Anda di halaman 1dari 3

Manusia dan Kebudayaan Minangkabau

Manusia adalah spesies primata yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas. Mereka adalah
jenis kera besar yang dicirikan oleh gaya berjalan dua kaki dan kemampuan kognitif yang mumpuni
berkat otak mereka yang besar dan kompleks. Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan
cenderung hidup dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak kelompok yang saling
bekerja sama dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan kekerabatan hingga negara politik. Oleh
karenanya, interaksi sosial antara manusia telah membentuk berbagai macam nilai, norma sosial,
bahasa, dan ritual, yang masing-masing menopang komunitas manusia. Keinginan untuk memahami
dan mempengaruhi fenomena telah memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, filsafat, hukum, mitologi, agama, dan bidang studi lainnya.

Budaya merupakansuatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Budaya Minangkabau adalah suatu kebudayaan yang lahir dan dimiliki oleh Masyarakat
Minangkabau itu sendiri dan berkembang di seluruh kawasan Minangkabau. Di Minangkabau ini
sendiri memiliki banyak sekali kebudayaan dan adat istiadat nya seperti bermain alat music,
menari, bela diri dan lain sebagainya. Walaupun saya tidak lahir di Minangkabau tapi saya sangat
bersyukur untuk tinggal di Minangkabau yang memiliki banyak budaya.

Selain tradisi merantau di Minangkabau juga mempunyai tata cara berkomunikasi atau berbahasa
dengan sesama manusia di Minangkabau yang di kenal dengan kato nan ampek yaitu:
1. Kato Mendaki
Cara berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang di tua kan
2. Kato Manurun
Bahasa yang di gunakan untuk berbicara kepada orang yang lebih muda
3. Kato Mandata
Bahasa yang digunakan dengan teman sebaya kita atau teman seperjuangan
4. Kato Malereng
Bahasa yang digunakan anatara mertua dan menantunya
Itulah cara berkomunikasi atau berbahasa di Lingkungan Masyarakat Minangkabaun yang saya
pelajari dan saya ketahui. Maka dari itu saya melihat orang Minangkabau ini memiliki tutur kata
dan Bahasa yang sangat beragam .
Menurut saya ada kebudayaan di Minangkabau yang berbeda dengan kebudayaan di daerah lain
yaitu tentang garis keturunan ibu atau Matrilineal.

Jadi dalam sebuah keluar di Minangkabau, seorang anak akan mengikuti suku dari ibunya sendir .
Sistem Matrilineal di budaya Minangkabau ini sudah ada sejak zaman nenek moyang adat
Minangkabau. Matrilineal ini menjadikan Perempuan Minangkabau khususnya seorang ibu
menjadi tokoh utama atau orang yang di hormati , salah satunya di tunjukan dengan istilah Bundo
Kanduang yang ada di Masyrakat Minangkabau itu sendiri.

Jadi,yang saya pelajari tentang Bundo Kanduang dalam Masyarakat di Minangkabau diartikan
sebagai Perempuan yang di beri kehormatan khusus dan keutamaan menurut adat yang ada di
Minangkabau itu sendiri. Jadi memang di Kebudayaan Minangkabau banyak sekali adat dan
kebudayaan yang memuliakan derajata Wanita.
Esensi kebudayaan:
esensi merupakan sesuatu menjadi apa adanya. Esensi mengacu pada aspek-aspek yang
lebih permanen dari sesuatu yang berlawanan dengan yang berubah-ubah. Dalam logika,
esensi secara tradisional mengacu pada sifat-sifat khas yang pasti dimiliki oleh setiap
anggota dalam suatu spesies atau kelompok supaya masuk spesies atau kelompok itu

Esensinya budaya adalah sesuatu hal yang sangat berguna untuk merekatkan tali
silaturahmi kebinekaan di negeri kita indonesia tercinta. Sejak era kerajaan hindu budha
sebut saja majapahit yang mana

Persilangan budaya itu terbentuk sehingga terjadi akulturasi terhadap masyarakat majapahit
saat itu. Jika hal itu terjadi di masa modern saat ini pastinya akan terulang kembali masa
kejayaan majapahit di masa lampau. Namun apa yang terjadi saat ini sungguh berbeda ,
hanya segelintir orang yang mencintai budaya nya sendiri hampir separoh yang
membencinya.

Adapun pengertian esensi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Plato
Pengertian esensi menurut Plato adalah lebih nyata daripada kalau berpartisipasi dalam
materi dan bila mengasimilasikan eksistensi pada esensi maka materi akan berasosiasi
dengan bukan ada.

2. Louis O. Kattsoff
Menurut Kattsoff, definisi esensi adalah hakikat dari barang sesuatu.

3. Aristoteles
Berdasarkan pemikiran Aristoteles, esensi didefinisikan sebagai substansi. Esensi adalah apa yang
membuat sesuatu menjadi apa adanya.

Pentingnya pembinaan terhadap pelaku budaya adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam
siklus pemajuan kebudayaan, khususnya pelestarian.

Kemajuan suatu bangsa tentu saja tidak terlepas dari kepedulian warga negaranya dalam
upaya terciptanya kelestarian budaya di negara tersebut.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, adat istiadat,
bahasa dan kearifan lokal yang lahir dari cipta rasa dan karya nenek moyang sejak ratusan
tahun yang lalu sejatinya memiliki suatu sistem pelestarian agar tidak punah ditelan zaman.

kepentingan/keperluan kebudayaan. Manfaat esensi Untuk membedakan kita


dengan yg membelakangi langit, mengembangkan dan membangun peradapan
manusi. Cara berpikir manusia itu melahirkan kebudayaan mulai dari yg paling
simple hingga kompleks
Strategi kebudayaan:

Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama
dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu bangsa akan menjadi besar
jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat.
Dengan menjadi satu kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbagai macam
budaya yang terbentang dari Sabang hingga Merauke menjadi kekayaan Indonesia. Selain itu
budaya juga menjadi alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia.

Strategi Kebudayaan adalah dokumen untuk masa depan karena menetapkan arah untuk 20 tahun ke
depan. Tapi setiap masa depan memiliki masa lalu dan karena itu Strategi Kebudayaan pun mesti
bertolak dari pemahaman yang utuh mengenai masa lalu dan masa kini.

Strategi Kebudayaan menurut C A Van Peursen adalah upaya manusia untuk belajar dan merancang
kebudayaannya. Strategi Kebudayaan tidak hanya menyangkut masalah kebijakan pemerintah
tentang kebudayaan, tapi lebih luas dari itu. Strategi Kebudayaan berakar dari pertanyaan dalam diri
manusia yang diperjuangkan oleh semua kalangan.
Pertanyaan itu seperti misalnya: bagaimana manusia dapat memberikan jawaban tepat mengenai
pertanyaan-pertanyaan besar yang menyangkut tujuan hidupnya, makna kehidupan ini, norma-
norma yang mengatur kontak antar manusia dan perkembangan masyarakat secara tepat dan lain-
lain.

Semuanya itu bukanlah sesuatu yang secara alami bisa diketahui oleh manusia. tetapi harus melalui
proses belajar.Dalam memahami keterkaitan kebudayaan sebagai hal dasar dari manusia dan
kebudayaan sebagai perencanaan masa depan, maka oleh karena itu, kebudayaan disini diletakkan
sebagai sebuah instrument
Masalah pokok yang menjadi isu strategis yang perlu dijawab bagi pemajuan kebudayaan ke depan,
yaiutu:
masalah pokok yang menjadi isu strategis yang perlu dijawab bagi Pemajuan
Kebudayaan ke depan, yaitu:

1. pengerasan identitas primordial dan sentimen sektarian yang merusak sendi


kehidupan sosial dan budaya masyarakat;
2. meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang modernitas;
3. perkembangan teknologi informatika yang tidak dipimpin oleh kepentingan
nasional;
4. pertukaran budaya yang timpang dalam tatanan global menempatkan Indonesia
hanya sebagai konsumen budaya dunia;
5. belum adanya jalan keluar dari pembangunan yang merusak lingkungan hidup
dan berpengaruh negatif terhadap Kebudayaan lokal;
6. belum optimalnya tata kelola dan struktur kelembagaan bidang Kebudayaan;
dan
7. desain kebijakan budaya belum menempatkan masyarakat sebagai ujung
tombak Pemajuan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai