Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP “MAKNA OKO MAMA”


DI KELURAHAN NUNUMEU KECAMATAN KOTA SOE

Oleh

NORWENDI TEFA

1803030043

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan penelitian.......................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR...............................

2.1 Penelitian Terdahulu (Penelitian yang Relavan).....................................................


2.2 Konsep.........................................................................................................................
2.2.1 Kebudayaan.....................................................................................................
2.2.2 Masyarakat......................................................................................................
2.2.3 Nilai...................................................................................................................
2.2.4 Makna .............................................................................................................
2.2.5 Oko Mama.......................................................................................................
2.2.6 Interaksi Sosial...............................................................................................
2.3 Landasan Teori............................................................................................................
2.3.1 Interaksi Simbolik...........................................................................................
2.3.2 Kerangka Berpikir........................................................................................
Bagan Kerangka Berpikir.................................................................................................
BAB 111 METODE PENELITIAN...................................................................................
3.1 Metode Penelitian..............................................................................................
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................................
3.3 Sasaran Penelitian atau Informasi................................................................
3.4 Jenis Data dan Sumber Data.........................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.


Secara sosiologis, masyarakat merupakan sekelompok orang yang
mendiami suatu wilayah dan memiliki tujuan yang sama. Realitas menunjukan
bahwa masyarakat kita bersifat majemuk. Masyarakat multikultural ditandai
dengan adanya suku bangsa, ras, agama, bahasa dan keberagaman dalam budaya.
Hal inilah yang mencerminkan perbedaan identitas sosial budaya. Dari perbedaan
tersebut terdapat kesamaan karena terjadi penyesuaian di antara sesama anggota
masyarakat untuk melakukan interaksi sosial. Dengan adanya hubungan interaksi
yang baik di lingkungan masyarakat maka terjadilah penyesuaian di antara
kemajemukan tersebut.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu


berkomunikasi. Ia dapat berhubungan dengan orang lain baik yang berasal dari
satu kelompok maupun dari kelompok lain ras, etnik atau budaya lain. Dalam
budaya manusia menggunakan bahasa dan simbol. Liliweri (2004:5) mengatakan
bahwa manusia selalu berkomunikasi manusia tidak dapat menghindari
komunikasi. Jadi komunikasi merupakan proses sosial dari masyarakat. Melalui
komunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain, karena manusia
mempunyai need atau keinginan untuk mengetahui informasi tentang
kebutuhannya.

Budaya itu sendiri lahir dari setiap gagasan atau ide manusia yang
kemudian dinyatakan dalam setiap kehidupan manusia tersebut atau dapat
dikatakan secara lebih sederhana, bahwa budaya itu berkaitan erat dengan
kehidupan manusia. Manusia berpikir, berperasaan dan bersikap dengan
ungkapan-ungkapan yang simbolis. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkungan
sosial budaya tertentu. Setiap lingkungan sosial itu senantiasa memerlukan adanya
nilai-nilai sosial budaya yang dipelihara oleh masyarakat sebagai penghuninya.

3
Nilai-nilai itu diadopsi dan kemudian diimplementasikan dalam suatu bentuk
kebiasaan. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula komunikasi
(Mulyana dan Rakhmat, 2010:19).

Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana


seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka membutuhkan
orang lain untuk saling berinteraksi agar bisa menciptakan sesuatu bernilai
dimasyarakat. Akan tetapi setiap orang hidupnya pun akan selalu menciptakan
kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan yang diatur oleh sesorang kemudian
dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku
atau tindakan masing-masing dapat diatur. Kaidah yang timbul dari masyarakat
sesuai pada kebutuhan suatu lasimnya dinamakan adat istiadat. Namun, adat
istiadat tersebut bersifat tidak tertulis dan dipelihara turun-temurun (Ihromi 1990:
73).

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi kepulauan


yang ada di Indonesia, yang terdiri dari tiga pulau besar, yaitu Sumba, Flores dan
Timor, serta beberapa pulau kecil seperti Rote, Sabu dan masih banyak lagi.
Masyarakat NTT merupakan masyarakat multikultural yang memiliki
keberagaman suku bangsa, etnis, agama, bahasa, ras dan keberagaman dalam adat
istiadat. Meski memiliki adat istiadat yang berbeda namun terdapat satu kesamaan
di antara semua suku yang tersebar di Provinsi NTT, yaitu mereka melestarikan
tradisi Oko Mama.

Ragam hias dari Oko Mama yang dihasilkan setiap suku memiliki ciri
khas tersendiri dengan berupa motif yang ada di sekeliling, serta wujud abstrak.
Tradisi masyarakat NTT ini sudah ada pada leluhur yang kemudian diwariskan
turun-temurun. Terlihat bahwa sebagian besar masyarakat NTT masih kuat
berpegang teguh pada adat istiadat dari masing-masing suku yang ada. Salah satu
Kabupaten di NTT yang masih memegang teguh nilai kebudayaan sebagai
warisan dari leluhur sampai saat ini adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan
(TTS)

4
Dikalangan masyarakat Nunumeu, Oko Mama bukan sekedar sebagai
tanda penghargaan tamu atau sesuatu yang bernilai, tetapi lebih dari itu Oko
Mama mempunyai fungsi sosial dan adat. Selain itu juga, ada jenis-jenis Oko
Mama yang memiliki motif tertentu yang tidak diperbolehkan untuk
dikenakan oleh masyarakat biasa, tetapi hanya bisa dikenakan oleh Raja dan
keturunan Raja atau biasa disebut dengan Amaf atau Usif.

Budaya Oko Mama merupakan salah satu dari sekian banyak produk
tradisional yang dibuat di setiap daerah salah satunya yaitu masyarakat . Menurut
hasil pegamatan yang ditemukan di kelurahan Nunumeu Kecamatan Kota Soe
terdapat keaneka ragam variasi dalam tradisional budaya oko mama. Proses Oko
mama masih dilakukan secara tradisional namun memiliki makna dan nilai
tersendiri. Sesunguhnya dengan memegang dan memakai sebagai alat tradisional
kita seakan-akan sedang mengarungi suatu lembaran dokumen sejarah dari
masyarakat yang membuatnya, sebagai tradisi yang sudah dibudidayakan di
masyarat Nunumeu dari zaman dulu hingga kini.

5
1.2. Rumusan permasalahan.
Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
hukum adat istiadat dan kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan secara turun-temurun atau dari generasi ke generasi tetap
dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam berbagai aktivitas
manusia, selalu dituntun oleh berbagai nilai yang ada dalam budaya itu.
Salah satu budaya yang ada di Nunumeu , Kecamatan Kota Soe , Kabupaten
Timor Tengah Selatan adalah budaya Oko Mama. Oko Mama ini ada dalam setiap
rumah tangga. Oko Mama digunakan untuk menjamu seseorang jika berkunjung ke
rumah. Oko Mama juga digunakan dalam berbagai hal seperti dalam peminangan,
masuk minta, penyelesaian masalah, politik dan menyambut yang berkunjung ke
desa. Betapa pentingnya Oko Mama dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan
masyarakat desa tidak dipisahkan dari yang nama
nya Oko Mama. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti tentang
makna Oko Mama bagi kehidupan masyarakat Nunumeu

1.3. Pertanyaan penelitian.


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apa makna Oko Mama bagi masyarakat Nunumeu , Kecamatan Kota Soe ,
Kabupaten Timor Tengah Selatan?

1.4. Tujuan penelitian.


Adapun tujuan yang akan dicapai oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan,
yaitu untuk menggambarkan atau mendeskripsikan Makna Oko Mama bagi orang
Timor di Nunumeu , Kecamatan Kota Soe , Kabupaten Timor Tengah Selatan.

1.5. Manfaat penelitian.


Manfaat penelitian juga dikemukakan dalam pembahasan ini. Adapun
manfaat penelitian yang dimaksud yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.

6
1.1.1. Secara teoritis.
a. Menjadi pedoman bagi kaum akademis yang tertarik untuk melakukan

penelitian tentang budaya-budaya lokal masyarakat Nunumeu

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam


penulisan skripsi yang berhubungan dengan Oko Mama.
1.1.2. Secara praktis.
a) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga

kelestarian budaya Oko Mama.

b) Menambah wawasan bagi penulis tentang pentingnya Makna Oko mama bagi

masyarakat Timor.

c) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan sosiologi fisip

undana.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian terdahulu.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, sebelumnya telah ada beberapa karya
ilmiah mengenai Makna Oko mama bagi orang Timor yang penulis temukan, yang
pembahasannya hampir atau menyerupai dengan judul penelitian yang penulis
angkat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan seperti
‘menduplikat’ hasil karya orang lain maka penulis sangat perlu untuk mempertegas
perbedaan antara masing-masing judul dan masalah yang dibahas dari beberapa
penelitian yang telah dibuat sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Adapun tesis yang pembahasannya hampir atau menyerupai dengan judul


penelitian yang penulis angkat salah satunya adalah tesis yang berjudul
“Fungsi Oko Mama sebagai simbol komunikasi budaya dalam
membangun hubungan sosial masyarakat suku Boti di Kecamatan KI’E
Kabupaten Timor Tengah Selatan” yang disusun oleh Mirasusan A. Pitay
(2016). Universitas Katolik Widya Mandira, Program Studi Ilmu
pemeritahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam tesis tersebut
dijelaskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
nilai-nilai yang terkadung dalam Oko Mama sebagai simbol komunikasi
budaya dalam membangun hubungan sosial masyarakat di suku Boti.
2. Adapun tesis yang pembahasannya hampir atau menyerupai dengan judul
penelitian yang penulis angkat salah satunya adalah tesis yang berjudul
“Oko Mama sebagai instrument konsolidasi politik (studi kasus di Desa
Oenenu, Kecamatan Bimoko Tengah, Kabupaten Timur Tengah Selatan
Yuliana Lete (2016). Universitas Nusa Cendana, Program Studi Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam tesis tersebut
dijelaskan bahwa permasalah dalam penelitian ini adalah Instrumen
Konsolidasi politik elit dalam pemilu.

8
Dari dua judul tesis di atas, penulis tegaskan bahwa dalam penulisan
karya ilmiah ini sangat berbeda dan ada kesamaan dengan karya-karya penelitian
sebelumnya. Adapun kelebihan atau kekuatan penelitian dalam karya ilmiah ini
dan membuat berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini memiliki
perbedaan dan persamaan dengan karya ilmiah yang peneliti buat. Persamaan
adalah metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan kegunaan yang
terdapat pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Sedangkan perbedaannya adalah pertama, lokasi penelitian. Karena penelitian
sebelumnya dilakukan di suku Boti, sedangkan penelitian yang kedua, akan
dilakukan dan terjadi di Desa Oenenu, Kecamatan Bimoko Tengah, Kabupaten
Timur Tengah Selatan. Ketiga, masalah yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya
masalah yang dibahas adalah bagaimana nilai-nilai yang terkadung dalam Oko
Mama sebagai simbol komunikasi budaya dalam membangun hubungan sosial
masyarakat di suku Boti, bagaimana Instrumen Konsolidasi politik elit dalam
pemilu. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini Makna Oko Mama bagi
orang Timur.

Penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan karya ilmiah


yang peneliti buat persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang bagaimana
nilai-nilai yang terkadung dalam Oko Mama sebagai simbol komunikasi budaya
dalam membangun hubungan sosial masyarakat di suku Boti, sebagai bagaimana
Instrumen Konsolidasi politik elit dalam pemilu. Kedua masalah yang diteliti
pada penelitian sebelumnya terdapat tiga, permasalah yaitu Sedangkan penelitian
yang difokuskan dalam masalah ini yaitu Makna Oko Mama bagi orang Timur di
Nunumeu , Kecamatan Kota Soe , Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Bahwa dalam karya ilmiah ini lebih menekankan pada penelitian” Makna
Oko Mama bagi orang Timor di Nunumeu , Kecamatan Kota Soe , Kabupaten
Timor Tenggah Selatan”. Dimana masyarakat memaknai Oko Mama sebagai
nilai budaya untuk berkomunikasi membentuk kepribadian masyarakat Penelitian
ini menekankan pada permasalahan dalam masyarakat.

9
2.2. Penjelasan konsep.
Sesuai judul penelitian, rumusan masalah serta tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai sebagaimana dikemukakan di atas, beberapa konsep yang digunakan
dalam penelitian ini akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut:
a. Kebudayaan.
Koentjaraningrat (1980) menyatakan bahwa kata Kebudayaan berasal dari
kata “kebudayaan”, kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sanskerta, yaitu
“budhaya” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi
dan akal, yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal. Pengertian ini berkembangan dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya
dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian
budaya atau kebudayaan dan beberapa para ahli:
1. E.B.Tylor, (1871) budaya adalah suatu keseluruhan komples yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum adat istiadat
dan kemampuan yang lain.
2. R. Linton, (1963) kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkat
laku yang dapat dipelajari.
Menurut Koentjaraningrat (2009:153) dalam buku Cultur budaya, budaya
dalam bentuk jamak dari kata “budi dan daya”. Budaya itu adalah daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan itu adalah segala hasil
dari cipta, karsa dan rasa itu sendiri. Budaya menurut Koentjaranigrat adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya manusia. Sehubungan
dengan ini, sosiologi budaya dari Williams menyebutkan bahwa dalam sosiologi
budaya kita menemukan adanya tiga komponen pokok, yaitu: Isi budaya, Efek
Budaya atau norma-norma budaya. Menanyakan siapanya menghasilkan budaya,
siapa yang mengkontrol budaya, dan bagaimana control itu dilakukan dan efek
budaya bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan tersebut. Budaya dapat juga
timbul karena adanya kekuatan-kekuatan budaya yang bertentangan dalam
masyarakat sehingga dapat melumpukan dasar-dasar sosial budaya Kuntowijoyo,
1987:23.

10
Budaya tradisional kemudian hanya mendapat tempat sebagai kebudayaan
daerah dan menempatkannya ke dalam kerangka konsep pluralisme budaya. selain
itu ada minat untuk memakai lambang-lambang tradisional di kalang masyarakat
terutama dalam upacara-upacara, seperti upacara adat penjemputan penjabat,
perkawinan, pengantian, penyambutan tamu: Pemakaian lambang-lambang seperti
Oko Mama (tempat siring pinang). Unsur-unsur dari kebudayaan adalah:
(1).Sistem bahasa, (2).Sistem pengetahuan, (3).Sistem religi, (4).Organisasi
sosial, sistem kemasyarakatan, (5) Kesenian, (6).Sistem mata pencarian, (7)
Sistem teknologi Koentjaranigrat (2009:164:165). Kebudayaan adalah sebagai
sistem nilai, tingkah laku, gagasan, kebiasaan, pengetahuan dalam dialetika
kehidupan dan wariskan secara turun-temurun dari suatu generasi berikutnya
dalam menunjang peradaban manusia itu sendiri. Yang dimaksud dengan budaya
dalam penelitian ini budaya Oko Mama sebagai warisan dari leluhur yang di
pertahankan dalam kehidupan sehari-hari di Nunumeu Kecamatan Kota Soe ,
Kabupaten Timor Tengah Selatan.

b. Masyarakat.
Pengertian masyarakat disebut society asal katanya socius yang berarti
kawan (Soekanto,2014,hal:130). Masyarakat adalah orang yang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan (Soekanto,2014,hal:147). Di dalam setiap
anggota masyarakat terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara
masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua
anggota masyarakat tersebut (Soekanto,2014,hal:155) Pendapat yang
dikemukakan oleh Ralph Linton menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga
mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Masyarakat adalah keseluruhan atau rata-rata pandangan individu terhadap
suatu obyek yang kurang lebih mempunyai pandangan yang sama. Kesamaan-
kesamaan tersebut biasanya diwujudkan ke dalam pengakuan bersama terhadap
suatu obyek, misalnya memakai simbol, tanda-tanda, dan bahasa-bahasa verbal

11
dan non-verbal yang sama. Pandangan masyarakat terhadap suatu obyek
merupakan landasan pokok bagi timbulnya perilaku dari masing-masing individu
dalam setiap kegiatan. Makna positif dan negatif sebagai hasil pandangan
masyarakat terhadap suatu obyek sangat tergantung dari bentuk dan proses
interaksinya. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam penelitian ini adalah
sekumpulan individu yang mendiami suatu tempat dan hidup bersama, saling
berinteraksi masyarakat Nunumeu yakni Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor
Tengah Selatan.

c. Nilai.
Nilai atau pengangan dasar dalam kehidupan adalah sebuah konsepsi
abstrak yang menjadi acuan atau pedoman utama mengenal masalah mendasar
secara umum dan sangat penting dan ditinggikan dalam kehidupan suatu
masyarakat, bangsa, bahkan kemanusiaan. Nilai adalah segala sesuatu tentang
baik dan yang buruk. Hal itu merupakan suatu fakta yang dapat dilukiskan secara
objektif, dan seterusnya. Nilai berkaitan dengan pemikiran seorang, sedangkan
fakta menyangkut ciri-ciri objektif saja.
Kata ”Nilai” dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijunjung tinggi
kebenarnya serta sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan
paling abstrak dari adat-istiadat hal ini disebakan karena nilai budaya merupakan
konsep mengenai sesuatu yang ada dalam pikiran sebagian besar dari masyarakat
yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup. Sehinggga dapat
berfungsi sebagai sesuatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada
kehidupan masyarakat. Nilai adalah sesuatu yan baik yang selalu diingikan,
dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota
masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan
berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis),
religius (nilai agama) (Kuntowijoyo, 1987:26).
Walaupun nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam
masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat secara umum,
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan biasanya sulit diterapkan secara

12
rasional dan nyata. Maka nilai-nilai budaya dalam daerah emosional dari alam
jiwa para individu dan kebudayaan yang bersangkutan selain itu para individu,
sejak lahir telah diserapi dengan nilai budaya yang hidup dalam masyarakatnya
sehingga konsep-konsep itu sejak lama telah berakar dalam jiwa mereka
kebudayaan tidak dapat digantikan dengan nilai-nilai budaya lain. Menurut
seorang ahli antropologi terkenal C. Kluckhohn tiap sistem nilai budaya dalam
tiap kebudayaan mengadung 5 masalah dasar dalam kehidupan manusia kerangka
variasi sistem nilai budaya adalah; 1).Masalah hakikat dari hidup manusia,
2).Masalah hakikat karya manusia, 3). Kedudukan masalah dalam ruang waktu,4).
Hubungan manusia dengan lingkungan sekitar, 5). Hubungan manusia dengan
sesama. Yang dimaksud nilai dalam penelitian ini adalah hubungan yang terjadi
di Nunumeu berkaitan dengan nilai-nilai tradisional yang terkadung di dalam Oko
Mama.

d. Makna.
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sematik dan selalu
melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian makna sendiri sangatlah
beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna
merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan makna tersebut selalu
menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Makna adalah hubungan antara
lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk response dari
stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi
maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengadung makna yang
utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni
pengertian (sense), perasaan (felling), nada (tone), dan amanat (intension).
Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk
memahami makna dalam komunikasi.
Setiap proses komunikasi memiliki unsur-unsur, diantaranya pesan. Pesan-
pesan dalam berbagai proses bentuk komunikasi, termasuk komunikasi budaya
bisa merupakan simbol-simbol yang mempunyai makna-makna tertentu
(Liliweri,2011:296). Simbol-simbol memerlukan proses pemaknaan yang lebih

13
insentif setelah menghubungkan dia (simbol) dengan objek. Pada dasarnya,
simbol-simbol itu digunakan sebagai salah satu cara untuk berinteraksi dengan
sesama untuk menyampaikan pesan atau makna-makna tertentu. Dengan kata
lain, simbol merupakan representasi dari pesan yang dikomunikasikan kepada
publik. Jurnalragam.blogspot.com/2018/10/29maknacom. Yang dimaksud dengan
makna atau nilai dalam penelitian ini sebagai sesuatu yang dijunjung tinggi
kebenarnya serta sistem nilai budaya oko mama masyarakat Nunumeu .

e. Oko Mama.
Menurut Ninu (2013), Oko mama (Oko Mamat) adalah suatu kotak yang
bersegi empat. Terbuat dari daun lontar atau kulit bambu atau daun gewang atau
pandan atau perak. Fungsinya sebagai tempat untuk menyimpan sirih pinang
(sirih, pinang, kapur dan tembakau jika ada). Ketika kita sebut Oko Mama, maka
sudah pasti di sana ada sirih, pinang, kapur dan atau tembakau. Jadi istilah Oko
Mama identik dengan kelengkapan menginang.
Oko mama menjadi suatu kebiasaan bagi warga masyarakat yang tinggal
di Pulau Timor. Hal ini telah membudaya di dalam kehidupan sehari-hari. Oko
Mama merupakan suatu wadah atau tempat untuk menyimpan sirih dan pinang.
Bagi warga masyarakat pulau Timor pada umumnya, tradisi makan sirih pinang
(menginang) menjadi bagian dari kehidupan mereka. Setiap hari, kebiasaan ini
terus dilakukan oleh warga. Sebelum atau sesudah makan, siang atau malam hari,
warga secara terus menerus melakukan aktivitas ini. Kebiasaan ini tetap
dijalankan oleh masyarakat sepanjang hidupnya.
Oko mama merupakan suatu tradisi yang sudah ada sejak dulu. Tidak
diketahui dengan pasti kapan budaya ini ada di pulau Timor. Oko mama
merupakan suatu alat atau wadah yang harus ada di dalam setiap rumah tangga.
Jika kita berkunjung ke rumah tetangga atau kerabat, sudah pasti di sana ada Oko
Mama. Orang Timor bilang “kita makan sirih dulu”. Sirih, pinang dan kapur
diletakkan di dalam kotak persegi, orang Timor menyebutnya Oko Mama (Oko
Mamat). Jadi Oko Mama identik dengan sirih, pinang dan kapur. Seorang tamu
yang berkunjung ke rumah orang lain, pertama-tama akan dijamu dengan sirih

14
pinang. Sirih pinang ini diletakan di dalam Oko Mama. Kotak ini berisi sirih
(manus), pinang (puah), kapur (ao) dan tembakau (bako). Tapi dalam sehari-hari,
orang hanya cukup menyebut sirih pinang saja (puah manus). Semua orang tahu
bahwa kalau kita sebut sirih pinang, di sana pasti ada sirih, pinang, kapur dan atau
tembakau. Demikian juga kalau orang sebut Oko Mama, sudah pasti di di dalam
wadah ini, ada kelengkapan menginang. Jadi sirih pinang identik dengan Oko
Mama, walaupun keduanya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipastikan.
Penggunaan istilah kinang (bahasa Jawa) yang berarti sekapur sirih, yakni
sirih lengkap dengan ramuannya. Penggunaan istilah pekinangan semata-mata
untuk membedakan dengan istilah peralatan makan sirih. Hal ini bermaksud agar
tidak terjadi kekacauan pengertian dalam menyebutkan nama alat khusus yang
digunakan untuk tempat kinang (Nahak, 1998).
Menginang, selain sebagai suatu kebiasaan, juga digunakan dalam tata
pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan. Kebiasaan ini tidak berbeda dengan
perilaku lain seperti minum kopi, merokok dan lain-lain. Selain itu menginang
berfungsi sebagai obat untuk merawat gigi agar tidak cepat berlubang. Pada
awalnya setiap orang yang makan sirih hanya sekedar untuk penyedap mulut,
namun lama-kelamaan menjadi suatu kesenangan yang sulit dilepaskan (Nahak,
1998). Yang dimaksud dalam penelitian ini Oko Mama adalah tempat sirih
pinang yang dihormati oleh orang Timor sebagai tanda kehormatan bagi tamu
yang datang bertamu.

f. Interaksi sosial.
Merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antara
individu-individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok. Tanpa adanya
interaksi sosial maka tidak ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu
interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antara manusia
yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam masyarakat.
Menurut Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Homans (Ali,2004:87)

15
mendefinisikan interaksi sebagai sesuatu kejadian ketika sesuatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi gajaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain. Konsep ini dikemukakan
oleh Homans ini mengadung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi
tindakan individu lain. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau
lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Yang
dimaksud penelitian ini dalam Interaksi sosial membentuk dan membangun relasi
sosial yang terjalin di dalam masyrakat Nunumeu

2.3. Landasan Teori.


2.2.1. Interaksi simbolik.
Teori interaksi simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi bahwa
manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Simbolik berasal dari
bahasa Latin “Symbolic(us)” dan bahasa Yunani “symbolicos”. Dan seperti yang
dikatakan oleh Susanne K. Langer dalam Buku Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar (Mulyana 2008:92), dimana salah satu kebutuhan pokok manusia
adalah kebutuhan simbolik atau penggunaan lambang, dimana manusia adalah
satu-satunya yang biasanya menggunakan lambang. Ernst Cassirer dalam
Mulyana (2008:92) mengatakan bahwa keunggulan manusia dari mahluk lain
adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Bukan hanya reaksi belakang dari tindakan orang lain, tetapi didasarkan
atas “makna”yang diberikan terhadap tindakan orang lain. Interaksi antar
individu, didasarkan oleh penggunaan simbol-simbol. Adalah proses komunikasi
pada diri individu yang dimulai dari mengetahui nilai, memberinya makna, dan
memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut. Lebih jauh Blumer
menyatakan bahwa interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-
simbol, oleh penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan orang lain, bukan
hanya sekedar saling bereaksi sebagaimana model stimulus-respons. Dalam

16
artian, makna tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya namun mucul berkat
proses dan kesadaran manusia.
Sebuah simbol tidak dibentuk melalui paksaan mental merupakan timbul
berkat kapasitas berpikir manusia. Pada tahapan selanjutnya, pokok perhatian
interaksionisme simbolis mengacu pada dampak makna dan symbol terhadap
tindakan dan interaksi manusia. Dalam tahapan ini Mead memberikan gagasan
mengenai perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup adalah proses
berpikir yang melibatkan makna dan simbol. Dalam interaksi simbolis, seseorang
memberikan informasi hasil dari pemaknaan simbol dari perspektifnya kepada
orang
lain. Teori interaksi simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi bahwa
manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Muncul tujuh prinsip
interaksi simbolik, yaitu: a). Simbol dan interaksi menyatu karena, tidak cukup
seseorang peneliti hanya merekam fakta, harus sampai pada konteks. b). Karena
simbol juga bersifat personal, diperlukan pemahaman tentang jati diri pribadi
subyek penelitian. c). Peneliti sekaligus mengkaitkan antara simbol pribadi
dengan komunitas budaya. d). Perlu direkam situasi yang melukiskan simbol. e).
Perlu menangkap makna di balik fenomena. Berdasarkan teori interaksionalisme
simbolik di atas maka penulis merasa teori tersebut sangat relevan untuk
mengkaji tentang masyarakat TTS dan budaya Oko Mama di Nunumeu .
Dimana teori ini, mendefenisikan setiap kegiatan yang dibutuhkan untuk
menjaga kelangsungan kehidupan sosial, diwujutkan dari beberapa norma nilai
dan sistem kepribadian dalam suatu masyarakat, hal ini diinternalisasikan oleh
aktor. Sistem juga tidak terpisah dari bentuk-bentuk pengetahuan, simbol-simbol
dan gagasan. Hal ini sangat berpengaruh pada kehidupan dan adat istiadat serta
budaya masyarakat Sebot, karena ada hasil budaya mereka mendapatkan suatu
ide yang memunculkan hasil cipta karsa seperti budaya Oko Mama, disini Oko
Mama sangat berperan penting dalam sistem sosial pada kehidupan masyarakat
Oinlasi . Oko Mama mencerminkan kepribadian, nilai-nilai simbolik dan adat
istiadat pada suku TTS masyarakat Nunumeu .

17
2.4. Kerangka berpikir.
Masyarakat merupakan anggota-anggota suatu kelompok yang
hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok
tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama.
Kriteria yang utama bagi suatu masyarakat adanya relasi sosial antara
anggota suatu kelompok.
Budaya merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, budaya juga
sebagai sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu
lama dan dilakukan secara bergenerasi dari para leluhur terdahulu sampai
sekarang. Begitu pula dengan masyarakat Oinlasi yang memiliki budaya
Oko Mama sebagai salah satu budaya yang masih diwariskan oleh leluhur
dan dilaksanakan oleh masyarakat dan individu. Budaya Oko mama sudah
lama dilakukan dan berada di tengah masyarakat Oinlasi oleh karena itu
budaya Oko Mama ini harus di lestarikan dan selalu di tanamakan dalam
kehidupan masyarakat Oinlasi
Makna Oko Mama sebagai simbol komunikasi bagi masyarakat
Timor dan sebagai budaya lokal dan awal membangun relasi budaya yang
bersifat sakral. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bagan kerangka
berpikir sebagai berikut ;
Bagan kerangka berpikir
Masyarakat
Nunumeu

Budaya
Oko Mama

Makna
Oko Mama

18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan penelitian.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam kajian ini, penulis menggunakan
pendekatan kualitatif untuk membantu memahami secara lebih mendalam dan
menginterpretasikan apa yang dibalik peristiwa-peristiwa, latar belakang
pemikiran manusia yang terlibat didalamnya dan bagaimana mereka meletakan
makna pada peristiwa yang terjadi. Menurut Meriam dalam Creswell (2000)
penelitian kualitatif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan
pemahaman yang didapat melalui kata dan gambar. Penelitian kualitatif berusaha
memahami dan menafsirkan makna, suatu peristiwa, interaksi tingka laku
manusia dalam situasi tertentu.
3.2. Lokasi penelitian.
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti mendapatkan informasi
mengenai sesuatu yang diteliti. Tentang lokasi penelitian yang dijadikan sebagai
objek penelitian adalah di Desa Oinlasi , Kecamatan Kota Soe , Kabupaten Timor
Tengah Selatan. Dipilihnya lokasi ini, karena :
1. Masyarakat di Desa Oinlasi masih mempertahankan budaya Oko Mama
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Masyarakat di Nunumeu masih menggunakan Oko Mama dalam acara-acara
adat peminangan, masuk minta, penyelesaian masalah dan politik.

3.3. Sasaran penelitian atau informan.


Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di
Desa Nunumeu , Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan dari
tokoh masyarakat, tokoh adat dan serta aparatur Desa. Kehadiran peneliti dalam
penelitian ini bertindak sebagai pencari pengumpul data yang kemudian data
tersebut dianalisis. Peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun data,
peneliti menemui secara langsung pihak-pihak yang mungkin bisa memberikan
informasi atau data seperti halnya budaya Oko mama.

19
3.4. Jenis Data dan Sumber Data.
Sumber data adalah asal dari mana data tersebut diperoleh dan didapatkan
oleh penelitin baik melalui wawancara, observasi atau dokumentasi. Penulis
sebagai peneliti menggunakan metode kualitatif. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling yang dimaksud untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai sumber. Sampel dalam penelitian kualitatif
berfungsi untuk menggali lebih dalam informasi dan data-data penting.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam
memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan. Data primer
yang diperoleh oleh peneliti atau subyek penelitian ini adalah hasil wawancara
dengan tokoh adat desa Oinlasi dan tokoh masyarakat (Moleong,2014:280).
b. Data Sekunder.
Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur dan
dokumen serta data yang diambil yaitu data dari Oko mama berupa buku-buku,
artikel, skripsi, tesis, internet dan buku harian pribadi tentang masyarakat
budaya, komunikasi budaya dokumentasi dan dari bebagai sumber karya ilmiah
yang berkaitan dengan budaya masyarakat guna dapat menemukan solusi
permasalahan (Moleong,2014:280).

3.5. Teknik pengumpulan data.


Ada tiga macam pengumpulan data secara kualitatif, yaitu:
1. Observasi.
Observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis data terencana yang
diamati untuk perolehan data yang dikontrol validates dan reliabitasnya
(Alwasilah,2002:211). Teknik observsi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis pengamatan dan pencatatan terhadap gejala obyek
ditempat terjadi atau berlangsung, peristiwa, sehingga observasi berada bersama
obyek yang sedang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi

20
tidak langsung, pengamatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa yang akan
diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film atau rangkaian slide
atau rangkaian foto.
2. Wawancara mendalam.
Tahap kedua dalam mengumpulkan data yaitu melakukan wawacara
langsung secara mendalam dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya.
Wawacara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban dan pertanyaan
itu. (Moleong 2014:186). Wawacara yang diadakan dengan tujuan memperoleh
data yang diperlukan untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh melalui
kegiatan observasi yang dilakukan langkah pertama.
3. Studi literatur.
(Koentjaranigrat (1993) mendefinisikan studi literatur adalah metode
yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan transkip, buku, skripsi, tesis, surat kabar, prasasti, notulen surat dan lain-
lain. Dalam penelitian ini ada 22 buku, 2 skripsi, 1 jurnal dan media internet
yang digunakan seSbagai pedoman dalam melakukan penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data.


Menurut (Moleong,2014:280 proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
dalam suatu pola, kategori, satuan urutan dasar. Metode yang penulis gunakan
dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah induktif. Metode induktif
adalah metode yang dinilai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu
penelitian, kemudian bergerak kearah pembentukan. Dengan demikian metode
induktif merupakan proses dimana peneliti mengumpulkan data dan kemudian
mengembangkannya menjadi suatu teori.Dalam penelitian ini, peneliti memproses
data yang telah di kumpulkan dengan observasi, wawancara.

21
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku-buku.

Arikunto, Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Alwasilah, A.C. (2002),Metodologi Penelitian Dasar-dasar Kualitatif. Jakarta:


cipta.

Creswell, Jhon. 2002. Research Design, Qualitative & Quantitative Approaches.

Jakarta: KIK Press.

E.B.Tylor, (1871). Pokok-pokok Antropologi Budaya, Penerbit PT. Gramedia,


Jakarta.

Farida Harta Wasono, Kebudayaan Nasional Indonesia (2003).

Ihromi,T.O.(1990). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

Koentjaranigrat, (1993),Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia.(Jakarta:


Djambata.

----------- (2009). Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

----------- (1980). Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. (1987), Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta Penerbit PT.Tiara


Wacana Yogya.

22
Liliweri, Alo. (2004), Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka
Pelangi.

----------- (2011), Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana


Prenada Media.

----------- Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta PT LKIS


Pelangi Aksara, (2007).

Moleong, Lexy, (2014), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyana, Dedy dan Rakhmat Jalaluddin, (2010), Komunikasi Antarbudaya,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mansoer Pateda, (2001). Semantik Leksikal. Jakarta:Rineka Cipta.

Mulyana, Dedy. (2008). Komunikasi Antara Budaya.. Badung: Remaja.

Nahak, Leonardus (edt). Wadah pekinangan masyarakat Nusa Tenggara Timur.


PPPP, NTT. 1998.

Ritzer,George and Goodman, Douglas J, (2011), Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi


Wacana.

R. Linton, (1963). Pengantar Ilmu Antropologi, Penerbit Aksara, Jakarta.

Soekanto, Soerjono (2014), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada.

Susanne K. Langer. Komunikasi Simbolik dan Upacara Adat (Mulyana 2008:92.

23
b. Jurnal
Ninu, Jacob Peniel. Oko mama dan politik praktis. Jurnal Ilmu-ilmu sosial
Pluralis, Volume XI. Nomor 2, April 2013. Penerbit: Jurusan Sosiologi, Fisip
Undana 2013.
Homans Ali. 2004. Jurnal usu, http:// Jurnal usu.ac.id.

c. Internet.
Carapeda com./Pengertian-definisi interaksi sosial menurut para ahli.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sistem pemerintahan tradisional di Timor
Tengah Selatan.
http://dcpt92,blogspot.co.id/2012/04/teori-interaksionisme-simbolis, diakses pada
tanggal 26/09/2015 pukul 20:00.
http://jogjanews.com/pameran-mascaras-mexicanas-topeng-ritual, diakses pada
tanggal 28/10/2015 pukul 23:22.

d. Tesis.
Pitay A. Mirasusan (2016) “Fungsi Oko Mama sebagai simbol komunikasi
budaya dalam membangun hubungan sosial masyarakat suku Boti”.

Lete Yuliana (2016). “Oko Mama sebagai instrument konsolidasi politik”.

24

Anda mungkin juga menyukai