Anda di halaman 1dari 9

POLA KOMUNIKASI SOSIAL MASYARAKAT SUKU SAMIN DI TENGAH MODERENISASI

TERHADAP AJARAN LUHUR SAMINISME

Oleh:
MILDA MELLINIA BELGIS
18040284059

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan beragam suku dan budaya .
dengan berbagai ciri khas yang berbeda di setiap daerah . begitu pula suku
samin yang terdapat di kabupaten Bojonegoro , suku samin sendiri merupakan
salah satu bentuk sosial masyarakat Indonesia yang memiliki semangat
tradisional yang kuat . masyarakat samin sendiri dikenal memiliki karakter yang
sangat tertutup , masyarakat samin sangat memegang teguh ajaran Samin
surosentiko yang mucul pada masa kolonialisme Belanda pada tahun
1890.1Nama Samin sendiri berasal seorang penduduk yang bernama Samin
Surosentiko . Samin Suronsentiko lahir pada tahun 1859 di desa ploso
,Kabupaten Blora ,Jawa Tengah . Nama asli Samin Surosentiko sendiri adalah
Raden Kohar , kemudian di ubah dengan nama yang lebih merakyat yaitu Samin.
Samin surosentiko mulai menyebarkan ajaranya sekitar 1890. Dimana di era
moderinisasi saat ini sangatlah rentan terhadap masuknya nilai – nilai , norma ,
bahkan ideologi baru yang sangat mudah masuk ke dalam masyarakat ataupun
komunitas komunitas yang masih bersifat primitif , maka dari itu perlu sekali
untuk tetap melestarikan budaya banga sebagai cerminaan jati diri suatu bangsa
. Masyarakat Samin sendiri juga telah berusaha untuk memepertahankan
identitas dan juga tradisinya , namun meski demikian terdapat juga beberapa
identitas masyarakat Samin yang telah berubah meliputi identitas diri ,
keagaaman dan keyakinaan terhadap Tuhan . tradisi samin yang berubah
meliputi upacra perkawinan dan juga kematian. Moderenisasi di tandai dengan
terbukanya masyarakat samin terhadap budaya luar dan juga masyarakat luar .
adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat Samin membuat
perubahan pada seluruh sisi kehidupan .

1
Andrik Purwasita (ed),Agama Tradisional (Yogyakarta:LKIS,2003).hlm.18-21.
B. BATASAN MASALAH
Karena pandemi covid 19 yang berdampak pada tidak dapat dilakukanya penggalian
sumber secara langsung , maka dari itu batasan masalah pada penulisan , dibatasi oleh
sumber sumber terkait seperti jurnal , artikel dan berbagai sumber bacaan yang terfokus
membahas pola sosial suku samin yang terdapat di dusun Jepang Desa Margomulyo
Kecamatan Margoulyo Kabupaten Bojonegoro.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang masalah dan identifikasi masalah penulis merumuskan masalah
tersebut sebagian berikut :
 Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial suku Samin dengan masyarakat luar
terhadap budaya saminisme ?
 Bagaimana suku samin menjaga ajaran saminisme di tengan moderinisasi ?

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pola interaksi sosial masyarakat suku samin
di era moderinisasi
2. Untuk mengetahui sejauh mana masyarakat suku samin dalam memegang
teguh ajaran saminisme di era moderenisasi

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis: mampu memberikan kontribusi imiah baik kepada akademisi atau
peneliti tentang bagaimana pola komunikasi sosial masyarakat Samin terhadap
masyarakat luar di era moderinisasi
2. Manfaat Praktis : mampu memberikan sebuah kontribusi berupa informasi bagi pihak
– pihak yang membutuhkan
F. KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dari penelitian ini adalah bagaimana masyarakat suku samin yang
pada awalnya masih tertutup kemudian bisa melalkuka suatu itraksi sosial dengan
masyarakat luar dan dapat menjalin suatu pola komunikasi sosial yang semakin
berkembang di era modern tanpa meninggalkan ajaran saminisme
Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis , berupa hubungan antara
individu yang satu dengan kelompok lainya , maupun atara kelompok dengan individu

2. Penelitian Terdahulu
Penelitiann terdahulu yang digunakan dalam penuisan ini adalah “Pola Komunikasi
suku Samin di kabupaten Bojonegoro dan agama yang di anutnya” sebagai bahan
untuk mengkaji tulisan lebih lanjut.

G. METODE PENELITIAN
Metode peneitian yang digunakan adalah metode kualitatif . Data dalam kajian ini
digunakan untuk mengetahui pola sosial masyarakt suku samin di era moderenisasi
dan bagaimana upaya suku samin dalam menjaga ajaran saminisme di tengah era
modereniasi dengan metode pengumpulan data melalui analisis berbgai sumber
seperti jurnal , artiken , dan berbagai sumber bacaan. .

H. SISTEMATIKA PENULISAN
A. Suku Samin
Masyarakat suku samin adalah sekelompok orang yang menganut ajaran
Saminisme 2. Saminisme merupakan bagian dari pluraritas budaya Indoneia yang
masih bertahan sampai saat ini . dalam catatan sejarah Saminisme lahir sebagai
sebuah upaya untuk melawan Kolonialisme . Masyarakat Samin sendiri
merupakan sub suku Jawa . Masyarakat samin bermukim di kabupaten Blora
,Pati dan Bojonegoro. Di kabupaten Bojonegoro suku sammin bermukim di
dusun Jepan , Desa Margomukyo , kecamatan Margomulyo . [ CITATION pur19 \l

2
Umi Hanifah “Transfrmasi masyarakat Samin di Bojonegoro”,Jurnal sosiologi Agama vol.13 . No .
3, Juni 2019 ,hal 43
1057 ]samin sendiri masuk kedalam etnis jawa yang memiliki paham
manunggaling kwala gusti arti dari paham tersebut diartikan sebagai pandangan
yang menitiberatkan pada melekatnya sifat – ketuhanan pada diri manusia .
pada awanya suku samin memiliki batas – batas yang kuat , dengan cara
minimalisir interaksi dengan masyarakat luas ( Wiryani dan Krisyani
2010,4).ajaran samin sendiri beasal dari tokoh samin yang bernama Samin
surosentiko , yang lahir di Desa Khediren , Randublatungt , Blora 1859 . dengan
nama masa kecil Radhen Kohar . pada awalnya Samin surosentiko sendiri tidak
berniat membuat suatu komunitas dan mengembangkan ajaran saminisme di
daerah Blora . awalnya Samin hanya mengembangka pemikiranya yang tidak
sepaham dengann politik kolonial Belanda . konsep pemikiran Sain Surosentiko
sendiri berupa penolakan terhadap budaya kolonial Belanda dan penolakan
terhadap kapitalisme yang muncul pada pnjajahan bangsa Belanda abad ke 19 di
Indonesia . samin Surosentiko mengajarkan cara bertingkah laku seperti , jngan
sampai melakukan drengki , srei ,dhawen,kemeren dan semena – mena kepada
sesama.

B. Konsep Ajaran Samin pada Masyarakat Samin di Bojonegoro


a. Pemaknaan samin terhadap sang pencipta
Ajaran samin berpegam pada kitab kalimasada ,dengan Agama Adam yang
diyakininya . kitab ini sendiri merupakan kitab yang dainggap suci jadi tidak
boleh dibaca dan diberikan siapapun . ajaran samin sendiri secara garis
besar dibagi 3 macam :
Pertama Angger – angger pengucap .kedua , Angger- angger partike , ketiga ,
Angger – angger lakunono . ketiga ajaran tersebut berijak pada sebuah
angger – angger atau hukum yang mengatur perilaku manusia , baik ucapan ,
perbuatan dan hal – hal yang harus dilakukan.
Arti daari ketiga ajaran samin itu sendiri adalah pertama Angger – angger
pengucap , berarti masyarak Samin harus memmegang teguh “ yen waton
ojo waton , yen waton ojo omong “ artinya yaitu orang beerucap itu jangan
asal omong , ini menegaskan bahwasanya setiap berucap harus difikir
terlebih dahulu, yang ke dua ,Angger – angger partikel , yang berarti perilaku
manusia harus didasarkan kepada : kejujuran , keabaran , gilir , trokal ,
gumati , rukun , guyub, gotong royong , tolong menolong , jangan
iri ,nrimo ,jangan kemeren , pasrah dan semeleh . ketiga , angger – angger
lakunan , jika ora berperilaku haruslah menunjukan sikap yang baik .agama
masyarakat sain sendiri adalah agama Adam . Ajaran samin sendiri dapat
diartikan sebagai sami – sami ( sama – sama ) yang bersumber pada dasar
persamaan manusia .
b. Pemaknaan suku Samin terhadap lingkungan Alam
Ajaran yang diyakini oleh masyarakat suku Samin adalah sangat menjaga
hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan . mereka berpendapat
bahwa bumi adalah milik bersama dan untuk dimanfaat kan bersamma demi
kesejahtraan smuanya , seperati pada salah satu ungkapan prang samin
yang mencerminkan semangat sama rata sama rasa yaitu : lemah pada
duwe, bayu pada duwe , kayu pada duwe “ artinya “ tana ,air , hutan milik
semua orang “
Paham Saminisme tidak membeda bedakan agama , oleh karen itu orang
samin tidak pernah mengingkari atau membenci agama , yang penting
adalah tabiat dalam hidupnya . paham saminisme juga dinamakan agama
Nabi Adam , sebab ajaran saminisme yang terwariskan hingga kini
sebenarnnya mencuatkan nilai-nilai kebenaranya ,
kesederanaan,kebersamaan , keadilan ,dan kerja keras . masyarakat samin
bukanlah masyarakat yang tertinggal , bukan pula masyarakat yang terasing
dan tidak mengidentifikasikan kelompok etnis tertentu yang dituturkan
melalui ikatan darah.
Interaksi Sosial masyarakat samin dengan masyarakat luar
pada tahun 1990-an masyarakat suku Samin di Dusu Jepang mengalami sebuah
transisi perubahan sosial menuju sebuah masyarakat yang terbuka dan
membaur dengan masyarakat lain (Purnomo ,setiaji 2013,52-59). Dan kemudian
pada tahun 2000 hingga sekarang suku samin mengalami perubahan pola sosial
yang sangat sitnifikan dimana mereka telah membaur dengan masyarakat luar ,
perubahan sosial ini berdampak pada bidang ilmu pngetahuan Agama ,sistem
kepercayaan dan juga tradisi. Bedasarkan ilmu sosial orang samin , memiliki
prinsip yang sangat terpuji mengenai pandangan hidupnya . orang sedulur sikep
sangat menjujung tinggi kejujuran welas asih , persaudaraan , dan mencintai
lingkungan hidup serta alam semesta dan realitasnya hingga kini warga samin
saling menghormati dan kerukunan masyarakat tinggi .meski suku samin telah
hidup di era moderen tapi warga suku samin masih memegang teguh tentang
ajaran – ajaran Samin , bagaimana mereka menjujung tingi saling menghargai
dan memuliakan sesama manusia . suku Samin sudah mulai menggunakan doa –
doa islam serta adanya pola sosial baru dimana suku samin mulai mau terbuka
dalam mengikuti proesi pernikahan menurut agaman dan negara yang di
lakukan pada KUA tanpa meningalkan ajaran samin seperti angger – angger
partike . masyarakat suku Samin tidak suka menggangu ataupun mengatur
kehidupan masyarakat luar samin itu sebapnya masyrakat samin bisa hidup
rukun dan berdampingan dengan masyrakat luar samin hingga ahirnya
masyrakat suku Samin bisa terbuka terhada dunia luar tapa meninggalkan
ajaran suku samin untuk sailing goto royong , dan mengayomi
Daftar Pustaka
Purwanti (dkk) kearifan masyarakat samin . Yogyakarta ,2019.
Koentjaraningrat ,metode metode penelitian masyrakat .Jakarta : Gramedia 1999.

Anda mungkin juga menyukai