan, bekerja,
d. Tukar Kaweruh
keinginan untuk mencukupi
Warga masyarakat kebutuhan hidupnya,
Samin Padukuhan keinginan untuk menambah
Karangpace dalam wawasan baru, keinginan
berinteraksi mereka terciptanya kerukunan di
menginginkan wawasan masyarakat dan menambah
yang baru, menambah pengalaman. Hal ini
pengalaman, maupun dilakukan dengan cara
sharing berbagi ilmu yang sharing atau berbagi ilmu
dimiliki dengan harapan satu sama lain.
saling mengenal satu sama
2. Faktor Imitasi
lain baik dengan sesama
masyarakat Samin dan a. Menyamakan Persepsi
masyarakat non Samin. atau Pendapat

Berdasarkan analisis
e. Persaudaraan yang kuat
tersebut peneliti
Masyarakat Samin
menemukan bahwa secara
sangat menjunjung tinggi
teoritis interaksi sosial
pedoman mereka yaitu
antara masyarakat Samin
demen becik rukun seger

13
dan masyarakat non Samin dalam negeri maupun luar
terbentuk berdasarkan negeri.
faktor imitasi. Karena, ada
4. Faktor Empati
usaha dari masyarakat
a. Budaya Srawung
Samin untuk menyamakan
Berdasarkan analisis
persepsi atau pendapat
tersebut peneliti
mengenai suatu hal.
menemukan bahwa secara
Artinya, masyarakat
teoritis interaksi sosial
Samin menunjukkan
antara masyarakat Samin
keinginan untuk sedikit
dan masyarakat non Samin
meniru dengan masyarakat
tersebut berdasarkan faktor
yang lain. Tentunya,
empati. Karena, ada sikap
masih dalam konteks yang
saling peduli dan merasa
tidak meninggalkan
satu senasib
ajaran-ajaran masyarakat
sepenanggungan,
Samin itu sendiri.
mempunyai perasaan yang
3. Faktor Sugesti mendalam terhadap orang
lain. Misalnya, terdapat
a. Adanya Kunjungan Dari
warga yang sakit dan
Luar Masyarakat Samin
sedang membutuhkan
Berdasarkan analisis
bantuan dengan senang hati
tersebut peneliti
tanpa dimintapun mereka
menemukan bahwa secara
akan segara membantu satu
teoritis interaksi sosial
sama lain baik itu antara
antara masyarakat Samin
masyarakat Samin dengan
dan masyarakat non Samin
sesama masyarakat Samin
terbentuk berdasarkan
maupun dengan masyarakat
faktor sugesti. Karena,
non Samin, mereka ikut
terdapat pengaruh dari luar
merasakan apa yang
masyarakat Samin yang
menjadi kesedihan
terima seperti dari
saudaranya adalah menjadi
kunjungan-kunjungan
kesedihannya pula.
masyarakat non Samin
maupun penelitian dari

14
dampak negatif. (Kurniawati.
2. Dampak Adanya Interaksi N, 2013: 70-72)
Sosial Antara Masyarakat
A. Dampak Positif
Samin Dengan Masyarakat
1. Menambah Wawasan
Non Samin
Adanya interaksi sosial
Hubungan sosial
antara masyarakat Samin
merupakan bagian penting
Padukuhan Karangpace dengan
dalam kehidupan masyarakat.
sesama masyarakat Samin dan
Hubungan sosial akan memberi
interaksinya dengan masyarakat
warna kedinamisan pada
non Samin Desa Gedongsari
kehidupan masyarakat.
berdampak positif yaitu
Hubungan sosial ada yang
menambah wawasan,
bersifat positif da nada juga
pengalaman, dan saling berbagi
yang bersifat negatif. Kedua
ilmu. Dampak positif dari
sifat yang berlainan ini akan
berinteraksi adalah menambah
menimbulkan dampak interaksi
wawasan dan pengalaman.
yang berlainan. Hubungan
2. Menambah
sosial yang positif akan
Paseduluran (Persaudaraan)
membawa masyarakat dalam
Masyarakat Samin sangat
kedamaian dan ketenangan dan
mengutamakan persaudaraan
selanjutnya akan tercipta
dengan semua orang. Mereka
persatuan pada masyarakat
menganggap semua orang adalah
tersebut. Sebaliknya, hubungan
saudara, baik itu masyarakat Samin
masyarakat yang bersifat
dan masyarakat non Samin.
negatif, akan membawa konflik
Persaudaraan adalah harta berharga
pada masyarakat dan akan
melebihi uang maupun barang.
menimbulkan perpecahan
Salah satu dampak yang didapatkan
dalam lapisan masyarakat. Di
masyakarat Samin mengenal
dalam interaksi sosial antara
masyarakat luar adalah
masyarakat Samin dan non
persaudaraan.
Samin terdapat dampak dari
interaksi sosial yang terjadi
yaitu dampak positif dan dan

15
3. Mendapatkan Pendidikan memilih untuk bermusyawarah
Formal untuk menghindari konflik.
Setelah Indonesia 5. Mengetahui Sistem Tatanan
merdeka pada tahun 1945 Kehidupan Masyarakat Luas
masyarakat mulai terbuka Dampak positif yang
dengan masyarakat luas dan diperoleh masyarakat Samin
pemerintah Indonesia. Salah berbaur dengan masyarakat luas
satu dampak yang diperoleh adalah mengetahui system
adalah kebebasan mengenyam tatanan kehidupan masyarakat
pendidikan. Semua warga Samin lain dengan tujuan untuk
mempunyai hak untuk mendapat mempermudah kehidupan
pendidikan yang layak. masyarakat Samin itu sendiri.
Sekarang ini banyak masyarakat Dampak lainnya adalah agar
Samin terutama yang muda masyarakat Samin tidak selalu
sudah bersekolah di pendidikan dibodohi. Misalnya dalam
formal seperti SD, SMP, SMA pembelian pupuk untuk
bahkan sampai Perguruan pertanian mereka, dengan
Tinggi. Seperti pernyataan adanya interaksi masyarakat
informan berikut ini: Samin dengan masyarakat luas
4. Kerukunan mereka dapat mengetahui harga
Masyarakat Samin dan kualitas pupuk yang baik.
sangat menghindari yang 6. Tingkat Kehidupan
namanya konflik, pertikaian, Masyarakat Samin Menjadi
maupun pertentangan. Mereka Lebih Baik
sangat menginginkan kehidupan Tingkat kehidupan
yang rukun, damai, dan tentram. masyarakat Samin menjadi lebih
Untuk itu masyarakat Samin baik karena masyarakat Samin
sangat menjaga hubungan baik, bekerja di luar kota, sehingga
saling menghormati, dan saling dapat meningkatkan martabat
mengasihi baik itu masyarakat keluarga dan terdapat beberapa
sesame Samin maupun masyarakat Samin yang sekolah.
masyarakat non Samin. Adanya interaksi yang terjadi
Masyarakat Samin lebih menghasilkan banyak dampak
positif untuk kepentingan
16
mereka, masyrarakat Samin juga hidup mereka seperti pedoman
jadi mengenal adanya teknologi yang selalu dieluh-eluhkan oleh
seperti handphone, televisi, masyarakat yaitu “demen becik
traktor, motor, dan lain-lain. rukun seger waras”. Dimana
ajaran tersebut menjelaskan tentang
B. Dampak Negatif sesuatu yang sangat diidam-
1. Prasangka buruk idamkan oleh masyarakat adalah
Interaksi sosial antara kerukunan dan masyarakat Samin
masyarakat Samin dan masyarakat sangat membenci pertikaian yang
non Samin tidak selalu berdampak menyebabkan konflik. Jika terdapat
positif. Salah satu dampak negatif masalah yang dihadapi oleh
yang dikhawatirkan oleh sesepuh masyarakat mereka akan
masyarakat Samin adalah anak menyelesaikannya dengan
cucunya menjadi tidak jujur, saling bermusyawarah.
membohongi saudaranya sendiri Secara sosiologis ajaran
yang tidak menguntungkan sama Samin yang berisi tentang nilai-
sekali. Karena jika tidak jujur berati nilai, norma, dan aturan tentang
sama saja membohohi dirinya cara bertingkah laku, dan pedoman
sendiri. hidup telah mendarah daging
dalam kehidupan sehari-hari dan
2. Perselisihan sudah menginternalisasi kehidupan
Berdasarkan hasil masyarakat Samin di Padukuhan
penelitian menunjukkan bahwa Karangpace Desa Klopoduwur
sebenarnya di dalam kehidupan Kecamatan Banjarejo Kabupaten
masyarakat Samin dalam Blora. Masyarakat Samin lebih
berinteraksi dengan sesama Samin memilih untuk memendam dan
maupun dengan masyarakat non mengalah karena mereka
Samin di dalamnya terdapat berpedoman gelem ngalah bukan
potensi konflik. Namun adanya berati kalah. Tujuan dari
keteguhan dan kepercayaan yang masyarakat Samin itu sendiri tidak
sudah mendarah daging terhadap lain adalah untuk mencegah adanya
ajaran Samin yang sudah dimiliki, pertikaian, konflik maupun
masyarakat Samin menjadikan pertentangan di dalam kehidupan
ajaran Samin sebagai pedoman bermasyarakat yang dikhawatirkan
17
akan memecah belah kerukunan di 4. Perubahan Nilai Budaya Dan
masyarakat. Kultur Masyarakat Samin
Masyarakat Samin
3. Perubahan Pola Pikir walaupun telah berusaha untuk
Masyarakat Samin Yang tetap mempertahankan identitas
Mencari Keuntungan dan tradisi, namun demikian
Perubahan pola pikir terdapat beberapa identitas
masyarakat Samin yang terjadi masyarakat Samin yang telah
adalah saat ini prioritas masyarakat berubah yang meliputi: identitas
adalah mencukupi kebutuhan diri, paham keagamaan, dan
hidupnya. Jika dahulu masyarakat keyakinan terhadap Tuhan. Sedang
Samin beruat baik kepada orang tradisi Samin yang berubah adalah
lain tidak berharap kebaikan di sekitar upacara, perkawinan dan
kembali. Namun saat ini kematian (Purwasito, 2003: 77-82).
masyarakat Samin sudah paham Seperti pernyataan informan
akan timbal balik yang bisa dia berikut ini:
dapatkan. Hal seperti itu dianggap
tidak baik oleh masyarakat Samin. 5. Perilaku Konsumtif
Seperti tradisi sambatan yang ada Seseorang akan melakukan
di masyarakat Samin sejak dahulu segala hal untuk mencukupi segala
sekarang mulai bergeser dengan kebutuhan hidupnya begitupun
system upah dari pekerjaan yang dengan masyarakat pedesaan .
telah dilakukan. Semisal Dengan adanya interaksi sosial
masyarakat smain ingin banyak pengunjung yang datang ke
memindahkan rumah maupun masyarakat Samin seperti penjual
merenovasi rumah juga harus barang-barang kreditan yang
membayar tukang sebagai imbalan datang ke masyarakat Samin untuk
dari tenaga yang telah diberikan. berjualan. Hal itu menjadikan
Karena mereka mempunyai masyarakat Samin dimudahkan
kebutuhan untuk mencukupi dalam hal mencukupi kebutuhan
kehidupan keluarganya. sehari-hari karena didatangi oleh
pembeli. Hal tersebut menjadikan
masyarakat Samin berperilaku
konsumtif. Barang-barang yang
18
biasa dibeli dengan cara makan dan hidupnya masih
mengangsur tersebut adalah sederhana.
pakaian, alat-alat dapur, perkakas
atau perabot rumah tangga, dan 7. Desas-Desus
lain-lain.
Hal yang tidak bisa
Beberapa masyarakat
dihindarkan saat masyarakat
Samin yang memutuskan untuk
Samin saat srawung-srawung ke
pergi ke luar kota bekerja dan
tetangga adalah membicarakan
mencari uang tidak dipungkiri akan
kejelekan orang lain, itu pula
menimbulkan kesenjangan sosial.
yang mereka khawatirkan saat
Keluarga mereka yang bekerja di
berkumpul dan mengobrol
luar kota mampu membeli motor,
bersama, karena mereka
perhiasan, bahkan merenovasi
menyadari sangat
rumah. Berbeda dengan
menyenangkan apabila
masyarakat Samin yang kegiatan
berkumpul ditambah dengan
sehari-harinya hanya bertani hasil
menggunjingkan orang lain.
yang diperoleh hanya cukup untuk
Sebenarnya tidak menyukai
makan dan hidupnya masih
kegiatan rasan-rasan/ ngrasani
sederhana.
tonggo mereka menyebutnya.
6. Kesenjangan Sosial

Beberapa masyarakat
Samin yang memutuskan untuk PENUTUP

pergi ke luar kota bekerja dan Simpulan

mencari uang tidak dipungkiri akan Interaksi sosial yang terjadi

menimbulkan kesenjangan sosial. antara masyarakat Samin dan

Keluarga mereka yang bekerja di masyarakat non Samin sudah berjalan

luar kota mampu membeli motor, dengan baik. Masyarakat Samin

perhiasan, bahkan merenovasi berinteraksi sosial dengan sesama

rumah. Berbeda dengan masyarakat Samin dan masyarakat non

masyarakat Samin yang kegiatan Samin. Hal itu terbukti dengan

sehari-harinya hanya bertani hasil persaudaraan yang mereka miliki,

yang diperoleh hanya cukup untuk mereka saling mengenal, saling


menghormati dan bertegur sapa ketika

19
bertemu. Kegiatan sehari-hari Adapun Faktor-faktor yang
masyarakat Samin adalah bertani, mempengaruhi interaksi sosial antara
berkebun dan sebagian masyarakat masyarakat Samin dan masyarakat non
beternak dan juga pergi ke pasar Desa Samin adalah adanya Faktor Motivasi,
Gedongsari untuk berbelanja dan Faktor Empati, Faktor Imitasi Dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Faktor Sugesti. Mereka melakukan
Meskipun terdapat potensi konflik di interaksi didasari atau dilatarbelakangi
masyarakat samin seperti perbedaan oleh keinginan mengenyam
pendapat, namun masyarakat dalam pendidikan, tukar kaweruh,
mengatasinya dengan cara menyamakan persepsi atau pendapat,
bermusyawarah untuk mencegah memenuhi kebutuhan sehari-hari,
terjadinya perpecahan yang tidak bekerja sebagai perantau, tukang
diinginkan oleh masyarakat. bangunan, tukang pijit, berjualan di
Interaksi yang terjadi biasanya pasar, adanya kunjungan dari luar
dalam bentuk kerukunan antara warga, masyarakat Samin, persaudaran yang
yaitu dilakukan dengan tradisi buwuh kuat, dan budaya srawung. Interaksi
(nyumbang) ke warga lain yang tersebut juga menimbulkan dampak
mempunyai hajad baik sesama dari adanya interaksi sosial antara
masyarakat Samin itu sendiri maupun masyarakat Samin dan masyarakat non
masyarakat non Samin. Sifat terbuka Samin adalah terdapat dampak positif
yang dimiliki masyarakat Samin juga yaitu menambah wawasan, menambah
mendukung interaksi antara paseduluran (persaudaraan),
masyarakat Samin dan masyarakat non mendapatkan pendidikan formal,
Samin. Masyarakat Samin telah kerukunan, mengetahui sistem tatanan
mengikuti segala peraturan pemerintah kehidupan masyarakat luas, tingkat
seperti membayar pajak, mengikuti kehidupan masyarakat menjadi lebih
program Keluarga Berencana, dan baik dan dampak negatif yaitu
mencatatkan pernikahannya di Kantor prasangka buruk, perselisihan,
Urusan Agama. Secara Sosiologis perubahan nilai budaya dan kultur
ajaran Samin yang berisi tentang nilai- masyarakat Samin, perubahan pola
nilai, norma, dan pedoman hidup telah pikir masyarakat Samin yang mencari
menginternalisasi masyarakat Samin keuntungan, perilaku konsumtif,
dalam kehidupan sehari-hari. kesenjangan sosial, dan Desas-sesus.

20
DAFTAR PUSTAKA Lestari, I. P. (2013). Interaksi Sosial
Komunitas Samin dengan
Bungin, Burhan H.M. 2008. Sosiologi
Masyarakat Sekitar. Jurnal
Komunikasi : Teori, Paradigma dan
Komunitas. 5 (1) : 74-86.
Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data
Group. Kualitatif (Mathew B Miles dan A
Darmastuti, R. 2013. Mindfullness Dalam Michael Huberman, Terjemah).
Komunikasi Antarabudaya. Jakarta: UI Press.
Yogyakarta: Buku Litera
Yogyakarta. Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Elbadiansyah, U. 2014. Interaksionisme
Simbolik: Dari Era Klasik Hingga Rosdakarya.
Modern. Jakarta: Rajawali Pers.
Mubarok, A.F. 2011. Analisis Pendapatan
Haryanto, S. 2011. Sosiologi Ekonomi. dan Strategi Pemenuhan
Yogyakarta: Ar-russ Media. Kebutuhan Masyarakat Nelayan
Pandega di Kecamatan Kedung,
Hutomo, Suripan Sadi. 1997. Tradisi Dari Kabupaten Jepara. Skripsi S1.
Blora. Surabaya: IKIP Surabaya. Tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Semarang.
Idrus, M. 2007. Metode Penelitian Ilmu-
ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif Mulyana, D. 2010. Metodologi Penelitian
dan Kualitatif, Paradigma baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial
Kuantitatif. Yogyakarta: UII PRESS.
Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Indah, V P. et. al. (2015). Kajian Rosdakarya.
Historisitas Dan Normativitas
Mumfangati, T. 2004. Kearifan Lokal Di
Masyarakat Samin Di Blora Dalam
Lingkungan Masyarakat Samin
Perspektif Pendidikan Karakter.
Kabupaten Blora Jawa Tengah.
Khasanah, U. 2015. Interaksi Sosial Yogyakarta: Kementrian
Antara Perusahaan Kelapa Sawit PT Kebudayaan Dan Pariwisata.
Gunung Sejahtera Puti Pesona
Nabela, A. A. 2015. Interaksi Sosial
Dengan Masyarakat Desa Arga
Sedulur Sikep Dengan Masyarakat
Mulya Kecamatan Pangkalan
Sekitar Di Desa Klopoduwur,
Banteng Kabupaten Kota Waringin
Kecamatan Banjarejo, Kabupaten
Barat Kalimantan Tengah. Skripsi
Blora, Jawa Tengah. Skripsi S1.
S1. Tidak diterbitkan. Universitas
Tidak diterbitkan. Universitas Negeri
Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Kurniawati, N. 2015. Interaksi Sosial Suku
Nugroho, V. S. 2013. Faktor pendorong
Anak Dalam Dengan Masyarakat
masyarakat Samin dalam melakukan
Sekitar (Studi Di Desa Mentawak,
legalisasi status pernikahan (studi di
Kecamatan Nalo Tantan (NTT),
dukuh blimbing Desa sambongrejo,
Kabupaten Merangin, Jambi).
Kecamatan sambong, Kabupaten
Skripsi S1. Tidak diterbitkan.
Blora, Jawa Tengah. Skripsi S1.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tidak diterbitkan. Universitas Negeri

21
Yogyakarta. Remaja Rosdakarya.
Octaviani, E. V. 2015. Pola Komunikasi Subarkah, Wicaksono. A. Perlawanan
Suku Samin di Kabupaten Blora Masyarakat Samin (Sedulur Sikep)
terkait Ajaran yang Dianutnya. The Atas Kebijakan Pembangunan
messenger. 7 (2) :26-29. Semen Gresik Di Sukolila Pati
(Studi Kebijakan Berbasis
Purwasito, A. 2003. Agama Tradisional Lingkungan Dan Kearifan Lokal).
(Potret Kearifan Hidup Masyarakat Hal: 171-173.
Samin Dan Tengger). Yogyakarta:
LKiS Yogyakarta. Sunadi, A. 2013. Interaksi Sosial
Masyarakat Samin Di Tengah
Ritzer, George dan Douglas J.Goodman. Modernisasi (Studi Di Desa
2012. Teori Sosiologi dari Teori Baturejo Kecamatan Sukolilo
Sosiologi Klasik sampai Kabupaten Pati). Skripsi S1. Tidak
Perkembangan Mutakhir Teori Diterbitkan. Universitas Islam
Sosial Postmodern. Yogyakarta: Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kreasi Wacana.
Rosyid, M. 2010. Kodifikasi Ajaran Sugiyono. 2011. Metode penelitian
Samin. Yogyakarta : Penerbit Kepel kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Press. Bandung: Alfabet.
Rosyid, M. 2010. Perkawinan Masyarakat Sukisno. 2015. Evolusi Symbol Ritual
Samin dalam Pandangan Hukum Pada Masyarakat Samin Dalam
Pencapaian Ketentraman Hidup.
Negara. Jurnal Analisa. 17 (01) : 19-
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora.
35.
1 (2): 97-102.
Sajogyo, P. S. 2013.Sosiologi PeDesaan.
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2005.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Metode penelitian pendidikan.
Press.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Salvatore, C.H.C. (2013). Bentuk Interaksi
Suratman, et. al. 2014. Ilmu Sosial dan
Sosial Antara Penganut Aliran Tri
Budaya Dasar. Malang: Inti Media
Sila Wedha Dengan Masyarakat
Malang.
Sekitar Pantai Sembukan,
Kecamatan Paranggupito, Suyanto, B. 2011. Metode Penelitian
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sosial Berbagai Alternative
Skripsi S1. Tidak Diterbitkan. Pendekatan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Samiyono, D. 2009. Memahami Prenada Media Group.
Worldview Masyarakat Samin.
Theologia. 4 (1) Suyanto, B. 2013. Sosiologi Ekonomi:
kapitalisme. Jakarta: Kencana Media
: 31-42. Group.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Syam, N. 2007. Madzhab madzhab
Pengantara. Jakarta: Rajawali Pers Antropologi. Yogyakarta: PT LKIS
Printing Cemerlang.
Soehartono, Irawan. 2004. Metode
penelitian sosial. Bandung: PT. Taneko, S. B. 1984. Struktur dan Proses

22
Sosial, Suatu Pengantara Sosiologi Komunikasi Masyarakat Samin
Pembangunan. Jakarta: CV Dalam Membangun Ketahanan
Rajawali. Pangan Lokal. Jurnal Ilmu
Komunikasi. 10 (3) :262
West Richard dan Lynn H. Turner. 2008.
Pengantara Teori Komunikasi 271.
Analisis Dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika. Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian
Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT
Wibowo, A. et. al. 2012. Strategi Bumi Aksara.

23

Anda mungkin juga menyukai