Selamat mengerjakan
NAMA : EKA UMI OKTAVIANI
NIM : 20144800020
PROSA : PBSI
1. Folklor berasal dari istilah folklore, paduan dari bentuk asal folk dan lore. Folk
dapat diartikan rakyat, bangsa, atau kelompok orang yang memiliki ciri pengenal
fisik, sosial, dan kebudayaan. Tegasnya, penanda ini dapat berupa kesamaan bahasa,
mata pencaharian, kepercayaan, warna kulit, dan bentuk rambut. Ciri yang terpenting
dan terutama adalah bahwa mereka mempunyai tradisi yang dirasakan sebagai milik
bersama.
Lore adalah adat dan khazanah pengetahuan yang diwariskan turun-temurun
melalui tutur kata. Dengan kata lain, secara umum folklor dapat diberi makna bagian
kebudayaan yang tersebar dan diadatkan turun-temurun dengan cara lisan atau dalam
bentuk perbuatan. Dalam karya sastra, tradisi lisan itu antara lain berupa peribahasa,
teka-teki, dan cerita rakyat (mitos, legenda, dan dongeng).
Buah pikiran yang baik suatu masyarakat pendahulu perlu diselamatkan dan
dilestarikan serta dikaji dengan sungguh-sungguh. Siapa pun dapat menyadari bahwa
masyarakat dan budaya masa kini merupakan penerus masyarakat dan budaya masa
silam. Folklor dan sastra pada umumnya, merupakan mata rantai yang tidak dapat
diabaikan jika kita ingin menelusuri perkembangan suatu bangsa.
2. Folklor merupakan salah satu budaya bangsa yang masih berkembang hingga
saat ini. Folklor digunakan sebagai gambaran kehidupan masyarakat yang dituangkan
dalam bentuk yang lebih apik dan kreatif. Selain itu, ia juga digunakan sebagai alat
untuk mengajarkan nilai-nilai moral serta peraturan atau norma-norma di dalam
keluarga dan masyarakat. Salah satu bentuk folklor yang ada di masyarakat adalah
cerita rakyat.
Cerita rakyat merupakan folklor lisan yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan alam, yang penyebarannya secara turun temurun, berhubungan
dengan aspek budaya, seperti agama dan kepercayaan, undang-undang, kegiatan
ekonomi, sistem kekeluargaan dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Oleh
karena itu, cerita rakyat juga menjadi sarana komunikasi dan pengawet kebudayaan.
Cerita rakyat merupakan bagian sastra yang tidak bisa dipisahkan dari unsur-
unsurnya, baik ekstrinsik maupun intrinsik. Pada penelitian ini cerita rakyat akan
dianalisis secara struktural, artinya lebih menekankan pada unsur intrinsik. Hal ini
karena untuk mengetahui kepaduan di antara unsur-unsur tersebut. Kepaduan tersebut
dilihat dari tema, alur, tokoh, dan latar, sehingga penikmat akan lebih mudah
memahami dan menafsirkan isi yang terkandung di dalamnya. Isi yang terkandung di
dalamnya berupa nilai-nilai pendidikan yang adiluhung.
Nilai pendidikan tersebut di antaranya nilai agama, sosial, etika dan nilai
budaya. Penikmat cerita rakyat setelah mengetahui unsur intriksik serta nilai
pendidikannya, diharapkan akan mampu memahami dan menafsirkan apa yang
terkandung di dalamnya, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
contohnya dalam acara nyadran, hal menariknya adalah orang yang biasanya sibuk
sendiri dengan kehidupannya, mau untuk duduk bersama dan saling mendoakan. ada
juga saat budaya makan ketupat setelah sholat eid . saling berhadapan dan memakan
ketupat plus tahu/tempe bacem. menariknya di setiap kegiatan memiliki nilai
pendidikan dan nilai keluhurannya. maka, ayo lestarikan.