TUGAS 2
048907185
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : ………………………………………………………………………………………..
Sosial Budaya
Kode/ Nama Mata Kuliah : ………………………………………………………………………………………..
21/UT Jakarta
Kode/Nama UPBJJ : ………………………………………………………………………………………..
2. STEREOTIPE
Stereotip adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap suatu kelompok
sosial tertentu. Setelah munculnya stereotip maka akan munculah prejudice/ prasangka yang merupakan
sikap negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap anggota kelompok terebut, prasangka dapat berupa
perasaan tidak suka, marah, jijik, tidak nyaman dan bahkan kebencian. Setelah munculnya steretip dan
prasangka akhirnya dapat muncul diskriminasi yang merupakan perilaku negatif yang tidak dibenarkan
pula untuk anggota kelompok tersebut ( Stangor, 2011). Stangor ( 2011) melanjutkan bahwa stereotip
itu berada dalam ranah kognitif sedangkan prasangka dalam ranah afektif dan diskriminasi berada
dalam ranah perilaku yang munculnya. Namun ternyata pengaruh lebih lanjut karena stereotip bukan
hanya pada perilaku kita saja, tetapi juga perilaku korban stereotip ketika kita berinteraksi dengan
mereka yang bisa menjadi dugaan pemuas diri sehingga lebih merusak. Misalnya anggota kelompok
tersbut mulai melakukan sesuatu sesuai dengan stereotip itu dan menampilkan karakteristik yang sesuai
dengan stereotip tersebut. Kalau stereotip itu hal positif tentunya akan jadi baik, tapi apa jadinya jika
stereotip yang ditanamkan adalah hal negatif ( Sears; Freedman & Peplau, 1985).
Stereotip itu ada yang positif dan ada yang negatif , Contohnya pada etnis di Indonesia
• etnis minang/padang, stereotip positifnya adalah pekerja keras dan pedagang namun setereotip
negatifnya adalah keras kepala dan egois. Nah oleh karena adanya stereotip tersbut akhirnya ketika kita
bertemu dengan orang padang munculah prasangka-prasangka sehingga perilaku kita pun
menyesuaikan dengan stereotip tersebut padahal belum tentu orang minang/padang yang kita temui
adalah orang yang kerasa kepala, egois, pekerja keras dll. Inilah bahayanya jika kita berperilaku sesuai
dengan stereotip yang berlaku.
• etnis papua, yang terkenal dengan keprimitifan dan agresifitas yang tinggi namu faktanya tidak
semua orang papua demikian, papua tetap ada wilayah kota nya tidak semua pedalamannya. Meskipun
sebagian besar iya, sangatlah berbahaya jika kita menganggap semua orang papua primitif dan agresif
karena stereotip yang ada.
• etnis batak , orang batak terkenal dengan volume suara yang keras dan nada suara yang tinggi
sehingga terdapat stereotip bahwa karakternya pun demikian, keras dan kasar. Padahal faktanya
meskipun sebagian besar demikian belum tentu orang batak yang kita jumpai demikian karakternya,
sehingga tidak tepat jika kita ikut berperilaku sesuai dengan stereotip yang ada.
• etnis sunda, dari suaranya orang sunda terkenal dengan suara yang lembut dan mengalun
sehingga terdapat stereotip positif bahwa karakternya nya lemah lembut dan sopan serta terdapat
stereotip negatif nya kurang power atau kurang semangat ketika beraktifitas. Nah stereotip positif dan
negatif terhadap orang sunda tersebut tidak bisa dijadikan patokan untuk kita berperilaku, karena
sejatinya meskipun sebagian besar demikian tidak berarti jadi semuanya seakan demikian ya.
Sekarang kita masuk ke contoh diluar indonesia , misalnya
• etnis china/tionghoa nih yang terkenal di indonesia. Etnis china ini stereotip negatifnya adalah
orang yang kasar, pelit, keras dan tidak berperasaan. Sedangkan stereotip positifnya adalah pekerja
keras dan hemat. Nah meskipun ada stereotip tersebut faktanya belum tentu semua etnis china itu kasar,
pelit, keras, tidak berperasaan, pekerja keras, hemat dll. Karena adanya stereotip tersebut tidak tepat
jika kita berprasangka dan berperilaku sesuai dengan stereotip tersebut.
• Selanjutnya orang arab nih, orang arab saat ini memiliki stereotip positif religius/rajin
beribadah, berhijab, kaya raya dengan minyaknya dan stereotip negatifnya adalah adanya penindasan
terhadap kaum perempuan, teroris, kekerasan dan orang arab tinggal di gurun. Padahal faktanya belum
tentu semuanya tepat misalnya tidak semua orang arab rajin beribadah bahkan ada yang non muslim,
tidak semua orang arab berhijab, tidak semua orang arab kaya karena minyaknya, tidak semua orang
arab melakukan penindasan dan kekerasan khusunya terhadap perempuan, tidak benar orang arab itu
teroris karena mayoritas penduduknya islam karena islam bukan berarti teroris dan tidak semua orang
arab tinggal di gurun. Nah karena stereotip yang berkembang, kita akhirnya berperilaku sesuai dengan
stereotip yang berlaku yang jelas menimbulkan kesalahpahaman yang fatal.
• Negara selanjutnya misalnya polandia, menurut Sears, Freadman, Peplau (1985) di polandia
terdapat stereotip negatif bahwa orangnya canggung/ tidak supel saat berinteraksi. Oleh karena adanta
stereotip tersbut akhirnya orang pun beranggapan demikian sehingga enggan untuk berinteraksi bahkan
orang polandianya sendiri karena ada stereotip tersebut membuat mereka benar-benar berperilaku
sesuai dengan setereotipnya, hal inilah yang dianggap berbahaya.
• Contoh lainnya adalah negara India, yang mengejutkan di India ini sangat banyak sekali
stereotip negatif nya dibandingkan positifnya. Stereotip positif di India adalah bahwa orang india
berkulit putih dan memiliki kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Sedangkan stereotip
negatifnya adalah india adalah negara miskin, india adalah negara pemikat ular, india adalah negara
yang kotor, india adalah negara yang kurang berpendidikan, orang india menari dan bernyanyi pada
setiap aktifitas hidupnya dan semua pernikahan diatur oleh orang tua. Faktanya tidak semuanya
demikian, tidak semua orang india berkulit putih , tampan dan cantik seperti artis dan aktor bollywood,
india adalah negara berkembang bukan negara miskin, di india ular yang menawan itu ilegal sudah
berlaku beberapa tahun, tidak semua kota di india itu kotor, tidak semua orang india tidak berpendidikan
jtru sekarang banyak pakar IT berasal dari India, tidak benar jika aktifitas orang india menyanyi dan
menari seperti dalam film bollywood dan karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi sekarang ini tidak
benar semua pernikahan di india diatur oleh orang tua. Karena stereotip yang ada kita jadi berperilaku
dan berpandangan yang kurang tepat.
Setelah stereotip tentang berbagai etnis dan negara saatnya contoh yang krusial namun seringkali
dilupakan yaitu setereotip tentang gender dan perannya.
• Misalnya dalam aspek fisik, stereotipnya adalah laki laki lebih kuat dibandingkan dengan
perempuan dan perempuan lebih lemah dibandingkan laki laki, padahal faktanya meskipun sebagian
besar seperti itu berarti tidak semuanya seperti itu dong, semuanya tergantung latar belakang masing
masing, ada lelaki yang lebih lemah dari segi fisik dibandngkan perempuan, begitupun sebaliknya.
• Selanjutnya aspek emosional, lelaki memiliki stereotip yang kasar, tidak berperasan, tidak peka
dan menakutkan. Perempuan memiliki stereotip yang tenang, lembut, emosional dan terlau baper (
bawa perasaan). Padahal meskipun kebanyakan seperti itu belum tentu semuanya seperti, ada lelaki
yang begitu lembut dan peka dan ada perempuan yang kasar dan tak berperasaan. Jad tidak tepat jika
kita berperilaku sesuai stereotip tersebut.
• Aspek selanjutnya adalah sosial, laki laki kurang berkomunikasi dan cenderung kurang supel
dan perempuan lebih supel karena kecerewetannya. Ini tidak tepat ya tidak semuanya demikian adanya,
tergantung latar belakang dan tidak bisa disamaratakan begitu saja.
Referensi:
-Buku materi pokok MKDU4109/3SKS/MODUL1-9
-Bhikhu Parekh. 2008. Rethingking Multiculturalism. Diterjemahkan dari buku RETHINGKING
MULTICULTURALISM: Cultural Diversity and Political Theory oleh C.B. Bambang Kukuh Adi.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
-Sears, Freadman, Peplau. ( 1985). Psikologi Sosial. Jilid 2 edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
-Stangor, C. ( 2011). Social Psychology Principles. Volume 1. Flat World Knowledge.