Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER 2020/2021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Mata Ujian : Kebudayaan dan Folklore Indonesia


Kelas : H3
Tanggal/Hari : Senin 9 Nopember 2020
Dosen : Tri Ratna Herawati, M.Hum
Petunjuk !
Mohon jawaban soal ini dikumpulkan melalui file ke email ibu yaitu
trherawati1971@gmail.com, anda ketik lewat word ukuran standar, spasi 1,5.
Waktu pengumpulan mulai hari ini dan maksimal 3 hari yaitu hari Rabu tgl 11
Nopember 2020
Soal!
1. Apa yang ada ketahui tentang kebudayaan dan Folklore.
2. Hal apakah yang menurut anda menarik dalam ilmu kebudayaan dan
folklore jelaskan dan disertai contoh2nya. Anda bisa memberikan contoh
yang ada disekitar anda.
3. Upacaya adat seperti kelahiran bayi, kendurian, sekaten,dan upacara
adat lainnya merupakan warisan budaya nenek moyang kita yang sampai
sekarang dilestarikan sebagai kekayaan budaya.
Tolong ceritakan warisan budaya yang ada didaerah anda, dan berikan
komentar terhadap kebudayaan tersebut baik dilihat secara budaya,
agama, moral ataupun nilai-nilai social lainnya.
4. Manusia memiliki hubungan vertical dan horizontal. Jelaskan pengertian
tersebut dan berikan contohnya!

Selamat mengerjakan
NAMA : EKA UMI OKTAVIANI
NIM : 20144800020
PROSA : PBSI

1. Folklor berasal dari istilah folklore, paduan dari bentuk asal folk dan lore. Folk
dapat diartikan rakyat, bangsa, atau kelompok orang yang memiliki ciri pengenal
fisik, sosial, dan kebudayaan. Tegasnya, penanda ini dapat berupa kesamaan bahasa,
mata pencaharian, kepercayaan, warna kulit, dan bentuk rambut. Ciri yang terpenting
dan terutama adalah bahwa mereka mempunyai tradisi yang dirasakan sebagai milik
bersama.
Lore adalah adat dan khazanah pengetahuan yang diwariskan turun-temurun
melalui tutur kata. Dengan kata lain, secara umum folklor dapat diberi makna bagian
kebudayaan yang tersebar dan diadatkan turun-temurun dengan cara lisan atau dalam
bentuk perbuatan. Dalam karya sastra, tradisi lisan itu antara lain berupa peribahasa,
teka-teki, dan cerita rakyat (mitos, legenda, dan dongeng).
Buah pikiran yang baik suatu masyarakat pendahulu perlu diselamatkan dan
dilestarikan serta dikaji dengan sungguh-sungguh. Siapa pun dapat menyadari bahwa
masyarakat dan budaya masa kini merupakan penerus masyarakat dan budaya masa
silam. Folklor dan sastra pada umumnya, merupakan mata rantai yang tidak dapat
diabaikan jika kita ingin menelusuri perkembangan suatu bangsa.

2. Folklor merupakan salah satu budaya bangsa yang masih berkembang hingga
saat ini. Folklor digunakan sebagai gambaran kehidupan masyarakat yang dituangkan
dalam bentuk yang lebih apik dan kreatif. Selain itu, ia juga digunakan sebagai alat
untuk mengajarkan nilai-nilai moral serta peraturan atau norma-norma di dalam
keluarga dan masyarakat. Salah satu bentuk folklor yang ada di masyarakat adalah
cerita rakyat.
Cerita rakyat merupakan folklor lisan yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan alam, yang penyebarannya secara turun temurun, berhubungan
dengan aspek budaya, seperti agama dan kepercayaan, undang-undang, kegiatan
ekonomi, sistem kekeluargaan dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Oleh
karena itu, cerita rakyat juga menjadi sarana komunikasi dan pengawet kebudayaan.
Cerita rakyat merupakan bagian sastra yang tidak bisa dipisahkan dari unsur-
unsurnya, baik ekstrinsik maupun intrinsik. Pada penelitian ini cerita rakyat akan
dianalisis secara struktural, artinya lebih menekankan pada unsur intrinsik. Hal ini
karena untuk mengetahui kepaduan di antara unsur-unsur tersebut. Kepaduan tersebut
dilihat dari tema, alur, tokoh, dan latar, sehingga penikmat akan lebih mudah
memahami dan menafsirkan isi yang terkandung di dalamnya. Isi yang terkandung di
dalamnya berupa nilai-nilai pendidikan yang adiluhung.
Nilai pendidikan tersebut di antaranya nilai agama, sosial, etika dan nilai
budaya. Penikmat cerita rakyat setelah mengetahui unsur intriksik serta nilai
pendidikannya, diharapkan akan mampu memahami dan menafsirkan apa yang
terkandung di dalamnya, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
contohnya dalam acara nyadran, hal menariknya adalah orang yang biasanya sibuk
sendiri dengan kehidupannya, mau untuk duduk bersama dan saling mendoakan. ada
juga saat budaya makan ketupat setelah sholat eid . saling berhadapan dan memakan
ketupat plus tahu/tempe bacem. menariknya di setiap kegiatan memiliki nilai
pendidikan dan nilai keluhurannya. maka, ayo lestarikan.

3. Fungsi tradisi adat suronan di Suroloyo dusun Keceme, Kecamatan Samigaluh,


Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam tradisi adat suronan di Suroloyo mempunyai lima nilai. Diantaranya :
Pertama, nilai spriritual merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan
seseorang terhadap sesuatu. Upacara jamasan pusaka yang dilaksanakan oleh warga
dusun Keceme fungsi spiritual terlihat dari jalannya acara kenduri dan tirakatan yang
dilakukan dengan proses secara agama islam.
Kedua, nilai sosial sebagai sarana meningkatkan hubungan sosial diantara
warga masyarakat. Kontak sosial masyarakat juga terlihat saat para masyarakat
melakukan tahlil dan kirab pusaka. Pada saat tahlil dan kirab pusaka tergambar
dengan jelasa rasa persaudaraan, kebersamaan, kekompakan, kegotong-royongan satu
sama lainnya tanpa memandang status sosial ekonomi.
Ketiga, nilai tradisi ini berkaitan dengan perlindungan terhadap adat kebiasan
turun temurun dari nenek moyang yang masih dilakukan oleh masyarakat
pendukungnya. Di dusun Keceme ini masih tetap melaksanakan upacara jamasan
pusaka tepat tanggal 1 suro.
Ke empat, nilai ekonomi berperan dalam meningkatkan pendapatan para
pelaku tradisi jamasan pusaka dengan memanfaatkan menjadi pedagang tiban di
sepanjang jalan menuju lokasi dan menjadi tukang parkir.
Kelima, nilai Pariwisata terlihat jelas bahwa tempat pelaksanaan jamasan
pusaka di kawasan puncak Suroloyo yang merupakan puncak tertinggi di Kulonprogo
yang berada di deretan pegunungan Menoreh. Suroloyo merupakan tempat wisata
yang sudah ada sejak dulu, namun sebelum tradisi adat suronan tersebut dilaksanakan
di kawasan puncak Suroloyo masih sepi pengunjung dan belum terkenal. Setelah
tradisi jamasan pusaka dilaksanakan setiap tahun suroloyo menjadi tempat wisata
yang terkenal.
menurut saya tradisi adat suronan mempengaruhi sikap keagamaan remaja di
dusun Keceme Desa Gerbosari. Ini dapat di lihat dari antusias para remaja dusun
Keceme dalam berpatisipasi atau berperan dalam pelaksanaan tradisi adat suronan
yang dilakukan rutin setiap setahun sekali. Tradisi adat suronan ini membawa
dampak poitif terhadap pembentukan sikap remaja karena tradisi adat suronan
tersebut menjungjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Meskipun sikap keagamaan
remaja tidak sepenuhnya terbentuk melalui tradisi adat suronan tersebut. Namun
pembentukan sikap remaja ini juga terbentuk melalui lingkup keluarga. semogasaran
untuk Masyarakat Dusun Keceme sebaiknya tetap menjaga, melestarikan dan
mempertahankan tradisi adat suronan. untuk masyarakat umum sebaiknya dapat
memberikan dukungan serta menghargai Tradisi Kebudayaan sebagai salah satu aset
warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. serta Kepada instansi pemerintah
sebaiknya selalu membina dan mengembangkan Tradisi Adat Suronan, sehingga
Tradisi Adat Suronan menjadi Wisata Religi yang menarik bagi masyarakat sekitar.

4. Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Allah SWT. Contohnya


solat, puasa, beramal baik dan seterusnya. Lalu, untuk hubungan horizontal
merupakan hubungan manusia dengan manusia dissekitarnya, contohnya tolong
menolong, menghormati orang tua, bermusyawarah, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai